Professional Documents
Culture Documents
ZX - ZX
ZX - ZX
Komitmen organisasi
merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu
organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Seringkali, komitmen organisasional
diartikan secara individu dan berhubungan dengan keterlibatan orang tersebut pada
organisasi tersebut (Ikhsan dan M Ishak, 2005 : 35).
Dengan dimilikinya komitmen organisasional dan komitmen profesional yang
tinggi pada diri seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya, maka dapat
mendorong adanya iklim kerja yang mendukung auditor untuk mencapai prestasi yang
nantinya dapat menciptakan kepuasan kerja auditor itu sendiri. . Kepuasan kerja
dianggap sangat penting karena adanya biaya akibat ketidakpuasan (dissatisfaction)
dalam employee turnover, absenteeism dan kinerja pekerjaan (Beck : 2000 dalam
Puspitasari : 2005).
Penelitian mengenai komitmen dan kepuasan kerja auditor dianggap sebagai topik
yang menarik untuk deteliti lebih lanjut karena adanya ketidakkonsistenan dalam hasil
penelitian-penelitian sebelumnya yang diantaranya dilakukan oleh Aranya et.al pada
tahun 1982 dan Sri Trisnaningsih pada tahun 2003 dan 2004. Sama seperti penelitian
sebelumnya yaitu dengan menambahkan variabel motivasi sebagai variabel
moderating, peneliti tertarik untuk mencoba menganalisis kembali hubungan antara
komitmen profesional dan komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja tetapi
berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan auditor
internal sebagai subjek penelitian.
II. TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Suatu komitmen profesional pada dasarnya merupakan persepsi yang berintikan
loyalitas, tekad dan harapan seseorang dengan dituntun oleh sistem nilai atau norma
yang akan mengarahkan orang tersebut untuk bertindak atau bekerja sesuai prosedurprosedur tertentu dalam upaya menjalankan tugasnya dengan tingkat keberhasilan
yang tinggi (Larkin : 1990 dalam Trisnaningsih : 2004). Hall (1968) dalam Khikmah
(2005), kemudian dirumuskan lagi oleh Kalbers dan Forgarty (1995) dalam Palma
(2006) mengemukakan lima aspek profesionalisme antara lain: (1). Hubungan dengan
sesama profesi (community affiliation). Elemen ini berkaitan dengan pentingnya
menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal
dan kelompok-kelompok kolega informal sumber ide utama pekerjaan, (2).
Kebutuhan untuk mandiri (autonomy demand), yaitu suatu pandangan menyatakan
seseorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa adanya
tekanan dari pihak lain(pemerintah, klien atau yang bukan anggota profesi), (3).
Keyakinan terhadap peraturan sendiri atau profesi (belief self regulation), maksudnya
bahwa yang paling berwenang dalam penilaian pekerjaan profesional adalah rekan
sesama profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang
ilmu dan pekerjaan mereka, (4). Dedikasi pada profesi (dedication). Elemen ini
merupakan pencerminan dari dedikasi profesional dengan menggunakan pengetahuan
dan kecakapan yang dimiliki untuk tetap teguh dalam melaksanakan pekerjaannya
meskipun imbalan ekstrinsik yang diterima dikurangi, (5). Kewajiban sosial (social
obligation). Elemen ini menunjukkan pandangan tentang pentingnya profesi serta
manfaat yang didapatkan baik oleh masyarakat maupun profesional karena ada
pekerjaan tersebut.
Komitmen profesional pada dasarnya dapat dijadikan gagasan yang mendorong
motivasi seseorang dalam bekerja. Gibson et. al (1993 : 94) mengutarakan bahwa
motivasi adalah suatu konsep yang kita gunakan jika kita menguraikan kekuatankekuatan yang bekerja terhadap atau di dalam diri individu untuk memulai dan
mengarahkan perilaku. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu atau usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok
orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Meskipun bukan
konsisten dapat bekerja secara profesional dan dari upayanya tersebut mendapatkan
penghargaan yang sesuai, tentunya akan mendapatkan kepuasan kerja dalam dirinya.
Oleh karena itu, motivasi tidak dapat dipisahkan dengan kepuasan kerja yang
seringkali merupakan harapan seseorang (Trisnaningsih : 2004).
Komitmen yang tak kalah pentingnya untuk dimiliki oleh seorang auditor internal
adalah komitmen organisasional. Suatu komitmen organisasional menunjukkan suatu
daya dari seseorang dalam mengidentifikasikan keterlibatannya dalam suatu bagian
organisasi (Modway et al : 1982 dalam Trisnaningsih : 2004). Trisnaningsih (2004)
mengemukakan jika seseorang yang bergabung dengan suatu organisasi tentunya
membawa keinginan-keinginan, kebutuhan dan pengalaman masa lalu yang
membentuk harapan kerja baginya, bersama-sama dengan organisasinya berusaha
mencapai tujuan bersama dan untuk bekerja sama dan berprestasi kerja dengan baik,
seorang karyawan harus mempunyai komitmen yang tinggi pada organisasinya.
Komitmen organisasional dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana seorang
karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat
memelihara keanggotaan dalam oganisasi itu. Komitmen pada organisasi yang tinggi
berarti pemihakan pada organisasi yang mempekerjakannya (Robbins, 2001 : 140).
Meyer dan Allen (1991,1997) dalam Ikhsan dan M Ishak (2005 : 36)
mengemukakan tiga komponen mengenai komitmen organisasi antara lain: (1).
Komitmen Afektif (affective commitment), terjadi apabila karyawan ingin menjadi
bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional (emotional attachment) atau
psokologis terhadap organisasi. (2). Komitmen Kontinu (continuance commitment),
muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi karena membutuhkan
gaji dan keuntungan-keuntungan lain atau karena karyawan tersebut tidak menemukan
pekerjaan lain. Dengan kata lain, karyawan tersebut tinggal di organisasi itu karena
dia membutuhkan organisasi tersebut. (3). Komitmen Normatif (normative
commitment), timbul dari nilai-nilai diri karyawan.
Jadi, karyawan
tersebut tinggal di organisasi itu karena dia merasa berkewajiban untuk itu.
Sama halnya dengan komitmen profesional, komitmen organisasional seseorang
dapat tumbuh saat pengharapan kerjanya dapat terpenuhi oleh organisasi dengan baik
yaitu saat seseorang merasa bahwa organisasi dimana ia bekerja telah memperhatikan
kebutuhan dan pengharapan mereka atas pekerjaan yang telah mereka laksanakan
yang tecermin dengan diberikannya penghargaan kepadanya entah dalam bentuk
misalnya seperti gaji atau promosi jabatan. Harapan-harapan kerja inilah yang dapat
disebut sebagai motivasi seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang diembankan
kepadanya.
Setiawan dan Imam (2006) juga pernah menyimpulkan bahwa terdapat enam aspek
yang dianggap paling dominan dalam studi kepuasan kerja yaitu gaji (pay), kondisi
pekerjaan
(working
conditions),
kelompok
kerja
(work
group),
supervisi
(supervision), promosi (promotion) dan pekerjaan itu sendiri (the work it self).
Dengan demikian, dapat dikatakan apabila seseorang, dalam hal ini auditor internal,
jika ia memiliki komitmen profesional, maka akan mengarah pada terciptanya
motivasi secara profesional dan dengan adanya motivasi yang tinggi maka akan
menimbulkan kepuasan kerja pada auditor internal.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong sumber daya manusia
dalam sebuah organisasi terlibat dalam membentuk goal congruence. Motivasi yang
membuat sumber daya manusia melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Motivasi
juga membuat sumber daya manusia meraih kepuasan (satisfaction) dalam pekerjaan
mereka. Kebanggaan atas apa yang telah dicapai sehingga menimbulkan rasa puas
(satisfy), dapat pula disebut sebagai motivasi (Puspitasari : 2005). Saat ini, motif
yang sering dipelajari dan mendominasi studi dan aplikasi bidang perilaku organisasi
adalah motif sekunder. Beberapa motif sekunder yang penting antara lain adalah
kekuasaan, pencapaian atau prestasi dan afiliasi atau seperti yang umum digunakan
saat ini adalah n Pow (need for power), n Ach (need for achievement) dan n Aff (need
for affiliation).
keamanan dan kebutuhan atas status merupakan motif sekunder yang penting
(Luthans, 2005 : 272). Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu
perilaku yang diarahkan pada tujuan guna mencapai sasaran akhir yaitu kepuasan
kerja. Namun demikian, tidak hanya motivasi saja yang berperan dalam membentuk
kepuasan kerja. Adanya komitmen terhadap organisasi dan profesi juga memiliki
peran dalam menciptakan kepuasan kerja (Puspitasari : 2005), (kerangka pemikiran
ini dapat dilihat pada lampiran).
Dengan demikian diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1:
H2:
H3:
H4:
Pengukuran
dikaitkan bagian organisasi. Hal ini akan merefleksikan sikap individu yang akan
tetap sebagai anggota organisasi ditunjukkan dengan kerja kerasnya (Trisnaningsih :
2004). Pengukuran komitmen organisasional dilakukan dengan memodifikasi
instrumen yang pernah dikembangkan oleh R. T. Modway, R. M. Steers, and L. W.
Porter (1979) dalam penelitian Dennis P. Bozeman dan Pamela L Perrewe (2001) dan
Sri Trisnaningsih (2003) yang terdiri dari 4 (empat) item pertanyaan mengenai
komitmen organisasi afeksi, 4 (empat) item pertanyaan mengenai komitmen
organisasi kontinu dan 3 (tiga) item pertanyaan mengenai komitmen normatif dengan
5 (lima) poin skala Likert. Variabel independen yang kedua adalah komitmen
profesional, yaitu tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang
dipersepsikan oleh individu (Trisnaningsih : 2004). Pada penelitian ini, pengukuran
komitmen profesional dilakukan dengan memodifikasi instrumen yang pernah
digunakan oleh Chyntia Dwi Palma (2006) tentang lima dimensi komitmen
profesional yang sebelumnya dikembangkan oleh Hall (1968), terdiri dari 19
(sembilan belas) item pertanyaan dengan 5 (lima) poin skala Likert.
Dalam penelitian ini, motivasi berperan sebagai variabel moderating. Motovasi
dipandang sebagai kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan
tertentu atau berperilaku tertentu (Trisnaningsih : 2004).
Pengukuran variabel
Merupakan penelitian survei dengan metode pengumpulan data secara primer dan
sekunder yaitu menggunkan data yang diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang
dikembangkan dari kuisioner penelitian-penelitian sebelumnya dan dibagikan kepada
responden.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari literatur ilmiah dan sumber lain
yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain literatur audit internal, akuntansi
keperilakuan, jurnal penelitian-penelitian terdahulu serta bukti dan catatan atau
laporan historis yang diperoleh langsung dari YPIA Jakarta.
4. Metode Analisis Data
Untuk menganalisis
hubungan komitmen
organisasional
dan
komitmen
profesional terhadap kepuasan kerja auditor internal dengan motivasi sebagai variabel
moderating digunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan Uji Nilai
Selisih Mutlak dan untuk menguji ke-empat hipotesis digunakan Uji Signifikansi
Parameter (Uji Statistik t). Langkah pertama, dilakukan Uji Kualitas Data terdiri dari
Uji Validitas dan Reliabilitas. Pengujian validitas menggunakan metode Korelasi
Product Moment Karl Pearson (Umar, 2005 : 133). Dengan degree of freedom(df) =
(n-2) dan tingkat ssignifikansi 95%( = 0,05), kriteria pengujiannya adalah jika rhitung >
rtabel, maka pertanyaan tersebut valid atau jika r hitung rtabel, maka pertanyaan tersebut
tidak valid. Uji Reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach. Dengan degree of
freedom(df) = (n-2) dan = 0,05 maka jika ralpha positif dan ralpha > rtabel, pertanyaan
dinyatakan reliabel atau jika ralpha positif dan ralpha rtabel, pertanyaan dinyatakan tidak
reliabel. Sebelum masuk ke uji selanjutnya, data ordinal yang diperoleh dari hasil
kuesioner harus diubah menjadi data interval dengan menggunakan Methode of
Successive Interval (MSI).
Berdasarkan pada alat analisis yang digunakan pada penelitian ini, yaitu Regresi
Linier Berganda (Multiple Regression) maka dapat dilakukan dengan pertimbangan
tidak adanya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik antara lain normalitas,
multikolinieritas, heterokedastisitas (Gujarati, 1992 : 186) agar model penelitian
memberikan hasil estimasi yang terbaik atau BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi (x1)
Dari 11 item pertanyaan, nilai rhitung 10 (sepuluh) item pernyataan lebih besar dari
rtabel (0,388) pada taraf kepercayaan 95%, 1 (satu) item pernyataan r hitung nya lebih
kecil dari rtabel jadi dinyatakan tidak valid (tabel 1 pada lampiran).
b. Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Profesional (x2)
Dari 19 belas item pertanyaan, terdapat 11 (sebelas) item pertanyaan rhitung yang
lebih besar dari rtabel (0,388) dengan taraf kepercayaan 95% artinya 11 (sebelas) item
pernyataan tersebut dinyatakan valid sedangkan sisanya 8 (delapan) item pernyataan
tidak valid karena memiliki rhitung lebih kecil dari rtabel (tabel 2 pada lampiran).
c. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi (x3)
Seluruh item pernyataan dinyatakan valid karena memiliki r hitung lebih besar dari
rtabel (0,388) dengan taraf kepercayaan 95% (tabel 3 pada lampiran).
d. Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja (y)
Seluruh item pernyataan yaitu 6 (enam) item dinyatakan valid karena r hitung nya
lebih besar dari rtabel (0,388) dengan taraf kepercayaan 95% (tabel 4 pada lampiran).
e. Hasil Uji Reliabilitas
Dari hasil uji reliabilitas, didapatkan rhitung x1 (0,866), x2 (0,820), x3 (0,806) dan y
(0,779), lebih besar dari rtabel (0,388), artinya seluruh variabel penelitian dapat
dikatakan reliabel (tabel 5 pada lampiran).
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas Data
Dengan bantuan SPSS 12.0 for windows di dapat hasil uji normalitas
menggunakan metode Kolmogorov Smirnov didapat nilai Asymp. Sig (2-tailed)
0,945 > (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Dengan bantuan SPSS 12.0 for windows diperoleh hasil uji Multikolinearitas
untuk setiap variabel dengan nilai VIF x1 (1,450), x2 (1,430), x3 (1,625), x1-x3 (1,561),
x2-x3 (1,492) yang artinya tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF berada
diantara 1-10.
c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Menggunakan metode Park Glejser dengan bantuan SPSS 12.0 for windows
diperoleh hasil bahwa nilai sig. x1 (0,105), x2 (0,185), x3 (0,660), x1-x3 (0,069), x2-x3
(0,984) lebih besar dari (0,05), artinya variabel-variabel tersebut tidak mengalami
heterokedastisitas.
3. Hasil Uji Hipotesis & Pembahasan
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil analisis regresi linier berganda dengan dibantu SPSS 12.0 for windows
dapat dilihat pada lampiran . Adapun model persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut:
y = 14,404-0,570x1+0,747x20, 849x3+1,410Zx1 Z x3- 1,143Zx2 Zx3
Secara stasistik persamaan regresi di atas dapat dinyatakan sebagai beruikut:
Selanjutnya, dengan
ini, kemungkinan sisa 85, 9 persen pengaruh variabel independen terdapat pada
variabel endogen dan eksogen tersebut.
Dari perhitungan uji t untuk hipotesis 1 diperoleh thitung (-0,656) > -ttabel (-2,069)
dengan nilai signifikansi sebesar 0,520 lebih besar dari = 0,05 yang menunjukkan
bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan dari komitmen organisasional terhadap
kepuasan kerja auditor internal. Dengan demikian, hasil uji ini tidak mendukung
pernyataan hipotesis pertama yang menyatakan komitmen organisasional memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja auditor internal.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Trisnaningsih (2004) terhadap akuntan pendidik di Surabaya yang menunjukkan
bahwa secara parsial, komitmen organisasional tidak berpengaruh terhadap kepuasan
kerja akuntan pendidik ynag bekerja pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terdaftar pada kantor Ikatan Akuntan Indonesia
Surabaya per 31 Januari 2003. Hal ini dapat disebabkan karena lingkungan responden
atau auditor internal yang dijadikan sebagai sampel.
dampak terhadap sikap dan perilaku karyawan (Aranya. N dan K. R. Ferris :1984).
Hal ini telah menjadi perhatian dari penelitian-penelitian sebelumnya tentang
hubungan antara organisasi dengan karyawan profesionalnya.
Lingkungan kerja
Tinggi rendahnya
Hipotesis
tersebut diuji dengan Uji Statistik t dimana menggunakan metode Uji Selisih Mutlak.
Dari variabel interaksi komitmen organisasional dengan motivasi diperoleh t hitung
(1,129) < ttabel (2,069) dengan tingkat signifikansi 0,272 lebih besar dari = 0,05
artinya interaksi komitmen organisasional dengan motivasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja auditor internal atau dengan kata lain motivasi
tidak memoderasi hubungan komitmen organisasional dan kepuasan kerja auditor
internal.
Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak mendukung teori dan temuan
Trisnaningsih (2004) yang menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi, maka
pengaruh komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja akan meningkat.
penelitian selanjutnya juga dapat dicoba untuk diteliti dan dibuktikan kembali bahwa
konflik organisasional profesional memiliki peran dalam pembentukan tinggi
rendahnya komitmen, baik organisasional dan profesional serta kepuasan kerja auditor
internal serta keberpengaruhannya terhadap variabel-variabel tersebut.
3. Keterbatasan
1. Model penelitian ini belum mampu menjelaskan variabel-variabel yang
mempengaruhi kepuasan kerja auditor internal. Masih terdapat 85,9 persen
pengaruh yang berasal dari variabel-variabel yang tidak diteliti.
2. Peneliti tidak dapat melakukan wawancara langsung dengan responden atau
tidak terlibat langsung dalam penyebaran
REFERENSI
Anonim. 2002. Modus dan Mimpi Buruk Bisnis AS. Majalah Auditor Internal :
Media Auditing dan Corporate Governance. Edisi 2. September 2002. Jakarta:
Penerbit Auditor Internal.
Aranya. N., Kenneth R. Ferris. 1984. A Reexamination of Accountants
Organizational-Profesional Conflict. The Accounting Review. Vol LIX. No. 1
.January 1984. American Accounting Association.
Bozeman, Dennis P., Pamela L Perrewe. 2001. The Effect of Item Content Overlap
on Organization Commitment Questionnare-Turn Cognitions Relationships.
Journal of Applied Psycology. Volume 86. No. 1. American Psycological
Association, Inc.
Gibson, James L., John M Ivancevich. dan James H Donnelly Jr. 1993. Organisasi:
Perilaku, Struktur dan Proses. Jilid 1. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gujarati, Damodar. 1992. Essentials Of Econometrics. International Edition.
Singapore: McGraw-Hill.
Ikhsan, Arfan., Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat
Khikmah, Siti Noor. 2005. Pengaruh Profesionalisme terhadap Keinginan Berpindah
Dengan Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi. Volume 5.
Agustus 2005. Semarang: Program Magister Sains Akuntansi Universitas
Diponegoro.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit Internal.
Jakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit.
Palma, Chyntia Dwi. 2006. Pengaruh Dimensi Komitmen Profesional terhadap
Kinerja Auditor Internal (Studi Kasus pada Kantor Inspeksi PT. Bank Rakyat
Indonesia Semarang). Skripsi S1 (tidak dipublikasikan). Purwokerto:
Fakutas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman.
Puspitasari, Irma Ayu. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasional, Komitmen Profesi
dan Dukungan Rekan Kerja`terhadap Kepuasan Kerja Auditor Internal
Pemerintah. Skripsi S1 (tidak dipublikasikan). Jogjakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada.
Reed. Sarah A., Stanley H. Kratchman and Robert H. Strawser. 1994. Job
Satisfaction, Organizational Commitment and Turnover Intentions of United
States Accountants : The Impact of Locus of Control and Gender.
Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 7. No. 1. pp 31-58.
University Press.
LAMPIRAN
Komitmen Organisasi(x1):
- affective commitment
- continuance commitment
- normative commitment
Komitmen Profesional(x2):
- community affiliation
- autonomy demand
- belief self regulation
- dedication
- social obligation
Motivasi (x3):
- need for achievement
- need for safety
- need for power
- need for status
- need for affiliation
rhitung
KO1
0,832
KO2
0,813
KO3
0,517
KO4
-0,014
KO5
0,609
KO6
0,486
KO7
0,559
KO8
0,703
KO9
0,777
KO10
0,715
KO11
0,745
Sumber : Data Primer diolah
rtabel
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
rhitung
rtabel
Keterangan
0,780
Valid
KP2
0,712
KP3
0,390
KP4
0,561
KP5
0,527
KP6
0,019
KP7
0,377
KP8
0,232
KP9
0,211
KP10
0,167
KP11
0,254
KP12
0,490
KP13
0,611
KP14
0,548
KP15
0,473
KP16
0,666
KP17
0,495
KP18
0,155
KP19
0,151
Sumber : Data Primer diolah
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
0,388
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
rhitung
M1
0,629
M2
0,450
M3
0,490
M4
0,659
M5
0,787
M6
0,576
M7
0,715
M8
0,648
M9
0,512
M10
0,589
Sumber : Data Primer diolah
rtabel
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
rhitung
KK1
0,918
KK2
0,486
KK3
0,581
KK4
0,627
KK5
0,745
KK6
0,761
Sumber : Data Primer diolah
rtabel
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
N of Items
10
N of Items
11
c. Variabel Motivasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.806
N of Items
10
N of Items
6
N
Normal Parameters(a,b)
Mean
Std. Deviation
Standardized
Residual
26
.0000000
.89442719
Most Extreme
Differences
Absolute
.103
Positive
.060
Negative
-.103
Kolmogorov-Smirnov Z
.526
.945
Zscore(X1)
Zscore(X2)
Collinearity Statistics
Tolera
nce
VIF
.880
1.136
.588
1.701
Zscore(X3)
.703
1.422
AbsX1_X3
.703
1.422
AbsX2_X3
.678
1.475
a Dependent Variable: Y
Standardized
Coefficients
Beta
Sig.
.345
-.342
.102
5.662
1.696
-1.373
.446
.000
.105
.185
.660
-.438
-1.920
.069
.005
.020
.984
Regression
Variables Entered/Removed(b)
Model
Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1
AbsX2_X3,
Zscore(X3),
Zscore(X1),
AbsX1_X3,
Zscore(X2)(a)
Enter
ANOVA(b)
Model
1
Regression
Residual
Sum of
Squares
54.405
332.720
df
5
20
Mean Square
10.881
16.636
F
.654
Sig.
.662(a)
Total
387.125
25
a Predictors: (Constant), AbsX2_X3, Zscore(X3), Zscore(X1), AbsX1_X3, Zscore(X2)
b Dependent Variable: Y
Coefficients(a)
Model
(Constant)
Zscore(X1)
Zscore(X2)
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
14.404
1.514
-.570
.869
.747
Standardized
Coefficients
Sig.
Beta
-.145
9.515
-.656
.000
.520
1.064
.190
.702
.491
Zscore(X3)
-.849
.973
-.216
-.873
.393
AbsX1_X3
1.410
1.249
.279
1.129
.272
AbsX2_X3
-1.143
1.343
-.214
-.850
.405
a Dependent Variable: Y
Kuesioner Penelitian
DAFTAR PERTANYAAN
Untuk mengisi daftar pertanyaan ini, Bapak/Ibu/Sdr/Sdri Responden cukup
memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia yang menurut
Bapak/Ibu/Sdr/Sdri paling tepat atau paling sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu/Sdr/Sdri
Responden. Setiap pertanyaan membutuhkan hanya satu jawaban.
Kriteria Jawaban:
1 : Sangat tidak setuju (STS)
2 : Tidak setuju (TS)
3 : Tidak pasti apakah setuju atau tidak setuju (TP)
4 : Setuju (S)
5 : Sangat setuju (SS).
Untuk pertanyaan yang tidak ada pilihan angkanya, Bapak/Ibu/Sdr/Sdri diminta
menjawab pertanyaan sesuai dengan kondisi yang dialami saat ini.
Identitas Responden
Nama Responden : ...........................................(boleh tidak diisi)
Umur Responden : ...........................................
Jenis Kelamin
: ( ) Laki-laki; ( ) Perempuan
tempat
bekerja
saat
TS
2
TP
3
S
4
SS
5
STS
1
TS
2
TP
3
S
4
SS
5
ini
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16
17.
18.
19.
MOTIVASI
No.
Pertanyaan
1.
Pekerjaan yang saya lakukan
memotivasi saya untuk berbuat yang
terbaik.
2.
Saya dapat melakukan lebih banyak
pekerjaan dalam waktu tertentu
dibanding yang lain.
3.
Gaji yang saya terima memotivasi saya
bekerja dengan lebih baik lagi.
4.
Promosi jabatan yang pernah saya
terima memotivasi saya bekerja lebih
baik lagi.
5.
Perlakuan perusahaan memotivasi saya
untuk berbuat yang terbaik dalam
melaksanakan tugas.
6.
Saya menemukan cara untuk
meningkatkan kualitas audit saya.
7.
Saya dikenal dekat dengan atasan
dibanding Auditor Internal yang lain.
8.
Saya menerima evaluasi kinerja yang
memuaskan.
9.
Kinerja saya membuat orang lain
respek kepada saya.
10. Saya memelihara dan meningkatkan
hubungan baik dengan auditee.
STS
1
TS
2
TP
3
S
4
SS
5
STS
1
TS
2
TP
3
S
4
SS
5
4.
5.
KEPUASAN KERJA
No.
Pertanyaan
1.
Selama bekerja sebagai Auditor
Internal, saya mendapatkan gaji yang
sesuai dengan harapan saya.
2.
3.
6.