Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memili media pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran, jenis
tugas dan respons yang diharapkan siswa
namun kecenderungan ke arah itu sudah mulai tampak. Dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran, peranan media juga tidak bisa diabaikan.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari
pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya
merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Namun kenyataanya bagian inilah yang masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara lain: terbatasnya waktu untuk
membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya,
dll. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah membekali diri dengan
pengetahuan dan keterampilan dalam hal media pembelajaran. Sesungguhnya betapa
banyak jenis media yang bisa dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan
kondisi waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis
media memiliki karakteristik tertentu yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat
memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.
B.
Deskripsi Singkat
Modul ini merupakan panduan bagi peserta diklat untuk membantu
karena pemahaman Anda tentang media pembelajaran akan sangat membantu tugas
Anda sehari-hari sebagai pengajar. Modul ini juga akan dilengkapi dengan
rangkuman, latihan dan tes formatif untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta
diklat tentang isi bahan ajar ini.
C. Relevansi/Manfaat
Materi di dalam bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi peserta diklat untuk
menambah wawasan, pemahaman, dan pengetahuan tentang Media Pembelajaran.
Selain itu peserta diklat dapat meningkatkan keterampilannya dalam memilih jenis
media yang tepat untuk topik dan tujuan pembelajaran tertentu serta memanfaatkan
beberapa program media dalam pembelajaran secara. benar.
D. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah selesai mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan mampu
memahami bahwa media pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam
keberhasilan proses pembelajaran.
- Memilih jenis media yang tepat untuk topik dan tujuan pembelajaran tertentu.
- Memanfaatkan beberapa program media dalam pembelajaran secara. benar.
yang ditampilkan dalam latihan maupun tes formatif maka peserta dapat mengulangi
lagi dalam mempelajarinya agar setiap kompetensi yang diharapkan dalam setiap
babnya dapat peserta penuhi. Pada Bab VI terdapat kesimpulan, serta kunci jawaban
latihan dan tes formatif dari setiap bab.
BAB II
BELAJAR, SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Jadi, sebagai pertanda bahwa seseorang telah melakukan proses belajar adalah
terjadinya perubahan perilaku pada diri orang tersebut. Perubahan perilaku tersebut,
misalnya, dapat berupa: dari tidak tahu sama sekali menjadi samar-samar, dari kurang
mengerti menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi terampil, dari anak pembangkang
menjadi penurut, dari pembohong menjadi jujur, dari kurang taqwa menjadi lebih
taqwa, dll. Jadi, perubahan sebagai hasil kegiatan belajar dapat berupa aspek kognitif,
psikomotor maupun afektif.
Kegiatan belajar, sering dikaitkan dengan kegiatan mengajar. Begitu eratnya
kaitan itu, sehingga keduanya sulit dipisahkan. Dalam percapakan sehari-hari kita
secara spontan sering mengucapkan istilah kegiatan "belajar-mengajar menjadi satu
kesatuan. Bahwa kedua kegiatan tersebut berkaitan erat adalah benar. Namun,
benarkah bahwa agar terjadi kegiatan belajar harus selalu ada orang yang mengajar?
Benar pulakah bahwa setiap kegiatan mengajar pasti selalu menghasilkan kegiatan
belajar ? Jawabannya : belum tentu. Artinya, dalam setiap kegiatan belajar tidak harus
selalu ada orang yang mengajar. Kegiatan belajar bisa saja terjadi walaupun tidak ada
kegiatan mengajar. Begitu pula sebaliknya, kegiatan mengajar tidak selalu dapat
menghasilkan kegiatan belajar.
Ketika Anda menjelaskan pelajaran di depan kelas misalnya, memang terjadi
kegiatan mengajar. Tetapi, dalam kegiatan itu tak ada jaminan telah terjadi kegiatan
belajar pada setiap siswa yang Anda ajar. Kegiatan mengajar dikatakan berhasil hanya
apabila dapat mengakibatkan/menghasilkan kegiatan belajar pada diri siswa. Jadi,
sebenarnya hakekat guru mengajar adalah usaha guru untuk membuat siswa belajar.
Dengan kata lain, mengajar merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi
kegiatan belajar.
persekolahan, maka pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada
siswa.
Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah
dan penyaji pesan. Contohnya: guru, dosen, pustakawan, petugas laboratorium,
instruktur, widyaiswara, pelatih olah raga, tenaga ahli dan masih banyak lagi, bahkan
termasuk siswa itu sendiri.
Bahan merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan-pesan
belajar, yang biasanya disajikan menggunakan peralatan tertentu. Contonya: buku
teks, modul, transparansi (OHT), kaset program audio, kaset program video, program
slide, film.
Alat, adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menyajikan
pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya: OHP, Tape recorder, Video player,
proyektor slide, proyektor film, komputer.
Teknik, yaitu prosedur atau langkah-langkah-tertentu yang disiapkan dalam
menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan.
MisaInya: demonstrasi, diskusi, praktikum, pembelajaran mandiri, sistem pendidikan
terbuka/jarak jauh, tutorial tatap muka, dll.
Sedangkan latar/ lingkungan adalah situasi di sekitar terjadinya proses belajar
mengajar dimana pembelajar menerima pesan. Lingkungan dibedakan menjadi dua
macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non-fisik. Contoh lingkungan fisik:
gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula, pasar, kebun, bengkel, pabrik, dll.
Contoh lingkungan non-fisik : tata ruang belajar, ventilasi udara,
cuaca,
kebisingan/ketenangan lingkungan belajar, dll. Ditinjau dari tipe atau asal usulnya,
sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua :
1). Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber
belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Sumber belajar
semacam ini sering disebut bahan pembelajaran. Contohnya adalah: buku pelajaran,
modul, program audio, program slide suara, transparansi (OHT)
2). Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources
by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk
keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama,
olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar,
siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain.
Jadi, begitu banyaknya sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu
dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar. Sekali lagi, guru hanya merupakan
salah satu dari sekian banyak sumber belajar yang ada. Bahkan guru hanya salah satu
sumber belajar yang berupa orang, selain petugas perpustakaan, petugas laboratorium,
tokoh-tokoh masyarakat, tenaga ahli/terampil, tokoh agama, dll.
Oleh karena setiap anak merupakan individu yang unik (berbeda satu sama
lain), maka sedapat mungkin guru memberikan perlakuan yang sesuai dengan
karakteristik masing-masing siswa. Dengan begitu maka diharapkan kegiatan
mengajar benar-benar membuahkan kegiatan belajar pada diri setiap siswa. Hal ini
dapat dilakukan kalau guru berusaha menggunakan berbagai sumber belajar secara
bervariasi dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk
berinteraksi dengan sumber-sumber belajar yang ada.
Hal yang perlu perhatian adalah, agar bisa terjadi kegiatan belajar pada siswa,
maka siswa harus secara aktif melakukan interaksi dengan berbagai sumber belajar.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar hanya mungkin terjadi jika ada interaksi
10
antara siswa dengan sumber-sumber belajar. Dan inilah yang seharusnya diusahakan
oleh setiap pengajar dalam kegiatan pembelajaran.
B. Media Pembelajaran
Peran guru adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi
siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada.
Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang , melainkan juga sumber-sumber
belajar yang lain. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja dirancang untuk
keperluan belajar, melainkan juga sumber belajar yang telah tersedia. Semua sumber
belajar itu dapat kita temukan, kita pilih dan kita manfaatkan sebagai sumber belajar
bagi siswa kita.
Wujud interaksi antara siswa dengan sumber belajar dapat bermacam-macam.
Cara belajar dengan mendengarkan ceramah dari guru memang merupakan salah satu
wujud interaksi tersebut. Namun belajar hanya dengan mendengarkan saja, patut
diragukan efektifitasnya. Belajar hanya akan efektif jika si belajar diberikan banyak
kesempatan untuk melakukan sesuatu, melalui multi-metode dan multi-media.
Melalui berbagai metode dan media pembelajaran, siswa akan dapat banyak
berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki siswa.
Barang kali perlu direnungkan kembali ungkapan populer yang mengatakan : Saya
mendengar saya lupa, Saya melihat saya ingat, Saya berbuat maka saya bisa.
Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran
hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan mengajar
(teaching aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula digunakan adalah alat bantu
visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat-alat bantu itu
11
12
13
14
abstrak
verba (1)
simbol visual (2)
radio (3)
film (4)
tv
(5)
15
tahun
1965-70,
pendekatan
sistern
(system
approach)
mulai
16
itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan
oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Peranan media yang semakin meningkat ini sering menimbulkan kekhawatiran
bagi guru. Namun sebenamya hal itu tak perlu terjadi, seandainya kita menyadari
betapa masih banyak dan beratnya peran guru yang lain. Memberikan perhatian dan
bimbingan secara individual kepada siswa, merupakan tugas penting guru yang
terkadang kurang mendapat perhatian. Hal ini mungkin karena waktu yang ada telah
banyak tersita untuk tugas menyajikan mated pelajaran. Kondisi semacam ini akan
terus terjadi selama guru masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber
belajar utama (apalagi satu-satunya sumber) bagi siswa. Padahal, jika guru bisa
memanfaatkan berbagai media belaiar secara baik, maka guru dapat berbagi peran
dengan media. Percayakanlah sebagian peran kita kepada media pembelajaran.
Dengan begitu, peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajran.
Tanggungjawab utama manajer pembelajaran adalah menciptakan kondisi sedemikian
rupa agar siswa dapat belajar. Proses kegiatan akan terjadi jika siswa dapat
berinteraksi dengan berbagai sumber belajar. Untuk itu guru bisa lebih banyak
menggunakan
waktunya
untuk
menjalankan
fungsinya
sebagai
penasehat,
Rangkuman
Istilah belajar sudah terlalu akrab dengan kehidupan kita sehari- hari. Di
masyarakat, kita sering menjumpai penggunaan istilah belajar seperti: belajar
membaca, belajar bernyanyi, belajar berbicara, belajar matematika. Masih banyak lagi
penggunaan istilah, bahkan termasuk kegiatan belajar yang sifatnya lebih umum dan
17
tak mudah diamati, seperti: belajar hidup mandiri, belajar menghargai waktu, belajar
berumah-tangga, belajar bermasyarakat, belajar mengendalikan diri, dan sejenisnya.
Belajar, merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal
batas usia, dan berlangsung seumur hidup. Belajar merupakan usaha yang dilakukan
seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya.
Dengan demikian, hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan perilaku yang
relatif permanen pada diri orang yang belajar. Tentu saja, perubahan yang diharapkan
adalah perubahan ke arah yang positip.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan
materi pelajaran. Meskipun menyajikan materi pelajaran memang merupakan bagian
dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain
yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya
dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif
dengan berbagai sumber belajar yang ada. Guru hanya merupakan salah satu (bukan
satu-satunya) sumber belajar bagi siswa. Selain guru, masih banyak lagi
sumber-sumber belajar yang lain. Lalu, apa sebenamya sumber belajar itu?
Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber belajar
adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunakan
untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar itu meliputi
pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan/latar.
Ditinjau dari tipe atau asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi
dua :
1). Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design); 2). Sumber belajar
yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization)
18
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari
medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi
kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang
komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses
komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media
pembelajaran.
Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta,
konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/ konkrit. Alat bantu
adalah alat (benda) yang digunakan oleh guru untuk mempermudah tugas dalam
mengajar. Audio-Visual Aids (AVA) mempunyai pengertian dan tujuan yang sama
hanya saja penekanannya pada peralatan audio dan visual. Sedangkan alat bantu
belajarpenekanannya pada fihak yang belajar (pembelajar). Semua istilah tersebut,
dapat kita rangkum dalam satu istilah umum yaitu media pembelajaran.
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk
memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu
kemudian bertambah dengan adanya buku. Sekitar pertengahan abad 20 usaha
pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah
peralatan audio visual pembelajaran. Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi muiai
mempengaruhi penggunaan alat audio visual. Dalarn pandangan teori komunikasi, alat
audio visual berfungsi sebagai alat penyalur pesan dari sumber pesan kepada
penerima pesan. Begitupun dalarn dunia pendidikan, alat audio visual bukan hanya
dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai penyalur
pesan belajar. Baru pada tahun 1960-an, para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai
komponen utama dalam kegiatan pembelajaran. Pada tahun 1965-70, pendekatan
19
Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan belajar?
2. Sebutkan pengertian umum dari media!
3. Apa pengertian alat peraga?
Tes Formatif
1. Berikut ini adalah sumber belajar menurut AECT, kecuali ..............................
A. pesan
B. orang
C. media
D. bahan/peralatan
E. lingkungan
2. Berikut
ini
adalah
sumber
belajar
ditinjau
dari
tipe
atau
asalnya,
kecuali........................
A. sumber belajar yang dirancang
B. sumber belajar yang difungsikan
C. sumber belajar yang dimanfaatkan
D. learning resources by designed
E. learning resources by utilization
3. Pengertian media pembelajaran menurut AECT adalah segala sesuatu yang
digunakan orang untuk ......................................
20
21
BAB III
PEMILIHAN DAN PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Kompetensi: Setelah selesai mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat menjelaskan
pemilihan media, menguraikan kriteria pemilihan media, menjelaskan
prinsip umum pemanfaatan media, serta menjelaskan manfaat umum
dan khusus, serta manfaat praktis media dalam pembelajaran
A. Pemilihan Media
Sebelum kita gunakan, media harus kita pilih secara cermat. Memilih media yang
terbaik untuk tujuan pembelajaran bukanlah pekerjaan yang mudah. Pemilihan itu
rumit dan sulit, karena harus mempertimbangkan berbagai faktor.
1. Model pemilihan media
Anderson (1976) mengemukakan adanya dua pendekatan/model dalam
proses pemilihan media pembelajaran, yaitu: model pemilihan tertutup dan
model pemilihan terbuka. Pemilihan tertutup terjadi apabila alternatif media
telah ditentukan "dari atas" (misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga mau
tidak mau jenis media itulah yang harus dipakai. Kalau toh kita memilih, maka
yang kita lakukan lebih banyak ke arah pemilihan topik/pokok bahasan mana
yang cocok untuk dimediakan pada jenis tertentu. Misalnya saja, telah
ditetapkan bahwa media yang digunakan adalah media audio. Dalam situasi
damikian, bukanlah mempertanyakan mengapa media audio yang digunakan,
dan bukan media lain? Jadi yang harus kita lakukan adalah memilih topik-topik
apa saja yang tepat untuk disajikan melalui media audio. Untuk model pemilihan
terbuka, lebih rumit lagi.
22
hakekatnya
merupakan
salah
satu komponen
sistem
23
benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan
kelemahan masing-masing.
24
manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh karena itu, media harus sesuai benar
dengan kondisi mereka.
3. Karakteristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya,
sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita
tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan
baik karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada
dasamya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik
dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis
media tertentu, pahami dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.
4. Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu
yang tersedia/yang kita memiliki, cukupkah? Pertanyaan lain adalah, berapa
lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama
alokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran? Tak ada gunanya kita
memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu untuk mengadakannya.
Jangan sampai pula terjadi, media yang telah kita buat dengan menyita banyak
waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran temyata kita kekurangan
waktu.
5. Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media.
Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media,
jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria
25
yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk
membuat, membeli atau menyewa media tersebut? Bisakah kita mengusahakan
biaya tersebut/apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang
hendak dicapai? Tidak mungkinkah tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa
menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang lebih murah namun
tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang mahal belum tentu lebih
efektif untuk mencapai tujuan belajar dibandingkan media sederhana dan murah.
6. Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah
media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran? Kalau
kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan sarana
untuk membuatnya? Kalau semua itu ada, pertanyaan berikutnya adalah
tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas? Misalnya,
untuk menjelaskan tentang proses terjadinya gerhana matahari memang lebih
efektif disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada video
player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.
7. Konteks penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana
media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar individual,
kelompok kecil, kelompok besar atau masal? Dalam hal ini kita perlu
merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan
dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks
penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.
26
8. Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah ada,
misalnya program audio, video, grafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu
teknis media tersebut, apakah visual jelas, menarik, dan cocok? Apakah
suaranya jelas dan enak didengar? Jangan sampai hanya karena keinginan kita
untuk menggunakan media saja, lantas media yang kurang bermutu kita
paksakan penggunaannya.
27
3. Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif. Lebih baik
menggunakan media yang sederhana yang dapat mengaktifkan seluruh siswa
daripada media canggih namun justru membuat siswa kita terheran-heran pasif.
Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam penyusunan
rencana pembelajaran. Tentukan bagian materi mana saja yang akan kita sajikan
dengan bantuan media. Rencanakan bagaimana strategi dan teknik penggunaannya.
Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan atau sekedar
pengisi waktu kosong saja. Jika siswa sadar bahwa media yang digunakan hanya
untuk mengisi waktu kosong, maka kesan ini akan selalu muncul setiap kali guru
menggunakan media. Penggunaaan media yang sembarangan, asal-asalan, atau
"daripada tidak dipakai", akan membawa akibat negatif yang lebih buruk. Harus
senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaaan media.
Kurangnya persiapan bukan saja membuat proses pembelajaran tidak efektif dan
efisien, tetapi justru mengganggu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini terutama
perlu diperhatikan ketika kita akan menggunakan media elektronik.
28
29
tidak harus terjadi jika guru dapat memanfaatkan media secara maksimal.
Misalnya, tanpa media seorang guru tentu saja akan menghabiskan banyak
waktu untuk mejelaskan sistem peredaran darah manusia atau proses terjadinya
gerhana matahari. Padahal dengan bantuan media visual, topik ini dengan cepat
dan mudah dijelaskan kepada anak. Biarkanlah media menyajikan materi
pelajaran yang memang sulit untuk disajikan oleh guru secara verbal. Dengan
media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu
dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media, guru tidak harus menjelaskan
materi pelajaran secara berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian
menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien,
tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan
utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa
mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya
dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri
melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan
dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program-program
pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan
komputer, memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara
mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan
30
31
32
dapat pula disaksikan siswa di kelas melalui media. Informasi pelajaran yang
disajikan dengan media yang tepat akan memberikan kesan mendalam dan
lebih lama tersimpan pada diri siswa.
RANGKUMAN
33
LATIHAN
34
TES FORMATIF
1. Dalam memilih media kita hendaknya didasarkan atas kriteria tertentu. Secara
umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran
adalah sebagai berikut, kecuali....
a. tujuan
b. pendidik
c. karakteristik media
d. waktu
e. biaya
2. Secara khusus, Kemp dan Dayton (1985) mengidentifikasi manfaat media dalam
pembelajaran yaitu, kecuali....
a. penyampaian materi pelajaran dapat divariasikan
b. meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
c. media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja
d. media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses
belajar
e. mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
3. Peristiwa terjadinya gerhana matahari total yang jarang sekali terjadi, dapat
disaksikan oleh siswa setiap saat melalui media rekaman. Ini adalah salah satu
manfaat praktis media dalam pembelajaran dalam hal....
a. media dapat membantu mengatasi keterbatasan biaya
b. media dapat membantu mengatasi keterbatasan kreativitas
35
36
BAB IV
JENIS MEDIA DAN KARAKTERISTIKNYA
media
yang
tidak
diproyeksikan,
media
yang
37
Golongan Media
Audio
Cetak
Audio cetak
Proyeksi visual diam
Proyeksi audio visual diam
Visual gerak
Audio visual gerak
Obyek fisik
Manusia dan lingkungan
Komputer
Sementara
itu,
Schramm
(1985)
menggolongkan
media
atas
dasar
kompleksnya suatu media. Atas dasar itu, Schramm membagi media menjadi dua
golongan yaitu: media besar (media yang mahal dan kompleks) dan media kecil
(media sederhana dan murah). Termasuk media besar misalnya: film, televise, dan
video NCD, sedangkan yang termasuk media kecil misalnya: slide, audio,
transparansi, dan teks. Selain itu Schramm juga membedakan media atas dasar
38
jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak), media kelompok
(liputannya seluas ruangan tertentu), dan media individual (untuk perorangan).
Termasuk media masal adalah radio dan televisi. Termasuk media kelompok
adalah: kaset audio, video, OHP, dan slide. Sedangkan yang termasuk media
individual adalah: buku teks, telepon, dan program komputer pembelajaran (CAI).
Sebagian ahli lain mengelompokkan media berdasarkan pada tingkat teknologi
yang digunakan, mulai dari media dengan teknologi rendah hingga yang
menggunakan teknologi tinggi. Jika media digolongkan atas dasar tingkat teknologi
yang
digunakan,
maka
penggolongan
media
sangat
dipengaruhi
oleh
39
B. Karakteristik Media
Setiap jenis media, mempunyai karakteristik (kekhasan) tertentu, yang
berbeda-beda satu sama lain. Masing-masing media tentu memiliki kelebihan dan
kelemahan. Tidak semua jenis media yang disebutkan di atas akan dibahas di sini.
Untuk mempermudah pembahasan, kita akan menggunakan pengelompokkan
media seperti yang dikemukakan oleh Henich. Namun karena pertimbangan
praktis, maka jenis media yang akan dibahas di sini hanya dipilih beberapa media
yang biasa digunakan dalam pembelajaran.
40
41
42
menggunakan kata kata verbal. Ingat ungkapan "Satu gambar berbicara seribu
kata".
Semua media grafis, baik itu berupa gambar, sketsa bagan, grafik atau media
visual yang lain harus dibuat dengan memperhatikan prinsip-prinsip umum.
Sebagai salah satu media visual, grafis harus diusahakan memenuhi
ketentuan-ketentuan agar menghasilkan visual yang komunikatif. Untuk lebih
mudah diingat, ketentuan tersebut dinyatakan dalam akronim "VISUALS"
(singkatan dari Visible, Interesting, Simple, Useful, Accurate, Ligitimate, dan
Structured). Secara singkat prinsip umum pembuatan visual itu dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Visible berarti mudah dilihat oleh seluruh sasaran didik yang akan
memanfaatkan media yang kita buat. Interesting artinya menarik, tidak monoton
dan fidak membosankan. Simple artinya sederhana, singkat, dan tidak
berlebihan. Useful maksudnya adalah visual yang ditampilkan harus dipilih yang
benar-benar bermanfaat bagi sasaran didik. Jangan menayangkan tulisan terlalu
banyak yang sebenamya kurang penting. Accurate artinya isinva harus benar
dan tepat sasaran. Jika pesan yang dikemas dalam media visual salah, maka
dampak buruknya akan sulit terhapus dari ingatan siswa. Legitimate adalah
bahwa visual yang ditampilkan harus sesuatu yang sah dan masuk akal. Visual
yang tidak logis atau tidak lazim akan dianggap janggal oleh anak. Structured
maksudnya visual harus terstruktur atau tersusun dengan baik, sistematis, dan
runtut sehingga mudah dipahami pesannya.
Media grafis banyak jenisnya, misalnya: gambar/foto, sketsa, bagan,
diagram, grafik, poster, kartun dan sebagainya. Berikut ini dijelaskan beberapa
diantara jenis grafis tersebut.
43
1). Gambar/foto
Gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai dalam pembelajaran.
Gambar/foto sifatnya universal, mudah dimengerti, dan tidak terikat oleh
keterbatasan bahasa. Beberapa kelebihan media gambar/foto antara lain:
sifatnya konkrit
dapat mengatasi batasan ruang, waktu dan indera
harganya relatif murah serta mudah dibuat dan digunakan dalam
pembelajaran di kelas.
Selain kelebihan, gambar/foto juga memiliki kelemahan, antara lain:
hanya menekankan pada persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya
dapat terlihat oleh
sekelompok siswa.
jika gambar terlalu kompleks, akan kurang efektif untuk tujuan pembelajaran
tertentu.
Agar lebih bermanfaat dalam pembelajaran, maka gambar/foto hendaknya
memenuhi persyaratan berikut :
44
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan
bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Selain dapat menarik perhatian siswa,
sketsa dapat menghindarkan verbalisme dan memperjelas pesan. Sketsa dapat
dibuat langsung oleh guru, karena itu harganya pasti murah (bahkan bisa tanpa
biaya). Satu-satunya hambatan yang sering dikemukakan adalah guru tidak bisa
menggambar. Padahal setiap orang pasti memiliki kemampuan dasar
mengganbar, dan itu sudah cukup sebagai modal membuat sketsa untuk
memperjelas sajian kita.
3). Diagram/skema
Diagram/skema merupakan suatu gambar sederhana yang menggunakan
garis-garis dan simbol-simbol. Diagram menggambarkan struktur dari obyek
tertentu secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan yang ada antara
komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di sana. Isi diagram pada
umumnya berupa petunjuk untuk memahami komponen dan mekanisme kerja
peralatan tertentu. Misalnya kalau kita membeli peralatan elektronik, biasanya
disertai sebuah diagram mengenai komponen alat tersebut, fungsi, dan cara
pengoperasian.
menyederhanakan
Jika
digunakan
sesuatu
yang
dalam
kompleks
pembelajaran,
sehingga
diagram
dapat
bisa
membantu
45
ukurannya cukup dan dapat dilihat oleh siswa dalam jumlah yang diinginkan
penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum (dari kiri ke
kanan).
4). Bagan/chart
Fungsi bagan/chart yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep yang
sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Bagan mampu memberikan ringkasan
butir-butir penting dari suatu penyajian. Dalam bagan/chart sering dijumpai
bentuk grafis yang lain seperli gambar, diagram, kartun atau lambang verbal.
Agar menjadi media yang baik, bagan hendaknya dibuat:
secara sederhana
lugas
tidak berbelit-belit
up to date.
Ada beberapa macam bentuk bagan, yaitu: bagan pohon, bagan arus dan bagan
garis waktu. Bagan pohon biasanya digunakan untuk menunjukkan sifat,
komposisi atau hubungan antar kelas (strata). Contoh bagan pohon yang paling
mudah ditemukan di sekolah adalah bagan tentang struktur organisasi OSIS.
Bagan arus untuk menggambarkan hubungan atau langkah-langkah suatu
kegiatan. Sedangkan bagan garis waktu untuk menggambarkan hubungan antara
peristiwa dengan waktu secara kronologis.
5). Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol
verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Grafik
digunakan untuk menjelaskan perkembangan atau perbandingan suatu obyek
yang saling berhubungan. Grafik biasanya disusun berdasarkan prinsip
46
47
praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas dan ruangan, dan bisa
disajikan tanpa layar khusus (dapat langsung ke dinding kelas)
transparansi dapat dicopy dan dibagikan kepada siswa sebagai hand out
guru dapat mengatur, mengurutkan, dan merevisi materi yang akan disajikan
visual yang disajikan jauh lebih menarik dibandingkan kalau hanya digambar
di papan tulis
lebih bersih dan sehat jika dibandingkan dengan menggunakan kapur dan
papan tulis
Meskipun banyak kelebihannya media ini juga memiliki kelemahan yang perlu
diperhatikan, yaitu:
tergantung pada adanya aliran listrik
48
49
kurang praktis tersebut, maka penggunaan media ini kurang populer di sekolah.
Apalagi saat ini sudah ada program komputer yaitu Power Point yang lebih
murah dan lebih praktis penggunaannya.
3. Media Audio
Media audio yang dibahas di sini khusus kaset audio karena media inilah yang
paling sering digunakan di sekolah. Program kaset audio termasuk media yang
sudah memasyarakat hingga ke pelosok pedesaan. Program kaset audio merupakan
sumber yang cukup ekonomis karena biaya yang diperlukan untuk pengadaan dan
perawatan cukup murah. Beberapa kelebihan program audio adalah:
materi pelajaran yang sudah terekam tak akan berubah, jika diperlukan bisa
digandakan berkali-kali sesuai jumlah yang dibutuhkan.
untuk jumlah sasaran yang banyak, biaya produksi dan penggandaannya relatif
murah
jika diperlukan, rekaman dapat dihapus dan kasetnya masih dapat dipergunakan
peralatan penyajinya (tape recorder) juga termasuk murah bila dibandingkan
dengan peralatan audio visual lainnya
program kaset audio dapat menyajikan kegiatan, materi pelajaran dan sumber
belajar yang berasal dari luar kelas/sekolah seperti: hasil wawancara, rekaman
peristiwa, dan dokumentasi sehingga dapat memperkaya pengalaman belajar
siswa.
Program audio sangat cocok untuk menyajikan materi pelajaran yang bersifat
auditif, seperti pelajaran bahasa asing dan seni suara. Program audio mampu
menciptakan suasana yang imajinatif dan membangkitkan sentuhan emosional bagi
50
siswa. Dalam pelajaran sejarah misalnya, kita tidak mungkin memperoleh suara
asli patih Gajahmada. Melalui program audio, secara imajinatif kita bisa
menghadirkan suara tokoh Gajahmada yang gagah berani dan patriotik. Program
ini bisa digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan afektif kepada
siswa sehingga memberikan kesan mendalam di hati siswa. Adapun kelemahannya
adalah:
daya jangkaunya terbatas, tidak bisa didengarkan secara masal (kecuali disiarkan
melalui radio)
jika jumlah sasarannya sedikit dan hanya sekali pakai, maka biaya produksi
manjadi mahal
cenderung verbalistik karena semua informasi hanya disajikan melalui suara,
sehingga sulit dipergunakan untuk menyajikan materi yang bersifat sangat
teknis, praktek, dan eksak.
4.
Media video
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual. Jenis media audio
visual lain misalnya film. Tetapi yang akan dibicarakan di sini hanyalah media
video, karena media inilah yang sudah banyak dikembangkan untuk keperluan
pembelajaran. Sebagian besar fungsi film sudah bisa digantikan oleh media video.
Biaya produksi dan perawatan video juga lebih murah. dibandingkan film.
Pengoperasianyapun jauh lebih praktis. Sehingga tak heran bila media video saat
ini lebih populer dan diminati dibandingkan media film. Oleh sebab itu saat ini
media video telah banyak diproduksi untuk keperluan pembelajaran.
Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran di sekolah bukan lagi sesuatu
yang aneh. Saat ini banyak sekolah yang telah memiliki dan memanfaatkan
program video pembelajaran di sekolah. Media video memiliki banyak kelebihan
51
dibanding OHP, slide, dan audio. Sebagai media audio visual, video dapat
menampilkan suara, gambar, dan gerakan, sekaligus. Sehingga media ini efektif
untuk menyajikan berbagai topik pelajaran yang sulit disampaikan melalui
informasi verbal.
Kemampuan video untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak
siswa melanglang buana walaupun dibatasi oleh dinding ruang kelas. Obyek-obyek
yang terlalu kecil, terlalu besar atau obyek langka dan berbahaya dapat dihadirkan
ke ruang kelas. Bahkan video dapat menghadirkan obyek yang hanya ada di lain
benua dan luar angkasa. Singkatnya, media ini mampu "membawa dunia ke dalam
kelas" .
Pesan yang dapat disajikan melalui video dapat bersifat fakta (obyek, kejadian,
atau informasi nyata), dapat pula bersifat fiktif. Pada mata pelajaran yang banyak
mempelajari keterampilan motorik, media video sangat diperlukan. Dengan
kemampuanya untuk menyajikan gerakan lambat (slow motion), maka media ini
akan memudahkan siswa mempelajari prosedur gerakan tertentu secara lebih rinci
dan jelas.
Sekarang, media ini biasanya dikemas dalam bentuk VCD (video compact
disc). Beberapa tahun lalu, media ini masih dianggap terlalu mahal untuk
digunakan di sekolah. Tetapi saat ini harganya sudah terjangkau oleh masyarakat
hingga ke lapisan bawah. Harga satu keping VCD hampir sama dengan kaset audio.
Dengan demikian, media video ini layak kita jadikan sebagai salah satu pilihan
untuk dimanfaatkan secara. maksimal dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Meskipun demikian, akhir-akhir ini kehebatan program video masih
terkalahkan oleh program pembelajaran berbantuan komputer. Media komputer
memiliki hampir semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu
52
menampilkan teks, gerak, suara, dan gambar, komputer juga dapat digunakan
secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan
internet dapat memberikan keleluasan belajar menembus ruang dan waktu serta
menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas. Oleh karena itu media
komputer dapat dimasukkan dalam kelompok multimedia.
Pada modul ini media komputer memang tidak kita bahas lebih jauh lagi.
Sebab untuk membahasnya diperlukan kondisi yang lebih khusus. Namun tidak
lama lagi, setiap kali membahas media pembelajan, media ini mau tak mau akan
menjadi media yang harus kita bahas lebih mendalam. Tidak lama lagi penggunaan
media
komputer
dalam
pembelajaran
diperkirakan
semakin
mendesak.
RANGKUMAN
Ada berbagai cara dan sudut pandang dalam menggolongkan jenis media.
Apapun dasar yang digunakan dalam pengelompokan itu, tujuannya sama yaitu agar
orang lebih mudah mempelajarinya. Rudy Bretz (1971), mengidentifikasi jenis-jenis
media berdasarkan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga
unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam delapan kelompok, yaitu:
(1) media audio, (2) media cetak, (3) media visual diam, (4) media visual gerak, (5)
53
media audio semi gerak, (6) media semi gerak, (7) media audio visual diam, serta (8)
media audio visual gerak.
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan sebagai
berikut: (1) audio, (2) cetak, (3) audio cetak, (4) proyeksi visual diam, (5) proteksi
audio visual diam, (6) visual gerak, (7) audio visual gerak, (8) obyek fisik, (9)
manusia dan lingkungan, serta (10) komputer.
Schramm (1985) menggolongkan media atas dasar kompleksnya suatu media,
yaitu: media besar (media yang mahal dan kompleks) dan media kecil (media
sederhana dan murah). Selain itu Schramm juga membedakan media atas dasar
jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak), media kelompok
(liputannya seluas ruangan tertentu), dan media individual (untuk perorangan).
Henich dkk (1996) membuat klasifikasi media sebagai berikut: (1) media yang
tidak diproyeksikan, (2) media yang diproyeksikan, (3) media audio, (4) media video,
(5) media berbasis komputer, dan (6) multi media kit.
Media yang tidak diproyeksikan sering disebut sebagai media pameran (displayed media). Jenis media yang tidak diproyeksikan antara lain: realia, model, dan
grafis. Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber
belajar. Pemanfaatan media realia dapat juga dilakukan dengan cara mengajak
observasi. Selain observasi, penggunaan media realia juga dapat dimodifikasi berupa:
potongan benda (cutaways), benda contoh (specimen), dan pameran (exhibid). Media
model diartikan sebagai benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan
representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Media grafis tergolong
jenis media visual yang menyalurkan pesan lewat simbol-simbol visual. Media grafis
banyak jenisnya, misalnya: gambar/foto, sketsa, bagan/chart, diagram, grafik, poster,
kartun dan sebagainya.
54
LATIHAN
1. Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Beberapa dasar digunakan
para ahli dalam mengelompokkan media. Untuk tujuan apakah para ahli melakukan
pengelompokkan tersebut?
55
2. Dari sekian banyak jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran,
Henich dkk (1996) membuat klasifikasi media yang lebih sederhana. Ke dalam
kelompok apa saja media dikelompokkan menurut mereka?
3. Yang termasuk dalam media yang tidak diproyeksikan adalah realia, model, dan
grafis. Apakah perbedaan diantara ketiga jenis media itu?
TES FORMATIF
1. Ada berbagai cara dan sudut pandang dalam menggolongkan jenis media. Rudy
Bretz (1971), mengidentifikasi jenis media berdasarkan tiga unsur pokok, yaitu:
suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan
media ke dalam delapan kelompok diantaranya, kecuali...
a.
media audio
b.
media cetak
c.
d.
e.
2. Contoh media proyeksi audio visual diam sebagai salah satu dari sepuluh
pengelompokkan media yang dilakukan oleh Anderson (1976) adalah....
a. kaset audio
b. film bingkai (slide) bersuara
c. film gerak bersuara
d. spesimen
e. CBI (pembelajaran berbasis komputer).
3. Yang termasuk ke dalam media grafis sebagai salah satu jenis media yang tidak
diproyeksikan adalah
56
a.
gambar/foto
b.
bagan/chart
c.
poster
d.
film bingkai/slide
e.
kartun.
c.
d.
e.
57
BAB V
PEMBUATAN DAN PENYAJIAN MEDIA TRANSPARANSI
Kompetensi: Setelah selesai mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat mengetahui
perangkat media transparansi, teknik pembuatan transparansi, serta
teknik penyajian transparansi
Sejauh ini, papan tulis dianggap sebagai media yang paling praktis dan murah,
sehingga setiap ruang kelas hampir pasti memilikinya. Tetapi papan tulis memiliki
58
59
60
murah, bahkan bisa saja menggunakan plastik seperti yang dipakai untuk taplak
meja. Di atas transparansi itu, guru bisa menyiapkan tulisan jauh sebelum
penyajian atau bisa langsung menulis sambil mengajar.
61
b. Siapkan draft yang akan ditrasparansikan dengan pensil pada kertas, lalu
dijiplak ke dalam transparansi. Sesuaikan ketentuan ukurannya dengan
bidang proyeksi.
OHT dapat dibuat dalam beberapa bentuk dan teknik sajian, misalnya: bentuk
tunggal, tumpang tindih (overlay), bentuk ibuka-tutup (masking), bentuk yang
diberikan lapisan transparansi berwarna.
Selain itu, dalam membuat rancangan visual dalam transparansi, perlu juga
diperhatikan perhatikan beberapa tips berikut.
Gunakan huruf dengan ukuran minimal 0,6 cm. Jika Anda mengunakan huruf
yang lebih kecil dari itu, maka hasil tayangan akan sulit terbaca oleh siswa yang
duduk di belakang
Luas bidang transparansi yang ditulisi jangan melebihi ukuran 18x22 cm. Jika
melebihi, maka akan ada sebagian tulisan yang tidak tampak dalam tayangan
Sebaiknya dalam satu lembar transparansi tidak lebih dari enam baris tulisan.
Setiap baris maksimal berisi enam kata. Jika lebih dari itu, transparansi akan
terlihat terlalu "ramai"
Dalam satu lembar transparansi usahakan hanya berisi satu topik permasalahan.
Setiap transparansi agar diberi judul. Jika satu lembar transparansi belum cukup
untuk menuangkan satu topik tertentu, bisa disambung pada transparansi yang
lain dengan diberi judul yang sama
Bila transparansi diberi bingkai, maka pada ruang bingkai dapat diberi catatan
kecil yang dianggap perlu
Lembar transparansi sebaiknya tidak hanya berisi tulisan, tetapi dikombinasikan
dengan gambar, bagan, grafik, foto, skema atau simbol-simbol visual lain, agar
62
63
64
tidak cepat rusak dan tidak lengket ketika diambil. Pemberian kertas pemisah,
juga dimaksudkan agar transparan mudah terbaca pada saat dipilih-pilih
sebelum penayangan.
RANGKUMAN
Penggunaan OHP bisa dianggap sebagai "jalan tengah" antara media tradisional papan
tulis dengan media audio visual modern lainnya. Media OHP merupakan media yang
cukup populer penggunaannya di sekolah. Hampir semua sekolah telah memiliki
peralatan OHP, namun pemanfaatannya belum maksimal. Media transparansi terdiri
dari perangkat keras (OHP) dan perangkat lunak (OHT). Ada dua cara yang dapat
Anda lakukan untuk menghasilkan OHT, yaitu: dengan cara mengambil dari bahan
cetak dengan teknik tertentu dan membuat sendiri secara manual. OHT dapat dibuat
dalam beberapa bentuk dan teknik sajian, misalnya: bentuk tunggal, tumpang tindih
(overlay), bentuk buka-tutup (masking), bentuk yang diberikan lapisan transparansi
berwarna.
LATIHAN
1. Mengapa penggunaan OHP bisa dianggap sebagai "jalan tengah" antara media
tradisional papan tulis dengan media audio visual modern lainnya?
65
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
66
Pada hakekatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi manusia
sepanjang massa. Jika Anda sependapat dengan asumsi ini, maka pengertian sumber
belajar merupakan konsep yang sangat luas meliputi segala yang ada di jagad raya ini.
Jadi, begitu banyaknya sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu
dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar. Sekali lagi, guru hanya merupakan
salah satu dari sekian banyak sumber belajar yang ada. Bahkan guru hanya salah satu
sumber belajar yang berupa orang, selain petugas perpustakaan, petugas laboratorium,
tokoh-tokoh masyarakat, tenaga ahli/terampil, tokoh agama, dll.
Hal yang perlu perhatian adalah, agar bisa terjadi kegiatan belajar pada siswa,
maka siswa harus secara aktif melakukan interaksi dengan berbagai sumber belajar.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar hanya mungkin terjadi jika ada interaksi
antara siswa dengan sumber-sumber belajar. Dan inilah yang seharusnya diusahakan
oleh setiap pengajar dalam kegiatan pembelajaran.
Media merupakan salah satu komponen pembelajaran,oleh karena itu media
tidak bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh.
Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian
guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Banyak jenis media yang bisa dipilih,
dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya maupun tujuan
pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media memiliki karakteristik tertentu
yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat memilih media yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.
Melalui berbagai metode dan media pembelajaran, siswa akan dapat banyak
berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki siswa.
Barang kali perlu direnungkan kembali ungkapan populer yang mengatakan : Saya
mendengar saya lupa, Saya melihat saya ingat, Saya berbuat maka saya bisa.
67
Media pendidikan , tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan juga merupakan
media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi.
Apabila kita bandingkan dengan media pembelajaran, maka media pendidikan
sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian pendidikan itu sendiri. Sedangkan
media pembelajaran sifatnya lebih mengkhusus, maksudnya media pendidikan yang
secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah
dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidiikan adalah media
pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk media pendidikan.
Sebagai bagian dari sumber belajar, media harus dapat kita manfaatkan secara
maksimal untuk membantu siswa mencapai tujuan belajamya. Alangkah minimnya
pengalaman belajar anak didik kita, jika mereka hanya memperoleh informasi dari
sumber-sumber yang terbatas. Guru memang salah satu sumber belajar bagi siswanya,
tetapi bukan satu-satunya. Masih banyak sumber belajar lain yang dapat kita
manfaatkan untuk membuat siswa kita belajar. Peran penting guru adalah
mengupayakan agar setiap siswanya dapat berinteraksi dengan sebanyak mungkin
sumber belajar.
Pemanfaatan media pada dasamya dimaksudkan untuk membantu agar kegiatan
pembelajaran lebih efektif mencapai tujuan dan efisien dalam hal tenaga, waktu dan
beaya. Sayangnya, masih ada yang beranggapan bahwa penggunaan media akan
menambah pekerjaan guru yang waktunya telah habis untuk mengejar target
kurikulum. Anggapan demikian sebenamya tak perlu terjadi.
B. SARAN
68
69
70