You are on page 1of 19

SKENARIO II Banyak Anak

Pasangan Keluarga miskin, sua,mi (30 tahun) istri (28 tahun) mempunyai
5 orang anak, dengan anak bungsu berusia 6 bulan dan sudah disapih. Sebagian
besar anggota keluarga sering batuk sesak dan sakit sakitan. Waktu
memeriksakan anaknya ke dokter puskesmas si ibu ditanya apakah anak ibu
sudah diimunisasi lengkap? . Jawabnya belum, karena petugas puskesmas tidak
pernah datang keposyandu dekat rumahnya, saya kurang tahu apa itu imunisasi.
Waktu ditanya tentang pola makan anaknya, ibu tersebut tambah bingung.
Bagaimana ini mau berobat kok ditanya macam-macam.

STEP 1. Identifikasi Masalah


1. Imunisasi

: Cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif


terhadap suatu antigen. Sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang serupa tidak akan terserang penyakit ( Buku

2. Posyandu

Pedoman Imunisasi di Indonesia edisi ke-2 th.2005 ).


: Suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan

masyarakat

dari

Keluarga

Berencana

dari

masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan


dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas
kesehatan dan Keluarga Berencana yang mempunyai nilai
strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
3. Puskesmas

dini (Bagian kependudukan dan bioakustik FKM Uni Sumut).


: Unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten atau Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

4. Penyapihan

kesehatan disuatu wilayah kerja (depkes.co.id).


: suatu proses berhentinya masa menyusui secara berangsurangsur atau sekaligus, melakukan penghentian menyusui

pada anak dengan usia ideal 2 tahun (Ilmu gizi).


5. Batuk Sesak : Infeksi virus menular pada saluran nafas atas yang
menimbulkan batuk terkadang kesulitan untuk bernafas,

khususnya

pada

saat

menarik

nafas

(sehat-

enak.blogspot.com)
STEP II. Identifikasi Masalah
1. Mengapa sebagian anggota keluarga sering merasakan sakit- sakitan (batuk
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

sesak)?
Apa pentingnya Imunisasi?
Kapan Imunisasi diberikan?
Maksud Imunisasi lengkap?
Umur penyapihan pada bayi?
Apa yg menyebabkan kurangnya pemahaman ibu tentang Imunisasi?
Kegiatan pokok posyandu itu apa?
Pentingkah KB dalam kasus ini dan apa yg harus dibutuhkan dalam program
KB tersebut?

STEP III. Analisis Masalah


1. Faktor yg menyebabkan :
Sebagian besar anggota keluarga sering sakit-sakitan dapat dipicu oleh:
a) Faktor lingkungan tempat tinggalyang kotor.
b) Pola makan yang tidak teratur dan kurang dari porsi yang dibutuhkan
meningat dalam kasus dikatakan bahwa pasien merupakan keluarga
miskin.
c) Kemungkinan keluarga tersebut menderita penyakita menular seperti
TBC (dengan ciri-ciri batuk dan sesak).

Yang mempengaruhi kesehatan orang adalah :


a) Pola makan manusia
b) Kriteria rumah (hunian) :
Eksploitasi sumber alam
Sumber air tak terlindungi
Pencemaran pada lingkungan
Over crowding di kamar tidur

i. 1 kamar tidur 2 orang


ii. 3 kamar tidur 5 orang
iii. 5 kamar tidur 10 orang
Tidak ada listrik
Tidak adanya fentilasi
Kamar mandi yang digunakan bersama dengan banyak keluarga
Lingkungan di bawah standar kesehatan
Adanya radiasi yang mengganggu kesehatan
Sanitasi pembuangan lingkungan yang tidak wajar
(Juli Soemirat slamet. Dasar-dasar kesehatan lingkungan. gajah mada
ekspres, 2007)
Petugas puskesmas dalam melayani masyarakat bawah masih kurang peka
sehingga menyebabkan ketidaktahuan masyarakat akan halnya program
pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan pada masyarakat kecil.
Kurangnnya partisipasi masyarakat dalam program yang dilaksanakan
puskesmas dikarenakan pengetahuan yang minim, sehingga banyak
masyarakat yang tidak datang pada saat kegiatan puskesmas salah satunya
imunisasi dan dapat juga dari kesalahan teknis sehingga masyarakat kecil
tidak terdaftar.

2. Pentingnya Imunisasi
Menurut UU NO.23 tahun 1992 tentang kesehatan, Paradigma Sehat
dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pemeberantasan
penyakit. Salah satu upaya pemberantasan penyakit menular adalah upaya
pengebalan atau imunisasi (Buku Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi di
Indonesia : DEPKES RI th. 2004 ).
Sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit suatu penyakit atau
seandainya terkena pun tidak menimbulkan akibat yang fatal.
Manfaat Imunisasi :
a) Untuk anak, dapat mencegah penderitaan dari penyakit dan kemungkinan
cacat atau kematian.

b) Untuk keluarga, menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan


apabila anak sakit dan mendorong keluarga untuk membentuk keluarga
kecil.
c) Untuk negara, memperbaiki tingkat kesehatan dan memperbaiki status
kesehatan masyarakat agar menjadi bangsa yang kuat untuk melanjutkan
pembangunan negara.
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu antigen terhadap suatu antigen lain sehingga bila kelak terjangkit sakit
akan tidak terjadi penyakit.
Macam-macam kekebalan :
a) Pasif (diberikan dari luar tubuh)
b) Aktif (berasal dari dalam tubuh)
3. Pemberian Imunisasi
Imunisasi rutin yang sebaiknya dilakukan :
a) Pada anak sekolah : DT, campak dan TT
b) Pada WUS (wanita usia subur) : TT
(Buku pedoman Imunisasi di Indonesia)
Imunisasi yang diwajibkan :
a) BCG, diberikan pada umur 2 bulan.
b) DPT, diberikan 3x sejak umur 2 bulan dengan interval 8 minggu.
c) Polio, diberikan 4x dengan interval minimal 8 minggu.
d) Campak, diberikan pada umur 9 bulan.
e) Hepatitis B, diberikan sedini mungkin sejak lahir.
Imunisasi yang dianjurkan :
a) MMR, diberikan umur 15-18 bulan.
b) HiB (H. Influenza type B), diberikan pada umur 2, 4, 6, bulan.
c) Tifoid
d) Hepatitis A, diberikan pada usia > 2 tahun.
e) Varisela, diberikan pada umur 10-12 tahun bagi anak.
4. Imunisasi Lengkap
Imunisasi dasar lengkap adalah pemberian 5 jenis vaksin secara lengkap dan
terstruktur atau terjadwal pada bayi.
Imunisasi lengkap bertujuan untuk mengurangi morbiditas, angka kecacatan
dan angka kematian ( Buku Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi di
Indonesia).
Lima Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi:
a) BCG
: (1 kali), diberikan sejak lahir dan apabila umur > 3
bulan harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu
dan diberikan apabila hasilnya negatif.

b) DPT

: (3 kali), diberikan pada umur 6 minggu, DTwP atau


DTaP secara kombinasi dengan hepatitis B atau dengan

c) Polio

Hib. Ulangan DPT pada umur 18 bulan dan 5 tahun.


: (4 kali), diberikan pada saat kunjungan pertama atau
lahir. Untuk bayi yang lahir di Rumah Sakit atau
Rumah Bersalin, OPV diberikan saat bayi dipulangkan
untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi

d) Campak

lain.
: (1 kali), diberikan pada umur 9 bulan dan diberikan
pada program BIAS SD kelas 1 untuk sasaran anak SD,

e) Hepatitis B

umur 6 tahun.
: (3 kali), diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir,
dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 6 bulan. Interval
dosis minimal 4 minggu.

5. Penyapihan pada bayi


Pada kasus ini bayi sudsh disapih hal ini dapat disebabkan karena kekurang
tahuan ibu akan pentingnya ASI bagi bayi, faktor ekonomi (ibu bekerja) dan
faktor lingkungan sosial budaya masyarakat sangatlah berpengaruh. Waktu
yang tepat untuk menyapih bayi tergantung pada kesiapan ibu dan bayi, ada
yanga menyapih pada usia anak 4 bulan sampai 2 tahun, setelah disapih pola
makan bayi harus diperhatikan:
a) Bila bayi disapih pada usia 4 bulan dan diberi susu formula maka
sebaiknya bayi diberi makanan tambahan.
b) Bila bayai dispaih pada usia 6 bulan dari ASI maka anak dapat diberi
makanan tambahan 3x sehari atau sesuai kebutuhan anak.
Menurut WHO, masa pemberian ASI yang tepat diberikan secara eksklusif
kurang lebih 6 bulan pertama kemudian dianjurkan tetap diberikan 6 bulan
selanjutnya berdamping dengan makanan tambahan hingga umur 2 tahun.
Dampak penyapihan dini :
a) Menyebabkan hubungan anak dan ibu berkurang keeratannya karena
proses boumding etatemen terganggu.
b) Insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat.

c) Pengaruh gizi yang menyebabkan malnutrisi pada anak.


d) Mengalami reaksi alergi yang menyebabkan diare, muntah dan gatalgatal karena reaksi dari sistem imun.
6. Pemahaman ttg Imunisasi
Penyebab kurangnya pemahaman :
a) Kontak dengan media : media sebagai salah satu sarana dalam
memperoleh

akses

informasi

memiliki

pengaruh yang kuat. Hal ini sejalan dengan


penalitian Gunawan (1985) dalam Ediyana
(2001) menyatakan bahwa penyebab yang
mempengaruhi cakupan imunisasi antara lain
kurangnya

informasi

tentang

imunisasi

kepada ibu rumah tangga, artinya ibu yang


melakukan kontak dengan media rendah,
b) Jumlah anak

status imunisasinya tidak lengkap.


: Kunjungan ke pos pelayanan imunisasi,
terkaid dengan ketersediaan waktu bagi ibu
untuk mencari pelayanan imunisasi terhadap
anaknya. Semakin banyak anak yaitu tiga
atau lebih membutuhan waktu banyak untuk

c) Status ekonomi

mengurusnya,

sehingga

ketersediaan

waktu

semakin
bagi

sedikit

ibu

untuk

mendatangi tempat pelayanan imunisasi.


: Kontribusi yang mempengaruhi rendahnya
imunisasi adalah penghasilan keluarga atau
status

ekonomi.

membutuhkan

biaya,

Karena
baik

iminisasi
itu

biaya

mengunjungi tempat pelayanan kesehatan,


biaya administrasi dan biaya vaksin itu
sendiri (Shao Chun, 2008)
Menurut Green (1908) dalam Notoatmodjo (2003), ada 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku keehatan baik individu maupun masyarakat, yaitu :

a) Faktor Predisposisi

: Faktor yang melekat pada diri seseorang


sehingga mempermudah terjadinya perilaku

b) Faktor Pemungkin

kesehatan (sikap dan pengetahuan).


: Faktor yang memfasilitasi perilaku antara
lain sarana dan prasarana untuk terjadinya
perilaku

c) Faktor Penguat

kesehatan

(ketersediaan,

keterjangkauan dan sumber-sumber).


: Faktor yang mendorong terjadinya perilaku
seperti (dukungan sosial, nasihat-nasihat
maupun

umpan

balik

dari

petugas

kesehatan).
7. Kegiatan pokok puskesmas
Program-program yang dianjurkan oleh puskesmas untuk keluarga dan
masyarakat :
a) Dari segi IKM :
Program KB
Kebersihan tempat tinggal
Keburukan MCK
Imunisasi
b) Dari segi gizi :
Kebersihan makanan dan minuman
Gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna)
- Nasi
- Sayur
- Lauk pauk
- Buah
- Susu
Kebersihan sebelum dan sesudah makan
ASI
Posyandu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan
peningkatan status gizi yang pelaksanaannya perlu dihimpun seluruh
kekuatan masyarakat agar berperan serta secara aktif sesuai dengan
kemampuannya.
Kegiatan pokok posyandu
a) KIA (kesehatan ibu dan anak)
b) KB (keluarga berencana)
c) Imunisasi
d) Gizi

e) Penanggulangan diare
STEP IV. Formulasi

SKEMA

Pasutri miskin (38 th 28 th)

5 anak

bayi (6 bln)

batuk sesak & sakit-sakitan

1. petugas
puskesmas tidak
pernah datang
2. ibu kurang tahu
imunisasi
3. ibu tidak paham
tentang
pola
makan
STEP V. Sasaran Belajar
1. Imunisasi Lengkap

dokter

belum imunisasi lengkap

2.
3.
4.
5.
6.
7.

ASI Ekslusif
KB
KIA
Peran dan fungsi Puskesmas (IKM)
Epidemiologi penyakit menular
AIK

STEP VI. Pembahasan SASBEL


1. Imunisasi Lengkap
Perbedaan jenis vaksin DPT dan DT
Vaksin DPT adalahsalah satu jenis imunisasi yang disebut pengobatan
pencegahan. Vaksin ini menyebabkan tabuh untuk membentuk antibodi
pelindung terhadap tiga penyakit serius, yaitu : difetri, pertusis (batuk rejan)
dan tetanus (kejang mulut) ini diberikan dalam bentuk inokulasi (ditembak
atau injeksi) ditiga dosis terpisah sekitar 2 bulan terpisah dengan booster
menembak satu tahun setelah sesi primer inokulasi selesai. Vaksin DPT
biasanya diberikan kepada bayi selama satu tahun mereka hidup karena
difetri dengan batuk rejan cenderung untuk menyerang anak-anak dan
berakibat fatal. Semburan booster kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Tetanus atau kejang mulut adalah penyakit yang sering fatal yang bisa
menyerang orang-orang dari segala usia, tetapi dapat dicegah dengan
suntikan booster setiap 5-10 tahun.
Vaksin DT adalah salah satu jenis imunisasi yang memberikan
kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab
difteri dan tetanus. Misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu
menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri
dan tetanus. Cara pemberian imunisasi dasar dan ulangan sama dengan
imunisasi DPT. Vaksin disuntikkan pada otak lengan atau paha sebanyak 0,
5 ml vaksin ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sedang berat atau
menderita demam tinggi. Efek samping mungkin terjadi apabila demam

ringan dan bergerak lokal ditempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung


dalam 1-2 hari.
Dalam penyuntikan vaksin imunisasi, kondisi bayi harus fit (dalam
kondisi prima) dan apabila tidak dalam kondisi fit dapat mengikuti
imunisasi ulangan.
Reaksi dalam tubuh setelah pelaksanaan imunisasi :
a) Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan secara aktif
maupun pasif terhadap suatu antigen, dan dibedakan atas :
Imunisasi bersifat alami:
- Aktif (pasca infeksi atau karena sakit)
- Pasif (antibody dari ibu yang ditransfer ke janin atau tidak ada
manipulasi dari luar)
Imunisasi bersifat buatan :
- Aktif (peranan dengan antigen, vaksin)
- Pasif (suntikan antibodi, imunoglobulin)
b) Imunisasi ada 2 macam yaitu imunisasi aktif dan pasif :
Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seseorang karena
tubuh secara aktif membentuk zat antibodi.
Imunisasi pasif adalah kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang
dari luar tubuh.
c) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Definisi KIPI Menurut Komite

Nasional

Pengkajian

dan

Penaggulangan KIPI (KN PP KIPI), KIPI adalah semua kejadian sakit


dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Pada
keadaan tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari
(arthritis kronik pasca vaksinasi rubella), atau bahkan 42 hari (infeksi
virus campak vaccine-strain pada pasien imunodefisiensi pasca
vaksinasi campak, dan polio paralitik serta infeksi virus polio vaccinestrain pada resipien non imunodefisiensi atau resipien imunodefisiensi
pasca vaksinasi polio).
Reaksi yang mungkin dapat terjadi antara lain Reaksi alergi: urtikaria,
dermatitis, edema, Reaksi anafilaksis Syok anafilaksis , Artralgia,
Demam tinggi > 38,5 C, Episode hipotensif-hiporesponsif,

Osteomielitis, Menangis menjerit yang terus menerus (3jam), Sindrom


syok septik.
d) Jangan memberikan imunisasi polio pada bayi diare karena dapat
mengakibatkan kejang-kejang.
e) Reaksi dalam tubuh :
BCG

: Reaksi normalnya akan terjadi pembekakan kecil,


merah tempat penyuntikan dengan garis tengah 10
mm, 2-3 minggu menjadi kecil, dan kemudian
menjadi saringan parut sekitar 3-2 mm.

DPT

: Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore


hari. Setelah diimunisasi DPT tapi panas akan sembuh
dalam waktu 1-2 hari. Dan rasa sakit, nyeri, kemerahmerahan dan bengkak. Peradangan dan kejang-kejang
adalah reaksi yang jarang terjadi.

Polio

: Bila anak sedang diare kemungkinan vaksin tidak


bekerja dengan baik karena ada gangguan penyerapan
vaksin oleh usus akibat diare.

Hepatitis B : Tidak ada efek samping.


Campak

: Panas dan kemerahan, anak mungkin panas selama 13 hari setelah 1 minggu penyuntikan, kadang disertai
kemerahan seperti penderita campak ringan.

Pengertian Imunisasi Lengkap


a) Definisi
: Suatu anak berusia < 11 bulan yang mendapatkan
imunisasi dasar berupa 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis
Polio, 3 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak.
Imunisasi yg diwajibkan dan dianjurkan
a) Imunisasi yang diwajibkan :
BCG :

- Perlindungan penyakit : TBC atau Tuberkolosis


- Penyebab
: Bakteri bacillus calmette guerrin
- Kandungan
: Bacillus
calmette-guerrin

yang

dilemahkan
- Waktu pemberian
: Umur atau usia 2 bulan
DPT
- Perlindungan penyakit : Difteri (Infeksi tenggorokan), pertusis
- Penyebab
- Waktu pemberian

(batu kejan) dan tetanus (kaku rahang)


: Bakteri difteri, pertusis dan tetanus
: Umur 3 bulan, umur 4 bulan, umur 5
bulan, usia 1 tahun 6 bulan, usia 5 tahun

dan usia 10 tahun


Polio
- Perlindungan penyakit : Poliomelitis atau polio lumpuh layuh
yang menyebabkan nyeri otot, lumpuh
- Waktu pemberian

dan kematian
: Umur 3 bulan, umur 4 bulan, umur 5
bulan, usia 1 tahun 6 bulan dan usia 5
tahun

Hepatitis B
- Perlindungan penyakit : Infeksi hati atau kanker hati mematikan
- Waktu pemberian
: Ketika baru lahir atau tidak lama
setelahnya tergantung situasi
Campak
- Perlindungan penyakit : Campak
- Efek samping
: Demam, ruan kulit dan diare
- Waktu pemberian
: Usia 9 bulan atau lebih, usia 5-7 tahun
b) Imunisasi yang dianjurkan :

MMR
- Perlindungan penyakit
- Waktu pemberian
Hepatitis A
- Perlindungan penyakit
- Penyebab
- Waktu pemberian
Typhoid dan paratyphoid
- Perlindungan penyakit
- Penyebab

: Campak, gondongen dan campak jermai


: Usia 1 tahun 3 bulan, usia 4-6 bulan
: Demam hepatitis A (penyakit hati)
: Virus hepatitis A
: Tergantung situasi kondisi I dan II
: Demam thypoid
: Bakteri salmohera thypi

- Waktu pemberian
Varisela
- Perlindungan penyakit
- Penyebab
- Waktu pemberian

: tergantung situasi dan kondisi


: Cacat air
: Virus Varicella Zoster
: Umur 10-12 tahun 5x dan diatas 13
tahun 2x selang waktu 4 sampai 8
minggu

2. ASI Eksklusif
Kapan pemberian ASI eksklusif ?
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur 0 sampai 6 bulan. Pada tahun 2001 WHO
menyatakan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan pertama hidup bayi adalah
yang terbaik.
Manfaat ASI ?
IQ pada bayi ASI memiliki IQ poin 4,3 poin meningkat pada usia 18
bulan 4-6 poin lebih tinggi 3 tahun 8,3 poin meningkat pada usia 8,5 tahun.
(Buku KIA;Indonesia sehat 2010 depkes)
Mengapa ASI sangat penting ?
Dikarenakan ASI sebagai satu-satunya makanan yang terbaik bagi
bayi sampai berumur 6 bulan karena mempunyai komposisi gizi yang paling
lengkap dan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama (WHO, 2002).
Gizi yang terkandung dalam ASI ?
a) Gizi pada bayi :
Kebutuhan energi dan protein
Kebutuhan lemak
Kebutuhan vitamin larut lemak
Kebutuhan elektrolit

b) Kandungan ASI :
Nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi
Kaya akan antibodi (kekebalan tubuh)
Mengandung sel imun untuk mencegah carrier
Mengandung DHA / AA (semakin dewasa, semakin cerdas)
Mengandung

kolostrum

(berwarna

kekuning-kuningan

dan

mengandung zat gizi bermutu tinggi dan zat kekebalan tubuh yang
sangat diperlukan oleh tubuh)

Kapan bayi disapih ?


Penyapihan Adalah proses pemberian makanan (ASI) pada bayi dan
perlahanlahan dihentikan ASInya. Pada penyapihan janganlah memberikan
Sereal. Bayi biasanya mencoba meraih, memasukkan benda ke mulut, cepat
lapar. Dampak penyapihan yang terlalu cepat bahaya pada ginjal dan bayi
bisa kegemukan yang terlalu lambat adalah perumbuhan menjadi terganggu.
Penyapihan dapat dilakukan ketika bayi berusia 6 bulan.
3. Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Ibu Anak (KIA)
a) KIA
: Upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka
b) KB

pemeliharaan kesehatan ibu dan anak.


: Perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada
waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperpanjang dan
kelahiran selanjutnya dapat dicegah. Apabila jumlah anak telah
tercapai yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh
anggota keluarga dengan sebaik-baiknya. Kegiatan KB tidak
hanya berupa penjarangan dan mengatur kehamilan tetapi
termasuk kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan
kesejahteraan keluarga secara menyeluruh.

Jenis-jenis KB :
Metode homoral, contoh dengan sunti, pil KB dan susuk
Metode teknis, kalender dan senggama terputus
Metode mekanik, alat kontrasepsi spiral dan kondom dll
Metode sterilisasi, contohnya vasektomi dan tubektomi
Jenis-jenis kontrasepsi :
Implan atau susuk kontrasepsi, merupakan alat kontrasepsi
yang terbentukbatang dengan panjang sekitar 4 cm yang
didalamnya terdapat hormon.
Pil adalah obat pencegahan kehamilan yang diminum. Pil ini
diperuntukan bagi wanita yang tidak mau hamil dan
menginginkan cara pencegahan kehamilan sementara yang
paling efektif bila diminum secara teratur.
4. Penyapihan
The Baby Book karangan William dan Sears, penyapihan yang tepat
saat kebutuhan anak untuk mengisap sudah berkurang atau semakin
menghilang biasanya antara usia 9 bulan hingga 1, 5 tahun. Namun para dokter
dan ahli gizi menyarankan untuk melakukan saat anak berusia diatas 1 tahun,
karena pada saat itu sebagian besar bayi sudah bisa mengatasi alergi berbagai
makanan dan dapat tumbuh dengan makanan penggantinya.
Pola pemberian makanan pada bayi selama masa transisi adalah mulai
dari makanan lumat, secara bertahap ke makanan lembek dan pada umur 1
tahun diharapkan anak sudah dapat makan dari makanan keluarga.
Jenis makanan disesuaikan dengan umur anak. Pada umur 4-6 bulan,
anak dapat diberikan buah-buahan lunak atau sari buah. Tujuannya untuk
memperkenalkan makanan selain ASI juga sebagai sumber vitamin, mineral
dan sedikit kalori.
5. Peran dan fungsi puskesmas
Puskesmas
: Unit

pelaksana

Kabupaten/Kota

teknis
yang

Dinas

bertanggung

Kesehatan
jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu


wilayah kerja.
Sebagai landasan untuk tercapainya kesehatan dalam kehidupan masyarakat
yaitu Panca Program, antara lain :

a) Kesejahteraan Ibu dan Anak


b) KB
c) Imunisasi
d) Peningkatan Gizi
e) Penanggulangan Diare
UPT (Unit Pelaksana Teknis) sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kab/Kota (UPTD), Berfungsi :
a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
b) Pusat pemberdayaan masyarakat.
c) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods).
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik (public good ).
Fungsi puskesmas :
a) Sebagai pusat pengembangan kesehatan wilayah, berfungsi membina dan
mengontrol kesehatan wilayah dan rakyatnya seperti mengawasi
(survellans) dan mencegah penyakit menular dan penyakit lainnya dalam
masyarakat dan juga memperbaiki kesehatan masyarakat.
b) Pemberi pelayanan kesehatan dan kedokteran secara menyeluruh,
paripurna, terpadu, berkesinambungan kepada rakyat disuatu wilayah
kerja, seperti pengobatan umum, kesehatan gigi, KIA, KB, perbaikan gizi
dan penyuluhan kesehatan.
c) Pembina peran serta masyarakat dibidang kesehatan dengan pendekatan
IKMD, posyandu, lima pengetahuan terpadu :
Penimbangan balita secara berkala
Penyuluhan dan perbaikan gizi
Penyediaan obat untuk mencegah kematian akibat diare
Imunisasi
KB
(dr. Johannes Leimena negarawan sejati dan politisi berhati nurani. 2007,
Jakarta)
Peran dari :
a) Petugas medis
(dr. Umum, dr. Gigi dan dr. Spesialis)
b) Petugas paramedis (Bidan, perawat dan sarjana farmasi)
c) Petugas nonmedis (Administrasi, petugas keamanan dan dapur)

6. Epidemiologi penyakit menular


Melalui 2 cara, yaitu :
a) Kontak langsung dengan penderita, contoh : TBC, campak dan kusta
b) Lewat faktor atau media, contoh : Malaria
Disamping itu diperlihatkan status kesehatan masyarakat :
a) Lingkungan (fisik, sosial, ekonomi, budaya, dsb)
b) Perilaku
c) Pelayanan kesehatan
d) Hereditas atau keturunan
( Hendrik L. Blum, 1974 )
7. AIK
Q. S Al-Baqarah ayat 233

Pengertian :
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang

ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila


keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya
dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu
ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan.

DAFTAR PUSTAKA
1) Al-Quran dan terjemahan

2) Anies; Kedokteran Keluarga dan Pelayanan Kedokteran yang Berprinsip


Pencegahan; FK UNDIP; 2002
3) Andreas; Intisari Ilmu Kesehatan Anak Edisi Revisi Purwokerto; 2007
4) Hartanto; Hanafi; KB dan kontrasepsi Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi; Edisi 2; 2006; IDI
5) Buku Panduan Manajemen Laktasi. Dlt Gizi Masyarakat. Depkes RI. 2001
6) Pembekalan Imunisasi dr. Hema
7) Notoadmodjo,S. 2007. Kesehatan Masyarakat, Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka
Cipta
8) Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping ASI. Lokal. 2006
9) Pedoman Penyuluhan Puskesmas sumber. Depkes RI
10) dr. Soetjiningsih, SpAk. 1993. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

You might also like