You are on page 1of 1

BIOPORI, KECIL LUBANGNYA BESAR MANFAATNYA

Kita semua pasti pernah merasakan suasana selepas hujan yang menyenangkan. Udara
segar, hawa sejuk, titik-titik air yang masih menggantung di ujung daun, dan aroma tanah
setelah hujan yang menenangkan. Tapi lain lagi cerita jika setelah hujan yang kita temui
banjir dimana mana, bahkan tak jarang rumah ataupun kostan kita terendam, genangan
dijalan-jalan, sangat mengganggu bukan?
Banjir bisa terjadi terjadi saat volume air yang mengalir di permukaan cukup besar.
Volume air yang besar ini bisa disebabkan karena hujan deras atau tidak adanya lahan resapan
sehingga semua air mengalir di permukaan. Laju pembangunan infrastruktur yang sangat
masif dan rencana tata ruang wilayah di era modern ini terutama di kota-kota besar seringkali
tidak memperhatikan kebutuhan akan lahan resapan air hujan sehingga walaupun hujan
ringan bisa menyebabkan banjir di beberapa daerah.
Untuk mengatasi kurangnya lahan resapan terutama di wilayah hutan beton, Tim
Peneliti dari Fakultas Ilmu Tanah IPB mengembangkan teknologi tepat guna yang diharapkan
mampu mengurangi resiko banjir dan meningkatkan efektifitas penyerapan tanah agar air
hujan meresap menjadi air tanah sehingga bisa lebih bermanfaat.
Diberi nama Lubang Resapan Biopori atau biasa disebut LRB, teknologi yang relatif
sederhana ini mengadopsi ekosistem alami hutan yang memiliki kemampuan yang baik
dalam meresapkan air hujan. Serasah hutan yang basah dan banyak terdapat material organik
diatasnya memungkinkan adanya aktifitas oranisme tanah yang memanfaatkan material
organik tersebut menjadi sumber energi. Aktifitas pergerakan organisme dalam mencari
sumber energi inilah yang menciptakan saluran-saluran kecil di dalam tanah,yang disebut
sebagai biopori (bio :hidup, pori:lubang). Lubang-lubang ini berukuran kecil sehingga sulit
dilihat dengan mata telanjang, walaupun kecil namun jika dalam jumlah banyak kemampuan
sebidang tanah untuk meresapkanair akan meningkat dan peluang aliran air di permukaan
akan mengecil dengan kata lain memperkecil peluang terjadinya banjir.
Ekosistem alami hutan tersebut bisa kita tiru dengan membuat lubang vertikal pada
tanah dan kemudian diisi dengan bahan-bahan organik seperti sampah sisa makanan dan daun
kering yang akan menjadi sumber energi bagi organisme tanah, aktifitas pembentukan biopori
akan terjadi di sekitar lubang vertikal tersebut.
Sampah organik dalam LRB akan mengalami proses pengomposan dan bisa
dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman. Hal ini tentunya menjadi manfaat lain dari LRB
selain meningkatkan daya resapan air,mengatasi banjir, dan menghindarkan dari penyakit
yang timbul karena genangan air seperti demam berdarah dan malaria. Dengan biaya yang
murah meriah serta begitu banyak manfaat yang kita peroleh dari LRB ini, tentunya akan
sangat berguna jika kita menerapkan teknologi ini di lingkungan sekitar kita.

You might also like