Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang
tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan
infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut.
Kalazion juga disebut sebagai lipogranuloma kelenjar meibom. Kalazion akan
memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada
nyeri tekan dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak membesar.
Kadang-kadang
mengakibatkan
perubahan
bentuk
bila
mata
akibat
B. Etiologi
Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada
saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion disebabkan
oleh minyak dalam kelenjar terlalu pekat untuk mengalir keluar kelenjar atau
saluran kelenjar minyak yang tersumbat. Oleh karena tidak dapat mengalir
keluar, produksi minyak tertimbun di dalam kelenjar dan membentuk tembel
di palpebra. Kelenjar dapat pecah, mengeluarkan minyak ke jaringan palpebra
sehingga menyebabkan inflamasi dan kadang-kadang jaringan parut.
Kalazion dihubungkan dengan disfungsi kelenjar sebasea dan obstruksi di
kulit (seperti komedo, wajah berminyak). Juga mungkin terdapat akne rosasea
terjadinya kalazion
Hygiene palpebra yang buruk mungkin dapat dihubungkan dengan
D. Patogenesis
Nodul kalazion terdiri dari berbagai jenis sel imun yang responsif
terhadap steroid, termasuk makrofag jaringan ikat yang dikenal sebagai
histiosit, sel-sel raksasa multinukleat, sel plasma, leukosit PMN, dan
eosinofil.5,7
Kalazion mungkin merupakan agregasi sisa sel-sel inflamasi setelah
infeksi kelopak mata seperti hordeolum dan selulitis preseptal, atau mungkin
berkembang dari retensi sekresi kelenjar Meibom.5,7
Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar,
kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan
mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara
kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik
yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan
hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang
multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal.
Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar meibom yang berdilatasi.5,7
Kalazion terjadi pada semua umur; sementara pada umur yang ekstrim
sangat jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal
terhadap sekresi sabaseous dan viskositas mungkin menjelaskan terjadinya
penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.5,7
E. Gejala Klinis
tekanannya
sehingga
terjadi
kelainan
refraksi
pada
mata
tersebut.1,2,3,4,5,6,7
Awalnya, pasien datang dengan riwayat singkat adanya keluhan pada
palpebra baru-baru ini, diikuti dengan peradangan akut (misalnya merah,
pembengkakan, perlunakan). Setelah beberapa hari, gejala-gejala awal hilang,
tanpa rasa sakit, tumbuh lambat, benjolan tegas dalam kelopak mata. Kulit di
inflamasi akut dan kronik. N. Analisis lipid memberikan hasil asam lemak
dengan rantai karbon panjang. Kultur bakteri biasanya negatif, tapi
Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus, atau organisme komensal kulit
lainnya bisa ditemukan. Propionibacterium acnes mungkin ada di dalam isi
kelenjar Pencitraan fotografik infra merah dari kelenjar Meibom dapat
menunjukkan dilatasi abnormal yang tampak pada permukaan tarsal palpebra
yang dieversi. Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu
kanker kulit, untuk memastikan hal ini maka perlu dilakukan pemeriksaan
biopsy/histopatologis.4,7,8
Jika kalazion sering berulang disebabkan terutama karena kurang menjaga
kebersihan yang kurang atau bersamaan dengan blepharitis . Drainase yang
tidak adekuat pada saat melakukan insisi dan kuretase dapat menyebabkan
kekambuhan lokal. Bila terjadi kalazion berulang beberapa kali terutama yang
terjadi di tempat yang sama meskipun telah dilakukan drainase dengan baik
sebelumnya, harus dipertimbangkan adanya suatu keganasan dan sebaiknya
dilakukan pemeriksaan histopatologik karena adanya kemungkinan benjolan
tersebut merupakan suatu keganasan misalnya karsinoma sel basal, karsinoma
kelenjar sebasea, atau adenokarsinoma. Karsinoma sel basal adalah
keganasan pada palpebra yang paling sering dijumpai. 90% keganasan dari
karsinoma pada palpebra merupakan karsinoma sel basal. Karsinoma sel
basal mempunyai presileksi pada palpebra inferior dan kantus medialis.
Karsinoma kelenjar sebasea merupakan bisa menunjukkan gambaran klinis
berspektrum luas biasanya berbentuk nodul yang kecil, keras seperti kalazion.
Sering kelihatan seperti kalazion yang tidak khas atau berulang, menunjukkan
G. Diagnosis Banding
Kalazion dapat didiganosis banding dengan:3,6,7
Hordeolum
Abses palpebra
Meibomianitis
Keganasan
Granuloma Piogenik
H. Penatalaksanaan
a. Non medika mentosa
Kompres hangat dengan cara menempelkan handuk basah oleh air
hangat selama lima sampai sepuluh menit. Kompres hangat dilakukan
empat kali sehari untuk mengurangi pembengkakan dan memudahkan
drainase kelenjar. Meskipun handuk dan air harus bersih, namun tidak
perlu steril. Selain itu, pasien juga bisa memijat dengan lembut area
kalazion beberapa kali sehari. Namun, kalazion tidak boleh digaruk.4,5,7,8,9
Jika kalazion menimbulkan gejala yang berat atau tidak sembuh
setelah
berminggu-minggu,
mungkin
diperlukan
operasi.
Jika
b. Medikamentosa3,4,7
Obat tetes mata atau salep mata jika infeksi diperkirakan sebagai
penyebabnya.
Injeksi steroid ke dalam kalazion untuk mengurangi inflamasi, jika
Eksisi kalazion:3,7
Jika perlu, buatlah insisi vertikal pada permukaan konjungtiva palpebra.
Untuk kalazion yang kecil, lakukan kuretase pada granuloma inflamasi
Eskokleasi Kalazion3,7
Terlebih dahulu mata ditetes dengan anestesi topikal pentokain. Obat
anestesia infiltratif disuntikkan di bawah kulit di depan kalazion. Kalazion
dijepit dengan kelem kalazion dan kemudian klem dibalik sehingga
konjungitva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo
palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion
dilepas dan diberi salep mata.
I. Komplikasi
Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis,
dan kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu
dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi
jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang
drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi
prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.5,7,8
J. Prognosis
Terapi bisanya berhasil dengan baik. Jika lesi baru sering terjadi,
drainage yang kurang adekuat mungkin mengikatkan lokal rekurensi ini.
Kalazion yang tidak diobati kadang-kadang terdrainase secara spontan,
namun
biasanya
lebih
sering
persisten
menjadi
inflamasi
akut
intermitten.1,2,3,4,7
Bila terjadi kalazion berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan
pemeriksaan histopatologik untuk menghindari kesalahan diagnosis dengan
kemungkinan keganasan.1,2,3,7
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Pekerjaan
Nomor Register
Waktu Pemeriksaan
Ruang Pemeriksaan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tn. A
18 tahun
Laki-Laki
Aspol Tantui
Islam
07 95 27
27 Mei 2015
Poliklinik Mata
RSUD
Dr.
M.
Haulussy
Ambon
B. ANAMNESIS (Autoanamnesis, tanggal 27 Mei 2015)
1. Keluhan utama :
Benjolan pada kelopak atas mata kiri
2. Anamnesis terpimpin :
Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan pada kelopak atas mata
kiri. Keluhan ini dialami sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan yang timbul
tidak disertai nyeri dan nyeri tekan. Benjolan yang timbul awalnya di
kelopak atas kemudian diikuti benjolan dibawahnya. Awalnya benjolan
kecil hingga kemudian menjadi seperti sekarang. Penurunan penglihatan
(-), riwayat demam (-).
3. Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada
4. Riwayat keluarga : Tidak ada.
5. Riwayat penyakit sistemik : Tidak ada
6. Riwayat sosial : Tidak ada orang di lingkungan sekitar pasien yang mengalami
keluhan yang sama.
7. Riwayat pemakaian kacamata : Tidak ada.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu
: 120/90 mmHg
: 60 x/menit
: 22 x/menit
: 36,7 oC
2. Status Oftalmologi
a. Visus ODS : 6/6
b. Segmen anterior ODS : dengan pen light
OD
Segmen
Anterior
OS
Bola Mata
Palpebra
Konjungtiva
Kornea
Bilik Mata
Depan
10
Iris
Pupil
Lensa
Gambar Skematik
Benjolan
Benjolan
c. Tekanan intra okuli
: tidak diperiksa
D. Pemeriksaan Penunjang
Foto pasien:
11
E. Diagnosis Kerja
OS Kalazion
F. Diagnosis Banding
Hordeolum
Meibomianitis
G. Perencanaan
1. Diagnosa : Tidak ada rencana pemeriksaan untuk menunjang diagnosis
2. Terapi (tata laksana) :
Kompres hangat
Ekstirpasi kalazion
3. Monitoring
Keluhan
Visus
12
4. Edukasi
Penjelasan mengenai kondisi mata pasien saat ini
Tindakan yang harus dilakukan terhadap pasien
Prognosis
H. Prognosis
Quo ad Vitam (OS)
: Bonam
Quo ad Visam (OS)
: dubia ad Bonam
Quo ad Sanasionam (OS) : dubia ad Bonam
13