You are on page 1of 5

Nama : Putri Zakiyatul Fadhilah

NIM : 111810301038
UTS KIMIA KOSMETIKA DAN BAHAN PEMBERSIH
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Emulsi
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat
cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat
bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain. Dikarenakan setiap bahan
pangan memilki karakteristik masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis
emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda. Salah satu dari zat cair tersebut
tersebar berbentuk butiran-butiran kecil kedalam zat cair yang lain distabilkan dengan zat
pengemulsi (emulgator/emulsifiying/surfactan).
Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu:
-

Fase terdispersi (zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair

lain (fase internal).


Fase pendispersi (zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari

emulsi tersebut (fase eksternal).


Emulgator(zat yang digunakan dalam kestabilan emulsi).

Ada dua tipe emulsi, yaitu:


-

Emulsi A/M yaitu butiran-butiran air terdispersi dalam minyak. Air berfungsi

sebagai fase internal & minyak sebagai fase eksternal)


Emulsi M/A yaitu butiran-butiran minyak terdispersi dalam air.
Pada emulsi A/M, maka butiran-butiran air yang diskontinyu terbagi dalam minyak
yang merupakan fase kontinyu, Sedangkan untuk emulsi M/A adalah sebaliknya.
Kedua zat yang membentuk emulsi ini harus tidak atau sukar membentuk larutan

dispersirenik.
b. Sistem koloidal
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda
dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua
zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid. Sistem koloid sangat
berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah
adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem
koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem
koloid.

Koloid adalah suatu sistem campuran metastabil (seolah-olah stabil, tapi akan memisah
setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil. Di dalam
larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :
- Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
- Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid
2. Jelaskan mekanisme terpecahnya minyak kelapa dari santan kelapa?
Pemisahan minyak kelapa dalam santan merupakan prinsip pemecahan sistem koloid
dengan fase terdispersi cair dan fase pendispersi cair, yang biasa disebut emulsi. Seperti
halnya larutan yang tersusun dari zat pelarut dan terlarut, maka sistem koloid juga tersusun
dari dua komponen, yaitu fase terdispersi, yaitu zat yang tersebar merata, serta fase
pendispersi, yaitu zat mediumtempat partikel-partikel koloid tersebar. Emulsi adalah
sistem koloid yang partikel terdispersi dan medium pendispersinya sama-sama cair.
Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan polar dan cairan non
polar, misalnya air dan minyak. Untuk menstabilkan zat emulsi perlu ditambahkan zat
pengemulsi, yaitu senyawa organik yang mengandung kombinasi gugus polar dan
nonpolar sehingga mampu mengikat zat polar (air) dan zat non polar (minyak).
Santan Kelapa termasuk jenis emulsi minyak di dalam air (M/A) dengan komponen
minyak lebih sedikit dibanding komponen air. Definisi emulsi adalah campuran dua zat
cair yang berbeda polaritasnya yang distabilkan oleh suatu bahan yang disebut surfaktan.
Dalam emulsi santan yang berperan sebagai surfaktan adalah protein kelapa yang
mengandung enam jenis asam amino esensial yang diperlukan tubuh.
Surfaktan yang berupa protein kelapa ini dapat menstabilkan campuran minyak dan air
yang berbeda polaritas karena surfaktan mempunyai dua permukaan aktif yaitu sisi polar
(untuk mengikat air ) dan non polar (untuk mengikat minyak). Komposisi yang tepat
antara minyak, air dan surfaktan menjadikan emulsi bersifat stabil, namun perbandingan
komposisi masing-masing komponen tersebut tidak selalu tetap dalam emulsi sejenis yang
berbeda. Untuk memisahkan minyak dari emulsi santan perlu dilakukan pemecahan emulsi
dengan beberapa metode yang prinsip kerja utamanya adalah merubah komposisi minyak
dan air atau merusak protein kelapa sebagai surfaktan.
Pemisahan minyak dari santan kelapa dapat dilakukan melalui cara pengasaman pada pH
tertentu. Pengasaman pada santan dapat berperan cepat memecah emulsi karena pada
tingkat keasaman (pH) tertentu yang disebut titik isoelektrik emulsi mencapai
ketidakstabilan yang tertinggi. Pada titik isoelektrik ikatan peptida akan mudah pecah,
sehingga minyak dapat terlepas dari santan.
3. Jelaskan emulsi dari proses pembuatan cat tembok dan aplikasinya!
Di dalam cat tembok, bahan-bahan emulsi antara lain:

Monomer (25 50 gram)


Contoh monomer yang banyak dipakai : stiren fenil aetat, acrlic acid
Emulsifier (2 4 gram)
Emulsifier adalah asam asam lemak yang berasal dari minyak hasil penyabunan

dari asam lemak


Katalis (0,01 0,2 gram)
Transfer agent polimer (200 gram)
Air
Tahap-tahap yang dilakukan untuk membuat cat tembok dilakukan dengan cara
memasukan monomer ke dalamnya sekaligus polimer untuk membentuk emulsi. Dari ke
-5 ini masih diencerkan dengan air hingga volimenya 1 L, fungsi dari air dalam pembuatan
cat tembok ini adalah sebagai medium kontinyu.
Monomer + katalis
radikal bebas
membentuk rangkaian panjang
membentuk agent baru
Agen baru yang terbentuk ditambahkan dengan emulsifier yang diaplikasikan untuk
menstabilkan emulsi.
Saat digunakan untuk mengecat airnya akan mnguap sehingga cat ke tembok akan lebih
cepat mengering. Hal ini terjadi karena air diadsorb oleh tembok, karena tembok materi
berpori. Ini beda jika dicatkan ke triplek (lebih lama keringnya).
4. Jelaskan macam-macam sistem koloid yang kemungkinan dapat terjadi!
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fasa zat pendispersi dan zat
terdispersinya. Beberapa macam koloid antara lain:
Aerosol
Aerosol adalah Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas. Jika
zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Contoh aerosol padat adalah
debu buangan knalpot. Sedangkan bila zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol
cair. Contohnya ialah hairspray dan obat semprot. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan
suatu bahan pendorong (propelan aerosol).Propelan aerosol yang banyak digunakan yaitu
CFC (cholofluorocarbon) dan CO2.
Sol
Sol adalah sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air
sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta). Berdasarkan medium pendispersinya, sol dapat
dibagi menjadi:
-

Sol Padat merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah

paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam.


Sol Cair merupakan sol di dalam medium pendispersi cair. Contohnya adalah cat,
tinta, tepung dalam air, tanah liat, dll.

Sol Gas (Aerosol Padat) merupakan sol di dalam medium pendispersi padat.

Contohnya adalah debu di udara, asap pembakaran, dll.


Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.Syarat
terjadinya emulsi ini adalah dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat
digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) dan emulsi air
dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak
bercampur dengan air.
-

Contoh emulsi minyak dalam air (M/A): santan, susu, kosmetik pembersih wajah

(milk cleanser) dan lateks.


Contoh emulsi air dalam minyak (A/M): mentega, mayones, minyak bumi, dan
minyak ikan.

Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun
yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air
dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan
tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran
yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning
telur dalam mayones.
Buih
Buih adalah sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada
pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya). Berdasarkan
medium pendispersinya, buih dapat dibagi menjadi:
-

Buih Cair (Buih) adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan medium
pendispersi zat cair. Biasanya fase terdispersi gas berupa udara atau CO2. Kestabilan
buih diperoleh karena adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorpsi ke daerah
antar fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh kestabilan.
Contohnya adalah buih yang dihasilkan alat pemadam kebakaran dan kocokan putih
telur. Sifat-sifat buih cair ialah: Struktur buih cair berubah dengan waktu karena
drainase (pemisahan medium pendispersi) akibat kerapatan fas dan zat cair yang
jauh berbeda, rusaknya film antara dua gelembung gas, dan ukuran gelembung gas
menjadi lebih besar akibat difusi. Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya
dari luar.

Buih Padat adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersi
zat padat. Kestabilan buih padat diperoleh dari zat pembuih (surfaktan). Beberapa

buih padat yang kita kenal adalah roti, styrofoam, batu apung,dll.
Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem
kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat
terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya, sehingga terjadi koloid yang terjadi
agak padat. Gel merupakan emulsi didalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat
dianggap terbentuk akibat penggumpalan sebagian sol cair. Pada penggumpalan ini,
partikel-partikel sol akan bergabung membentuk suatu rantai panjang. Rantai ini kemudian
akan saling bertaut sehingga terbentuk suatu struktur padatan di mana medium pendispersi
cair terperangkap dalam lubung-lubang struktur tersebut.
Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi:
-

Gel elastis (Gel yang bersifat elastis), yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya

dan kembali ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.
Gel non-elastis (Gel yang bersifat tidak elastis), artinya tidak berubah jika diberi
gaya. Contoh adalah gel silika.

You might also like