You are on page 1of 18

Senin, 07 November 2011

INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDART (IFRS)

Disusun oleh
Nama : Linda Susilowati
Npm : 24210037
Kelas : 2EB01

Fak. Ekonomi / S1-Akuntansi


Universitas Gunadarma Depok
2010/2011

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Sekilas tentang IFRS

1.
2.
3.
4.
5.

PSAK secara bertahap telah berubah mengikuti Standart Pelaporan Keuangan


International (International Financial Reporting Standart/IFRS) dan Standart Akuntansi
International (International Accounting Standart/IAS) mulai tahun 2008 s.d 2011.
Penerapan PSAK revisi ini secara dini dalam akuntansi perusahaan dan pendidikan sangat
dianjurkan, karena pada tanggal 1 januari 2012 semua PSAK baru WAJIB sudah
diimplementasikan. Perubahan PSAK ini menuntut adanya perubahan buku-buku
akuntansi, baik di Perguruan tinggi maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan
akuntansi.
Sebelum membahas lebih detail tentang perkembangan di indonesia, tentu kita akan
bertanya mengapa di indonesia harus melakukan konveregensi IFRS ?? Untuk pertanyaan
tersebut, tentu tidak lepas dari kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya
informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di indonesia disamping itu
Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah indonesia sebagai anggota
G20 forum, hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15
November 2008 secara prinsip-prinsip G20 yang di canangkan sebagai berikut :
Strengthening Transparency and Accountability
Endhancing Sound Regulation
Promoting integrity in financial markets
Reinforcing international cooperation
Reforming internationalfinancial institutions
Pada bulan Desember 2008, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan
konvergensi PSAK ke IFRS secara penuh pada tahun 2012. Sejak tahun 2009, Dewan
Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) melaksanakan
program kerja terkait dengan proses konvergensi tersebut sampai dengan tahun 2011.
Ditargetkan bahwa pada tahun 2012, seluruh PSAK tidak memiliki beda material
dengan IFRS yang berlaku per 1 Januari 2009. Setelah tahun 2012, PSAK akan di-update
secara terus-menerus seiring adanya perubahan pada IFRS. Bukan hanya mengadopsi IFRS
yang sudah terbit, DSAK-IAI juga bertekad untuk berperan aktif dalam pengembangan
standar akuntansi dunia.
International Financial Reporting Standards (IFRS) memang merupakan
kesepakatan global standar akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan badan-badan
internasional di dunia. Popularitas IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu ke
waktu. Kesepakatan G-20 di Pittsburg pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya,
menyatakan bahwa otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus
meningkatkan standar global pada Juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan di
antara negara-negara anggota G-20.
Terlepas dari trend pengadopsian IFRS tersebut, adalah suatu keharusan bagi kita
untuk mempertanyakan secara kritis, apa sesungguhnya hakikat dari konvergensi. Melalui
partisipasi global, IFRS memang diharapkan menjadi standar akuntansi berbasis teori dan
prinsip yang memiliki kualitas tinggi. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh
dunia juga akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding (comparability) dalam

pelaporan keuangan. Yang paling diuntungkan sudah jelas, investor dan kreditor transnasional serta badan-badan internasional.
Tapi apakah konvergensi ke IFRS tidak menimbulkan masalah di tingkat domestik
masing-masing negara? Belum lama ini otoritas keuangan dan pasar modal AS
memunculkan isu kedaulatan regulasi. Beberapa negara lainnya juga mengkhawatirkan
pengaruh IASB yang semakin dominan.

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah dalam Menerapkan IFRS
Kenapa Indonesia harus beralih ke IFRS (International Financial Reporting Standard)? Apa
sebenarnya yang dimaksud dengan IFRS? Selama ini, dunia mengenal beberapa standar
akuntansi. Amerika Serikat, misalnya, yang skala perekonomiannya terbesar di dunia, masih
memakai US GAAP (Unites Stated General Accepted Accounting Principles), juga FASB (Financial
Accounting Standard Board). Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris,
menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard
Board (IASB). Indonesia setelah berkiblat ke Belanda, belakangan menggunakan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula
PSAK IAI berkiblat ke AS, dan nanti mulai 2012 beralih ke IFRS.
Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada pasar
modal. perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu cepat
dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan standar
pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan jaringan
informasi ke seluruh dunia.
Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal jutaan atau bahkan miliaran investasi
dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Pergerakan mereka
tak bisa dihalangi teritori negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan sendirinya
menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal atau lembaga
yang memiliki agency problem.
Di tiap kawasan, penyusunan standar akuntansi selalu melalui tahapan-tahapan yang cukup
panjang. Di AS, misalnya, pada awalnya standar akuntansi ditentukan oleh masing-masing
manajemen perusahaan dengan pertimbangan yang membutuhkan standar tersebut memang
pihak manajemen. Era berganti, standar kemudian ditentukan kalangan profesi yang tergabung
dalam asosiasi. Pertimbangannya, pihak profesilah yang bertugas menyusun dan mengaudit
laporan keuangan. Barulah, yang mutakhir, yang diacu adalah US GAAP yang dibuat oleh FASB.
Saat ini, terdapat dua kekuatan besar di bidang standar akuntansi, yaitu US-GAAP dan IFRS yang
sebelumnya dikenal sebagai International Accounting Standard Committee (IASC).
IASC dibentuk pada 1973 oleh badan-badan atau asosiasi-asosiasi profesi dari negara-negara
Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, dan Inggris. Komite ini kemudian
menyepakati standar akuntansi internasional yang dikenal sebagai IAS. Inilah yang menjadi cikal
bakal munculnya IFRS. Agency Problem adalah masalah jarak antara Principle dan agent yang
dalam relasi membutuhkan jembatan antara pemilik dan buruh atau pekerja yang disebut agency
relation, yaitu informasi. Informasi adalah berupa laporan tentang aset, resources, dan lainnya
yang berhubungan dengan keadaan perusahaan yang dibuat oleh agent dan diserahkan kepada
principles (pemilik). Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga hubungan baik antara principles dan
agent disebut agency cost. Fenomena inilah yang kemudian mendorong International Accounting
Standard Boards (IASC) melakukan percepatan harmonisasi standar akuntansi internasional
melalui apa yang disebut IFRS.
Sejarahnya pun cukup panjang dan berliku. Pada 1982, International Financial Accounting
Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama dilakukan
Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa menandatangani

kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC (Badan Pengawas Pasar
Modal AS) berinisiatif untuk mulai mengikuti GAS.

Pada 1998 jumlah anggota IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101
negara. Akhirnya, pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan
Dana Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan
dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC.
Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-prinsip
laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggung jawabkan,
comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB dan SIC mengadopsi IASB.
Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP
dan IFRS. Langkah itu untuk menjadikan kedua standar tersebut menjadi compatible.
Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun
standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan 27
negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan keuangan
mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang tercatat
(listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki partner dari Uni Eropa,
Australia, Russia dan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain selain
menerapkan IFRS.
Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang merupakan
suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar
yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut
sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan (bisnis)
bisa dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti
angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua
elemen di dalam perusahaan.
Perkembangan Standart Akuntansi di Indonesia :
Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-prinsip
Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan
Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).

Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan
kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir
1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi
Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan
menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan
standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan
oleh IASB.
Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini
ditunjukkan Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi
Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk
membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan
revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten
dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai
tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara
berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses
revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1
April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli

2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa
konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat
penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata
tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10
standar IFRS dari total 33 standar.
2.2. Pengertian Konvergensi IFRS
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) adalah kumpulan dari standar
akuntansi yang dikembangkan oleh Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang
menjadi standar global untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan publik.
Terdiri dari 15 anggota dari sembilan negara, termasuk Amerika Serikat. The IASB
mulai beroperasi pada tahun 2001 ketika ia menggantikan Komite Standar Akuntansi
Internasional. Hal ini didanai oleh kontribusi dari perusahaan-perusahaan akuntansi yang
besar, lembaga-lembaga keuangan swasta dan perusahaan-perusahaan industri, pusat dan
bank pembangunan, rezim pendanaan nasional, dan internasional lainnya serta organisasi
profesional di seluruh dunia. Sementara AICPA adalah anggota pendiri Komite Standar
Akuntansi Internasional, para pendahulu IASB organisasi, tidak berafiliasi dengan IASB.
IASB tidak sponsor yang mendukung maupun yang sumber daya AICPA's IFRS website
(www.IFRS.com).
Sekitar 117 negara memerlukan izin atau terdaftar domestik IFRS untuk perusahaan,
termasuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Uni Eropa. Negara-negara lain,
termasuk Kanada dan India, diharapkan untuk transisi ke IFRS pada tahun 2011. Meksiko
berencana untuk mengadopsi IFRS untuk semua perusahaan yang terdaftar mulai tahun
2012. Beberapa memperkirakan bahwa jumlah negara-negara yang memerlukan atau
menerima IFRS bisa tumbuh hingga 150 dalam beberapa tahun mendatang. Jepang telah
memperkenalkan sebuah peta jalan untuk adopsi itu akan memutuskan pada tahun 2012
(dengan adopsi direncanakan untuk 2016). Negara-negara lain masih memiliki rencana
untuk berkumpul (menghilangkan perbedaan signifikan) standar nasional mereka dengan
IFRS.
Banyak orang percaya bahwa penerimaan IFRS di Amerika Serikat oleh SEC untuk
perusahaan publik adalah niscaya. Selama bertahun-tahun, SEC telah menyatakan
dukungannya untuk seperangkat inti standar akuntansi yang dapat berfungsi sebagai
kerangka kerja untuk pelaporan keuangan dalam penawaran lintas batas, dan telah
mendukung upaya dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) dan IASB untuk
mengembangkan suatu set umum berkualitas tinggi standar global. November 14, 2008,
SEC mengeluarkan komentar publik peta jalan yang mengusulkan transisi bertahap untuk
wajib adopsi IFRS oleh perusahaan publik AS. Pada tahun 2009, krisis keuangan di SEC
memfokuskan kembali prioritas lain. Namun, belakangan pernyataan dari pejabat SEC,
termasuk kepala akuntan James Kroeker, menunjukkan bahwa Komisi akan memberikan
kejelasan pada niat untuk IFRS pada akhir tahun. Selain itu, rancangan SEC Lima Tahun
Rencana Strategis termasuk komitmen untuk standar global.
Ruang Lingkup Standart
Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertama
kalinya melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan keuangan perusahaan yang
pertama kalinya berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode
pelaporan tertentu) menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada para
pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan.
Konsep Pokok IFRS :
1. Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporan keuangan pertama
yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut sesuai dengan IFRS
(sebagai contoh 31 Desember 2006).
2. Tanggal transisi (transition date) adlah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan
komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan
adalah 31 Desember 2006).
Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut:
1. Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi
2. Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih
3. Employee benefits
4. Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uang asing, muhibah (goodwill),
dan
penyesuaian nilai wajar
5. Instrument keuangan termasuk akuntansi lindung nilai (hedging)
2.3. Tujuan Mengkonvergensi IFRS
IFRS (International Financial Reporting Standar) yang akan digunakan sebagai standar
akuntansi secara Internasional dan diterapkan atau digunakan oleh setiap Negara yang
bertujuan untuk mengharmonisasikan standar akuntansi Internasional. Saat ini pembuatan
dari SAK (Standar Akuntansi Keuangan) mengacu pada FASB (Financial Accounting
Standads Board) yang berada di Amerika Serikat, karena kiblat dari ilmu akuntansi yang
ada di Indonesia saat ini berada di Amerika Serikat. Jadi selama ini standar akuntansi di
Indonesia tidak jauh berbeda isinya dengan yang digunakan oleh Amerika. Sedangkan pada
tahun 2011 akan dilakukan keseragaman terhadap standar Akuntansi di seluruh dunia, yaitu
menggunakan standar akuntansi IFRS(International Financial Reporting Standar). Mau
tidak mau Indonesia harus mengikuti perubahan yang akan dilakukan dunia yaitu
mengganti standar akuntansi yang digunakan dengan standar akuntansi dunia. Oleh sebab
itu, peran dari I.A.I sangat dibutuhkan setipa perusahaan dan pemerintah untuk melakukan
perubahan standar akuntansi di Indonesia.
IFRS adalah standar akuntansi secara Internasional dan akan diterapakan oleh setiap
Negara pada tahun 2011. Sedangkan FASB (Financial Accounting Standards Board) adalah
lembaga swasta yang bertanggung jawab untuk membentuk standar akuntansi yang akan
diterapkan di Ameika Serikat dan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) adalah atandar
akuntansi yang digunakan olh Indonesia dan lembaga ang ditunjuk untuk menentukan dan
bertanggung jawab terhadap standar akuntansi di Indonesia ialah I.A.I (Ikatan Akuntansi
Indonesia). Setiap perusahaan harus membuat Laporan Keuangan yang berguna untuk
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan tersebut dalam jangka waktu tertentu yang
mengacu pada standar akuntansi yang digunakan oleh setiap Negara tersebut.

Upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka
panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat IASB melakukan
percepatan harmonisasi Standar Akuntansi Internasional khususnya IFRS yang dibuat oleh
IASB dan FASB (Badan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika Serikat).
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan
interim perusahaan untuk perioda-perioda yang dimaksud dalam laporan keuangan
tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan (comparable) sepanjang periode
yang disajikan
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
2.4. Perkembangan Konvergensi PSAK ke IFRS
Sesuai dengan roadmap konvergensi PSAK ke IFRS (International Financial
Reporting Standart) maka saat ini Indonesia telah memasuki tahap persiapan akhir (2011)
setelah sebelumnya melalui tahap adopsi (2008 2010). Hanya setahun saja IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia) menargetkan tahap persiapan akhir ini, karena setelah itu resmi per 1
Januari 2012 Indonesia menerapkan IFRS.
Berikut konvergensi PSAK ke IFRS yang direncanakan Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK) IAI:
Tahap Adopsi (2008-2010)
Adopsi seluruh IFRS ke
PSAK
Persiapan infrastruktur
yang diperlukan

Tahap Persiapan Akhir


Tahap Implementasi (2008(2008-2010)
2010)
Penyelesaian persiapan
Penerapan PSAK berbasis
Infrastruktur yang diperlukan IFRS secara bertahap
Penerapan secara bertahap Evaluasi dampak penerapan
beberapa PSAK berbasis
PSAK secara komprehensif
IFRS

Evaluasi dan kelola


dampak adopsi terhadap
PSAK yang berlaku
2.5. Program & Sasaran Konvergensi IFRS
Dua puluh Sembilan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) masuk dalam program konvergensi
IFRS yang dicanangkan DSAK IAI tahun 2009 dan 2010.
Sasaran konvergensi IFRS yang telah dicanangkan IAI pada tahun 2012 adalah merevisi
PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun
2011/2012, demikian disampaikan Ketua DSAK IAI Rosita Uli Sinaga pada Public Hearing
Eksposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan, di Jakarta Kamis 20
Agustus 2009 lalu.

Program konvergensi DSAK selama tahun 2009 adalah sebanyak 12 Standar, yang meliputi:
1. IFRS 2 Share-based payment
2. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
3. IAS 27 Consolidated and separate financial statements
4. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
5. IAS 28 Investments in associates
6. IFRS 7 Financial instruments: disclosures
7. IFRS 8 Operating segment
8. IAS 31 Interests in joint ventures
9. IAS 1 Presentation of financial
10. IAS 36 Impairment of assets
11. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent asset
12. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and errors
Program konvergensi DSAK selama tahun 2010 adalah sebanyak 17 Standar sebagai
berikut:
1. IAS 7 Cash flow statements
2. IAS 41 Agriculture
3. IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of government assistance
4. IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies
5. IAS 24 Related party disclosures
6. IAS 38 Intangible Asset
7. IFRS 3 Business Combination
8. IFRS 4 Insurance Contract
9. IAS 33 Earnings per share
10. IAS 19 Employee Benefits
11. IAS 34 Interim financial reporting
12. IAS 10 Events after the Reporting Period
13. IAS 11 Construction Contracts
14. IAS 18 Revenue
15. IAS 12 Income Taxes
16. IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
17. IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plan
Banyaknya standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi
tantangan yang cukup berat bagi DSAK IAI periode 2009-2012. Implementasi program ini akan
dipersiapkan sebaik mungkin oleh IAI. Dukungan dari semua pihak agar proses konvergensi ini
dapat berjalan dengan baik tentunya sangat diharapkan.
Rosita juga menambahkan bahwa tantangan konvergensi IFRS 2012 adalah kesiapan
praktisi akuntan manajemen, akuntan publik, akademisi, regulator serta profesi pendukung lainnya
seperti aktuaris dan penilai.
Akuntan Publik diharapkan dapat segera mengupdate pengetahuannya sehubungan dengan
perubahan SAK, mengupdate SPAP dan menyesuaikan pendekatan audit yang berbasis IFRS.
Akuntan Manajemen/Perusahaan dapat mengantisipasi dengan segera membentuk tim sukses
konvergensi IFRS yang bertugas mengupdate pengetahuan Akuntan Manajeman, melakukan gap
analysis dan menyusun road map konvergensi IFRS serta berkoordinasi dengan proyek lainnya
untuk optimalisasi sumber daya.
Akuntan Akademisi/Universitas diharapkan dapat membentuk tim sukses konvergensi IFRS
untuk mengupdate pengetahuan Akademisi, merevisi kurikulum dan

silabus serta melakukan berbagai penelitian yang terkait serta Memberikan input/komentar
terhadap ED dan Discussion Papers yang diterbitkan oleh DSAK maupun IASB.
Regulator perlu melakukan penyesuaian regulasi yang perlu terkait dengan pelaporan
keuangan dan perpajakan serta melakukan upaya pembinaan dan supervisi terhadap profesi yang
terkait dengan pelaporan keuanganseperti penilai dan aktuaris. Asosiasi Industri diharap dapat
menyusun Pedoman Akuntansi Industri yang sesuai dengan perkembangan SAK, membentuk
forum diskusi yang secara intensif membahas berbagai isu sehubungan dengan dampak
penerapan SAK dan secara proaktif memberikan input/komentar kepada DSAK IAI.
Program Kerja DSAK lainnya yaitu: Mencabut PSAK yang sudah tidak relevan karena
mengadopsi IFRS; Mencabut PSAK Industri; Mereformat PSAK yang telah diadopsi dari IFRS dan
diterbitkan sebelum 2009; Melakukan kodifikasi penomoran PSAK dan konsistensi penggunaan
istilah; Mengadopsi IFRIC dan SIC per 1 January 2009; Memberikan komentar dan masukan untuk
Exposure Draft dan Discussion Paper IASB; Aktif berpartisipasi dalam berbagai pertemuan
organisasi standard setter, pembuat standar regional/internasional; serta Menjalin kerjasama lebih
efektif dengan regulator, asosiasi industri dan universitas dalam rangka konvergensi IFRS.

2.6. Keuntungan dan Kelemahan dari Mengkonvergensi IFRS


Dengan mengadopsi IFRS, suatu bisnis dapat menyajikan laporan keuangan dengan
dasar yang sama sebagai pesaing asing, membuat perbandingan lebih mudah. Selain itu,
perusahaan dengan anak perusahaan di negara-negara yang memerlukan atau mengizinkan
IFRS mungkin dapat menggunakan salah satu bahasa akuntansi perusahaan-lebar..
Perusahaan-perusahaan juga mungkin perlu mengkonversi ke IFRS jika mereka adalah
anak perusahaan dari sebuah perusahaan asing yang harus menggunakan IFRS, atau jika
mereka memiliki investor asing yang harus menggunakan IFRS.. Perusahaan juga dapat
merasakan manfaat dengan menggunakan IFRS jika mereka ingin meningkatkan modal di
luar negeri.
Walaupun sebuah keyakinan oleh beberapa keniscayaan penerimaan global IFRS,
yang lain percaya bahwa US GAAP adalah standar emas, dan bahwa sesuatu akan hilang
dengan penerimaan penuh IFRS. Selanjutnya, emiten AS tertentu tanpa pelanggan atau
operasi yang signifikan di luar Amerika Serikat IFRS mungkin menolak karena mereka
mungkin tidak memiliki pasar IFRS insentif untuk menyiapkan laporan keuangan. Mereka
mungkin percaya bahwa biaya yang signifikan terkait dengan mengadopsi IFRS lebih besar
daripada manfaatnya.
BAB III PERBANDINGAN SAK LAINNYA DENGAN IFRS
3.1. Perbedaan antara Konvergensi dan Adopsi
Adopsi akan berarti bahwa SEC menetapkan jadwal tertentu ketika perusahaan
publik yang terdaftar akan diperlukan untuk menggunakan IFRS sebagai yang dikeluarkan
oleh IASB.
Konvergensi berarti bahwa AS FASB dan IASB akan terus bekerja sama untuk
mengembangkan kualitas tinggi, kompatibel standar akuntansi dari waktu ke waktu. Lebih
konvergensi akan membuat adopsi lebih mudah dan lebih murah dan mungkin bahkan
membuat adopsi IFRS yang tidak perlu. Pendukung adopsi, namun, percaya bahwa
konvergensi saja tidak akan pernah menghilangkan semua perbedaan antara dua set
standar.
3.2. Perbandingan PSAK dengan IFRS

Jika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan
IFRS, dengan jelas kita temukan perbedaan kuantitas sebagai berikut:
PSAK
43 Standart (PSAK)
8 Syariah Standart
11 Interpretation (ISAK)
4 Tecnical Bulletins
1 SAK ETAP (Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik/UKM)

IFRS
37 Standart
8 IFRS
29 IAS
27 Interpretations
16 IFRIC Interpretation
11 SIC

Di Indonesia juga masih terdapat Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang masih
mengacu pada PSAK lama. Kemungkinan besar setelah konvergensi PSAK ke IFRS akan
menyusul perubahan pada SAP.
Tidak semua standar IFRS tersebut diatas dicontek habis dan dirubah menjadi PSAK,
itulah mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan adoption. Sedikit
gambaran saja untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan dalam tabel berikut:
Perbedaan
Arti harafiah

Adaption
Adaptasi/Penyelarasan

Convergence
Pertemuan pada suatu
titik
Standart
Membuat standar yang Membuat standar baru
akuntansi
benar benar baru
dengan
mempertimbangkan
keadaan yang berlaku
Contoh negara Indonesia sebelum IFRS Indonesia setelah 2012

Full Adoption
Adopsi/pemakaian
Mentranslet standar
lama menjadi standar
baru
Australia, Hongkong

IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru, Saya mencatat
tiga perbedaan mendasar, yaitu:
1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi Fair
Value based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan
berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value based mendominasi
perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai
contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai
atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas
suatuatas suatu laporan keuangan.
2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah
menjadi Prinsiple Based.
Apa itu Rule Based?
Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya.
Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75%
dianggap material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
Apa itu Prinsiple Based?
IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK update untuk
mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbagan
Akuntan / Management perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi
perusahaan.
3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang
dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal.
Pihak perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan (disclosures) penting
dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang dikeluarkan ke eksternal benarbenar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta yang lebih baik.
3.3. Perbedaan Spesifik antara IFRS dengan US GAAP
Perbedaan terbesar antara US GAAP dan IFRS adalah bahwa keseluruhan
menyediakan kurang detail. panduan tentang pengakuan pendapatan, misalnya, secara
signifikan lebih kecil dari GAAP luas. IFRS juga mengandung relatif sedikit instruksi
spesifik industri.
Karena proyek yang sudah berjalan lama konvergensi antara IASB dan FASB, sejauh
mana perbedaan spesifik antara IFRS dan GAAP telah mengecil.. Namun perbedaan yang
signifikan lakukan tetap, paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang
dilaporkan sangat berbeda, tergantung pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta
dan
keadaan.Contoh:

IFRS
tidak
mengizinkan
Last
In,
First
Out
(LIFO).
IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs kerusakan daripada
langkah kedua metode yang digunakan dalam US GAAP, membuat write-downs lebih
mungkin.
IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran objektif untuk
kemungkinan.
IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang telah terjadi harus
diklasifikasikan sebagai non-arus pengabaian kecuali kreditur diperoleh sebelum tanggal
neraca.

Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana
yang diadopsi dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan
USGAAP. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS)
kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus
merubah mindset kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.
Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan
dalam tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut
masih sama, yaitu level 1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan
element laporan keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.
Berikut adalah Perbedaan keduanya:
Level 1: Tujuan Laporan Keuangan:
US GAAP

Menyediakan
informasi yang berguna
untuk pengambilan
keputusan investasi dan
kredit.

Menyediakan
informasi yang berguna
untuk memprediksi
jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas
masa depan perusahaan

IFRS
Menyediakan informasi
yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi.

Pengguna adalah
investor, karyawan, pemberi
pinjaman, pemasok dan kreditor
usaha lainnya, pelanggan,
pemerintah dan masyarakat.

Menyediakan
informasi tentang sumber
daya ekonomi, klaim
terhadap sumber daya
tersebut, dan perubahan
terhadap keduanya.

Level 2: Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi


US GAAP
IFRS
Relevan terdiri dari:
Relevan terdiri dari:
Nilai prediksi
membantu pengguna
memprediksi hasil dari
kejadian masa lalu, saat ini
dan masa depan.

Nilai umpan balik

Nilai prediksi
Nilai konfirmasi
Materialitas

membantu pengguna
mengkonfirmasi dan
membetulkan nilai prediksi
sebelumnya.

Tepat waktu
tersedia sebelum
kehilangan kapasitas untuk
mempengaruhi
keputusan
Dapat dipercaya terdiri dari:

Disajikan dengan

jujur

Netral
Dapat diferivikasi

Dapat dipercaya terdiri dari:

Disajikan dengan jujur


Netral
Substansi mengungguli

bentuk
Kehati-hatian (dimana
ada ketidakpastian, kesalahan
dalam menyediakn informasi
dan menjamin adanya
konservatisme.

Kelengkapan

Dapat dibandingkan
Dapat dibandingkan
Konsisten
Level 2: Element Laporan Keuangan
US GAAP
IFRS
Aset
Aset
Kewajiban
Kewajiban
Ekuitas
Ekuitas
Investasi pemilik
Pemeliharaan modal (diperoleh dari revaluasi
Distribusi kepada pemilik
asset dan kewajiban)
Laba komprehensif
Laba (Pendapatan dan keuntungan)
Pendapatan
Beban (beban dan kerugian)
Keuntungan
Beban
Kerugian

Level 3: Pengakuan dan pengukuran Asumsi dasar


US GAAP
IFRS
1.
Kelangsungan
1.
usaha
2.
2.
Entitas ekonomi
3.
Unit moneter
4.

Periodisitas

Kelangsungan usaha
Basis akrual

Level 4: Pengakuan dan pengukuran Prinsip


US GAAP
IFRS
1.
Biaya historis
2.
Pengakuan
pendapatan
3.
Kesesuaian
4.
Pengungkapan penuh

1.
Biaya historis
2.
Biaya sekarang (apa yang
harus dibayar hari ini untuk
mendapatkan aset. Ini sering
diperoleh dalam penilaian yang
sama dengan nilai wajar)
3.
Nilai realisasi (jumlah kas
yang dapat diperoleh saat ini jika
asset dilepas
4.
Nilai wajar
5.
Pengakuan pendapatan
6.
Pengakuan beban
7.

Level 5: Pengakuan dan pengukuran Kendala


US GAAP
IFRS
1. Biaya dan manfaat
2. Materialitas
3. Praktik Industri
4. Konservatisme

Pengungkapan penuh

1.
Keseimbangan antara biaya
dan manfaat
2.
Tepat waktu
3.
Keseimbangan antara
karakteristik kualitatif

Sebagaimana diatur dalam IAS 32 & 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara ringkas dapat dilihat
p
ada perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut:
1. IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang sama
2. IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah methode
equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg patokan lebih
dari 20% kepemilikan.
3. Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya.
4. Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan
(50%)
5. IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan
menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan.
6. GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi untuk
available for sale debt and equity securities.
7. IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk available for sale equity , namun
mengizinkan reversal untuk available for sale debt securities dan held-tomaturity
securities.

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Maka kesimpulan dari materi makalah ini, Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS) adalah kumpulan dari standar akuntansi yang dikembangkan oleh Badan Standar
Akuntansi Internasional (IASB) yang menjadi standar global untuk penyusunan laporan
keuangan perusahaan publik.
IFRS (International Financial Reporting Standar) yang akan digunakan sebagai standar
akuntansi secara Internasional dan diterapkan atau digunakan oleh setiap Negara yang
bertujuan untuk mengharmonisasikan standar akuntansi Internasional. Saat ini pembuatan
dari SAK (Standar Akuntansi Keuangan) mengacu pada FASB (Financial Accounting
Standads Board) yang berada di Amerika Serikat, karena kiblat dari ilmu akuntansi yang
ada di Indonesia saat ini berada di Amerika Serikat. Jadi selama ini standar akuntansi di
Indonesia tidak jauh berbeda isinya dengan yang digunakan oleh Amerika.
Sedangkan pada tahun 2011 akan dilakukan keseragaman terhadap standar Akuntansi
di seluruh dunia, yaitu menggunakan standar akuntansi IFRS(International Financial
Reporting Standar). Mau tidak mau Indonesia harus mengikuti perubahan yang akan
dilakukan dunia yaitu mengganti standar akuntansi yang digunakan dengan standar
akuntansi dunia. Oleh sebab itu, peran dari I.A.I sangat dibutuhkan setipa perusahaan dan
pemerintah untuk melakukan perubahan standar akuntansi di Indonesia.
IFRS memang diharapkan menjadi standar akuntansi berbasis teori dan prinsip yang
memiliki kualitas tinggi. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh dunia juga
akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding (comparability) dalam pelaporan
keuangan.
4.2 Saran
Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa
pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar
dunia. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan
keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam
perusahaan.

Intinya adalah bahwa CPA perlu mulai untuk mempersiapkan hari dalam waktu yang
tidak terlalu lama ketika Securities and Exchange Commission dapat menetapkan tanggal
sukarela, atau bahkan wajib, adopsi IFRS oleh semua perusahaan publik Amerika Serikat.
Jadi, berhati-hatilah bahwa cara laporan keuangan siap berbeda berdasarkan apakah
sebuah perusahaan adalah menggunakan IFRS, US GAAP, atau negara lain GAAP. Tetap
mengikuti perkembangan SEC mengenai IFRS dan potensi adopsi oleh perusahaanperusahaan AS, dan dari berbagai upaya untuk memungkinkan perusahaan-perusahaan non
publik untuk menggunakan IFRS juga. Dua sumber informasi yang baik adalah situs Web
AICPA dan situs web SEC.

DAFTAR PUSAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/ifrs/
(Diakses pada hari Senin, 26 September 2011)
Sumber: Akuntan Indonesia, edisi no 17, Juni, 2009.
http://hepiprayudi.wordpress.com/
(Diakses pada hari Senin, 26 September 2011)

http://akuntansibisnis.wordpress.com/2011/01/06/perkembangan-konvergensi-psak-ke-ifrs/
Oleh : Harry Andrian Simbolon, SE., M.Ak., QIA
(Diakses pada hari Senin, 26 September 2011)
www.iasb.org
(Diakses pada hari Senin, 26 September 2011)
www.iaiglobal.or.id
(Diakses pada hari Senin, 26 September 2011)
http://akuntansibisnis.wordpress.com/2011/04/07/perbedaan-kerangka-konseptual-usgaapdan-ifrs/
(Diakses pada hari Senin, 26 September 2011)

You might also like