Professional Documents
Culture Documents
c Atonia Uteri
Marcel Elian Suwito
10.2009.120
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat
marceliansuwito@yahoo.com
Pendahuluan
Obstetrik merupakan suatu bloody business. Meskipun kemajuan
ilmu pengetahuan di dunia kedokteran sudah mengurangi jumlah kematian
ibu akibat pendarahan, kematian ibu akibat pendarahan masih tinggi
walaupun di negara-negara berkembang.
Secara umum, pendarahan pada masa kehamilan bisa suatu
pendarahan antepartum, yang diakibatkan oleh placenta previa atau abrupti
placenta. Atau yang paling sering yaitu pendarahan postpartum yang
disebabkan oleh atonia uteri atau laserasi traktus genitalia. Untuk selanjutnya
makalah ini akan membahas tentang pendarahan post partum. 1,2
Scenario
jam 15.30 Ny.D melahirkan seorang bayi laki-laki yaitu anaknya yang ketiga.
Persalinannya berjalan lancar. Jam 16.10 ketika perawat memeriksanya,
pasien berada dalam keadaan kurang sadar dan pucat.T 90/70 mmHg, N
100/mnt, P 20X/mnt, S 37 0C. fundus uteri setinggi pusat, konsistensi kenyal.
Dari vagina tampak mengalir darah.
PENDARAHAN POSTPARTUM
Riwayat obstetric
Riwayat Menstruasi: menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya,
hamil.
Riwayat keluarga berencana: penggunaan KB.
Riwayat kehamilan: waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus,
retensi plasenta.
Riwayat persalinan: cara persalinan, penolong persalinan, tempat
bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati,
tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi.
Riwayat kehamilan sekarang:
Hamil muda, keluhan selama hamil muda.
2
Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi
badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital
Suhu badan: biasanya meningkat sampai 38 oC dianggap normal.
Setelah satu hari suhu akan kembali normal (36 oC-37oC), terjadi
penurunan akibat hipovolemia.
Denyut nadi: meningkat cepat karena hipovolemia.
Tekanan darah: biasanya stabil.
Pernafasan: bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga menjadi
tidak normal.
Pemeriksaan fisik dari kepala sampai kaki.
Pemeriksaan ginekologis
Abdomen:
Inspeksi
Bentuk
Pembesaran, cekungan, pergerakan pernafasan,kondisi kulit (tebal,
keriput, mengkilat, striae, pigmentasi, gambar vena), parut operasi, dan
sebagainya.
Palpasi
Perabaan perut perlahan-lahan dengan seluruh tangan dan jari-jari,
diraba tanpa ditekan kemudian dengan tekanan ringan, dan palpasi
lebih dalam.
Rasa nyeri pada perabaan.
Posisi uterus.
Auskultasi
Kembalinya aktifitas uterus ke batas normal. Hal ini penting pada masa
pasca operasi.
Genitalia:
3
ostium).
Sarung tangan.2,3
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap harus dilakukan sejak periode antenatal.
Kadar hemoglobin di bawah 10 g/dL berhubungan dengan hasil
kehamilan yang buruk.
2. Pemeriksaan golongan darah dan tes antibodi harus dilakukan sejak
periode antenatal.
3. Perlu dilakukan
4. Golongan darah untuk menentukan Rh, ABO, dan percocokan silang.
Pemeriksaan radiologi
Onset perdarahan post partum biasanya sangat cepat. Dengan
diagnosis dan penanganan yang tepat, resolusi biasa terjadi sebelum
pemeriksaan laboratorium atau radiologis dapat dilakukan. Berdasarkan
pengalaman, pemeriksaan USG dapat membantu untuk melihat adanya
gumpalan darah dan retensi sisa plasenta.
USG pada periode antenatal dapat dilakukan untuk mendeteksi pasien
dengan resiko tinggi yang memiliki faktor predisposisi terjadinya perdarahan
post partum seperti plasenta previa. Pemeriksaan USG dapat pula
4
Tertinggalnya
sebagian
Atonia uteri
Retensio plasenta
plasenta
Tabel 1 : klasifikasi pendarahan postpartum.
Epidemiologi
Insiden pendarahan postpartum diperkirakan sebanyak 3.9% pada
wanita yang melahirkan per vaginam dan sebanyak 6-8% yang melahirkan
dengan section sesarea. Di Uruguay dilaporkan 10.8% wanit mengalami
pendarahn lbih dari 500ml dan 1.9% lebih dari 1000ml. di Amerika sebanyak
66,000 wanita hamil di rumah sakit Parkland membutuhkan transfuse darah
akibat hypovolemia sebanyak 2.3%.1
Etiologi
Banyak faktor potensial yang dapat menyebabkan pendarahan postpartum,
faktor-faktor yang menyebabkan pendarahan postpartum adalah atonia uteri,
perlukaan jalan lahir, retensio plasenta, sisa plasenta, kelainan pembekuan
darah.
1. Tone Dimished : Atonia uteri
2. Tissue
a. Retensio plasenta
b. Sisa plasenta
5
Wanita pada saat persalinan dengan his terlalu kuat tetapi tidak efektif
Patofisiologi
Hemostasis di tempat impalantasi plasenta
Menjelang aterm, diperkirakan sekitar 600ml/mnt darah mengalir
melalui ruang antarvilus. Darah ini dibawa oleh arteri spiralis beserta dengan
vena-vena uterine lainnya. Dengan terputusnya plasena, maka arteri dan
vena ini akan tertutup. Penutupan pembuluh-pembuluh darah ini disebabkan
oleh kontraksi dan retraksi miometrium untuk menekan dan kemudian
dilanjutkan oleh factor pembekuan yang menutup lumen pembuluh darah.
Karena itu pendarahan postpartum dapat berakibat fatal terutama apabila
6
adanya kelainan kontraksi atau tidak adanya kontraksi dari uteri ataupun
adanya kelainan koagulasi. Tetapi pendarahan postpartum dengan ibu yang
mempunyai gangguan koagulasi dapat tertutup gangguannya apabila
kontraksi dari uteri cukup kuat.1
Gejala Klinik
Pendarahan postpartum dapat terjadi sebelum atau sesudah separasi
plasenta. Pendarahan postpartum bukan ditandai oleh pendarahan dalam
jumlah yang sangat banyak yang terjadi secara tiba-tiba, tetapi sebaliknya,
pendarahan
yang
tidak
langsung
banyak
yang
berlangsung
tetap.
Volume
(systolic)
Shock
Loss
7
of
500-1000
mL
Normal
Palpitations,
(10-
Compensated
tachycardia, dizziness
15%)
1000-1500
mL
(15- mm Hg)
Mild
tachycardia, sweating
25%)
1500-2000
mL
Moderate
fall Restlessness,
pallor, Moderate
oliguria
35%)
2000-3000
mL
(35- 70 mm Hg)
anuria
50%)
Table 2 : pendarahan obstetric.4
Working Diagnosis
Pendarahan postpartum e.c atonia uteri
Definisi
Pendarahan obstetric yang paling sering disebabkan oleh kegagalan
uterus untuk berkontraksi secara memadai setelah pelahiran. Meskipun factor
resiko telah diketahui, tetapi masih susah untuk dapat menentukan wanita
mana yang dapat mengalami atonia uteri.
Atonia uteri yang dapat menyebabkan pendarahan dapat diperkirakan
apabila menggunakan zat-zat anestetik berhalogen dalam konsentrasi tinggi
yang menyebabkan relaksasi uterus. Uterus yang mengalami overdistensi
besar kemungkinan mengalami hipotonia setelah persalinan. Dengan
demikian, wanita dengan janin besar, janin multiple, atau hidramnion rentan
terhadap pendarahan akibat atonia uteri. Wanita dengan persalinan dengn his
terlalu kuat tetapi tidak efektif juga dapat menyebabkan pendarahan akibat
atonia uteri. Retensi plasenta juga dapat disebabkan oleh atonia uteri. 1,2
Berikut langkah-langkah sistematik untuk mendiagnosa perdarahan post
partum :
postpartum
dapat
ditegakkan.
Perbedaan
pendarahan
postpartum karena atonia uteri dengan akibat laserasi traktus genital adalah
dengan melihat factor predisposisi dan kondisi dari uterus. Apabila pendarah
tersebut tetap disertai dengan baiknya kontraksi uterus, kemungkinan besara
pendarahan disebabkan oleh laserasi. Darah segar warna merah terang juga
dapat diindikasikan sebagai akibat dari laserasi, dan juga melihat dengan
seksama kondisi dari vagina,cervix, dan uterus.
Terkadang pendarahan postpartum juga dapat disebabkan oleh atonia
uteri dan laserasi bersamaan, terutama setelah operasi mayor kelahiran.
Apabila kelahiran diinduksi dengan menggunakan analgesia, inspeksi dari
cervix dan vagina harus dilakukan untuk melihat apakah ada laserasi.
Penatalaksanaan
Differential diagnosis
Pendarahan postpartum e.c retensi sisa plasenta
Apabila plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir, hal ini
dinamakan retensio plasenta. Hal ini bisa disebabkan karena plasenta belum
lepas dari dinding uterus atau sudah lepas tapi belum mau dilahirkan atau
bisa juga karena kesalahan penatalaksanaan persalinan kala tiga.
Kesalahan pada penatalaksanaan kala tiga berupa upaya untuk
mempercepat pelahiran plasenta selain daripada mengeluarkannya secara
manual. Pemijatan dan penekanan secara terus menerus terhadap uterus
yang sudah berkontraksi dapat mengganggu mekanisme fisiologis pelepasan
plasenta sehingga pemisahan plasenta meningkat dan pengeluaran darah
meningkat.
Plasenta yang tersisa sering menyebabkan pendarahan pada akhir
masa nifas. Inspeksi bagian plasenta harus rutin untuk melihat apakah ada
bagian plasenta yang tertinggal di dalam uterus. 1,5
Definisi dan Diagnosis
10
Factor etiologi
Plasenta previa
Seksio sesarea
Kuretase
Penatalaksanaan
Pengobatan yang berhasil bergantung pada pemberian darah pengganti
sesegera mungkin dan hamper dilakukan histerektomi segera yaitu yang
paling aman. Dimana pengeluaran plasenta secara manual tidak akan
berhasil karena bidang pemisah antar permukaan maternal plasenta dengan
dinding uterus tidak terbentuk.1,3
Laserasi traktus genital
Laserasi perineum
11
12
Penatalaksanaan
Perbaikan bedah.1
Pendarahan postpartum e.c kelainan pembekuan darah
Koagulopati konsumtif
Solusio plasenta yang ekstensif, serta kasus-kasus pada kehamilan, sering
disertai dengan hipofibrinogenemia yang sering juga disebut sebagai
hemophilia temporer. Sindrom-sindrom ini secara umum disebut sebagai
koagulopati konsumtif atau koagulasi intravascular diseminata.
Bukti klinis adanya gangguan hemostasis
Komplikasi
Pendarahan postpartum merupakan penyebab kematian maternal yang
cukup tinggi khususnya di Negara berkembang, oleh karena beberapa factor
social, ekonomi, dan budaya. Kematian maternal akibat pendarahan
postpartum sekitar 4 kali lipat pendrahan antepartum.
Komplikasi yang harus diperhatikan adalah :
1. syok hipovolemik
2. mudah terjadi komplikasi infeksi terutama akibat pendarahan yang
berasal dari jalan lahir
3. sindroma Sheehan :
13
bulu
pada
pubis
dan
ketiak,
hipotiroidisme,
masa kehamilan
Melakukan antenatal care yang baik. Menangani anemia dalam
kehamilan,
ibu-ibu
yang
mempunyai
predisposisi
atau
riwayat
persalinan
Di rumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar Hb,
golongan darah, dan bila memungkinkan sediakan donor darah dan
dititipkan di bank darah. Pemasangan cateter intravena dengan lobang
yang besar untuk persiapan apabila diperlukan transfusi. Untuk pasien
dengan anemia berat sebaiknya langsung dilakukan transfusi. Sangat
dianjurkan pada pasien dengan resiko perdarahan postpartum untuk
menabung darahnya sendiri dan digunakan saat persalinan.
Persalinan
mengganggu
kontraksi
normal
myometrium
dan
bahkan
Uterotonica
pendarahan
yang
serius
menuntut
pengisisan
kembali
16
yang cukup cepat. Kristaloid diberikan tiga kali lipat dari kehilangan darah
yang diperkirakan.
Bagi wanita yang mengalami pendarahan akut, dianjurkan infuse darah
secara cepat apabila hematokrit kurang dari 25% volume dan Hb kurang dari
8g/dl. Kadar patokan untuk transfuse darah tidak saja tergantung pada massa
sel darah merah yang ada, tetapi juga pada kemungkinan bertambahnya
kehilangan darah.
Penggantian darah dan komponennya
Darah lengkap yang sesuai merupakan terapi ideal untuk hipovolemia
akibat pendarahan massif. Darah ini mengganti factor pembekuan terutama
fibrinogen
dan
kandungan
plasmanya
mengatasi
hipovolemia
akibat
pendarahan.
Koagulopati pengenceran
Apabila pendarahan massif, maka penggantian dengan larutan
kristaloid dan packed red blood cells dihindari. Karena hal ini biasanya
menyebabkan kadar trombosit dan factor pembekuan larut berkurang
sehingga terjadi koagulopati fungsional yang secara klinis tidak bisa
dibedakan dengan DIC. Koagulopati ini mengganggu hemostasis dan
memperparah pendarahan.
Darah lengkap yang disimpan juga mengalami defisiensi factor
V,VIII,XI, dan trombosit, serta semua factor pembekuan larut di dalam packed
red blood cells, pendarahan yang berat tanpa adanya penggantian factor
pembekuan juga dapat menyebabkan hipofibrinogenemia dan pemanjangna
waktu protrombin dan tromboplastin parsial.
Apabila kehilangan darah yang harus digantikan lebih dari 10 packed
red blood cells, maka cek trombosit. Trombosit harus dipertahankan di atas
50.000/l dengan infuse konsentrat trombosit. Deficit fibrinogen <100mg/dl
atau waktu protombrin atau tromboplastin parsial yang cukup memanjang
dengan pendarahan akibat pembedahan maka indikasi untuk fresh frozen
plasma. Apabila kadar fibrinogen sangat rendah maka diberikan kripresipitat
15 unit secara cepat menyebabkan kadar plasma >100mg/dl. 1
17
Produk
Indikasi
Darah
Kandungan
Efek
(450ml)
Packed
dengan
red
deficit
(250ml)
Fresh frozen plasma Deficit
Eritrosit
factor Semua
Kriopresipitat (50ml)
labil
Hipofibrinogenemia
per
>>Ht
3-4vol%
per
unit
factor Memberi
fibrinogen
factor lain
Factor VII, Vwf, XIII, Memberikan
fibronektin
Pendarahan
3-4vol%
unit
(250ml)
Trombosit (50ml/U)
>>Ht
factor
fibrinogen
akibat Trombosit
trombositopenia
Meningkatkan hitung
trombosit
5000-
menakutkan sehingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh kedalam keadaan
syok. Atau dapat berupa perdarahan yang merembes perlahan-lahan tapi
terjadi terus menerus sehingga akhirnya menjadi banyak dan menyebabkan
ibu lemas ataupun jatuh kedalam syok. Prognosis tergantung penyebab
perdarahan, ringan atau berat derajat perdarahan, komplikasi-komplikasi
lainnya serta keberhasilan terapi. Namun jika tidak ditangani segera,
perdarahan berterusan dapat menyebabkan kematian pada ibu. 2
Kesimpulan
Perdarahan adalah salah satu penyebab utama langsung kematian maternal,
terutama di Negara yang kurang berkembang perdarahan merupakan
penyebab
terbesar kematian maternal. Perdarahan post partum adalah perdarahan 500
cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi secara
massif dan cepat, atau secara perlahan lahan tapi secara terus menerus.
Pedarahan post partum paling sering disebabkan karena hilangnya kontraksi
18
dari uterus.
Hemorrhage.
2010.
Diunduh
http://emedicine.medscape.com/article/275038-overview#showall
tanggal May 27, 2012.
19
dari