You are on page 1of 2

Teknik Anestesi Blok Rahang Bawah

1. Anestesi Blok Fishers


Teknik anestesi blok rahang bawah yang paling sering digunakan adalah blok saraf alveolaris inferior
atau lebih dikenal dengan blok Fishers. Teknik blok anestesi blok rahang bawah ini sangat
berguna untuk anestesi satu regio pada rahang bawah. Pada teknik anestesi blok Fishers ini, saraf yang
teranestesi meliputi N. Alveolaris inferior, cabang dari N. V3, N. Insisivus, N. Mentalis, dan N.
Lingualis (Purwanto, 1993).
Area yang teranestesi dengan teknik blok Fishers adalah geligi mandibular sampai midline,
corpus mandibula, ramus inferior, mukoperiosteum bukal, mukusmembrane anterior pada mandibula gigi
molar pertama, dua pertiga anterior lidah dandasar mulut, serta jaringan lunak lingual dan periosteum.
Daerah yang teranestesi pada blok Fishers Indikasi teknik anestesi blok Fishers adalah untuk
prosedur pada gigi rahang bawah multiple pada satu region, anestesi jaringan lunak buccal, anestesi
jaringan lunak \ lingual. Sedangkan kontraindikasi blok Fishers adalah adanya infeksi atau
inflamasi akut pada area injeksi, serta pasien dengan kemungkinan untuk menggigit jaringan lunak yang
teranestesi (Purwanto, 1993).
Keuntungan anestesi blok Fishers adalah injeksi anestesi di satu tempat memberikan anestesi
pada area yang luas pada satu region. Namun, area yang luas pada anestesi blok Fishers ini tidak
diperlukan untuk keperluan prosedur lokal. Kerugian lain anestesi blok Fishers ini adalah adanya
persentase anesthesia yang tidak cukup, intraoral landmark yang menjadi acuan penyuntikan kadang
tidak terlihat, kadang terjadi aspirasi positif, anestesi lingual dan bibir bawah menimbulkan ketidaknyamanan
bagi pasien (Purwanto, 1993).

Teknik Penyuntikan Anestesi Blok Rahang Bawah

Tahapan penyuntikan anestesi blok Fishers adalah: Jari telunjuk diletakkan di belakang gigi molar
ketiga kemudian digeser ke lateral untuk mencari linea oblique eksterna lalu digeser ke median untuk mencari
lineaoblique interna melalui trigonum retromolar (Purwanto, 1993).

Punggung jari harus


menyentuh
bucooklusal gigi yang
terakhir, lalu jarum
dimasukkan kira- kira
pada

pertengahan

lengkung kuku dari


sisi rahang yang tidak dianestesi yaitu region premolar sampai terasa kontak dengan tulang. Syringe
kemudian digeser kearah sisi yang akan dianestesi, harus sejajar dataran oklusal, jarum ditusukkan lebih lanjut
sedalam 6mm lalu lakukan aspirasi. Bila aspirasi negative, larutan anestesi lokal dikeluarkan cc untuk
menganestesi N.Lingualis. Syringe digeser lagi kearah posisi pertama namun tidak penuh, sampai region
caninus, kemudian jarum ditusukkan lebih dalam menyusuri tulang kurang lebih 10-15 mm sampai terasa
kontak jarum dengan tulang terlepas. Lakukan kebali aspirasi, bila negative, larutan anestetikum dikeluarkan
1cc untuk menganestesi N. Alveolariusinferior (Purwanto, 1993).
2. Anestesi Blok N. Buccinatorius (Buccal Nerve Block)
Blok N. Buccinatorius ditujukan untuk menganestesi daerah pipi dan membrane mukosa bukal pada region
gigi molar. Saraf yang teranestesi pada blok ini adalah N. Buccal yang merupakan cabang dari N.V3 yang
mempersarafi jaringan lunak dan periosteum buccal sampai gigi molar mandibular. Anestesi blok N.
Buccinatorius diindikasikan untuk prosedur dental pada region gigi molar rahang bawah. Namun blok ini
merupakan kontraindikasi untuk infeksi atau terdapat inflamasi akut pada area injeksi (Purwanto, 1993).

Teknik Penyuntikan Anestesi Blok N. Buccinatorius

Penyuntikan anestesi blok buccal dilakukan pada coronoid notch, sedikit ke mediandari linea oblique ramus
mandibula. Mukosa bukal dan pipi ditarik kemudian jarum ditusukkan kearah lateral dan distal di gigi molar
ketiga setinggi 2-3 mm di sekitar oklusal. Aspirasi, bila negative, cairan anestetikum dikeluarkan 0,5 cc
(Purwanto, 1993).
SUMBER : Purwanto, drg. 1993. Petunjuk Praktis Anastesi Lokal. Jakarta: EGC.

You might also like