You are on page 1of 6

Jurnal Teknik Mesin UMY Vol XX (2015)

www.umy.ac.id

PENELITIAN KARAKTERISTIK PEMBAKARAN


CAMPURAN BATUBARA DAN LIMBAH PERTERNAKAN
SAPI
Suprapto Heri Setiyatno
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY, Indonesia, 55183
(Naskah Diterima Bln XX, 20XX; Revisi Bln XX, 20XX; Diterima Bln XX, 20XX)
Abstract
Heat exchanger which tested a new tool in the laboratory of mechanical engineering , University of Muhammadiyah Yogyakarta . This
study aims to investigate the performance of these tools. From the test results obtained by the convection heat transfer coefficient in the
maximum tube 6085 W/m2.C, heat transfer coefficient outside the maximum tube 3957 W/m2.C, maximum overall heat coefficient of
2648 W/m2.C at the heater power of 500 W, 0.93 and maximum effectiveness .The heat transfer coefficient is affected by the discharge
volume and speed air blower , his increase also resulted in the increase in Nusselt and Reynolds numbers.

Keywords: HE, Heat Transfer Coefficient, Performance, Empirical correlations.

1. Pendahuluan
13. Digunakan untuk mensuplai udara selama
2. Cadangan minyak bumi nasional apabila tidak
proses pembakaran.
ditemukan sumur baru melalui eksplorasi diperkirakan
2. Katup pengatur
akan habis dalam kurun waktu 10-15 tahun yang akan
14. Digunakan untuk mengatur laju aliran udara
datang, sehingga pencarian energi baru merupakan
pada tabung pembakaran.
suatu keharusan ( Anonim,2005). Indonesia sebagai
3. Tabung pembakaran
negara yang berada di bawah garis katulistiwa
15. Merupakan tempat terjadinya Pembakaran
mempunyai sumber energi baru yang sangat beragam.
bahan bakar padat.
Beberapa sumber energi baru yang belum
4. Elektronik Top Pan Balance
diberdayakan meliputi sumber energi baru yang
16. Digunakan untuk mengukur massa bahan
terbarukan dan tidak terbarukan.
bakar selama proses pembakaran.
3. Indonesia memiliki cadangan batubara yang
5. Cawan
cukup besar, lebih dari 36 milliar ton yang sangat
17. Digunakan sebagai wadah untuk meletakkan
potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi
bahan bakar.
(Mangunwidjaja, 1999). Pengalaman menunjukkan
6. Stop wacth
bahwa pemanfaatan sumber energi tunggal mempunyai
18. Digunakan untuk mengukur waktu yang
banyak keterbatasan. Oleh karena itu pemanfaatan
dibutuhkan selama proses pembakran.
secara bersama sama berbagai sumber energi baik
7. Anemometer
yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan
19. Digunakan untuk mengukur kecepatan aliran
merupakan salah satu cara yang terbaik dalam
udara di dalam ruangan pembakaran.
menjawab keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh
8. Termokopel
beragam sumber energi tersebut. Pemanfaatan batubara
20. Digunakan untuk mengukur temperatur
sebagai bahan bakar belum terlalu luas jika
9. Jembatan Wheatston
dibandingkan dengan bahan bakar lain, seperti minyak
21. Digunakan untuk meningkatkan sensitifitas
tanah, gas alam , kayu bakar dan sebagainya. Batubara
dalam pencatatan data.
dipasarkan dalam bentuk briket untuk keperluan rumah
22. Tahapan analisa Data
tangga . Kesulitan penyalaan briket batubara
23. Pada tahapan ini dilakukan berbagai
dibandingkan bahan bakar yang lain menyebabkan
macam analisi data yang telah diperoleh dari
batubara kurang diminati sebagai bahan bakar rumah
percobaan
tangga (Saptoadi, 1999)
24.
antara
lain:
4. Limbah biomassa dan sampah merupakan salah
a.
Analisa
tuntas (Analisis Ultimate)
satu pilihan sumber energi alternatif karena sangat
b. Analisis Pendekatan (Analisa Proximate)
mudah ditemukan dari aktivitas pertanian, peternakan,
25.
kehutanan, perkebunan, perikanan diberbagai daerah.
Seekor sapi dewasa akan menghasilkan2 limbah padat 26. Hasil dan Pembahasan
27. Dengan pencampuran limbah peternakan sapi
20 kg perhari. Penanganan limbah tersebut sampai saat
ini masih bersifat tradisional, yaitu hanya ditampung
yang sempurna diharapkan dapat menghasilkan briket
dalam bak besar dan kemudian dapat dimanfaatkan
yang memiliki penyalaan yang cepat dan waktu
untuk pupuk atau biogas. Untuk jumlah limbah yang
pembakaran yang lama. Adapun komposisi campuran yang
cukup besar akan memerlukan tempat yang luas dan
diuji adalah sebai berikut :
pemakaian biogas untuk energi masih sangat terbatas
a. Limbah pernakan sapi 20 gram
dan relatif mahal ( Wagini, 2000).
b. Limbah pernakan sapi 15 gram dan
5. Kotoran sapi pada umumnya mengandung 80batubara 5 gram
90% air, namun setelah kering sekitar 6% kandungan
c.
Limbah peternakan sapi 10 gram dan
air lembabnya akan mengandung senyawa hidrokarbon
batubara 10 gram
yang sangat tinggi dan sangat baik pada proses
d.
Limbah pernakan sapi 5 gram dan
pembakaran.
6. Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka
batubara 15 gram
dilakukan penelitian pemanfaatan limbah peternakan
e. Batubara 20 gram
dalam hal ini limbah peternakan sebagai campuran
28.
batubara untuk mempermudah penyalaan bahan bakar
29. Analisis Berdasarkan Grafik
tersebut.
30.
7.
8. Metode Penelitian
9.
10. Bahan
11. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah batubara dan limbah peternakan sapi.
12. Peralatan Uji
1. Blower

31.

38.

32. Gambar 1. Grafik hubungan arus, tegangan, dan daya


terhadap waktu
33. Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa arus,
tegangan, dan daya konstan, tidak ada kenaikan maupun
penurunan secara signifikan
34.
35.
39. Gambar 3. Grafik tentang hubungan massa
terhadap waktu
40.
41. Dari gambar 3 menunjukkan bahwa
limbah peternakan sapi merupakan bahan yang
mudah terbakar. Komposisi limbah peternakan
sampai 100% mulai terbakar dan berasap pada
saat 15 menit pertama, hal ini dikarenakan
kandungan volatile matter yang tinggi pada
limbah peternakan sapi sehingga mudah terbakar.
Kandungan volatile matter di dalam bahan bakar
yaitu :
42.

36. Gambar 2. Grafik hubungan temperature terhadap


waktu pembakaran pada alat uji karakteristik pembakaran
limbah peternakan sapi dan batubara.
37. Pada gambar 2 diatas terlihat bahwa suhu
tertinggi pertama adalah pada sensor yang terletak di
tempat bahan bakar karena panas yang dihasilkan sangat
tinggi

43. S + O2

SO2

44. H + O2

H2O

45. N + O2 N2O
46. Dan proses terbakarnya fixed karbon sebagai
berikut
47. C + O2 CO2
48. H + O2

H20

49.

50.

57.

58. Gambar 6. Grafik hubungan temperature terhadap


massa pada pembakaran limbah peternakan sapi
51.
52. Gambar 4. Grafik hubungan temperature terhadap
waktu pembakaran pada bahan bakar
53.
54. Berdasarkan grafik pada gambar 4 terlihat
bahwa suhu yang di hasilkan untuk masing masing bahan
bakar memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan kandungan volatile matter dan fixed carbon
pada masing masing komposisi sebagai berikut:
55.

59. Pada gambar 4 terlihat


penurunan bahan bakar paling tajam
pada limbah peternakan sapi 100%
volatile matter yang tinggi sehingga
terbakar.

bahwa
terdapat
karena
mudah

60. Waktu penyalaan untuk masing masing bahan


bakar:
a.
b.

c.

d.

e.

Limbah peternakan sapi 100% titik nyala pada


menit ke 15, pada suhu bahan bakar 119 C
Limbah peternakan sapi 75% dan batubara 25%
titik nyala pada menit ke 17, suhu bahan bakar
141C
Limbah peternakan sapi 50% dan batubara 50%
titik nyala pada menit ke 19, suhu bahan bakar
146C
Limbah peternakan sapi 25% dan batubara 75%
titik nyala pada menit ke 16, suhu bahan bakar
148C
Batubara 100% titik nyala pada menit ke 21, suhu
bahan bakar 150C

61. Nilai kalor bahan bakar


a.
b.
56. Gambar 5. Temperature bahan bakar

c.
d.

Limbah peternakan sapi 100% adalah HHV =


2727 kcal/kg
Limbah peternakan sapi 75% dan batubara 50%
adalah HHV = 3991 kcal/kg
Limbah peternakan sapi 50% dan batubara 50%
adalah HHV = 5255 kcal/kg
Limbah peternakan sapi 25% dan batubara 75%
adalah HHV = 3991 kcal/kg

e.

Batubara 100% adalah HHV = 7783 kcal/kg

62.
63.
64. Kesimpulan
65. Temperatur bahan bakar yang paling tinggi
terdapat pada pengujian batubara 100% yaitu 383C, hal
ini dikarenakan pada batubara murni memiliki fixed
carbon yang tinggi dibandingkan dengan komposisi
lainnya.
66. Bahan bakar yang cepat habis selama proses
pembakaran terjadi pada pengujian limbah peternakan sapi
100%, hal ini disebabkan oleh kandungan fixed carbon
yang lebih rendah pada limbah peternakan sapi tersebut,
sehingga bahan bakar cepat habis terbakar.
67. Penururnan massa yang paling tajam terjadi
pada pengujian limbah peternakan sapi 100% karena
kadar volatile matter pada limbah peternakan sapi murni
lebih tinggi dan kadar fixed carbon didalam limbah
peternakan sapi murni reltif rendah, sehingga bahan bakar
akan mudah terbakar dan cepat habis
68. Jadi berdasarkan data yang diperoleh komposisi
bahan bakar yang paling tepat untuk kebutuhan rumah
tangga mengguankan campuran limbah peternakan sapi
75% dan batubara 25% karena karakteristik penyalaanya
sangat cepat. Hal ini dikarenakan kadar volatile matter
dalam komposisi ini sangat tinggi sehingga cepat dalam
penyalaanya, waktu yang dibutuhkan untuk penyalaan
adalah 17 menit dan nilai kalor yang dihasilkan adalah
3991 K.cal/kg sedangkan untuk industri kecil
menggunakan campuran limbah peternakan sapi 25% dan
batubara 75% karena kadar fixed carbon dalam komposisi
ini sangat tinggi sehinggga peoses pembakaran sangat
lama, waktu yang dibutuhkan untuk penyalaan adalah 16
menit dan nilai kalor yang dihasilkan adalah 6519 K.cal/kg
69.
70.
71. Referensi
72.

77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.

73.
74.
75.
76.

118.
119.
120.

121.

You might also like