Professional Documents
Culture Documents
Kasus-4
Topik:
Tanggal (Kasus) :
Presenter : dr. Dwi Akbarini
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr. Asep Zainuddin Sp. PK
Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sekayu
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan
Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Neonatus
Deskripsi :
Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana
Bahan Bahasan :
Tinjauan
Riset
Kasus
Audit
Pustaka
Cara membahas
Diskusi
Presentasi dan diskusi
Email
Pos
Data
Pasien :
Subjektif
Riwayat Sosial Ekonomi Penderita merupakan anak pertama. Ayah penderita bekerja
sebagai pegawai swasta. Ibu penderita seorang ibu rumah tangga. Kesan: Sosioekonomi
menengah
2
Objektif
Abdomen
Inspeksi: datar
Palpasi: lemas, hepar dan lien tidak teraba, turgor baik
Perkusi: timpani
Auskultasi: bising usus (+) meningkat
Lipat paha dan genitalia: Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada
Ekstremitas: Akral dingin tidak ada, edema tidak ada, sianosis tidak ada
Fungsi Motorik: dbn
Fungsi Sensorik: dbn
Fungsi nervi kraniales: dbn
GRM: Kaku Kuduk (-), Brudzinsky I, II (-), Kernig sign (-)
Status lokalis
Kepala dan leher
:0%
Trunkus anterior
:0%
Trunkus posterior
:0%
:0%
:0%
:9%
Genitalia
:0%+
Total
: 18 %
Edema,
kemerahan,
luka merah
mudah
tampak
basah,
tampak
Status Oftalmologis :
OD
Pemeriksaan
Kedudukan bolamata
Posisi
Eksoftalmus
Enoftalmus
Palpebrae
Hematom
Edema
Hiperemis
Konjungtiva tarsal superior
Edema
Hiperemis
Sekret
Epikantus
Konjungtiva tarsalis inferior
Kemosis
Hiperemis
Anemis
OS
OD
OS
ortoforia
(-)
(-)
Ortoforia
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
Folikel
Papil
Lithiasis
Simblefaron
Konjungtiva bulbi
Kemosis
Injeksi konjungtiva
Injeksi siliar
Injeksi episklera
Perdarahan subkonjungtiva
Kornea
Kejernihan
Edema
Limbus kornea
Arkus senilis
Bekas jahitan
Sklera
Sklera biru
Episkleritis
Skleritis
Kamera Okuli Anterior
Kedalaman
Kejernihan
Hipopion
Hifema
Iris
Warna
Gambaran radier
Eksudat
Pupil
Bentuk
Besar
Isokoria
Letak
Refleks cahaya langsung
Leukokoria
Lensa
Kejernihan
Shadow test
Pemeriksaan Penunjang :
RUTIN
Hemoglobin
: 13,3 g/dL
Hematokrit
: 40 %
Leukosit
: 16700/L
Trombosit
: 343.000/L
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Pus (+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Jernih
(-)
keruh
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
Cukup
Jernih
(-)
(-)
Dangkal
hipopion
(+)
(+)
Coklat
Jelas/tidak jelas
(-)
bulat
3mm
Tidak bisa dinilai
sentral
(+)
(+)
keruh
(+)
MCV
: 79 fl
MCH
: 27 pg
MCHC
: 34 g/dL
Lactate
: 2,7 mmol/L
PT
: 10,8 detik
PT kontrol
: 12 detik
APTT
: 30,8 detik
APTT kontrol
: 33,5 detik
URINALISIS
Sedimen
Sel epitel
:+
Leukosit
: 1-2
Eritrosit
: 10-11
Silinder
:-
Kristal
:-
Bakteri
:-
Berat jenis
: 1.015
pH
:5
Protein
:-
Glukosa
:-
Keton
:+
Assessment
Plan
Diangnosis :
Luka bakar grade II 18% ec.
TATALAKSANA
O2
- IVFD
IVFD RL gtt xx/m
-
yang
dapat
Phosfor putih atau alumunium biasa ditambahkan kepada bom berbahan dasar minyak tanah
ini. Bahan-bahan ini jika dibakar akar menghasilkan suhu yang sangat tinggi, dan pada suhu
diatas 1000C (1832 F) akan dengan mudah terbakar dengan adanya sifat adesif. Efeknya
terhadap tubuh manusia membahayakan, dapat menyebabkan luka bakar yang luas, lebih dari
25% permukaan tubuh.
pH
Konsentrasi
Durasi
Bentuk fisik dari bahan (padat, cair atau gas)
Lokasi (mata, kulit, mukosa)
Tertelan atau terhirup
Asam dengan pH kurang dari 2 mempercepat proses nekrosis koagulasi yang
disebabkan oleh protein. Luka bakar tampak dengan batas jelas, kering dan kasar, dengan
warna luka tergantung dari bahan asam. Asam nitrat menyebabkan warna luka coklat
kekuningan, asam sulfat (vitriol) berwarna coklat kehijauan, hidroklorin berwarna putih
hingga abu-abu dan asam karbol (fenol atau lisol) menyebabkan warna luka abu-abu sampai
coklat terang.
Alkali dengan pH 11,5 atau lebih menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih luas
dibandingkan dengan asam karena sifatnya yang mencairkan jaringan yang nekrosis, yang
menyebabkan alkali dapat berpenetrasi lebih dalam. Alkali, seperti sodium hidroksida (soda
atau sabun) dan amonium hidroksida, menimbulkan luka berwarna coklat keabu-abuan.
Substansi alkalin dalam bentuk padat yang tertelan menampilkan keuntungan dari
faktor ini. Bahan padat ini akan tinggal dalam lambung dalam waktu yang lama, hal ini akan
menghasilkan luka bakar yang berat. Faktor lain yang penting adalah bentuk lain dari
substansi asam dan basa yang menghasilkan panas ketika mereka terdilusi, hal ini tidak hanya
menyebabkan luka bakar akibat bahan-bahan kimia tetapi juga luka bakar akibat suhu.
Beberapa tanda dan gejala dari luka bakar akibat bahan kimia termasuk :
Pada daerah yang terkena akan terasa panas, terjadi iritasi serta kemerahan.
Nyeri dan terasa baal.
Pembentukan jaringan kulit mati yang berwarna hitam (eschar) - ini sebagian terjadi
akibat luka bakar yang diakibatkan oleh bahan asam yang menghasilkan neksrosis
tertelan, terhirup atau terabsorbsi ke dalam pembuluh darah, gejala sistemik yang dapat
timbul antara lain :
kimia dengan pemberian banyak air atau pemberian antidotum spesifik jika memungkinkan.
Jaringan kulit yang hilang diatasi dengan debridement segera dan skin grafting jika
diperlukan. Efek samping yang mungkin timbul selama proses penyambuhan adalah
kontraktur dan kelainan pigmentasi.
Meskipun pengobatan memiliki peran yang terbatas pada kebanyakan kasus luka
bakar oleh bahan kimia, antibiotik topikal, kalsium dan magnesium masih tetap digunakan.
Setelah dekontaminasi pemberian cairan intravena dan terapi narkotik diperlukan.
Antibiotic. Silvadene digunakan pada luka bakar pada kulit dan berguna untuk
mencegah infeksi pada luka bakar derajat dua dan tiga. Ini harus diberikan pada luka satu
sampai dua kali sehari dan membersihkan sisa obat sebelumnya sebelum memberikan yang
baru. Erytromisin oinmen (bacitracin) digunakan untuk mencegah infeksi akibat luka bakar
pada mata.
Analgetik. Morfin, acetaminophen diberikan untuk mengatasi nyeri dan bias
digunakan untuk memberikan efek sedasi yang menguntungkan pada pasien yang menderita
luka bakar pada mata.
Nonsteroid Anti-inflammatory Agents. Advil, Motrin Ansaid, Naprosyn dan
anaprox adalah golangan anti-inflamasi yang digunakan untuk pasien dengan nyeri ringan
sampai sedang.