Professional Documents
Culture Documents
1. Struktur Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut
dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk
menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan
kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan
sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.
2. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut
saraf.
3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf
pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.
Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol yang
tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang
belakang. Jembatan varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua
bagian serebelum.
5.1. Encephalitis
Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak) dan itis (peradangan)) adalah
peradangan otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan pula struktur
terkait lainnya. encephalomyelitis adalah peradangan otak dan sumsum
tulang belakang, dan meningoencephalitis adalah peradangan otak dan
meninges (membran yang menutupi otak). Penyebab encephalitis paling
sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat kimia seperti
timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.
5.2. Stroke
5.3. Alzheimer
Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan
saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala
khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk, kehilangan
ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir,
dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil. Penderita
cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombangambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut,
penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap
fungsi tubuh.
5.5. Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak
dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf
dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa
saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan
gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2
menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau
kekurangtanggapan.
5.6. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur
tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam
hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja
bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau
menit dan bahkan lebih dari sejam.
5.7. Afasia
5.8. Dementia
Kemunduran kapasitas intelektual yang kronis dan biasanya kian
memburuk yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas
dan penyusutan jaringan otak. Dementia paling biasa terjadi di kalangan
lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia. Kondisi
dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula tampak
sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk,
lingkup kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan
keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar sekalipun.
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel yang mempunyai bentuk khusus. Sel-sel tersebut
dinamakan neuron dan neuroglia. Kedua sel tersebut ibarat pasangan tak terpisahkan yang
menyusun jaringan saraf. Jika ada sel neuron, pasti sel neuroglia akan menyertai. Adapun sel
neuroglia berfungsi memberikan nutrisi dan bahan-bahan lain yang digunakan untuk
kehidupan neuron. Dengan kata lain, neuroglia berfungsi untuk menjamin kehidupan neuron
agar tetap dapat melaksanakan kegiatan. Neuron merupakan unit struktural dan fungsional
dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan
eksistabilitas (dapat dirangsang, serta memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan
sangat baik. Neuron terdiri dari tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu sebagai
berikut.
a. Badan Sel (Perikarion)
Bagian sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah satu
atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam sitoplasma badan sel juga
terdapat badan Nissl yang merupakan modifikasi dari retikum endoplasma kasar.
Badan Nissl mengandung protein yang digunakan untuk mengganti protein yang
habis. Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat untuk pertumbuhan
neuron. Jika badan sel rusak, maka serabut-serabut neuron akan mati.
b. Dendrit
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dendrit merupakan tonjolan sitoplasma
dari bagian badan sel. Dibandingkan akson, dendrit ini lebih halus, lebih pendek,
dan memiliki percabangan yang lebih banyak. Fungsi dendrit ini adalah untuk
meneruskan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) menuju ke badan
sel.
c. Akson
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang
panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita
dari badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik, yaitu sebagai berikut.
1) Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabutserabut
halus. Bagian-bagian inilah yang memiliki tugas pokok untuk meneruskan
implus.
2) Selubung Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung
mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk
melindungi akson. Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi dan
bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.
3) Nodus Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi
selubung mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan adanya bagian
ini, terlihat bagian akson tampak berbuku-buku. Agar lebih dapat memahami
tentang struktur dan bentuk neuron, perhatikan Gambar berikut :
Secara umum, fungsi sel saraf adalah menerima rangsang dan dapat menanggapi
rangsang tersebut. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem saraf merupakan
jaringan komunikasi yang kompleks.
Sebagai jaringan komunikasi, tentunya saraf memiliki mekanisme khusus tentang cara
meneruskan impuls. Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf, yaitu sebagai berikut :
memberikan informasi kepada sistem saraf pusat tentang adanya rangsangan dan
menyebabkan otot dan kelenjar melakukan respons. Dari pengertian ini, dapat
diketahui antara sistem saraf pusat dan tepi ada kerja sama yang sinergis, dan tidak
dapat bekerja sendirisendiri. Sistem saraf pusat meliputi:
1) Otak
Manusia di dunia mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Ada orang yang
sangat pandai atau sering disebut jenius, ada orang yang kecerdasannya sedang
atau biasa, dan adapula orang yang bodoh atau kurang cerdas. Mengapa terdapat
perbedaan kecerdasan pada setiap orang? Pusat kecerdasan tersebut terletak di
dalam otak.
Korteks merupakan bagian luar dari serebrum. Bagian ini terbuat dari bahan abu-abu,
yaitu massa badan sel. Keadaan korteks memiliki permukaan yang berlipat-lipat
sehingga dapat memperluas permukaannya.
(2) Lapisan Dalam
Pada lapisan ini terdapat serabut saraf bermielin yang disusun dari bahan putih.
Di bagian otak besar ini terdapat talamus, hipotalamus, bagian dari kelenjar pituitari,
dan kelenjar pineal. Talamus merupakan penjaga pintu gerbang pada korteks serebrum.
Semua pesan sensori yang sampai ke otak harus melalui talamus terlebih dahulu agar dapat
dirasakan secara sadar, kecuali bau semua rangsangan dari reseptor diterima talamus dan
kemudian diteruskan ke area sensorik serebrum.
Hipotalamus berfungsi sebagai pusat koordinasi bagi banyak kegiatan organ-organ
dalam. Selain itu, hipotalamus juga berfungsi untuk mengatur suhu dan kandungan air dalam
darah. Hipotalamus juga merupakan penghasil hormon. Hormon yang dihasilkan, antara lain
oksitosin dan ADH (antideuretik hormon) yang tersimpan di lobus posterior pada pituitari,
serta TSH (hormon perangsang tiroid) dan LH (Luteinizing hormon) yang tersimpan di lobus
anterior pada pituitari. Otak besar dibagi menjadi beberapa bagian penting sebagai berikut.
(1) Lobus Osksipitalis
Daerah ini berperan penting terhadap penglihatan. Seseorang yang mengalami
kecelakaan dan mengalami kerusakan pada bagian ini, maka akan mengalami
kebutaan. Apabila kita membuka mata dan melihat suatu pemandangan, jumlah
radioaktifnya sangat meningkat di daerah penglihatan pada lobus oksipitalis. Coba
Anda perhatikan daerahdaerah otak yang mempengaruhi fungsi organ tubuh manusia
pada Gambar berikut :
Untuk lebih memahami lagi tentang struktur tubuh otak, Anda dapat melakukan
kegiatan mengamati model otak di laboratorium sekolah Anda! Tunjukkanlah bagianbagian otak dan jelaskan fungsinya!
2) Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sumsum tulang belakang (medula spinalis)
merupakan lanjutan ke bawah dari medula oblongata. Sumsum tulang belakang ini terletak
memanjang dari ruas tulang leher sampai dengan antara tulang pertama dan kedua. Fungsi
sumsum tulang belakang adalah sebagai berikut.
a) Menghubungkan sistem saraf tepi ke otak. Informasi melalui neuron sensori
ditransmisikan dengan bantuan interneuron.
b) Sebagai pusat dari gerak refleks, misalnya refleks menarik diri. Irisan melintang
menunjukkan bagian luar berwarna putih yang banyak mengandung dendrit dam
akson, sedangkan bagian dalam berwana abuabu. Pada bagian yang berwarna abuabu inilah terdapat cairan serebrospinal, seperti yang terdapat pada otak. Cairan ini
tepatnya terletak di saluran tengah yang berhubungan dengan rongga ventrikel
dalam otak. Bagian tengah yang berwarna abu-abu ini jika dilihat seperti huruf H.
bagian ini mengandung badan saraf motorik yang mempunyai akson menuju ke
efektor dan juga mengandung saraf sensorik.
c. Susunan Saraf Tepi
Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang
belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan
serabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang.
Tiap pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke
hidung, mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf
sensorik dan motorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf
pusat. Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu sebagai
berikut.
1) Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda
makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini
mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri
atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal
yang keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada
Gambar 8.8. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan
motorik. Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf
sensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
Asal Saraf
Sensorik
Asal Saraf
Motorik
Sensori
Selaput lendir
hidung
Tidak ada
Optik
Sensori
Retina mata
Tidak ada
Okulomotor
Motor
Otot penggerak
bola
Otot pengerak
bola
mata
Nama Saraf
Jenis Saraf
Olfaktori
II
III
saraf
pupil mata
IV
Troklear
Motor
Otot penggerak
bola
Otot lain
penggerak
mata
bola mata
Trigeminal
Gabungan
Otot pengunyah
VI
Abdusen
Motor mata
Otot penggerak
bola
Otot lain
penggerak
mata
bola mata
Lidah bagian
ujung
Otot muka,
VII
Fasial
Gabungan
kelenjar ludah
VIII
Auditori
Sensori
Koklea dan
saluran
Tidak ada
setengah
lingkaran
IX
Glossofaringeal
Gabungan
Lidah bagian
belakang
Kelenjar ludah,
otot penelan di
tonsil
taring
X
Vagus
Gabungan
Laring, paruparu,
Saraf simpatetik
ke
jantung,
lambung,
laring, esofagus,
pankreas, hati
paru-paru,
jantung,
lambung,
pankreas.
XI
Spinal
Motor
Otot belikat,
laring,
Otot laring,
taring,
taring, langitlangit
dan langit-langit
halus
halus
XII
Hipoglosal
Motor
Otot-otot lidah
Otot lidah
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk
memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja
organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung, memperbesar
pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain
memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi
kantung seni.
b) Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik.
Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil
pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi,
dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan, maka
mengakibatkan keadaan yang normal.
B. Gerak Refleks
Pernahkah kaki Anda tanpa sengaja menginjak duri atau benda tajam lainnya? Apa
yang terjadi seketika itu? Pasti Anda akan dengan cepat menarik kaki, mungkin dibantu
dengan gerakan tangan, dan sambil berteriak secara spontan. Gerakan yang Anda lakukan
tersebut merupakan contoh gerak refleks. Gerak refleks merupakan gerakan yang tidak
kita sadari. Proses gerak ini lebih cepat daripada gerak sadar. Gerak refleks ini sebenarnya
merupakan mekanisme dalam rangka mengelak dari suatu rangsang yang berbahaya,
seperti contoh di atas. Refleks di atas merupakan refleks penarikan. Aksiaksi yang terjadi
pada peristiwa itu, antara lain:
1. Rangsang dari luar diterima oleh reseptor;
2. Impuls-impuls saraf neuron sensorik pada reseptor tersebut dilanjutkan ke sistem saraf
pusat, yaitu sumsum tulang belakang;
3. Di sumsum tulang belakang ini impuls dilanjutkan oleh interneuron dari neuron sensorik
ke neuron motorik;
4. Dari neuron, motorik impuls dilanjutkan ke efektor kemudian efektor dirangsang untuk
berkontraksi, akibatnya terjadi gerakan secara spontan dengan menarik kaki sambil
berteriak.
Setelah mengamati video di atas bahwa mekanisme gerak refleks adalah dari rangsangan
melalui saraf sensorik tidak menuju ke otak tetapi melalui lengkung refleks. Proses lengkung
refleks tersebut dapat dijelaskan dengan video di atas. Jika memperhatikan proses tersebut,
dapat kita ketahui bahwa gerak refleks berbeda dengan gerak biasa yang kita sadari, terutama
adanya perbedaan impuls dari saraf sensorik yang dikirim ke otak terlebih dahulu dan diolah
di sana, baru kemudian impuls tersebut ditanggapi oleh otak dan hasilnya akan dibawa oleh
saraf motor menuju ke efektor.
C. Fungsi Sistem Saraf
Sistem saraf dapat mengalami kelainan-kelainan berikut.
1. Penyakit Parkinson
Penyakit parkinson biasanya menyerang orang yang berusia 40 tahun ke atas.
Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya neurotransmitter dopanmin pada basal
ganglia. Gejala penyakit ini, yaitu gemetar pada tangan, kaku otot, sehingga sulit
bergerak.
2. Epilepsi
Pernahkah Anda berjalan dengan kaki telanjang di atas hamparan batu kecil berbentuk bulat
lonjong? Ingatkah bagaimana rasanya?
Jika melakukan itu, setiap orang mungkin akan merasakan hal yang sama, yaitu rasa segar
ketika bebatuan menekan-nekan telapak kaki. Perasaan rileks dan segar pun langsung
menyeruak ke sekujur tubuh. Bagaimana ini bisa terjadi?
Seperti dikatakan pakar pengobatan tradisional Prof Hembing Wijayakusuma, tekanan batu
pada telapak kaki memberikan rangsangan bioelektrik pada organ tubuh yang berhubungan
dengan titik syaraf telapak kaki.
Rangsangan bioelektrik memperlancar aliran darah sehingga tubuh menjadi segar.
Walau berkhasiat, namun bertelanjang kaki di atas hamparan bebatuan berkarakter tumpul tak
selalu mudah dilakukan. Ini karena hamparan bebatuan seperti itu kadangkala sulit ditemui.
Jika pun ada hamparan bebatuan, seringkali terselip satu dua buah batu berbentuk runcing
yang dapat melukai kaki.
Terapi pijat refleksi kaki dapat memberikan efek relaksasi yang serupa dengan ketika berjalan
di atas bebatuan. Pemijatan pada telapak kaki akan memberikan rangsangan yang mampu
memperlancar aliran darah dan cairan tubuh. Hasilnya, sirkulasi penyaluran nutrisi dan
oksigen ke sel-sel tubuh menjadi lancar tanpa ada hambatan sedikit pun.
Lebih lanjut, sirkulasi aliran darah yang lancar itu akan memberikan efek relaksasi dan
kesegaran pada seluruh anggota tubuh. Tubuh mengalami kondisi keseimbangan, jelas guru
besar yang telah menulis sekitar 70 buku ini.
Inti terapi pijat refleksi kaki, menurut Hembing, terletak pada pengaktifan refleks pada kaki
yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Untuk diketahui, telapak kaki
manusia memiliki titik-titik syaraf yang berhubungan dengan organ-organ tubuh lainnya.
Nah, cara kerja terapi pijat refleksi kaki adalah memberikan rangsangan relaksasi pada
bagian tubuh yang berhubungan dengan titik syaraf kaki yang dipijat.
Karena itu, pemahaman tentang simpul-simpul syaraf pada telapak kaki sangatlah penting.
Letak titik-titik syaraf pada kaki harus diketahui dengan baik dan benar. Misalnya, posisi
syaraf kaki yang menghubungkan dahi kanan terletak pada ujung jari kaki kiri. Sementara
titik syaraf kaki yang menghubungkan organ kandung kemih berada pada kedua telapak kaki
bagian sisi dalam.
Masih menurut Hembing, setiap organ tubuh memiliki keterhubungan dengan titik-titik
syaraf yang terdapat pada telapak kaki. Organ jantung, paru-paru, lambung, dan hati memiliki
titik-titik syaraf tersendiri pada telapak kaki. Begitu pula dengan bagian-bagian tubuh
lainnya. Terdapat 36 titik syaraf telapak kaki yang masing-masing menghubungkan anggotaanggota tubuh tertentu.
Selain pemahaman terhadap simpul-simpul syaraf pada telapak kaki, keberhasilan terapi pijat
refleksi kaki juga ditentukan oleh teknik pemijatan. Ada berbagai macam cara memijat titiktitik syaraf telapak kaki. Penekanan bisa dilakukan dengan membengkokkan jari tengah dan
telunjuk, sementara jari lainnya mengepal keras. Pada teknik ini, titik penekanan terdapat
pada jari tengah dan sendi tengah jari telunjuk.
Pengetahuan tentang titik syaraf telapak kaki dan teknik pemijatan yang benar ternyata belum
cukup dijadikan jaminan keberhasilan dalam melakukan terapi ini. Ada beberapa hal lain
yang juga perlu diperhatikan. Kondisi ruang terapi harus diperhatikan, ujar pria yang duduk
dalam senat guru besar Universitas Bung Karno (UBK) ini.
Terapi ini sebaiknya dilakukan di ruang yang bersih, nyaman, tenang, dan memiliki sirkulasi
udara yang baik. Kondisi tersebut dapat membantu pasien menjadi lebih tenang dan nyaman.
Selain itu, waktu pemberian terapi juga harus diperhatikan yaitu sekitar 30 menit, dengan
frekuensi 3-6 hari sekali untuk mencegah penyakit, dan 2-3 hari sekali untuk mengatasi
gangguan penyakit. Kondisi telapak kaki pasien pun tidak dalam keadaan luka.
Harus pula diingat, terapi pijat refleksi kaki mesti dilakukan secara menyeluruh. Artinya,
pemijatan tidak hanya pada satu titik syaraf telapak kaki tertentu saja. Proses penanganan
kasus telinga berdenging misalnya, tidak hanya menekan titik syaraf kaki yang berhubungan
dengan telinga. Pemijatan titik syaraf telapak kaki yang berhubungan dengan organ kepala,
ginjal, dan kelenjar getah bening juga mesti dilakukan. Semua organ itu berkaitan dengan
organ telinga, kata Hembing.
Apakah terapi ini memiliki efek samping? Ditegaskan Hembing, terapi ini tidak memiliki
efek samping selama dilakukan secara baik dan sesuai petunjuk
Memang benar walau tidak langsung mengobati penyebab langsung suatu penyakit, terapi
pijat refleksi dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti sakit kepala,
depresi, sindrom pra-haid, asma, gangguan pencernaan, penyakit kulit, dan arthritis.Titik-titik
tertentu di daerah telapak kaki yang berjumlah 70 itu menurut teori refleksologi berhubungan
erat dengan seluruh organ tubuh, seperti usus, lambung, hati, ginjal, limpa, pankreas, dan
jantung.Pijatan di kaki kanan berhubungan dengan tubuh bagian kanan, sedangkan kaki kiri
berhubungan dengan tubuh bagian kiri.
Ujung-ujung jari kaki, misalnya berkaitan dengan kepala dan leher. Telapak kaki bagian atas
dengan dada dan paru-paru. Telapak kaki bagian tengah dengan kepala, leher dan organ-organ
dalam. Dan tumit dengan saraf dan panggul. Jadi, jika ada gangguan di organ-organ tertentu,
pijatan ( massage) di titik-titik yang berhubungan dengan organ-organ tersebut akan
menimbulkan rasa sakit.
Pijat refleksi bisa dilakukan dengan menekan titik-titik refleksi di daerah kaki dengan
menggunakan tangan ataupun alat bantu. Caranya dengan menekan buku jari telunjuk yang
ditekuk di titik-titik tersebut. Alat bantu yang digunakan semacam tongkat kecil untuk
menekan. Untuk mempermudah biasanya bagian kaki yang akan dipijat dilumuri dulu dengan
lotion atau minyak. Mula-mula kaki akan dipijat biasanya seperti gerakan pijat ( massage)
lain. Sesuadah kaki dipijat, barulah terapis refleksologi mulai menekan titik-titik refleks yang
berhubungan dengan masalah kesehatan yang dirasakan. Mula-mula kaki kiri dulu yang
dipijat, baru kemudian kaki yang kanan, dengan arah ke atas menuju jantung, mengikuti
aliran darah. Semua itu membutuhkan waktu sekitar 30 hingga 60 menit lamanya, dengan
frekuensi seminggu sekali di awal-awal terapi.
Sesudah beberapa minggu barulah frekuensinya bisa dikurangi. Terapi ini sendiri bisa
dilakukan untuk semua orang. Biasanya, sesudah pertemuan pertama atau kedua, tubuh akan
terasa rileks atau merasa lelah atau mual. Yang perlu diingat, pilihlah terapis yang
berpengalaman, sebisa mungkin seorang dokter. Karena, dokter tentu lebih mengetahui
daerah-daerah yang dilalui pembuluh darah yang perlu dihindari. Selain itu, agar efektif,
terapi ini juga perlu dibarengi dengan gaya hidup yang sehat serta olahraga untuk
mempertahankan kondisi tubuh.
Terapi pijat refleksi dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti sakit
kepala, depresi, sindrom pra-haid, asma, gangguan pencernaan, penyakit kulit, dan
arthritis.Titik-titik tertentu di daerah telapak kaki yang berjumlah 70 itu menurut teori
refleksologi berhubungan erat dengan seluruh organ tubuh, seperti usus, lambung, hati, ginjal,
limpa, pankreas, dan jantung.Pijatan di kaki kanan berhubungan dengan tubuh bagian kanan,
sedangkan kaki kiri berhubungan dengan tubuh bagian kiri.
Ujung-ujung jari kaki, misalnya berkaitan dengan kepala dan leher. Telapak kaki bagian atas
dengan dada dan paru-paru. Telapak kaki bagian tengah dengan kepala, leher dan organ-organ
dalam. Dan tumit dengan saraf dan panggul. Jadi, jika ada gangguan di organ-organ tertentu,
pijatan di titik-titik yang berhubungan dengan organ-organ tersebut akan menimbulkan rasa
sakit.
Pijat refleksi bisa dilakukan dengan menekan titik-titik refleksi di daerah kaki dengan
menggunakan tangan ataupun alat bantu. Caranya dengan menekan buku jari telunjuk yang
ditekuk di titik-titik tersebut. Alat bantu yang digunakan semacam tongkat kecil untuk
menekan. Untuk mempermudah biasanya bagian kaki yang akan dipijat dilumuri dulu dengan
lotion atau minyak. Mula-mula kaki akan dipijat biasanya seperti gerakan pijat lain. Sesuadah
kaki dipijat, barulah terapis refleksologi mulai menekan titik-titik refleks yang berhubungan
dengan masalah kesehatan yang dirasakan. Mula-mula kaki kiri dulu yang dipijat, baru
kemudian kaki yang kanan, dengan arah ke atas menuju jantung, mengikuti aliran darah.
Semua itu membutuhkan waktu sekitar 30 hingga 60 menit lamanya, dengan frekuensi
seminggu sekali di awal-awal terapi.
Sesudah beberapa minggu barulah frekuensinya bisa dikurangi. Terapi ini sendiri bisa
dilakukan untuk semua orang. Biasanya, sesudah pertemuan pertama atau kedua, tubuh akan
terasa rileks atau merasa lelah atau mual. Yang perlu diingat, pilihlah terapis yang
berpengalaman, sebisa mungkin seorang dokter. Karena, dokter tentu lebih mengetahui
daerah-daerah yang dilalui pembuluh darah yang perlu dihindari. Selain itu, agar efektif,
terapi ini juga perlu dibarengi dengan gaya hidup yang sehat serta olahraga untuk
mempertahankan kondisi tubuh.
27. .
28. .
29. USUS BESAR TRANSVERSUS
30. USUS BESAR DESENDENS
31. REKTUM
32. ANUS
33. JANTUNG
34. LIMPA
35. LUTUT KIRI
36. KELENJAR REPRODUKSI KIRI
*INDUNG TELUR ( OVARIUM ) UNTUK WANITA
*TESTIS UNTUK PRIA
TITIK-TITIK REFLEKSI PADA KAKI KANAN
7. LEHER
8. MATA KIRI
9. TELINGA KANAN
10. BAHU KANAN
11. OTOT TRAPEZIUS
12. KELENJAR TEROID
13. KELENJAR PARATEROID
14. PARU-PARU & BRONKHUS KANAN
15. LAMBUNG
16. DUODENUM ( USUS 12 JARI )
17. PANKREAS ( KELENJAR LUDAH PERUT)
18. .
19. .
20. SERABUT SARAF LAMBUNG
21. KELENJAR ADRENAL KANAN
22. GINJAL KANAN
23. URETER ( SALURAN KENCING )
24. KANDUNG KENCING
25. USUS KECIL
26. USUS BUNTU
27. KATUP ILEOSEKAL ( AKHIR USUS KECIL )
28. USUS BESAR ASENDENS
29. USUS BESAR TRANSVERSUS
30. .
31. ..
32. .
33. .
34. .
35. LUTUT KANAN
36. KELENJAR REFRODUKSI KANAN
*INDUNG TELUR ( OVARIUM ) UNTUK WANITA
*TESTIS UNTUK PRIA
Sumber
----Manfaat Pijat Refleksi Kaki
Pernahkah Anda berjalan dengan kaki telanjang di atas hamparan batu kecil berbentuk bulat
lonjong? Ingatkah bagaimana rasanya?
Jika melakukan itu, setiap orang mungkin akan merasakan hal yang sama, yaitu rasa segar
ketika bebatuan menekan-nekan telapak kaki. Perasaan rileks dan segar pun langsung
menyeruak ke sekujur tubuh.
Bagaimana ini bisa terjadi?
Seperti dikatakan pakar pengobatan tradisional Prof Hembing Wijayakusuma, tekanan batu
pada telapak kaki memberikan rangsangan bioelektrik pada organ tubuh yang berhubungan
keempat jari lainnya membentuk posisi 60 derajat. Dalam bukunya berjudul Terapi Pijat
Refleksi Kaki, Hembing mengutarakan 12 teknik pemijatan syaraf telapak kaki yang bisa
dipraktekkan oleh pembaca buku ini di rumah.
Pengetahuan tentang titik syaraf telapak kaki dan teknik pemijatan yang benar ternyata belum
cukup dijadikan jaminan keberhasilan dalam melakukan terapi ini. Ada beberapa hal lain
yang juga perlu diperhatikan. Kondisi ruang terapi harus diperhatikan, ujar pria yang duduk
dalam senat guru besar Universitas Bung Karno (UBK) ini.
Terapi ini sebaiknya dilakukan di ruang yang bersih, nyaman, tenang, dan memiliki sirkulasi
udara yang baik. Kondisi tersebut dapat membantu pasien menjadi lebih tenang dan nyaman.
Selain itu, waktu pemberian terapi juga harus diperhatikan yaitu sekitar 30 menit, dengan
frekuensi 3-6 hari sekali untuk mencegah penyakit, dan 2-3 hari sekali untuk mengatasi
gangguan penyakit. Kondisi telapak kaki pasien pun tidak dalam keadaan luka.
Harus pula diingat, terapi pijat refleksi kaki mesti dilakukan secara menyeluruh. Artinya,
pemijatan tidak hanya pada satu titik syaraf telapak kaki tertentu saja. Proses penanganan
kasus telinga berdenging misalnya, tidak hanya menekan titik syaraf kaki yang berhubungan
dengan telinga. Pemijatan titik syaraf telapak kaki yang berhubungan dengan organ kepala,
ginjal, dan kelenjar getah bening juga mesti dilakukan. Semua organ itu berkaitan dengan
organ telinga, kata Hembing.
Apakah terapi ini memiliki efek samping? Ditegaskan Hembing, terapi ini tidak memiliki
efek samping selama dilakukan secara baik dan sesuai petunjuk. n c16
Dikutip dari : www.republika.co.id
----Titik Refleksi Kaki
Pijat refleksi termasuk salah satu metode penyembuhan atau terapi kesehatan yang tidak
menimbulkan efek samping. Metode pijat refleksi adalah memijat atau menekan titik refleksi
pada kaki atau tangan. Pemijatan atau penekanan titik refleksi ini bertujuan untuk
merangsang saraf-saraf yang berhubungan dengan organ tubuh yang sakit atau mengalami
gangguan.
Titik-titik refleksi sebenarnya terdapat di seluruh tubuh. Peredaran darah ke seluruh tubuh
melalui jalur saraf berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Jalur saraf tersebut ada yang
melewati kaki dan tangan. Pada daerah kaki dan tangan, terdapat serabut-serabut saraf yang
menjadi titik-titik refleks.
Titik-titik refleksi pada kaki atau tangan akan memberikan rangsangan secara refleks
(spontan) pada saat dipijat atau ditekan. Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam
gelombang kejut atau listrik menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan diproses
dengan cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan.
Salah satu penyebab organ tubuh mengalami gangguan atau sakit adalah adanya
penyumbatan aliran darah menuju organ tersebut. Saat titik refleks dipijat atau ditekan,
gelombang yang merambat akan menghancurkan atau memecah penyumbatan tesebut
sehingga aliran darah akan kembali lancar.