You are on page 1of 4

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA BERBASIS MODEL

TUTORIAL SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA


Riska Adi Utami
Pembimbing: Zuhdan Kun Prasetyo, Rahayu Dwisiwi S.R
(Diterima 24 Juli 2012; diperbaiki pertama 25 Juli 2012; diperbaiki kedua 28 Juli 2012; diperbaiki
ketiga 1 Agustus 2012; diperbaiki keempat 2 Agustus 2012; diperbaiki kelima 3 Agustus 2012;
disetujui 7 Agustus 2012)
Abstrak: Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Siswa Berbasis Model Tutorial Sebaya
dalam Pembelajaran Fisika SMA. Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrumen penilaian
kinerja siswa berbasis model tutorial sebaya dalam pembelajaran fisika di SMA. Metode penelitian ini
adalah Research and Development (R&D). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
wawancara pada guru dan siswa mengenai proses pembelajaran fisika. Draf yang dikembangkan
divalidasi melalui expert judgement. Draf instrumen yang dinyatakan valid oleh expert diujicobakan
dalam pelaksanaan pembelajaran fisika dengan model tutorial. Pengisian lembar observasi yang
berupa draf penilaian, dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Hasil ujicoba dianalisis dengan SPSS
16.0 untuk mengetahui kevalidan instrumen. Validitas instrumen yang dikembangkan ditentukan dari
nilai corrected item, yaitu lebih besar daripada 0.3. Hasil ujicoba instrumen menunjukkan bahwa
instrumen yang dikembangkan valid, nilai corrected item dari masing-masing item penilaian lebih
besar daripada 0.3.
Kata kunci: penilaian kinerja, tutorial sebaya,

ABSTRAK
This researches aim is to describe the steps of making an performance assessment on
student self-reliance activities through the peer tutorial model on physics learning for static
fluida material to produce a device based on students empirical experience at school. The
result of this research is assessment format based on students empirical experience at school,
can be used by theacer as student assessment format as a whole and student get a real
assessment.
This research methode using a Research and Development(R&D) model. This
research use five stages, consist of preliminary studies and information gathering planning,
product development, initial field test, and product revision. The subject is student at SMA N
1 Mlati, XI IPA 1 and XI IPA 2 classes. Observation on student activities on learning
activities is going while the research is going. The data was collected using student
performance assessment sheet, peer tutorial assessment, independency activities assessment
and worksheet.
The results of this research shows the steps description to get student performance
assessment format through student self-reliance activities with peer tutorial model, such as:
finding the problems in the field through interview, determine the physical material ued;
determine the learning method, making the learning device, and making student performance
assessment format, student self-reliance activities, and peer tutorial; developing assessment
format from previous assessment format, making the initial assessment format, and validating
assessment sheet with expert lecturer; initial field test to get assessment data to determine the
reliability and validity of instruments in addition using expert validation; and product revision
required if the instrument is unreliable and invalid. The assessment includes the student
performance assessment, peer tutorial, and student self-reliance activities. From the result of
the assessment is on each assessment sheet has an average of student performance assessment
819,50(good interpretation), peer tutorial 87.75(very good interpretation), and student self
reliance activities 490.75(very good interpretation).

Keywords: performance assessment, cooperative learning, peer tutorial, student selfreliances


PENDAHULUAN
Pengamatan secara cermat pembelajaran
IPA di Indonesia saat ini cenderung menekankan
pada produk sehingga aspek proses dan sikap
kurang mendapat porsi cukup (Masnur Muslich
dalam Imam Tri Wahyono, 2011:2). Berdasarkan
pendapat tersebut, seharusnya dalam proses
pembelajaran juga dilakukan suatu penilaian
untuk mengamati aspek proses dan sikap siswa.
Hasil observasi saat praktik pengalaman lapangan
di salah satu SMA Negeri di Klaten diperoleh
gambaran tentang pembelajaran fisika yang
dilaksanakan sebagian guru fisika cenderung
terpusat pada peran aktif guru. Guru menjadi
sumber informasi penuh serta siswa hanya
mendengarkan dan mencatat penjelasan materi
dari guru. Guru hanya menilai produk, sedangkan
sikap dan proses siswa tidak diperhatikan. Hasil
wawancara dengan guru dikatakan bahwa guru
belum mempunyai instrumen penilaian kinerja
siswa yang rinci dan belum pernah menggunakan
instrumen penilaian kinerja siswa untuk menilai
proses dan sikap siswa . Berbagai cara perlu
ditempuh agar dalam pembelajaran fisika tidak
terjadi lagi hal seperti di atas. Salah satu cara
mengurangi hal tersebut digunakan model tutorial
sebaya.
Tutorial sebaya merupakan bagian dari
cooperative learning. Dalam model ini siswa yang
kurang mampu dibantu belajar oleh teman-teman
sendiri yang lebih mampu dalam suatu kelompok.
Bentuk tutorial sebaya adalah, salah satu siswa
dalam sebuah kelompok menjadi tutor yang dapat
diterima temannya dan mempunyai kemampuan
pemahaman lebih daripada teman lainnya untuk
membimbing teman lainnya dalam sebuah
kelompok (Paul Suparno, 2007: 139). Model
tutorial sebaya lebih efektif dalam pembelajaran
daripada tutor oleh gurunya karena keadaan siswa
dengan tutor tidak dibatasi dengan perasaan
sungkan. Cara pikir teman dan cara penjelasan
teman biasanya lebih mudah ditangkap dan tidak
menakutkan.
Dalam interaksi belajar mengajar fisika,
diharapkan siswa aktif belajar secara mandiri,
dimana kompleksitas pelajaran fisika menuntut
aktivitas fisik maupun aktivitas mental secara
optimal. Kegiatan belajar mandiri diawali dengan
kesadaran adanya masalah, disusul dengan
timbulnya niat melakukan kegiatan belajar
(Raghel Yungiger. 2008: 64). Siswa yang
berperan aktif dalam proses pembelajaran akan

lebih paham dengan materi yang sedang


diajarkan. Kegiatan belajar dilakukan secara
sengaja untuk mengatasi sesuatu kompetensi yang
diperlukan guna mengatasi masalah (Haris
Mudjiman, 2007: 16). Kegiatan belajar dapat
berlangsung dengan ataupun tanpa bantuan orang
lain. Maka belajar mandiri secara fisik dapat
berupa kegiatan belajar sendiri, atau bersama
orang lain, dengan atau tanpa guru profesional.
Oleh karena itu, agar produk proses dan
sikap dari hasil belajar perlu dinilai. Penilaian
harus dipandang sebagai salah satu faktor penting
yang menentukan keberhasilan proses dan hasil
belajar, bukan hanya sebagai cara yang digunakan
untuk menilai produk hasil belajar. Kegiatan
penilaian harus dapat memberikan informasi
kepada guru untuk meningkatkan kemampuan
mengajarnya dan membantu peserta didik
mencapai perkembangan belajarnya secara
optimal. Performance assessment (penilaian
kinerja) yaitu mengukur pelaksanaan seorang
siswa dalam membuat karya (produk) khusus atau
menunjukan informasi yang dapat membantu
dalam mengukur konten pengetahuan tetapi juga
menggabungkan pemikiran dan pemrosesan
tingkat atas (Glencoe. 2006: 2). Dengan demikian,
penilaian kinerja adalah mengukur hasil belajar
atau kinerja secara langsung dan bukan
menggunakan tes tertulis.
Berkaitan dengan hal tersebut maka untuk
mengetahui
proses
pembelajaran
yang
berlangsung diperlukan instrumen penilaian.
Melalui penelitian ini akan dikembangkan
instrumen penilaian kinerja siswa berbasis model
tutorial sebaya dalam pembelajaran fisika di
SMA.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
dalam penelitian ini diajukan permasalahan:
bagaimanakah
mengembangkan
instrumen
penilaian kinerja siswa berbasis model tutorial
sebaya dalam pembelajaran fisika SMA untuk
mengetahui perkembangan proses dan sikap
siswa. Sesuai dengan rumusan masalah, maka
tujuan yang harus dicapai dalam penelitian ini
adalah mengembangkan instrumen penilaian
kinerja siswa berbasis model tutorial sebaya
dalam pembelajaran fisika SMA yang valid untuk
mengetahui perkembangan proses dan sikap
siswa.
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian Research and Development yang

mengacu pada Borg dan Gall (1983: 775). Adapun


langkah-langkahnya digambarkan pada Gambar 1
sebagai berikut.
Penelitian dan pengumpulan informasi
1. Wawancara
2. Observasi kelas
Perencanaan
1. Menentukan materi fisika
2. Membuat RPP dan LKS
3. Mendesain draf instrumen penilaian
Pengembangan produk bentuk awal
1. Menyusun draf
instrumen
(penilaian
kinerja
siswa,
kemandirian, dan tutor
2. Validasi oleh expert judgement

penilaian
aktivitas

Awal uji lapangan


1. Ujicoba
instrumen
penilaian
dalam
pembelajaran
2. Analisis hasil ujicoba dengan SPSS 16.0

Revisi Produk (instrumen penilaian)


1. Revisi produk diperlukan jika instrumen
dinyatakan belum valid
Produk akhir instrumen penilaian
Gambar 1. Langkah R&D Instrumen Penilaian Kinerja
Siswa Berbasis Model Tutorial Sebaya

Mengacu pada Gambar 1, wawancara


dilakukan secara langsung dengan guru dan
murid. Untuk mengetahui keadaan proses
pembelajaran di kelas, maka dilakukan observasi
kelas.
Observasi
kelas
dilakukan
saat
pembelajaran berlangsung.
Menentukan materi fisika yang akan
digunakan untuk penelitian dan metode
pembelajaran yang akan dilakukan. Langkah
selanjutnya adalah merencanakan desain draf
instrumen penilaian.
Desain dari draf instrumen penilaian
kemudian disusun menjadi draf instrumen
penilaian yang telah dikembangkan. Instrumen
penilaian tersebut divalidasi oleh beberapa expert
sampai dinyatakan valid dan layak untuk
diujicobakan.
Subjek penelitian adalah siswa SMA N 1
Mlati kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 tahun
pelajaran 2011/2012. Data hasil ujicoba dianalisis
menggunakan SPSS 16.0 untuk mengetahui
kevalidan instrumen yang ditunjukkan dengan
nilai corrected item lebih dari 0,3.

HASIL
Dalam wawancara dan observasi kelas
saat proses pembelajaran, guru belum mempunyai
instrumen penilaian kinerja siswa yang rinci dan
belum pernah menggunakan instrumen penilaian
kinerja siswa untuk menilai proses dan sikap
siswa. Materi fisika yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah fluida statis dengan
menggunakan metode pembelajaran kerja
laboratorium. Desain draf instrumen penilaian
yang akan digunakan adalah penilaian kinerja
siswa, aktivitas kemandirian siswa, dan tutor
sebaya.
Desain
draf
instrumen
tersebut
dikembangkan menjadi instrumen penilaian,
kemudian divalidasi oleh beberapa expert. Draf
instrumen telah divalidasi expert , dan
menyatakan bahwa instrumen yang dikembangkan
telah valid dan layak untuk digunakan. Draf
instrumen penilaian yang telah valid, diujicobakan
pada kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Data hasil
ujicoba dinalisis menggunakan SPSS 16.0 dan
didapatkan hasil validitas dari masing-masing
item yg dilihat dari nilai corrected item lebih dari
0.3.
PEMBAHASAN
Dalam wawancara dan observasi kelas
saat proses pembelajaran, guru belum mempunyai
instrumen penilaian kinerja siswa yang rinci
sehingga wajar guru belum pernah menggunakan
instrumen penilaian kinerja siswa untuk menilai
proses dan sikap siswa. Pada penelitian ini desain
draf instrumen adalah penilaian kinerja siswa,
aktivitas kemandirian siswa, dan tutor sebaya.
Penilaian kinerja siswa digunakan untuk menilai
proses dan sikap seluruh siswa selama proses
pembelajaran. Instrumen penilaian aktivitas
kemandirian siswa digunakan untuk menilai
aktivitas kemandirian yang muncul saat proses
pembelajaran berlangsung. Instrumen penilaian
tutor sebaya digunakan untuk menilai proses dan
sikap saat seorang siswa menjadi tutor.
Ketiga desain draf instrumen tersebut
dikembangkan menjadi instrumen yang akan
digunakan untuk penelitian. Draf instrumen yang
telah dikembangkan, diberikan kepada beberapa
expert untuk divalidasi. Validasi oleh beberapa
expert dilakukan dengan beberapa kali revisi.
Revisi dilakukan sampai mendapatkan instrumen
penilaian kinerja siswa, tutor sebaya, dan aktivitas
kemandirian siswa telah dinyatakan valid dan
layak untuk digunakan sebagai instrumen
penelitian. Setelah dinyatakan layak dan valid,
instrumen penilaian tersebut diujicobakan kepada
siswa. Subjek penelitian adalah kelas XI IPA 1
dan XI IPA 2 SMA N 1 Mlati. Data hasil ujicoba
tersebut dianalisis menggunakan SPSS 16.0.

Validitas
instrumen
yang
dikembangkan
ditentukan oleh nilai corrected item. Dari data
hasil ujicoba dihasilkan nilai corrected item dari
masing-masing item penilaian lebih dari 0,3.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
validitas konstruksi dari para ahli dan korelasi
jumlah skor faktor dengan skor total. Dalam
validitas kontruksi, selain menggunakan validasi
para expert, juga ada korelasi jumlah skor faktor.
Bila korelasi tiap faktor besarnya 0.3 ke atas maka
faktor tersebut merupakan construct yang kuat
(Sugiyono. 2009: 126). Dalam penelitian ini
korelasi jumlah skor faktor dengan skor total yang
didapat masing-masing item memiliki nilai
corrected item lebih dari
0,3. Ini berarti,
instrumen tersebut telah memiliki validitas
konstruksi yang baik, sehingga layak dan valid
untuk digunakan sebagai instrumen penilaian.
KETERBATASAN
Dalam pembelajaran yang dilakukan, dari
5 alat percobaan, ada satu alat yang tidak dapat
dipakai saat percobaan berlangsung, sehingga
mengurangi efektivitas pembelajaran. Tempat
untuk melakukan percobaan mendadak dipindah
ke kelas masing-masing karena laboratorium
fisika digunakan untuk acara sekolah, sehingga
waktu pembelajaran tersita untuk memindahkan
alat-alat percobaan tersebut.
IMPLIKASI
Hasil penelitian ini menghasilkan format
instrumen penilaian kinerja siswa, aktivitas
kemandirian siswa, dan tutor sebaya yang dapat
digunakan sebagai instrumen penilaian untuk

mengetahui perkembangan proses dan sikap siswa


dalam pembelajaran fisika.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
melalui metode penelitian Research and
Development yang mengacu pada Borg dan Gall
(1983: 775) dapat dikembangkan format
instrumen penilaian kinerja siswa berbasis model
tutorial sebaya yang valid dalam pembelajaran
fisika di SMA.
RUJUKAN
Borg, W.R & Gall, M.D. (1983). Educational
Research Fourth Edition. New York :
Longman
Glencoe. (2006). Perfomance Assessment in the
Science Classroom. Colombus: Orion Place.
Haris Mudjiman. (2007). Belajar Mandiri. Solo:
LPP UNS.
Imam Tri Wahyono. (2011). Pengembangan
Perfomance Assessment Sub Group Work
pada Pembelajaran Fisika yang Berorientasi
pada Peningkatan Life Skills. Skripsi.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
Paul Suparno. (2007). Metodologi Pembelajaran
Fisika. Yogayakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Raghel Yunginger. (2008). Deskripsi tentang
Aktivitas Kemandirian Siswa pada Mata
Pelajaran Fisika. Jurnal Penelitian dan
Pendidikan (Vol 1, Nomor Maret 2008).
Hlm. 64-69.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Yogyakarta,

Agustus 2012

Dosen Pembimbing

Rahayu Dwisiwi S.R, M.Pd


NIP. 19570922 198502 2 001

You might also like