Professional Documents
Culture Documents
Pneumania
Disusun Oleh :
Ziad Alaztha
2008730043
Pembimbing Klinik :
dr. Hudaya, Sp. PD
STASE ILMU KESEHATAN PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR
FKK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa, karena atas
berkat dan Rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah refreshing ini tepat
pada waktunya, Refreshing yang berjudul Pneumonia ini disusun dalam rangka
mengikuti kepanitraan Klinik di bagian/SMF Ilmu penyakit dalam Rumah Sakit
Umum Daerah Cianjur
Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan kepada
penulis:
1. Dr. Hudaya Sp.PD selaku dokter pembimbing serta dokter spesialis ilmu
penyakit dalam rumah sakit umum daerah cianjur.
2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yng telah memberikan
bantuan kepada penyusun
Akhirnya penyusun menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak
kekurangan. Oleh akrena itu, semoga refreshing ini dapat memberikan manfaat dan
tambahan pengetahuan khususnya kepada penyusun dan kepada pembaca.terimakasih
Asal infeksi
a.
b.
2.
3.
Etiologi
-
Infeksi
Berdasarkan mikroorganisme penyebab :
a. Pneumonia bakteri
b. Pneumonia virus
c. Pneumonia jamur
d. Pneumonia mikoplasma
Non infeksi
reaksi
hipersensitivitas,
drug-
dan
radiation-induced
pneumonitis.
4.
Karakteristik penyakit
-
Tipikal
5.
Tanda bahaya:
- kesadaran turun
- kesadaran turun/mengantuk
tidak
mau
minum
Pneumonia berat
- kejang
- kejang
- stridor
- wheezing
- sianosis sentral
- stridor
- gizi buruk
# tarikan dinding
# dapat minum
# sianosis (-)
Pneumonia
- takipnea
- tarikan dinding dada
dalam (-)
Bukan pneumonia
takipnea (-)
ETIOLOGI
Mikroorganisme penyebab pneumonia berdasarkan rentang usia
Umur
Bakteri
- Chlamydia trachomatis
- Streptococcus pneumoniae Virus
- Adenovirus
- Influenza virus
- Parainfluenza virus 1,2,3
- Respiratory syncitial virus (RSV)
Bakteri
- Streptococcus pneumoniae
- Mycoplasma pneumoniae
- Haemophilus influenzae tipe B
- Chlamydia pneumoniae
Virus
- Adenovirus
- Influenza virus
- Parainfluenza virus 1,2,3
- Rhinovirus
- Respiratory syncitial virus (>>)
- 5 tahun s.d. remaja
Bakteri
- Chlamydia pneumoniae
- Mycoplasma pneumoniae
- Streptococcus pneumoniae
- Streptococci grup A
fistula trakeoesofageal
cystic fibrosis
ventilasi mekanik
prolonged hospitalization
VIRUS
MIKOPLASMA
Umur
semua umur
>3 minggu
5-15 tahun
Awitan
mendadak
bervariasi
perlahan-lahan
Demam
tinggi
bervariasi
subfebris
Takipnea
(+)
(+)
jarang
Batuk
produktif
nonproduktif
nonproduktif
Gejala penyerta
mild coryza
coryza
bullous myringitis
nyeri abdomen
Pemeriksaan fisik tanda konsolidasi
faringitis
variabel
few crackles
fine crackles
wheezing
Leukositosis
(+)
bervariasi
Foto thoraks
konsolidasi
Efusi pleura
(+)
jarang
Kelompok umur
a. Neonatus
Tidak mau minum, letargis, sianosis, grunting, takipnea.
jarang
jarang
b. Bayi (infants)
Tidak mau minum, letargis, sianosis, demam, batuk, retraksi,
wheezing, noisy breathing.
c. Anak prasekolah
Demam, batuk, muntah setelah batuk, nyeri dada, nyeri perut kasus
berat : retraksi, takipnea, sianosis.
d. Anak besar
Didahului demam tinggi dan menggigil secara tiba-tiba, batuk, nyeri
dada (iritasi pleura membatasi pergerakan dada) disusul
takipnea, batuk-batuk pendek nonproduktif. Penderita tidur miring ke
sisi yang sakit dengan lutut dilipat untuk mengurangi nyeri dada dan
memperbaiki ventilasi.
2.
Etiologi infeksi
Virus
Demam (biasanya lebih rendah dari infeksi bakteri), gejala infeksi
saluran nafas atas (faringitis, rhinorrhea dengan sekret serosa), diare.
RSV : wheezing, tanda-tanda emfisema.
Streptococcus pneumoniae
Awitan demam mendadak tinggi, tidak ada gejala prodromal seperti
pada infeksi virus, batuk produktif, otitis media
Chlamydia trachomatis
Afebris/nontoksik, batuk kering, pleositosis eosinofil perifer
Mycoplasma pneumoniae
Didahului sakit kepala, gangguan saluran pencernaan, jarang
rhinorrhea. Demam (subfebris), atralgia, batuk kering, anoreksia,
faringitis
Chlamydia pneumoniae
Didahului faringitis diikuti batuk dan demam tinggi
Haemophilus influenzae
Epiglotitis, perikarditis, otitis media, meningitis
Staphylococcus aureus
Abses kulit dan jaringan lunak
3.
Stadium penyakit
a.
b.
Stadium lanjut :
-
PEMERIKSAAN FISIK
Dalam pemeriksaan fisik penderita bronkhopneumoni ditemukan hal
hal sebagai berikut :
a.
melawan resistensi tinggi jalan nafas menyebabkan retraksi bagianbagian yang mudah terpengaruh pada, dinding dada, yaitu jaringan ikat
inter dan sub kostal, dan fossae supraklavikula dan suprasternal.
Kebalikannya, ruang interkostal yang, melenting dapat terlihat apabila
tekanan intrapueura yang semakin positif. Retraksi lebih mudah terlihat
pada bayi baru lahir dimana jaringan ikat interkostal lebih tipis dan lebih
lemah dibandingkan anak yang lebih tua.
Kontraksi yang terlihat dari otot. Sternokleidomastoideus dan
pergerakan fossae supraklavikular selama inspirasi merupakan tanda
yang paling dapat dipercaya akan adanya sumbatan jalan nafas. Pada
infant, kontraksi otot ini terjadi akibat "head bobbing yang dapat diamati
dengan jelas ketika anak beristirahat dengan kepala disangga tegak lurus
dengan area suboksipital. Apabila tidak ada tanda distres pernapasan
yang lain pada "head bobbing", adanya kerusakan sistem saraf pusat
dapat dicurigai.
Pengembangan cuping hidung adalah tanda yang sensitif akan
adanya
distress
pernapasan
dan
dapat
terjadi
apabila
inspirasi
yang
kecil
pada
paru
yang
terkena
tidak
d.
virus
leukosit
normal
atau
meningkat
(tidak
melebihi
pada
penderita
pneumonia
sebaiknya
berdasarkan
data
Vankomisin
Teikoplanin
Linezolid
Hemophilus influenzae
TMP-SMZ
Azitromisin
Sefalosporin gen. 2 atau 3
Fluorokuinolon respirasi
Legionella
Makrolid
Fluorokuinolon
Rifampisin
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Asma
Di Indonesia
8
Mycoplasma pneumoniae
Doksisiklin
Makrolid
Fluorokuinolon
Chlamydia pneumoniae
Doksisikin
Makrolid
Fluorokuinolon
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi :
Efusi pleura.
Empiema.
Abses Paru.
Pneumotoraks.
Gagal napas.
Sepsis