Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam era globalisasi yang sudah sangat pesat perkembangannya secara
tidak langsung telah memberikan dampak pada segala bidang, tak terkecuali di
dalam dunia industri. Industrialisasi pada era sekarang telah berkembang dan
semakin
kompetitif,
sehingga
mengharuskan
para
pelaku
kegiatan
memaksimalkan
pengalaman
yang
menyenangkan
dan
sebagai
suatu
sistem
pengendali
yang
efektif
dalam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi Kualitas
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa model tersebut terdiri atas 2 piramida
dimana bagian atas berwujud teori tentang bagaimana pelanggan menilai
perusahaan yang menggambarkan perceived quality eksternal, sementara
bagian bawah adalah hierarki dari unsur organisasi itu sendiri yang
merupakan kualitas internal. Untuk terciptanya kualitas menyeluruh, kedua
piramida tersebut harus dipadukan.
Perusahaan yang selalu menjaga dan meningkatkan kualitas produk atau
jasanya akan mendapat banyak keuntungan. Hal ini dikarenakan kualitas
berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan, profitabilitas dan pangsa pasar.
Dengan memiliki kualitas yang baik, pelanggan akan merasa puas. Apabila
pelanggan merasa puas maka akan terjalin kesetiaan dan loyalitas pelanggan
terhadap
perusahaan
tersebut.
Dengan
demikian
perusahaan
dapat
2.3.
Dalam konteks suatu negara, indikator status daya saing yang sering
digunakan yakni:
a. Standar hidup, biasanya berupa Gross National Product (GNP) per kapita
b. Investasi, yaitu persentase GNP yang ditanamkan dalam sektor
pendidikan, peralatan, fasilitas dan riset pengembangan.
c. Produktivitas pemanufakturan, yaitu jumlah output yang dihasilkan oleh
setiap karyawan sektor manufaktur.
d. Perdagangan, yaitu pertumbuhan ekspor dan surplus perdagangan.
Adapun komponen dasar penunjang daya saing yaitu:
1. Kebijakan Industri
Kebijakan industri merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah dan
sektor swasta yang bertujuan untuk menyediakan insentif yang dapat
mendorong bisnis untuk berperilaku yang mengarah pada peningkatan
daya saing. Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam kebijakan
industri antara lain:
- Investasi dalam penelitian dan pengembangan
- Perluasan sektor industri
- Pemantauan praktik-praktik pemanufakturan terbaik
- Investasi dalam infrastruktur teknologi tinggi
- Alih teknologi
- Ekspor industri
- Reformasi dan investasi pendidikan
- Insentif pajak
2. Teknologi
Teknologi adalah perwujudan secara fisik dari ilmu pengetahuan.
Teknologi dirancang untuk memperluas kemampuan manusia sehingga
dapat meningkatkan daya saing organisasi. Contoh teknologi yang
memberikan daya saing antara lain:
- CNC Machine Tools
- Material Handling Robots
- Assembly robots
3. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling bernilai bagi
peningkatan daya saing. Hal ini terlihat dari pengalaman Jerman dan
Jepang ketika bangkit dari kehancuran pasca Perang Dunia II. Kedua
negara ini tidak memiliki banyak sumber daya alam, mereka lebih banyak
memiliki penduduk sehingga mereka memutuskan untuk mengembangkan
2.4.
Fokus
Dari Budaya
1. Rencana
Tradisional
Anggaran jangka Isu-isu strategik masa depan
2. Organisasi
pendek
Hierarkis rantai Partisipasi/empowerment
3. Pengendalian
komando
Laporan varians
4. Komunikasi
5. Keputusan
untuk self-control
Top-down
Top-down dan bottom-up
Ad hoc/manajemen Perubahan yang terencana
6. Manajemen
krisis
Parochial,
Cross-function, integratif
fungsional
7. Manajemen kualitas
kompetitif
Fixing/one-shot
Preventif/berkelanjutan,
manufacturing
semua fungsi dan kualitas
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam melakukan perubahan budaya
yakni:
a. Pahamilah sejarah terciptanya budaya yang sudah ada
b. Jangan memusuhi sistem yang sudah ada, tetapi perbaikilah
c. Bersiaplah untuk mendengarkan dan mengamati
d. Libatkanlah setiap orang yang dipengaruhi oleh perubahan.
2. Penolakan Terhadap Perubahan Budaya
Penolakan terhadap perubahan adalah perilaku organisasi normal.
Diibaratkan organisasi adalah sebuah organisme biologis, maka perubahan
adalah makhluk asing di luar organisme, sementara organisme adalah
organisasi yang akan berubah. Di dalam organisasi biasanya terdapat
pendukung perubahan dan penentangnya. Pendukung perubahan berfokus
pada manfaat yang diharapkan terjadi dari adanya perubahan. Sementara
penentangnya berfokus pada ancaman yang dirasakan atas status,
keyakinan, kebiasaan, dan keamanan mereka. Perbedaan persepsi antara
kedua kelompok ini ditunjukkan seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.2. Perbedaan Persepsi Terhadap Usulan Perubahan
Usulan Perubahan
Persepsi Pendukung
Persepsi Penentang
Perubahan
Perubahan
Otomatisasi proses
Meningkatkan
Ancaman kehilangan
produksi
Memprakarsai
produktivitas
Memusatkan sumber
pekerjaan
Kehilangan kekuasaan
keterlibatan dan
empowerment
perbaikan terus
karyawan
Melakukan kerja sama
menerus
Kombinasi bisnis yang
Perusakan jaringan
dengan pemasok
Mengadakan program
saling menguntungkan
Peningkatan
pendidikan dan
pengetahuan dan
pelatihan karyawan
ketrampilan tenaga
Bergabung dengan
kerja
Meningkatkan daya
jaringan
pemanufakturan
bersama, dan
menggunakan sumber
daya bersama
Untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan, perlu diterapkan langkahlangkah yang dapat mempermudah perubahan sebagai berikut:
1. Mengadopsi paradigma baru yang mendukung perubahan
Paradigma tradisional para pendukung perubahan adalah sebagai
berikut:
- Pendukung perubahan terlalu berfokus hanya pada hasil dan
-
masalah
Obsesi terhadap perbaikan terus menerus
b.
c.
d.
e.
perubahan
f. Menerapkan hearts and minds approach
g. Menerapkan strategi courtship (kemesraan)
h. Memberikan dukungan.
2.1.
Nama
ISO 9000 (1987)
Deskripsi
Pedoman untuk pemilihan
9003
Pedoman dalam penerapan
ISO
9001
untuk
pengembangan,
penawaran,
dan
pemeliharaan
perangkat
lunak.
Perbendaharaan
istilah
kualitas
Model untuk
jaminan
kontraktual)
kualitas
dalam
desain/pengembangan,
produksi,
ISO 9002 ( 1987)
instalasi,
pelayanan jasa.
Model untuk
dan
jaminan
dan instalasi
Model untuk
jaminan
kualitas
inspeksi
dalam
Kualitas
dan
Kualitas
Pedoman Bagi Sistem ISO 10011-1 (1990)
Bidang Jasa
Bagian 1 : Auditing
Kualitas Audit
ISO 10011-2 (1991)
Bagian
2:
Kriteria
kualifikasi
ISO 10011-3 (1991)
bagi
auditor
sistem kualitas
Bagian 3: Manajemen
program-program audit
ISO 9000 hanya terdiri atas dartar persyaratan, tanpa menentukan bagaimana
harus memenuhinya. Daftar persyaratan sertifikasi ISO 9000 meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Management responsibility
Quality system documentation
Contract review
Design control
Inspection and testing
Calibration
Internal auditing
Handling of rejected products
Corrective action.
Dalam value chain terdapat 9 aktivitas yang dapat menciptakan nilai dan
biaya dalam bidang bisnis tertentu yang terdiri dari 5 aktivitas primer dan 4
aktivitas pendukung.
Dari sudut pandang strategik, konsep value chain menekankan empat aspek
utama untuk meningkatkan laba perusahaan, yaitu:
1. Keterkaitan dengan pemasok
2. Keterkaitan dengan pelanggan
3. Keterkaitan proses dalam value chain suatu unit bisnis
4. Keterkaitan antar value chain unit bisnis yang ada dalam perusahaan
Makna yang terkandung dalam kemitraan adalah membina hubungan kerja
sama untuk mencapai suatu tujuan, dimana semua pihak yang terlibat akan
memperoleh
manfaat
atau
keuntungan.
Hubungan
kemitraan
akan
1. Kemitraan Internal
Kemitraan internal merupakan usaha penciptaan suatu lingkungan yang
didalamnya terdapat mekanisme terstruktur yang merangsang dan
membentuk aliansi yang saling mendukung antara manajer dan karyawan,
tim, dan karyawan individual yang memaksimumkan potensi sumber daya
manusia yang dimiliki suatu perusahaan.
Pembentukan kemitraan internal dilakukan pada tiga tingkatan yakni:
a. Kemitraan antara manajemen dengan karyawan
b. Kemitraan antar tim
c. Kemitraan antar karyawan
Tujuan dari kemitraan internal adalah untuk memanfaatkan kemampuan
penuh dari sumber daya perusahaan dan memfokuskannya pada perbaikan
kualitas secara terus menerus.
2. Kemitraan dengan Pemasok
Tujuan kemitraan dengan pemasok yakni untuk menciptakan dan
memelihara hubungan yang loyal, saling percaya, dan dapat diandalkan
sehingga akan menguntungkan kedua belah pihak, dan meningkatkan
penyempurnaan
kualitas,
produktivitas,
dan
daya
saing
secara
berkesinambungan.
Syarat dalam menjalin kemitraan dengan pemasok antara lain:
a. Personil pemasok harus berinteraksi dengan orang yang benar-benar
menggunakan produknya
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Kualitas pada dasarnya mengacu pada pengertian pokok yakni, kualitas
terdiri dari keistimewaan produk yang memenuhi keinginan konsumen dan
memberikan kepuasan pada konsumen, dan kualitas terdiri atas segala sesuatu
yang bebas dari kekurangan dan kerusakan.
Perusahaan yang selalu menjaga dan meningkatkan kualitas produk atau
jasanya akan mendapat banyak keuntungan. Hal ini dikarenakan kualitas
berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan, profitabilitas dan pangsa pasar.
Dengan memiliki kualitas yang baik, pelanggan akan merasa puas. Apabila
pelanggan merasa puas maka akan terjalin kesetiaan dan loyalitas pelanggan
DAFTAR PUSTAKA
Gasperz, Vincent. 2003. Total Quality Management (TQM). Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Prihantoro, Dr. C. Rudy. 2012. Konsep Pengendalian Mutu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Tjiptono, Fandy & Diana, Anastasia. 2003. Total Quality Management (TQM).
Yogyakarta: Penerbit Andi
JOBDESK
Dewinda Prameta Suci : mencari referensi, mengetik bab pembahasan, mengetik
kesimpulan, mengetik daftar pustaka
Ganang Aditya Pambudi : mencari referensi, mengetik bab pendahuluan,
mengetik bab pembahasan
Sadiq Ardo Wibowo: mencari referensi, mengetik bab pembahasan, membuat
cover, membuat presentasi.