You are on page 1of 93

SKRIPSI

PENGARUH AUDIT OPERASIONAL TERHADAP KINERJA NON


KEUANGAN DENGAN AUDIT ATAS PERSEDIAAN SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Tangerang)

Oleh:
Lion Saiful Mukminin
NIM: 105082002761

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/ 2010 M

PENGARUH AUDIT OPERASIONAL TERHADAP KINERJA NON


KEUANGAN DENGAN AUDIT ATAS PERSEDIAAN SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
TANGERANG)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Lion Saiful Mukminin
NIM : 105082002761

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS


NIP. 19570617 198503 1 002

Rini, SE, AK, M.Si


NIP. 19760315 200501 2 002

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M

Hari ini Jumat Tanggal 29 Januari Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan ujian
komprehensif atas nama Lion Saiful Mukminin NIM : 105082002761 dengan
judul PENGARUH AUDIT OPERASIONAL TERHADAP KINERJA NON
KEUANGAN

DENGAN

AUDIT

ATAS

PERSEDIAAN

SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di


Tangerang) Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 januari 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Rahmawati, SE, MM
Ketua

Reskino, SE, Ak, M.Si


Sekretaris

Drs. Arif Bintoro D, MBM, Ak


Penguji Ahli

Hari ini Rabu Tanggal 17 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Lion Saiful Mukminin NIM: 105082002761 dengan
judul Skripsi Pengaruh Audit Operasional Terhadap Kinerja Non Keuangan
Dengan Audit Atas Persediaan Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur di Tangerang). Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Maret 2010

Tim Penguji Skripsi

Prof. Dr.Abdul Hamid, MS


Ketua

Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA


Penguji Ahli I

Rini, SE., Ak., M.Si.


Sekretaris

Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si


Penguji Ahli II

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
1. Nama

: Lion Saiful Mukminin

2. Tempat & Tanggal Lahir

: Lamongan, 03 November 1986

3.

Alamat

: Villa Tangerang Elok Blok

E2/12,
Kutajaya, Pasar Kemis, Tangerang
4. Telepon

: 085711176074

II. PENDIDIKAN FORMAL


1. Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 08 Lamongan

1994

1999
2. SMP Muhammadiyah 04 Lamongan

1999 2002

3. SMU Agape BKKK Tangerang

2002 2005

4. Strata 1 Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi

2005 2010

III. PENGALAMAN ORGANISASI


1. Staff Devisi Kesorga BEM FEIS

2006 - 2007

2. Kord. Keamanan Propesa 2006

2006

3. Kord. Acara Propesa 2007

2007

4. Kord.Lab.Musik RIAK

2007 - 2008

5. Jenlap Outdoor Progeni 8 RIAK

2009

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA


1. Ayah

: Marhaban Mashur

2. Ibu

: Maesaroh

3. Alamat

: Villa Tangerang Elok Blok E2/12, Kutajaya,


Pasar Kemis, Tangerang

4. Telepon

: 085711176074

5. Anak ke dari : 3 dari 3 bersaudara

ABSTRACT

The objective of this research aim to determine the influence of the


performence audit to performance non-financial directly or through an audit of
inventory, and also to determine simultaneously the influence of the performance
audit and audit of inventory to performance non-financial.Object in this research
are firms manufactur in Tangerang. This research is using three variable, which
is performance non-financial as the dependent variable, the audit of inventory as
intervening variable and the performance audit as an independent variable.
The number of samples submitted are 100 questionnaires to 17 firms
manufactur in Tangerang, but only 70 questionnaires from 13 companies has
been returned that can be processed. The methods of sampling is using purposive
sampling/judgement sampling, while the method of data analysis is using the
methods of analysis multiple regression.
The results of this research indicate that the performance audit in partial
way, not causing some effect to the performance of non-financial, while the audit
of inventory cause some effect to the performance of non-financial. And according
to the result of research with using F Test symultant shows that the performance
audit and the audit of inventory have symultantly affected toward to the nonfinancial performance
Keywords: Performance Audit, Audit of Inventory, Performance Non-Financial

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh audit
operasional terhadap kinerja non keuangan secara langsung maupun melalui audit
atas persediaan, dan juga untuk mengetahui secara simultan pengaruh audit
operasional dan audit atas persediaan terhadap kinerja non keuangan. Objek dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Tangerang. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja non keuangan sebagai variabel
dependen, audit atas persediaan sebagai variabel intervening dan audit operasional
sebagai variabel independen.
Jumlah sampel yang dikirimkan adalah 100 kuesioner kepada 17 perusahaan
manufaktur di Tangerang, sedangkan yang kembali dan dapat diolah sebanyak 70
kuesioner dari 13 perusahaan. Metode pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling/judgement sampling, sedangkan metode analisis data
menggunakan metode analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit operasional secara parsial tidak
berpengaruh terhadap kinerja non keuangan, sedangkan melalui audit atas
persediaan berpengaruh terhadap kinerja non keuangan. Dan menurut hasil
penelitian yang diperoleh dalam Uji F (simultan), audit operasional dan audit atas
persediaan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja non keuangan.

Kata Kunci: Audit Operasional, Audit Atas Persediaan, Kinerja Non Keuangan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mengkaruniakan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
Pengaruh

Audit Operasional Terhadap Kinerja Non Keuangan Dengan

Audit atas Persediaan Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada


Perusahaan Manufaktur di Tangerang).
Penyusuanan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa syukur atas rahmat dan
karunia Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini serta tak
lupa penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Keluargaku, Ayah dan Mama atas setiap helaan kasih sayangnya, semua
perhatian dan dukungannya, kedua kakakku Mbak Indah dan Masdulloh, serta
kedua keponakanku Nizar Zukhruf Haqillah dan Adib Roshan Albasyari,
kalian penghibur sekaligus penyemangatku.
2. Bpk Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan dan pembimbing I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta. Yang
telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan.
3. Ibu Rini, SE., Ak., MSi selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dengan bersedia meluangkan waktunya.
4. Bpk Afif Sulfa., SE., Ak., MSi selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., Msi selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
mencurahkan dan mengamalkan ilmunya, serta Karyawan Universitas Islam
Negeri yang telah memberikan bantunnya kepada penulis.

7. Nurul Fitriani, makasi atas semua dorongan dan motivasinya, tetep semangat
yah neng...Saranghyeoo.
8. Temanteman terbaikku, Iskandar Baha, Rika Amalia, Iin Maryunani, Azharul
Fikri aphiek, Nugrahaeni ai, Oktaviani opi, Ryan , Fandi, Andrew
gondrong dan Irfan. Thanks banget brader2 n sista2 tetep semangat.
9. Kosan Green Castle, Marcos, Uyet (special Thanks wat komputernya), Zonk,
Gatsu, Jodi, Ambon, Chiekal, Fikrom, Ibenk, Olan, dan Habieb Nouva.
10. Brader-brader Dakosta, Beser, Buchenk, Amung, Linglung, Q-bleh (master of
black and white Magic), Ancha, Adi faqdhi, Syarif, Samsoel, dan semuanya
yang tak terabsen hehe.
11. Teman sepaerjuangan, Tajir, reza, Uti, Ara, Romi, Opung, Ribut, Polo,Ucup
Tile, dan Penjol.thanks sob!!
12. KMM RIAK : Bang Ahmed, Bang Igo, Bang Ochiem, Bang Cmol, Progeni 7
Irek, Rvan, kahfi,Erza, Iip jablay, PaulAngga, Ncek, Heru, Evi, Zaura,
Chaca superstar, teman2 Deras, Fortuna band dan Blueshine, abang2 The Red
Molotov dan The Needles, dan semua teman-teman progeni 8.
13. Seluruh teman2 akuntansi E 2005 dan temen2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
serta teman seperjuangan yang tak bisa disebut satu persatu. Matur suwun
sanget geh cah-cah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Dengan segala Kerendahan hati penulis memohon maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan penulis dan
bermanfaat bagi semua.
Wassalamualaikum. Wr. Wb

Jakarta, 10 Maret 2010

Lion Saiful Mukminin


105082002761

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi

................................................................................. i

Lembar Pengesahaan Uji Komprehensif .............................................................. ii


Lembar Pengesahan Uji Skripsi ........................................................................... iii
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................... iv
Abstract

................................................................................................................ v

Abstrak

................................................................................................................. vi

Kata Pengantar ..................................................................................................... vii


Daftar Isi................................................................................................................ ix
Daftar Tabel .......................................................................................................... xii
Daftar Gambar....................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ................................................................................................... xvii
Bab I: Pendahuluan .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
Bab II: Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 8
A. Audit ................................................................................................... 8
1. Pengertian Audit ........................................................................... 8
2. Jenis-jenis Audit............................................................................ 10
B. Audit Operasional .............................................................................. 12
1. Pengertian Audit Operasional ...................................................... 12
2. Jenis-jenis Audit Operasional ....................................................... 14
3. Tahapan Audit Operasional .......................................................... 15
4. Tujuan Audit Operasional ............................................................ 19

C. Audit Atas persediaan ........................................................................ 20


1. Pengertian Persediaan .................................................................. 20

2. Jenis-jenis Persediaan ................................................................... 21


3. Metode Pencatatan Persediaan ...................................................... 22
4. Metode Penilaian Persediaan ....................................................... 23
5. Prosedur Audit atas Persediaan .................................................... 24
D. Kinerja Non Keuangan ....................................................................... 26
1. Pengertian Kinerja ........................................................................ 26
2. Balance Scorecard ....................................................................... 27
E. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 31
F. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 33
G. Hipotesis ............................................................................................. 34
Bab III: Metodologi Penelitian ............................................................................. 35
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 35
B. Metode Penentuan sampel .................................................................. 35
C. Metode Pengambilan Data ................................................................. 36
D. Teknik Analisa Data ........................................................................... 37
1. Statistik Diskriptif ....................................................................... 37
2. Uji Kualitas Data .......................................................................... 37
3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 38
a. Uji Multikolineritas ................................................................ 38
b. Uji Heterokedastisitas ............................................................ 39
c. Uji Normalitas ......................................................................... 40
4. Uji Hipotesis ................................................................................ 40
a. Uji Adjusted R (Koefisien Determinasi) ................................ 40
b. Uji Statistik F ......................................................................... 41
c. Uji Statistik t .......................................................................... 41
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya .......... 43

Bab IV: Penemuan dan Pembahasan .................................................................... 49


A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian ...................................... 49
1. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 49
2. Karakteristik Responden .............................................................. 50

3. Profil Responden .......................................................................... 51


B. Penemuan .......................................................................................... 54
1. Statistik Deskriptif ....................................................................... 54
2. Uji Kualitas data ........................................................................... 55
a. Uji Reliabilitas ........................................................................ 55
b. Uji Validitas ........................................................................... 56
3. Pengujian Asumsi Klasik ............................................................. 58
a. Uji Multikolinieritas ............................................................... 59
b. Uji Heterokedastisitas ............................................................ 59
c. Uji Normalitas ........................................................................ 60
4. Uji Hipotesis ................................................................................ 62
a. Uji Koefisien Determinasi ..................................................... 62
b. Uji Statistik F ......................................................................... 63
c. Uji Statistik t .......................................................................... 65
Bab V: Kesimpulan dan Implikasi ....................................................................... 69
A. Kesimpulan .............................................................................................. 69
B. Implikasi ................................................................................................... 70
C. Keterbatasan ............................................................................................ 70
D. Saran.......................................................................................................... 71
Daftar Pustaka .................................................................................................... 72
Lampiran Lampiran ........................................................................................... 74

DAFTAR TABEL

No.

Keterangan

Halaman

3.1

Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 47

4.1

Daftar Nama Perusahaan Manufaktur ...................................................... 49

4.2

Distribusi Kuesioner Penelitian ................................................................ 50

4.3

Data Statistik Responden ......................................................................... 52

4.4

Statistik Deskriptif .................................................................................... 54

4.5-1 Uji Reliabilitas Audit Operasional ........................................................... 55


4.5-2 Uji Reliabilitas Audit Atas Persediaan ...................................................... 55
4.5-3 Uji Reliabilitas Kinerja Non Keuangan .................................................... 56
4.6-1 Uji Validitas Audit Operasional ................................................................ 57
4.6-2 Uji Validitas Audit Atas Persediaan.......................................................... 57
4.6-3 Uji Validitas Kinerja Non Keuangan ........................................................ 58
4.7

Uji Multikolineritas .................................................................................. 59

4.8

Uji Koefisian Determinasi ........................................................................ 62

4.9

Uji Statistik F ........................................................................................... 64

4.10

Uji Statistik T ........................................................................................... 65

DAFTAR GAMBAR
No.

Keterangan

Halaman

2.1

Kerangka Pemikiran ................................................................................. 33

3.1

Hubungan Struktural X1, X2 Dan Y .......................................................... 42

4.1

Persentase Pengembalian Kuesioner ........................................................ 51

4.2

Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 52

4.3

Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Usia .................................... 53

4.4

Persentase Jumlah Responden Berdasarkan PendidikanTerakhir ............ 53

4.5

Scatterplot ................................................................................................. 60

4.6

Normal Plot .............................................................................................. 61

4.7

Grafik Histogram ...................................................................................... 62

4.8

Analisis Kerangka Pemikiran ................................................................... 65

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya suatu perusahaan menuntut pula perkembangan
di bidang pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan tidak hanya pemeriksaan
keuangan saja tetapi juga pemeriksaan yang menekankan penilaian sistematis
dan objektif serta berorientasi pada tujuan untuk memperoleh keyakinan
tentang keefektifan dan memberikan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan yang diperiksa. Pimpinan perusahaan memerlukan audit operasional
yang menyajikan informasi mengenai aktivitas operasional perusahaan dan
tidak terbatas pada informasi keuangan dan akuntansi saja. Suatu organisasi
yang dikendalikan dengan efektif terletak pada sikap manajemen. Manajemen
adalah pihak yang mengelola serta mengendalikan perusahaan.
Audit operasional merupakan evaluasi atas berbagai kegiatan operasional
perusahaan sedangkan sasarannya adalah untuk menilai apakah pelaksanaan
kegiatan operasional telah dilaksanakan secara ekonomis, efektif dan efisien.
Apabila

belum dilaksanakan

seperti

seharusnya,

maka

auditor

akan

memberikan rekomendasi atau saran agar pada masa yang akan datang menjadi
lebih baik, yakni dapat memperbaiki kinerja serta pengendalian intern dan
meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
Salah satu faktor dilakukannya audit operasional adalah untuk menilai
efektifitas, efisiensi dan keekonomisan dalam operasional dan pengendalian
1

intern perusahaan. Pengendalian intern berperan untuk melindungi kekayaan


perusahaan dan menjamin kecermatan serta keandalan laporan keuangan.
Pengendalian intern pada perusahaan yang diaudit, besar sekali pengaruhnya
atas kelayakan pelaporan laporan keuangan yang disajikan, sehingga dengan
adanya pengendalian tersebut akan tercipta suatu alat yang cocok untuk
mengorganisir

atau

menyusun,

mengumpulkan

dan

mengikhtisarkan

keterangan-keterangan yang menyangkut seluruh transaksi perusahaan.


Menurut Pratolo (2007) tentang good corporate governance dan kinerja
BUMN di Indonesia: aspek audit operasional dan pengendalian intern sebagai
variabel eksogen serta tinjauannya pada jenis perusahaan. Hasilnya, pertama,
audit manajemen dan pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap
good corporate governance baik secara parsial maupun simultan. Kedua, audit
manajemen, pengendalian intern dan good corporate governance berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan baik secara

parsial maupun simultan. Ketiga,

audit manajemen berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja


perusahaan melalui penerapan prinsip-prinsip good corporate governance, dan
juga pengendalian intern berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja
perusahaan melalui prinsip-prinsip good corporate governance.
Dalam penelitian Iriyadi (2004) tentang evaluasi pemeriksaan operasional
dalam meningkatkan efektifitas pengendalian intern penjualan. Hasilnya
menunjukkan bahwa dengan adanya pemeriksaan operasional, pengendalian
intern penjualan dapat berjalan secara efektif.

Dalam perusahaan manufaktur persediaan merupakan akun yang sangat


materiil dan mempunyai risiko bawaan yang tinggi, yang menyebabkan
perusahaan memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian intern
siklus produksi dan persediaan untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Hal
ini secara signifikan mengurangi risiko pengendalian keberadaan dan
keterjadian, kelengkapan, penilaian dan pengalokasian yang berkaitan dengan
transaksi dan rekening siklus produksi dan persediaan.
Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tidak terlepas
akan kebutuhan akan barang-barang dagangan yang menjadi faktor utama
dalam

menunjang

jalannya

aktivitas

pemasaran

perusahaan.

Dengan

terpenuhinya akan barang tepat pada waktunya, maka kegiatan suatu


perusahaan akan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Tanpa adanya persediaan barang dagangan, perusahaan akan
menghadapi risiko dimana pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan
dari para pelanggannya. Oleh sebab itu, audit operasional atas persediaan
barang sangat diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya selisih,
kehilangan,

mengantisipasi

kemungkinan

terjadinya

kecurangan

dan

memastikan bahwa prosedur telah dilakukan dengan baik sehingga kemudian


dapat dibuatlah suatu usulan perbaikan.
Beberapa peneliti diantaranya Hambaly (2002) dalam Setiyawan (2007)
telah melakukan penelitian tentang audit operasional atas pengelolaan
persediaan. Hasilnya menunjukkan bahwa audit operasional baik secara

simultan maupun secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan


persediaan.
Hal demikian tidak berbeda jauh dengan yang diutarakan Hakim (2003)
yang meneliti tentang peranan sistem serta prosedur pencatatan persediaan
barang pada perusahaan dalam pelaksanaan pengendalian intern. Hasilnya
menunjukkan bahwa sistem dan prosedur pencatatan persediaan sangat
berpengaruh dalam pelaksanaan pengendalian intern.
Penelitian diatas juga diperkuat dengan hasil penelitian serupa yang
dilakukan oleh Mudricah (2005) tentang sistem akuntansi persediaan bahan
baku pada PT Sinar Lendoh Terang Ambarawa, hasil dari penelitian ini
menyatakan sistem akuntansi persediaan pada perusahaan tersebut sudah cukup
baik. Penelitian ini menunjukkan pentingnya suatu

sistem

akuntansi

persediaan, khususnya persediaan bahan baku dalam perusahaan manufaktur


Hal serupa pernah diteliti oleh Hendarty tentang audit sistem informasi
persediaan, Hasil yang dicapai dari proses audit berfokus pada kelemahankelemahan yang ada pada sistem dimana kelemahan-kelemahan tersebut
disajikan dalam bentuk matriks risiko dan pengendalian yang terdiri dari
temuan masalah,

potensi

risiko

(Impact

dan Likelihood),

keandalan

pengendalian yang ada (Design dan Effectiveness).


Peneliti yang lain diantaranya Setiyawan (2007) yang meneliti tentang
pengaruh sistem pengendalian internal, pengelolaan persediaan terhadap audit
operasional. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sistem pengendalian
internal tidak berpengaruh terhadap audit operasional, sedangkan pengelolaan
4

persediaan berpengaruh terhadap audit operasional, dan dari hasil penelitian


menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian intern dan pengelolaan
persediaan mampu menjelaskan atau mempengaruhi audit operasional sebesar
65%, sedangkan sisanya dijelaskan variabel lainnya.
Selain itu pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor dimana dapat
dilakukan pengevaluasian. Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi
personel mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang
telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan oleh organisasi.
Pada umumnya

pengukuran kinerja organisasi

perusahaan

hanya

ditekankan pada sudut pandang keuangan, hal ini menghilangkan sudut


pandang lain yaitu pengukuran kinerja non keuangan. Pengukuran kinerja non
keuangan dipercaya bisa digunakan untuk melengkapi figur pengukuran kinerja
keuangan jangka pendek dan sebagai indikator kinerja jangka panjang. Kinerja
non keuangan didesain untuk menilai seberapa baik aktivitas yang berhasil
dicapai dan dipusatkan pada tiga dimensi utama yaitu efisiensi, kualitas dan
waktu.
Melihat fenomena tersebut peneliti dapat menyimpulkan, pertama, audit
operasional merupakan suatu tinjauan terhadap setiap bagian secara prosedur
dan metode organisasi dengan tujuan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan
keekonomisan suatu prosedur atau kegiatan suatu organisasi/perusahaan, selain
itu pengendalian intern merupakan sistem dan prosedur secara otomatis dapat
saling memeriksa pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh suatu bagian atau
5

fungsi lainnya didalam suatu organisasi/perusahaan. Kedua, persediaan


merupakan salah satu unsur umum yang memegang peranan penting dalam
operasi suatu perusahaan, yang secara kontinyu diperoleh atau diproduksi, oleh
karena itu sangat penting dalam, oleh karena itu sangat penting dalam
perlakuan persediaan termasuk dalam pemeriksaan/audit mendalam mengenai
persediaan tersebut. Ketiga, kinerja non keuangan yakni didesain untuk menilai
seberapa baik aktivitas yang berhasil dicapai dan dipusatkan pada tiga dimensi
utama yaitu efisiensi, kualitas dan waktu, termasuk didalamnya mengenai
kinerja manajemen perusahaan itu sendiri.
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul Pengaruh
Audit Operasional Terhadap Kinerja Non Keuangan Dengan Audit atas
Persediaan Sebagai Variabel Intervening.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara audit operasional terhadap
kinerja non keuangan?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara audit operasional terhadap
kinerja non keuangan melaui audit atas persediaan?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara audit operasional dan
audit atas persediaan terhadap kinerja non kauangan secara simultan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh audit operasional terhadap kinerja non
keuangan.
b. Untuk mengetahui pengaruh audit operasional dan terhadap kinerja non
keuangan melalui audit atas persediaan.
c. Untuk mengetahui pengaruh audit operasional dan audit atas persediaan
terhadap kinerja non keuangan secara simultan.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan serta
pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan yang berkaitan dengan
audit operasional,

audit

atas persediaan,

pengendalian

internal,

pengukuran kinerja ataupun kebijakan- kebijakan lain dalam perusahaan.


b. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi
baik dari segi perspektif internal maupun eksternal juga berguna sebagai
bahan referensi selanjutnya.
c. Penulis
Hasil

penelitian

ini

diharapkan

bermanfaat

sebagai

wahana

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh diperguruan tinggi serta


menanamkan wawasan dan pengalaman.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit
1. Pengertian Audit
Auditing adalah sebuah proses sistematis yang dilakukan oleh
seseorang yang memiliki kompetensi dan independensi, mengenai perolehan
dan penilaian

atas bukti

secara objektif

yang dilakukan

pengumpulan dan penilaian atas bukti-bukti

dengan

informasi yang dapat

dikuantifikasikan dan terkait dengan suatu entitas suatu ekonomi tertentu,


berkenaan dengan pernyataan mengenai tindakan-tindakan dan kejadiankejadian ekonomi dengan tujuan untuk menentukan tingkat kesesuaian
antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta untuk
mengkomunikasikan

hasil-hasilnya

kepada

pihak-pihak

yang

berkepentingan (Purwono, 2004:18).


Menurut Halim (2003:1), untuk mempelajari auditing, dan profesi
akuntan secara mendalam, perlu kiranya diketahui definisi audit. Definisi
audit yang sangat terkenal adalah definisi yang berasal dari ASOBAC
(A Statement of Basic Auditing Concepts) yang mendefinisikan auditing
sebagai berikut:
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang telah
berkapentingan.
8

Menurut Arens, Elder, Beasley (2004:15):


Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian
informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Auditing harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan
independen.
Konrath (2002:5) dalam Agoes (2008 : 3) mendefinisikan auditing
sebagai:
Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan
mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan
kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara
asersi tersebut
dan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan
hasilnya
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan.
Dari definisi-definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa audit
adalah menyangkut hal-hal sebagai berikut:
a. Informasi-informasi yang dapat diukur dan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan syarat dalam melakukan pemeriksaan adalah informasi yang
terpercaya atau dapat dibuktikan kebenarannya dan kriteria standar yang
dapat digunakan oleh auditor sebagai pedoman dalam mengevalusi
informasi-informasi tersebut.
b. Entitas Ekonomi, ruang lingkup tanggung jawab

auditor yang jelas

mengenai penerapan entitas ekonomi dan periode waktu diaudit. Entitas


ekonomi merupakan satuan legal misalnya perseroan terbatas (PT),
lembaga

pemerintah,

persekutuan

komenditer

(CV),

koperasi,

persekutuan firma (FA) atau perusahaan perseorangan, tetapi dalam


kondisi tertentu satuan juga bisa terbentuk divisi atau departemen periode
9

waktu yang diaudit umumnya satu tahun, tetapi ada pula yang satu bulan,
satu kuartal atau beberapa tahun.
c. Pengumpulan dan pengevaluasian bukti, adanya bukti-bukti yang
memadai baik dari segi jumlah maupun dari segi menu sangat diperlukan
untuk menentukan kegiatan audit. Bahan bukti dapat terdiri dari
bermacam bentuk yang berbeda termasuk peringatan lisan dari pihak
yang diaudit (klien). Komunitas dengan pihak ketiga dan hasil
pengamatan auditor.
d. Auditor harus independen dan kompeten, independen berarti bebas dari
pengaruh-pengaruh hingga batas-batas tertentu. Sedangkan kompeten
berarti auditor harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang
cukup agar dapat memahami kriteria-kriteria yang dipergunakan.
e. Pelaporan, Pelaporan hasil audit harus mampu memberikan informasi
mengenai kesesuaian informasi yang diperiksa dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
2. Jenis-jenis Audit
Menurut Boynton, Johnson, Kell (2003 : 490) ada tiga jenis audit, yaitu:
a. Audit laporan keuangan (financial audit)
Audit laporan keuangan

merupakan proses

yang mencakup

memperoleh dan menilai bukti tentang laporan keuangan suatu entitas


untuk tujuan menyatakan pendapat apakah informasi keuangan disajikan
secara sesuai kriteria yang ditetapkan. Umunya kriteria itu adalah prinsip

10

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dimuat dalam Pernyataan


Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). b.
Audit operasional (Performance Audit)
Audit operasional adalah proses mencakup, memperoleh, dan
menilai bukti tentang aktivitas operasi suatu entitas berkenaan dengan
tujuan khusus yang sering berkaitan baik penilaian kinerja maupun
pengambilan keputusan manajemen. Umumnya, pada saat selesainya
audit operasional auditor akan memberikan sejumlah saran kepada para
manajemen

untuk

memperbaiki

operasional

perusahaan.

Dalam

operasional tujuan yang dilakukan tidak terbatas pada masalah-masalah


akuntansi, tetapi juga meliputi evaluasi terhadap struktur organisasi
pemanfaat komputer, metode produksi, pemasaran, dan bidang-bidang
lain sesuai dengan keahlian auditor.
c. Audit ketaatan (Compliance Audit)
Audit ketaatan merupakan proses yang menilai bukti untuk
menentukan apakah aktivitas keuangan dalam operasi tertentu dari suatu
entitas sesuai dengan kondisi yang ditetapkan dalam peraturan dan
kebijakan. Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah audit
(klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah
ditetapakan pihak yang memiliki otorisasi lebih tinggi. Hasil audit
ketaatan biasanya tidak dilaporkan kepada pihak luar tetapi kepada pihak
tertentu yang paling berkepentingan atas organisasi adalah pihak yang

11

paling berkepentingan atas dipatuhinya prosedur dan aturan yang telah


ditetapkan.

B. Audit Operasional
1. Pengertian Audit Operasional
Audit operasional seringkali diartikan sama dengan audit manajemen.
Pengertian sederhana dari audit manajemen adalah investigasi dari suatu
organisasi dalam semua aspek kegiatan manajemen dari yang paling tinggi
sampai dengan ke bawah dan pembuatan laporan audit mengenai
efektifitasnya atau dari segi profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya.
Sedangkan pengertian sederhana audit operasional adalah uraian aktifitas
perusahaan yang sistematis dalam hubungannya dengan tujuan untuk
melihat, mengidentifikasikan peluang perbaikan, atau mengembangkan
rekomendasi untuk perbaikan. Jelas kedua pengertian serupa karena
pemeriksaan manajemen dilakukan saat manajemen beroperasi.
Menurut Agoes (2008:173) mendefinisikan:
Audit operasional adalah pemeriksaan terhadap kegiatan perusahaan,
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasional
yang telah ditentukan manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan
operasional tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan
ekonomis.
Menurut William P. Leonard dalam Tunggal (2008 : 11):
Audit manajemen sebagai suatu pengujian yang menyeluruh dan
konstruktif dari struktur organisasi suatu perusahaan, lembaga, atau
cabang dari Pemerintah, atau setiap komponen dari padanya, seperti
12

suatu divisi atau depertemen, dan tujuannya, alat operasinya, dan


utilisasi manusia dan fasilitas fisik.
Menurut Taylor dan Perry dalam Tunggal (2008 : 12):
Audit manajemen adalah metoda untuk menilai efesiensi manajemen
pada seluruh tingkat organisasi, atau secara lebih khusus, audit
manajemen mencakup penyidikan suatu usaha oleh suatu badan yang
independen dari tingkat eksekutif yang paling tinggi kebawah, agar
meyakinkan apakah manajemen yang sehat berlaku seluruhnya, dan
untuk melaporkan efesiensi atau sebaliknya dengan rekomendasi untuk
memastikan efektifitasnya.
Dari definisi yang diuraikan maka diperoleh beberapa karakteristik
audit operasional yaitu :
a. Audit operasional merupakan suatu proses yang sistematis seperti dalam
audit laporan keuangan, audit operasional mencakup serangakaian
langkah atau prosedur yang terstruktur dan diorganisasi. Aspek ini
mencakup perencanaan yang tepat dan juga mendapatkan dan secara
objektif menilai bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang diaudit.
b. Penilaian operasi organisasi yang berdasarkan pada suatu kriteria yang
ditetapkan atau disetujui. Dalam audit operasional, kriteria sering
dinyatakan

dalam

standar kinerja

(performance

standars)

yang

ditetapkan manajemen. Namun dalam beberapa hal, standar-standar


mungkin ditetapkan industri. Audit operasional mengukur tingkat
hubungan antara kinerja aktual dengan kriteria.
c. Tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen dari
organisasi yang diaudit untuk memperbaiki effectiveness, efficiency, dan
economy dari suatu operasi. Dengan demikian, audit operasional
13

memfokus pada masa yang akan dengan prinsip datang, ini berlawanan
langsung dengan audit keuangan yang memepunyai fokus historis.
d. Penerima yang tepat dari laporan audit operasional adalah manajemen
atau individu yang meminta diadakannya audit. Kecuali jika diminta oleh
pihak ketiga, pembagian laporan tetap dalam entitas. Dalam kebanyakan
hal, dewan komisaris atau panitia audit menerima copy laporan audit
operasional.
e. Tidak seperti audit laporan keuangan, suatu audit operasional tidak
berakhir dengan laporan atas temuan. Audit operasional memperluas
dengan memberikan rekomendasi untuk perbaikan. Dalam kenyataannya,
mengembangkan rekomendasi merupakan salah satu aspek yang peling
menantang dalam audit operasional.
2. Jenis- jenis Audit Operasional
Menurut Arens, Elder, Beasley (2004) pada dasarnya audit operasional
teebagi menjadi tiga jenis yaitu: fungsional, organisasi, dan penugasan
khusus. Ketiga jenis audit operasional itu dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Fungsional
Audit fungsional berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebih dalam
suatu organisasi. Ini dapat berhubungan misalnya dengan fungsi
penggajian suatu divisi atau untuk perusahaan secara keseluruhan.
Keunggulan audit fungsional adalah memungkinkan adanya spesialiasasi
oleh auditor, kekurangan audit operasional adalah tidak dievaluasinya
fungsi yang saling berkaitan.
14

b. Organisasi
Audit operasional tata suatu organisasi menyangkut keseluruhan unit
organisasi, seperti departemen cabang atau anak perusahaan. Penekanan
dana suatu organisasi adalah seberapa efisien fungsi-fungsi saling
berinteraksi.

Cara

organisasi

dan

metode-metode

untuk

mengkoordinasikan yang ada sangat penting dalam audit jenis organisasi.


c. Penugasan khusus
Penugasan audit khusus timbul atas permintaan manajemen. Adanya
variasi dalam audit seperti itu, contohnya mencakup penentuan penyebab
tidak efektifnya sistem pengelolaan data elektronik (PDE), penyelidikan
kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi, dan membuat rekomendasi
untuk mengurangi biaya produksi suatu barang.
3. Tahapan Audit Operasional
Tahapan dasar dalam

melaksanakan audit operasional menurut

Bayangkara (2008), yaitu:


a. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar
belakang terhadap objek yang diaudit. Disamping itu, pada tahapan ini
juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan
kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis
berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengindikasikan hal-hal
yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.

15

Dalam audit ini auditor dapat menentukan beberapa tujuan audit


sementara (tentative audit objective).
b. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai
efektifitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian
tujuan perusahaan. Hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat
mendukung tujuan

audit sementara

menjadi

tujuan audit

yang

sesungguhnya (definitive audit objective), atau mungkin ada beberapa


tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup bukti untuk
mendukung tujuan audit tersebut.
c. Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup
dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada
tahap ini dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan
antara satu temuan dengan temua yang lain dalam menguji permasalahan
yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan
kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA)
untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang
diberikan.
d. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan mengkomunikasikan hasil audit termasuk
rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan.
16

Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa operasional dan mudah


dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.
e. Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit operasional, tindak lanjut bertujuan
untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan
tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
Menurut Setiyawan (2007), dimensi atau sub variabel dalam audit
operasional adalah sebagai berikut:
a. Operasi Manajemen
Operasi manajemen merupakan pendekatan untuk memantau risiko
bisnis yang dihadapi perusahaan dan penekanan pada pencapaian
anggaran dan laba perusahaan. Manajemen Operasi bertanggung jawab
untuk menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi. Manajer operasi
mengambil keputusan yang berkenaan dengan suatu fungsi operasi dan
sistem transformasi yang digunakan. Manajemen operasi merupakan
kajian pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi.
b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah adanya rangkaian yang menyeluruh untuk
perencanaan,koordinasi, dan pengendalian operasi. Dalam hal ini auditor
hendaknya mamahami struktur organisasi perusahaan berkaitan tata suatu
organisasi menyangkut keseluruhan unit organisasi, seperti departemen
cabang atau anak perusahaan,prosedur serta tugas dan tanggungjawab

17

organisasi. Penekanan dana suatu organisasi adalah seberapa efisien


fungsi-fungsi saling berinteraksi
c. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan keberhasilan pengendalian dalam
perusahaan tercapai jika pertanggunjawaban secara jelas ditetapkan dan
dikomunikasikan pada seluruh bagian organisasi. Pada masing-masing
bagian suatu organisasi mempunyai tanggung jawab masing-masing
berkaitan dengan bidang yang dilakukan baik dalam tanggung jawab
pelaporan maupun pengawasan aktivitas operasional.
d. Kinerja
Performance atau kinerja merupakan suatu pola tindakan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diukur dengan mendasarkan
pada suatu perbandingan dengan berbagai standar. Kinerja adalah
pencapaian suatu tujuan dari suatu kegiatan atau

pekerjaan tertentu

untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur dengan standar.


Penilaian kinerja perusahaan bertujuan

untuk mengetahui efektivitas

operasional perusahaan.
e. Evaluasi
Evaluasi

adalah

pemeriksaan

setiap

akhir

kerja

untuk

mengintrospeksi struktur perusahaan. Evaluasi dilakukan dengan cara


memeriksa laporan keuangan secara berkala, serta mengevaluasi kinerja
perusahaan yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam perbaikan kinerja.

18

4. Tujuan Audit Operasional


Beberapa tujuan audit operasional adalah sebagai berikut:
a. Objek dari audit operasional adalah mengunkapkan kekurangan dan
ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor operasional
hadan untuk menunjukkan perbaikan apa yang mungkin untuk
memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan.
b. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling
efisien.
c. Untuk mengusulkan kepada manajemen, cara-cara dan alat-alat untuk
mencapai

tujuan

apabila

manajemen

organisasi

sendiri kurang

pengetahuan mengenai pengelolaan yang efisien.


Menurut Lindberg dan Calin dalam Tunggal (2008 : 40), beberapa
alasan tentan diadakannya audit operasional adalah:
a. Manajemen puncak ingin mendapatkan kepastian tentang keefektifan
unit, fungsi, atau perusahaan walaupun semua tampak dalam keadaan
baik, seperti halnya para pemimpin menjalani medical checkups secara
rutin.
b. Audit operasional dilakukan karena ditemukan atau dirasakan adanya
masalah.
c. Pihak luar (kreditor) ingin mndapat kepastian bahwa dana yang diberikan
digunakan dengan baik dan sesuai dengan persyaratan yang telah
disetujui oleh penerima dana.

19

d. Badan pemerintah yang mengelola peraturan laporan audit operasional


sebagai masukan atau dasar tambahan untuk menilai prestasi operasi dan
posisi keuangan dari suatu lembaga.

C. Audit Atas Persediaan


1. Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan suatu unsur umum yang memegang peranan
penting dalam operasi perusahaan,yang secara kontinyu diperoleh atau
diproduksi dan dijual mempunyai efek langsung terhadap laba perusahaan.
Oleh karena itu para

pemimpin perusahaan baik perusahaan dagang

maupun industri selalu berusaha untuk mengelola persediaannya sebaik


mungkin. Para ahli mendefinisikan persediaan bermacam-macam sebagai
berikut:
Hendriksen (2001:570) menyatakan bahwa:
Persediaan meliputi barang perdagangan yang dimaksudkan untuk
dijual dalam kondisi usaha normal dan bahan baku serta dalam
pembantu yang digunakan dalam proses produksi untuk dijual.
Menurut PSAK No. 14 tahun 2007 persediaan adalah aktiva:
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan;
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplier) untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.

20

Pengertian persediaan menurut Kieso, Weygand, Warfield (2007 : 444),


menyatakan bahwa:
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki perusahaan untuk
dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan
atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual.
Dari

beberapa

pengertian

persediaan

diatas

penulis

dapat

menyimpulkan bahwa persediaan adalah aktiva milik perusahaan yang akan


dijual dalam kegiatan normal perusahaan, persediaan juga sangat
berpengaruh besar di dalam laporan laba- rugi didalam suatu perusahaan.
2. Jenis-jenis Persediaan
Penggolongan persediaan dapat dibagi sebagai berikut:
a. Persediaan bahan baku (raw material stock)
Bahan baku merupakan barang-barang yang diperoleh untuk
digunakan dalam proses produksi, beberapa bahan baku diperoleh secara
langsung dari sumber-sumber alam.
b. Persediaan barang dalam proses (good in process)
Barang dalam proses sering dinamakan barang setengah jadi yang
berarti bahan baku yang telah dimasukkan dalam proses produksi tetapi
belum selesai diolah menjadi barang jadi, ini berarti diperlukan
pengelolaan lebih lanjut untuk dijual kemudian untuk dijual kemudian
sebagai barang jadi.
c. Persediaan barang jadi (finished good)
Barang jadi merupakan produk yang telah selesai diproduksi dan
menunggu untuk dijual.
21

d. Persediaan bagian produk (purchased stock /component stock)


Yaitu persediaan barang yang terdiri bagian produk yang diterima
perusahaan lain, tanpa melalui proses sebelumnya.
e. Persediaan bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan
Yaitu bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak
secara langsung mengambil bagian dalam barang jadi, atau jumlah
pemakaiannya pada proses produksi tidak begitu beda.
3. Metode Pencatatan Persediaan
Menurut Kieso, Weygand, Warfield (2007 : 446), metode pencatatan
persediaan ada dua, yaitu:
a. Metode fisik (physical inventory method)
Pada metode ini, jumlah persediaan yang ada tidak dapat diketahui
setiap saat. Jika penjelasan ingin mengetahui jumlah persediaan yang
masih ada, terpaksa harus dilakukan perhitungan fisik ditempat
penyimpanan/gudang.umumnya, perhitungan fisik persediaan secara
lengkap hanya mungkin diadakan pada tahun fiskal. Perhitungan ini
penting dilaksanakan karena untuk memperoleh pengendalian intern yang
baik, apakah saldo persediaan akhir itu sesuai dengan keadaan
sebenarnya, sebab mungkin barang itu ada yang hilang, dicuri, ataupun
diselewengkan.
b. Metode perpetual
Yaitu metode pencatatan persediaan yang selalu mengikuti setiap
saat persediaan baik dalam kuantitas maupun dalam harga. Jika
22

menggunakan metode ini maka setiap pesediaan dicatat secara terperinci


pada kartu persediaan atau pada kartu stock yang dibuat untuk setiap
jenis persediaan yang ada. Oleh karena itu jumlah fisik dan nilai
persediaan dapat diketahui setiap saat dari pencatatan persediaan yang
diselenggarakan tanpa harus melakukan perhitungan fisik, tetapi tetap
perlu dilakukan

minimal setahun sekali. Bila dilihat dari segi

pengendalian intern, maka metode perpetual lebih baik, karena setiap saat
persediaan diikuti ada kemungkinan secara berkala dilakukan pencatatan
antara saldo gudang dengan saldo menurut buku, bila terdapat selisih
maka dapat dilakukan tindakan secepatnya.
4. Metode Penilaian Persediaan
Menurut Kieso, Weygand, Warfield (2007 : 456), ada empat metode
penilaian persediaan, yaitu:
a. Metode identifikasi khusus (Spectif Identification)
Metode ini memerlukan pengidentifikasian biaya historis dari
masing-masing unit persediaan sampai saat penggunaan dengan metode
identifikasi khusus. Arus biaya yang selalu dibandingkan dengan arus
biaya barang. Metode identifikasi khusus merupakan suatu pendekatan
yang sangat objektif untuk membandingkan biaya historis dengan
pendapatan. Biasanya prosedur identifikasi khusus menggunakan bantuan
sistem akuntansi yang terkomputerisasi dan peralatan yang mampu
membaca laba persediaan. Tetapi prosedur ini biasanya terlalu mahal dan
memakan banyak waktu.
23

b. Metode FIFO (First In First Out)


Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa pembebanan biaya dalam
perhitungan harga pokok persediaan adalah harga perolehan barang yang
terlebih dahulu masuk. Secara umum dapat dikatakan bahwa barang yang
pertama kali masuk akan dikeluarkan terlebih dahulu sebagai nilai
perolehan barang, yang terakhir masuk akan menjadi nilai persediaan
akhir.
c. Metode LIFO (Last In First Out)
Metode ini didasarkan pada asumsi pembebanan biaya dalam
perhitungan harga pokok penjualan adalah harga perolehan barang yang
terakhir diperoleh. Dengan demikian nilai persediaan akhir, merupakan
nilai akhir dari saldo awal ditambah pembelian pada awal periode,
metode ini akan mencerminkan harga operasional yang lebih wajar
karena menilai persediaan pada periode-periode berjalan mencerminkan
nilai pembelian

terakhir

sehingga

telah

mencerminkan keadaan

sebenarnya.
d. Metode harga pokok rata-rata (Average Cost Method)
Metode ini akan selalu menghitung kembali nilai rata-rata dari
persediaan setiap kali ada pembelian. Harga rata-rata persediaan dihitung
dengan membagi jumlah harga dengan jumlah unit bersangkutan.

24

5. Prosedur Audit Atas Persediaan


Prosedur mengenai audit siklus persediaan dan pergudangan adalah
sebagai berikut: (Arens, Elder, Beasley 2006 : 305)
a. Prosedur Inisial
Prosedur

meliputi penentuan

bahwa skedul persediaan sesuai

dengan saldo yang ada di dalam buku besar. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menyelidiki jurnal persediaan atau dengan penyesuaian
catatan perpectual dengan skedul persediaan.
b. Prosedur Analisis
Prosedur analisis rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan
dengan rasio sebelumnya, anggaran, dan data persediaan rata-rata, yakni
membandingkan persediaan dan penjualan, selain itu juga melihat
hubungan persediaan, produksi, dan penjualan.
c. Detil Transaksi
Detail transaksi merupakan prosedur untuk menelusuri dan mengusut
data-data

persediaan

untuk

mendapatkan

bukti-bukti

mengenai

pemrosesan transaksi. Dalam melakukan detil transaksi dapat dilakukan


dengan cara memeriksa penyelesaian produksi dan penjualan serta
pergerakan barang dan produksi.
d. Perhitungan Fisik
Perhitungan fisik merupakan prosedur untuk memperoleh keyakinan
mengenai efektifitas perhitungan persediaan, dan mengukur reliabilitas
representasi klien mengenai kuantitas dan kondisi fisik persediaan.
25

Perhitungan fisik dapat dilakukan melalui perhitungan kecukupan


persediaan atau meneliti pergerakan produksi.
e. Keakuratan Persediaan
Keakuratan persediaan merupakan perhitungan kembali keseluruhan
item

yang

ada

didalam

daftar

persediaan

dan

memverifikasi

keakuratannya. Hal ini dilakukan dengan cara penghitungan kartu


persediaan dan mangusut perhitungan persediaan.

D. Kinerja Non Keuangan


1. Pengertian Kinerja
Performance atau kinerja merupakan suatu pola tindakan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diukur dengan mendasarkan pada
suatu perbandingan dengan berbagai standar. Kinerja adalah pencapaian
suatu tujuan dari suatu kegiatan atau
tujuan perusahaan

pekerjaan tertentu untuk mencapai

yang diukur dengan standar.

Penilaian kinerja

perusahaan bertujuan untuk mengetahui efektivitas operasional perusahaan.


Penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan ukuran keuangan dan
non keuangan. Ukuran keuangan untuk mengetahui hasil tindakan yang
telah dilakukan dimasa lalu dan ukuran keuangan tersebut dilengkapi
dengan ukuran non keuangan tentang kepuasan customer, produktivitas dan
cost effectiveness proses bisnis/intern serta produktivitas dan komitmen
personel yang akan menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang.
Ukuran keuangan menunjukkan akibat dari berbagai tindakan yang terjadi
26

diluar non keuangan. Peningkatan financial returns yang ditunjukkan


dengan ukuran ROE merupakan akibat dari berbagai kinerja operasional
seperti: (1) meningkatnya kepercayaan customer terhadap produk yang
dihasilkan

perusahaan,

(2)

meningkatnya

produktivitas

dan

cost

effectiveness proses bisnis/intern yang digunakan oleh perusahaan untuk


menghasilkan produk dan jasa, (3) meningkatnya produktivitas dan
komitment personel. Jadi jika manejemen puncak berkehendak untuk
melipatgandakan kinerja keuangan perusahaannya, maka fokus perhatian
seharusnya ditujukan untuk memotivasi personel dalam melipatgandakan
kinerja di perspektif non keuangan atau operasional, karena disitulah
terdapat pemacu sesungguhnya (the real drivers) kinerja keuangan
berjangka panjang.
2. Balance Scorecard
Dalam pengukuran kinerja

menggunakan empat perspektif balance

scorecard , yaitu:
a. Perspektif Keuangan
Balance scorecard tetap menggunakan perspektif keuangan karena
ukuran keuangan sangat penting bagi perusahaan. Ukuran keuangan
memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan
pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan
laba perusahaan. Pada saat perusahaan melakukan pengukuran secara
financial, maka hal pertama yang dilakukan adalah mendeteksi
kebenaran industri yang dimilikinya, apakah dalam tahap perkembangan
27

growth, sustain, atau harvest. Ketiga tahapan tersebut mempunyai


konsekuensi yang berbeda terhadap ukuran penelitian. Dalam perspektif
financial, scorecard memungkinkan para eksekutif senior setiap unit
bisnis untuk menetapkan bukan hanya ukuran yang mengevaluasi
keberhasilan jangka panjang perusahaan, tetapi juga berbagai variabel
yang dianggap paling penting untuk menciptakan dan mendorong
tercapainya tujuan jangka panjang.
b. Perspektif Pelanggan
Perusahaan melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar
yang akan dimasuki. Segmen pasar merupakan sumber yang akan
menjadi komponen penghasilan tujuan financial perusahan. Perspektif
pelanggan memungkinkan perusahaan menyelaraskan berbagai ukuran
pelanggan penting-kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi, dan probabilitas
dengan pelanggan dan segmen pasar sasaran. Para manager juga harus
mengenali apa yang dinilai tinggi oleh para segmen sasaran dan memilih
proposisi nilai apa yang akan diberikan. Mereka kemudian dapat memilih
tujuan dan ukuran dari tiga kelompok atribut, yang jika memuaskan
memungkinkan perusahaan mempertahankan dan memperluas bisnis
dengan pelanggan sasaran. Ketiga atribut itu adalah: atribut produk dan
jasa, hubungan pelanggan serta citra dan reputasi.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada perspektif proses bisnis internal dalam balanced scorecard,
manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang kritis yang harus
28

diunggulkan perusahaan. Dalam perspektif ini memungkinkan manajer


untuk mengetahui seberapa baik bisnis berjalan dan apakah produk atau
jasa sudah sesuai dengan spesifikasi pelanggan.
Dalam pendekatan Balanced Scorecard pengukuran perspektif
proses bisnis internal dalam sebuah organisasi secara umum dapat dibagi
menjadi tiga tahap (Kaplan dan Norton 2000:83), yaitu:
1) Proses Inovasi
Dalam proses inovasi, unit bisnis meneliti kebutuhan pelanggan yang
sedang berkembang atau yang masih

tersembunyi, kemudian

menciptakan produk atau jasa yang akan memenuhi kebutuhan


tersebut.

Proses

inovasi

dibagi

menjadi

dua

bagian

yaitu

mengidentifikasi kebutuhan pasar dan menciptakan produk atau jasa


untuk memenuhi kebutuhan pasar.
2) Proses Operasi
Proses operasi perusahaan menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan dimulai dari diterimanya pesanan pelanggan dan diakhiri
dengan penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan.
3) Proses Pelayanan Purna Jual
Proses ini merupakan jasa pelayanan kepada pelanggan setelah
penjualan produk atau jasa tersebut dilakukan. Layanan purna jual
mencakup garansi dan berbagai aktivitas perbaikan, penggantian
produk yang rusak dan yang dikembalikan serta pemrosesan
pembayaran pelanggan.
29

d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor
sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi yang berperan
dalam pertumbuhan jangka panjang. Kaplan dan Norton (2000:110)
dalam menyebutkan bahwa ada tiga kategori dalam perspektif ini, yaitu:
1) Kapabilitas pekerja
Salah satu perubahan yang paling dramatis dalam pemikiran
manajemen selama 15 tahun terakhir adalah pergeseran peran para
pekerja perusahaan. Saat ini pekerja dituntut untuk lebih kritis dan
melakukan evaluasi terhadap proses dan lingkungan, dan memberikan
usulan perbaikan bagi perusahaan di masa depan.
2) Kapabilitas sistem informasi
Motivasi dan keahlian pekerja saja tidak cukup dalam menunjang
pencapaian tujuan proses bisnis internal, tanpa adanya informasi yang
tepat waktu, cepat dan akurat sebagai umpan balik. Dengan
kemampuan sistem informasi yang memadai, kebutuhan seluruh
tingkatan manajemen dan pekerja atas informasi yang akurat dan tepat
waktu dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya.
3) Motivasi, pemberdayaan dan keselarasan
Pegawai yang memiliki informasi yang berlimpah tidak akan
memberikan kontribusi pada keberhasilan usaha, apabila mereka tidak
mempunyai

motivasi

untuk bertindak

selaras

dengan

tujuan

30

perusahaan atau tidak diberi kebebasan dalam pengambilan keputusan


atau bertindak.
Dan dalam kinerja non keuangan ini penulis menggunakan dua
perspektif yakni

perspektif proses

bisnis internal dan

perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan.

E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu pernah dilakukan

oleh Agus Setiyawan (2007)

dengan judul Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Pengelolaan Persediaan


tehadap Audit Operasional. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sistem
pengendalian internal tidak berpengaruh signifikan terhadap audit operasional,
sedangkan pengelolaan persediaan berpengaruh signifikan terhadap audit
operasional, dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sistem
pengendalian intern dan pengelolaan persediaan mampu menjelaskan atau
mempengaruhi audit operasional sebesar 65%, sedangkan sisanya dijelaskan
variabel lainnya.
Beberapa peneliti sebelumya

diantaranya

Hambaly (2002) dalam

Setiyawan (2007) telah melakukan penelitian tentang audit operasional atas


pengelolaan persediaan. Hasilnya menunjukkan bahwa audit operasional baik
secara simultan maupun secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
pengelolaan persediaan.
Peneliti yang lain diantaranya Soetjipto (2001) dalam Setiyawan (2007)
yang meneliti tentang auditing operasional terhadap sistem pengendalian
31

manajemen dalam rangka peningkatan ketaatan pada peraturan kehematan,


efisiensi, dan keefektifan kinerja manajemen. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa audit operasional berpengaruh signifikan, baik secara simultan maupun
parsial terhadap sistem pengendalian manajemen dalam rangka peningkatan
ketaatan pada peraturan kehematan,

efisiensi, dan

kefektifan kinerja

manajemen.
Hal demikian tidak berbeda jauh dengan yang diutarakan Hakim (2003)
yang meneliti tentang peranan sistem serta prosedur pencatatan persediaan
barang pada perusahaan dalam pelaksanaan pengendalian intern. Hasilnya
menunjukkan bahwa sistem dan prosedur pencatatan persediaan sangat
berpengaruh dalam pelaksanaan pengendalian intern.
Dalam penelitian Iriyadi (2004) tentang evaluasi pemeriksaan operasional
dalam meningkatkat efektifitas pengendalian intern penjualan. Hasilnya
menunjukkan bahwa dengan adanya pemeriksaan operasional, pengendalian
intern penjualan dapat berjalan secara efektif.
Hal serupa pernah diteliti oleh Hendarty tentang audit sistem informasi
persediaan, Hasil yang dicapai dari proses audit berfokus pada kelemahankelemahan yang ada pada sistem dimana kelemahan-kelemahan tersebut
disajikan dalam bentuk matriks risiko dan pengendalian yang terdiri dari
temuan masalah,

potensi

risiko

(Impact

dan Likelihood),

keandalan

pengendalian yang ada (Design dan Effectiveness).


Hal itu didukung pula dalam penelitian Pratolo (2007) tentang good
corporate governance dan kinerja BUMN di Indonesia: aspek audit
32

operasional dan pengendalian intern sebagai variabel eksogen serta tinjauannya


pada jenis perusahaan. Hasilnya menyatakan bahwa pengujian korelasi antara
variabel audit operasional dan pengendalian intern menunjukkan bahwa kedua
variabel tersebut berkorelasi secara signifikan.

F. Kerangka Penelitian
Berdasarkan kerangka teori diatas, maka kerangka pemikiran yang
akan diteliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Variabel intervening
Variabel Independen

Variabel Dependen

Audit atas
Persediaan

Audit Operasional

Kinerja Non
Keuangan

33

G. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas agar sesuai dengan tujuan
penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka hipotesis yang diuji
adalah sebagai berikut:
H a1: Terdapat pengaruh

audit operasional terhadap kinerja non

keuangan.
H a2: Terdapat pengaruh

audit operasional terhadap kinerja non

keuangan melalui audit atas persediaan.


H a3: Terdapat pengaruh secara simultan audit operasional dan audit
atas persediaan terhadap kinerja non keuangan.

34

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

B. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
menjelaskan hubungan variabel independen yaitu, audit operasional terhadap
variabel dependennya yaitu kinerja

non keuangan

melalui variabel

intervening yaitu, audit atas persediaan. Tempat melakukan penelitian ini


dilaksanakan pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Tangerang.

C. Metode Penentuan Sampel


Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel ini adalah Purposive
Sampling atau

Judgement

Sampling,

yakni teknik

yang

dilakukan

berdasarkan kriteria yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau


pertimbangan dari peneliti. Dengan kata lain, asal saja calon responden
tersebut sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan, siapapun
responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui dapat dijadikan
sebagai elemen-elemen sampel penelitian (Hamid, 2005).
Berdasarkan kriteria tersebut, responden yang diteliti adalah para pejabat
yang menjabat keahlian masing-masing dan juga pegawai yang memegang
peranan penting dalam bidangnya masing-masing.
35

D. Metode Pengambilan Data


Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara) yang dikumpulkan secara khusus oleh peneliti
untuk menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2006:147).
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Tangerang.
Metode yang mendukung dalam pengumpulan data guna melengkapi
penelitian ini digunakan serangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara langsung terhadap objek penelitian.
2. Wawancara
Yaitu suatu cara pengumpulan dan melalui tanya jawab dengan pihakpihak tertentu yang berhubungan dengan penelitian.
3. Kuisioner
Dalam penelitian ini penulis mengajukan pernyataan secara tertulis
maupun secara lisan.
4. Kepustakaan
36

Untuk memperoleh dan konsep yang akurat, sehingga dapat memecahkan


masalah penulis mengadakan penelitian kepustakaan dengan membaca dan
mengumpulkan buku-buku, artikel, jurnal-jurnal, surat kabar, majalah serta
bacaan lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

E. Teknik Analisa Data


1. Statistik Diskriptif
Statistik diskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar demografi
responden. Statistic deskripti. Memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)
(Imam Ghozali, 2005).
2. Uji Kualitas Data
Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS
versi 17.0. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara
variabel audit operasional (X1 ) terhadap variabel kinerja non keuangan (Y)
dengan variabel audit atas persediaan (X2 ),.
a. Uji Reliabilitas

37

Reliabilitas berkaitan dengan keterandalan suatu indikator. Informasi


yang ada pada indikator ini tidak berubah-ubah, atau biasa disebut
dengan konsisten. Uji reabilitas dilakukan untuk menguji apakah
jawaban dari responden konsisten atau stabil. Suatu angket dikatakan
reliable (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas dengan uji Cronbach Alpha (). Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai
Cronbach Alpha >0,6 (Ghozali, 2005).
b. Uji Validitas
Validitas adalah untuk melihat kecermatan alat ukur yaitu mengukur
apa yang akan diukur. Dalam penelitian ini, suatu kuesioner dinyatakan
valid, jika pertanyaan maupun pernyataan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Person Correlation yang terdapat dalam program SPSS 17.0. Suatu
pertanyaan dikatakan valid jika tingkat signifikasinya dibawah 0,05.
3. Uji Asumsi Klasik
Adapun pengujian yang dilakukan sebagai berikut:
a. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika
38

terjadi maka terdapat problem multikolinieritas (multiko). Model


regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi diantara variabel
independen. Deteksi adanya multikolinieritas dengan perhitungan
besaran Variance Inflation faktor (VIF) dan Tolerance (Tol). Dimana
model regersi yang bebas multiko adalah mempunyai nilai VIF
disekitar angka 1 dan mempunyai angka Tolerance

mendekati 1.

Persamaan regresi yang bebas multiko juga ditujukan dengan koefisien


korelasi antara variabel independen haruslah lemah atau dibawah 0,5
(Santoso, 2002:2003).
b. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas menunjukkan bahwa variasi variabel tidak sama
untuk semua pengamatan pada heterokedastisitas kesalahan yang terjadi
tidak random, tetapi menunjukan hubungan yang sistematis sesuai
dengan besarnya satu atau lebih variabel. Heterokedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variasi dari residual dan satu pengamatan kepengamatan lainnya. Jika
varian dari residual dan satu pengamatan kepengamatan lainnya tetap
maka homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Model regresi yang baik yang homokedastisitas dan tidak terjadi
heterokedastisitas.

Untuk

mengetahui

ada

atau

tidaknya

heterokedastisitas ada beberapa cara yaitu:

39

1) Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)


dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi Y sesungguhnya).
2) Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang
membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit) maka, mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas secara titik-titik yang menyebar diatas
dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas (Santoso,2002:210).
c. Uji Normalitas
Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam sebuah
model regresi, variebel independen, variabel dependen, atau keduanya
mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi
normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
pada grafik. Dasar pengambilan keputusan: jika data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti atau garis diagonal, maka regresi
mengikuti asumsi normalitas, sedangkan jika data menyebar jauh dari
garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2002:212) .
4. Uji Hipotesis

40

a. Uji Adjusted R (Koefisien Determinasi)


Untuk mendapatkan seberapa besar variabel independen dapat
menjelaskan variabel

dependen, maka perlu diketahui

koefisien

determinasi (Adjusted R Square). Jika Adjusted R Square adalah sebesar


1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh
variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan
fluktuasi dependen. Nilai Adjusted R Square berkisar hampir 1, berarti
semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependen. Sebaliknya , jika nilai Adjusted R Square semakin
mendekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel
independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen.
b. Uji Statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependen. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara simultan mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan
tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability F lebih besar dari 0,05
maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependen, atau dengan kata lain variabel independen secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap variabel independen. Sebaliknya jika
probability F lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan
untuk memprediksi variabel dependen, atau dengan kata lain variabel

41

independen secara bersama-bersama berpengaruh terhadap variabel


dependen (Ghozali, 2005:87).
c. Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui masing-masing hubungan
variabel independen secara individual terhadap

dependen. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel


independen secara individual terhadap dependen digunakan tingkat
signifikansi 0,05. Jika nilai probability t besar dari 0,05 maka ada
pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien
regresi tidak signifikan ), sedangkan jika nilai probability t lebih kecil
dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen (koefisien
regresi tidak signifikan) (Santoso, 2002:168).
Variabel intervening merupakan variabel antara atau mediasi,
fungsinya memediasi antara hubungan variabel independen dengan
variabel dependen.
Uji hipotesis:
Persamaan 1 : Audit pers = P2 AO + el
Persamaan 2 : Kinerja non keuangan = P1 AO + P3 Audit pers + e2
P1

= koefisien variabel X1 ke Y

P2

= koefisien variabel X1 ke X2
42

P3

= koefisien jalur X2 ke Y
Pada uji hipotesis persamaan (1) memberikan nilai p2 pada audit

operasional dan pada persamaan (2) akan memeberikan nilai p1 dan p3


pada audit operasional dan audit atas persediaan.

Gambar 3.1:
Hubungan Struktural X1 , X2 , dan Y

P2

Audit atas Persediaan

Audit Operasional

P3

Kinerja Non Keuangan


P1

Berdasakan analisis diatas diajukan hubungan berdasarkan teori bahwa


variabel independen (audit operasional) memiliki hubungan langsung dengan
variabel dependen (kinerja non keuangan) yang disajikan dalam nilai p1. Namun
demikian variabel independen juga memiliki hubungan tidak langsung dengan
variabel yakni dengan variabel intervening (audit atas persediaan)yang disajikan
melalui p2, baru ke variabel independen, disajikan melalui p3.(Ghozali, 2005).

43

Berikut ini disajikan cara perhitungan total pengaruh (korelasi antara variabel
independen terhadap variabel dependen dengan adanya variabel intervening:
Pengaruh langsung independen ke dependen

= p1

Pengaruh tak langsung independen ke intervening ke dependen

= p2 x p3

Total pengaruh (korelasi independen ke dependen)

= p1 +(p2 x p3)

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya


1. Audit Operasional (X1 )
Audit operasional adalah tinjauan

atas bagian operasional organisasi

tertentu yang bertujuan mengembangkan efisiensi serta efektifitas prosedur


serta metode tersebut (Arens, Elder, Beasley 2006 : 305):
Dimensi:
a. Operasi manajemen
Operasi manajemen merupakan pendekatan untuk mementau resiko
bisnis yang dihadapi perusahaan dan penekanan pada pencapaian
anggaran dan laba perusahaan.

b. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah adanya rangkaian yang menyeluruh untuk
perencanaan,koordinasi, dan pengendalian operasi.
44

c. Tanggung jawab
Tanggung

jawab

merupakan

keberhasilan

pengendalian

dalam

perusahaan tercapai jika pertanggunjawaban secara jelas ditetapkan dan


dikomunikasikan pada seluruh bagian organisasi.
d. Kinerja
Kinerja adalah suatu tugas setiap karyawan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan perusahaan.
e. Evaluasi
Evaluasi adalah pemeriksaan setiap akhir kerja untuk mengintrofeksi
struktur perusahaan.
2. Audit Atas Persediaan (X2 )
Menurut SAK (2004:14) persediaan adalah aktiva: (a) tersedia untuk
dijual dalam kegiatan usaha normal, (b) dalam proses produksi dan atau
dalam perjalanan, (c) alam bentuk bahan atau perlengkapan (supplier)
untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Dimensi:
a. Prosedur
Prosedur meliputi penentuan bahwa skedul persediaan sesuai dengan
saldo yang ada di dalam buku besar.

45

b. Prosedur analisis
Prosedur analisis rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan
rasio sebelumnya, anggaran, dan data persediaan rata-rata.
c. Detail transaksi
Detail transaksi merupakan prosedur untuk menelusuri dan mengusut
data-data

persediaan

untuk

mendapatkan

bukti-bukti

mengenai

pemrosesan transaksi.
d. Perhitungan fisik
Perhitungan fisik merupakan prosedur untuk memperoleh keyakinan
mengenai efektifitas perhitungan persediaan, dan mengukur reliabilitas
representasi klien mengenai kuantitas dan kondisi fisik persediaan.
e. Keakuratan persediaan
Keakuratan persediaan merupakan perhitungan kembali keseluruhan
item

yang ada

didalam

daftar

persediaan

dan

memverifikasi

keakuratannya.
3. Kinerja Non Keuangan(Y)
Kinerja adalah pencapaian suatu tujuan dari suatu kegiatan atau
pekerjaan tertentu untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur dengan
standar.

Penilaian kinerja perusahaan bertujuan

untuk mengetahui

efektivitas operasional perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan dapat


diukur dengan ukuran keuangan dan non keuangan.
46

Dimensi:
a. Perspektif proses bisnis internal
Perspektif proses bisnis internal, para eksekutif mengidentifikasi
berbagai proses internal penting yang harus dikuasai dengan baik oleh
perusahaan. Proses ini memungkinkan unit bisnis untuk memberikan
preposisi nilai yang akan menarik perhatian dan mempertahan
pelanggan dalam segmen pasar sasaran, dan memenuhi harapan
keuntungan finansial yang tinggi para pemegang saham.
b. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengidentifikasi infra
struktur

yang

harus

dibangun

perusahaan

dalam

menciptakan

pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Sumber utama


pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan adalah manusia, sistem, dan
prosedur perusahaan.perspektif

ini memiliki

tiga

tujua utama:

peningkatan kemempuan pegawai, peningkatan motivasi pemberdayaan


dan pensejajaran, serta peningkatan kemempuan sistem informasi.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
No

Variabel

Dimensi

Indikator

Skala
47

Audit
operasional
(X1)

Operasi
manajemen

Struktur
organisasi
Tanggung
jawab

Kinerja

Evaluasi

Audit atas
persediaan
(X2)

Prosedur
inisial

Prosedur
analitas

Detil
transaksi

Perhitungan
fisik

Kinerja Non
Keuangan(Y)

1. Keputusan operasi
manajemen.
2. Penyesuaian laporan
keuangan.
3. Tugas dan tanggung jawab
organisasi.
4. Prosedur struktur organisasi.
5. Pelaporan dibuat dan
dipertanggungjawabkan.
6. Resiko bisnis dimonitor dan
dipertimbangkan.
7. Program kinerja manajemen.
8. Pembagian tugas sesuai
dengan posisi.
9. Pemeriksaan laporan
keuangan secara berkala.
10. Memperbaiki kinerja.

Likert

1. Menyelidiki jurnal
persediaan.
2. Penyesuaian catatan
perpectual dengan skedul
persediaan.
3. Hubungan persediaan,
produksi, dan penjualan.
4. Membandingkan persediaan
dan penjualan.
5. Memeriksa penyelesaian
produksi dan penjualan.
6. Pergerakan barang dan
produksi.
7. Perhitungan kecukupan
persediaan.

Likert

Keakuratan
persediaan

8. Meneliti pergerakan
produksi.
9. Penghitungan kartu
persediaan.
10. Mengusut perhitungan
persediaan.

Perspektif
Proses Bisnis
Internal

1. Proses inovasi
2. Proses operasional
3. Waktu siklus dan velositas

Likert

48

Perspektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan

4. Kemampuan pegawai
5. Motivasi, pemberdayaan,
dan pensenjajaran
6. Kemempuan sistem
informasi

Masing-masing variabel diatas diukur atas dasar tanggapan


responden dan pernyataan yang diberikan pada quesioner, yang diukur
dengan menggunakn skala 5 tingkat (likert) pengukuran, yaitu:
SS

= Sangat setuju, diberi nilai 5

= Setuju, diberi skor 4

= Ragu, diberi skor 3

TS

= Tidak Setuju, diberi skor 2

STS

= Sangat Tidak Setuju, diberi skor 1


Penilaian diatas dapat dijelaskan pada ujung sebelah kiri (dengan

angka rendah) menggambarkan suatu jawaban negatif, sedang ujung kanan


(dengan angka besar) menggambarkan jawaban yang positif.

49

BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di perusahaan-perusahaan manufaktur yang
berada di wilayah Tangerang. Perusahaan yang diberi kuesioner sebanyak
17 perusahaan, tetapi yang kuesioner yang kembali sebanyak 13 perusahaan.
Berikut data dari kantor tersebut:
Tabel 4.1
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur
No
1.

Nama Perusahaan
Manufaktur
PT Cipta Kemas Abadi

2.

PT Jembo Indonesia

3.

PT Alkan Packaging
Flexiback
PT Panca Prima Eka
Brothers

4.

5.

PT Pan Brothers

6.

PT Jabatek

7.

PT Starnesia Nusantara
Garment
PT OSRAM

8.

Alamat
Jl. Raya Serang KM.11 Bitung Jaya,
Cikupa, Tangerang
Jl. Padjajaran Kec.Gandasari,
Jatiuwung, Tangerang
Jl.Gatot Subroto KM.54, Jatake,
Tangerang
Jl. Raya Siliwangi KM.1,Desa
Gembor, Jatiuwung,Tangerang
15133
Jl. Raya Siliwangi KM.1,Desa
Gembor, Jatiuwung,Tangerang
15133
Jl. Raya Siliwangi KM.1,Desa
Gembor, Jatiuwung,Tangerang
15133
Jl.Gatot Subroto KM.32, Jatake,
Tangerang
Jl. Raya Siliwangi KM.1,Desa
Gembor, Jatiuwung,Tangerang
15133
50

9.

PT Fumakilla

Jl. Raya Siliwangi RT.004/04

10. PT Nagasakti Parama Shoes


11. PT Panarub Dwikarya

13. PT Tifico

Jl. Agarindo KM.6 Pasar Kemis,


Tangerang
Jl. Benua Raya, Komplek Benua
Mas Blok B No.1 Pabuaran,
Tumpeng, Karawaci, Tangerang
Jl. MH.Thamrin Cikokol,
Tangerang

Sumber: Data Primer Diolah

Sebelumnya telah dikemukakan dalam metodologi penelitian bahwa


pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian
secara langsung kepada responden. Penyebaran kuesioner berlangsung 21
September 2009 sampai tanggal 11 November 2009. Dalam penyebaran
kuesioner ini tidak dilakukan secara rutin/setiap hari, akan tetapi dilakukan
dalam waktu-waktu tertentu disesuaikan dengan kesiapan dari peneliti.
2. Karakteristik Responden
Sebanyak 100 kuesioner

telah

disebar kepada 17

perusahaan

manufaktur yang berada di wilayah Tangerang dan yang kembali sebanyak


13 perusahaan. Dari jumlah tersebut sebanyak 70 kuesioner atau sekitar
70% telah kembali dan sebanyak 30 kuesioner atau sekitar 30% tidak
kembali. Rincian pendistribusian kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Kuisioner Penelitian
Keterangan
kuesioner yang disebar

Jumlah
100

Persentase
100%
51

kuesioner yang kembali


kuesioner yang tidak kembali
kuesioner yang kembali dan memenuhi
kriteria untuk diolah

70
30
70

70%
30%

Sumber: Data Primer Diolah

Berikut ini akan diilustrasikan presentase pengembalian kuisioner yang


disajikan dalam bentuk column chart.
Gambar 4.1
Presentase Pengembalian Kuisioner Penelitian

80

70

60

50

40
Kembali

Tidak Ke mba li

30

20

10

0
Pre se nt ase penge m balian

52

3. Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah staff akutansi dan manager
terkait yang bekerja di perusahaan manufaktur di Tangerang. Sebanyak 100
kuesioner telah disebar kepada 17 perusahaan dan yang kembali 13
perusahaan. Tabel 4.3 menyajikan

rangkuman informasi demografi

responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jabatan dan


lama pengalaman bekerja. Informasi tersebut didapat dari kuesioner yang
telah dikembalikan oleh responden.

Tabel 4.3
Data Statistik Responden
No Keterangan
1
Jenis Kelamin
1) Laki-laki
2) Perempuan

Usia
1) 20-25 tahun
2) 26-30 tahun
3) >30 tahun

Jumlah

Persentase

32
38
70

45%
55%
100%

15
22
33
70

21%
31%
43%
100%

53

Pendidikan Terakhir
1) D3
2) S1
3) S2

7
47
16
70

10%
67%
33%
100%

Sumber: Data Primer Diolah

Persentase responden berdasarkan jenis kelamin akan disajikan dalam


pie chart pada Gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2
Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
Lakilaki

44%
56%

Responden dalam penelitian ini adalah staf akuntasi dan

manager

terkait, dengan usia antara 20 tahun sampai 30 tahun lebih. Pie chart pada
Gambar 4.3 akan mengilustrasikan persentasenya.
Gambar 4.3
Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Usia

54

Usia
18%

20-25 tahun
26-30 tahun
56%

26%

>30 tahun

Para staf akuntansi dan manager bagian keuangan yang menjadi


responden dalam penelitian ini memiliki latar belakang pendidikan
terakhir D3 (Diploma 3), S1 (Strata 1), dan S2 (Strata 2). Persentase
jumlah responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat dalam Gambar 4.4.
Gambar 4.4
Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan
D3

87%

S1

8%

S2

8%

5%

B. Penemuan
55

1. Statistik Deskriptif
Berdasarkan data yang diperoleh maka didapatkan hasil statistik
deskriptif sebagai berikut:
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif

Statistik
AuditOp

Persediaan

Kinerja

Valid

70

70

70

Missing

Mean

38.8143

41.0286

53.2286

Std. Error of Mean

.76147

.75070

.90870

Median

40.0000

42.0000

53.5000

Mode

43.00

40.00

Std. Deviation

6.37089

6.28080

7.60277

Variance

40.588

39.448

57.802

Skewness

-1.485

-1.621

-.518

Std. Error of Skewness

.287

.287

.287

Kurtosis

5.446

5.552

2.290

Std. Error of Kurtosis

.566

.566

.566

Range

40.00

38.00

46.00

Minimum

10.00

12.00

29.00

Maximum

50.00

50.00

75.00

55.00

56

Sumber: Data Primer Diolah

2. Uji Kualitas Data


a. Uji Reliabilitas
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai
Cronbachs Alpha diata 0,6 (Imam Ghozali, 2005: 41-42). Pengujian
dilakukan dengan per variabel menggunakan pernyataan yang terdapat
didalam kuesioner. Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.5-1
Uji Reliabilitas
Audit Operasional

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on


Standardized Items
N of Items

.875

.894

10

57

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel audit operasional


diperoleh nilai Cronbachs Alpha sebesar 0,875. Nilai tersebut lebih
besar dari 0,60 (0,875 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban
responden terhadap pernyataan variabel audit operasional dikatakan
reliabel.
Tabel 4.5-2
Uji Reliabilitas
Audit atas Persediaan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on


Standardized Items
N of Items

.909

.909

10

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel audit atas


persediaan diperoleh nilai Cronbachs Alpha sebesar 0,909. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,60 (0,909 > 0,60) maka dapat disimpulkan
bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel audit atas
persediaan dikatakan reliabel.
Tabel 4.5-3
Uji Reliabilitas
58

Kinerja Non Keuangan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on


Standardized Items
N of Items

.864

.868

15

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel kinerja non


keuangan diperoleh nilai Cronbachs Alpha sebesar 0,864. Nilai tersebut
lebih besar dari 0,60 (0,864 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa
jawaban responden terhadap pernyataan variabel kinerja non keuangan
dikatakan reliabel.
b. Uji Validitas
Pengujian

validitas

dalam

penelitian

ini

dilakukan

dengan

menggunakan Pearson Correlation. Suatu pertanyaan dikatakan valid


jika tingkat signifikansinya berada di bawah 0,05. Hasil uji validitas
untuk variabel audit operasional dapat dilihat pada Tabel 4.6-1 dan hasil
uji validitas untuk variabel audit atas persediaan dapat dilihat pada Tabel
4.6-2 serta Tabel 4.6-3 untuk hasil uji validitas variabel kinerja non
keuangan.
Tabel 4.6-1
59

Uji Validitas
Audit Operasional

Pertanyaan

Sig.

Audit Op 1
Audit Op 2
Audit Op 3
Audit Op 4
Audit Op 5
Audit Op 6
Audit Op 7
Audit Op 8
Audit Op 9
Audit Op 10

0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000

Pearson
Correlation
0.473
0.606
0.750
0.744
0.719
0.808
0.752
0.731
0.740
0.802

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber: Data Primer Diolah

Tabel 4.6-2
Uji Validitas
Audit atas persediaan

Pertanyaan

Sig.

Peng. Persediaan 1
Peng. Persediaan 2
Peng. Persediaan 3
Peng. Persediaan 4
Peng. Persediaan 5
Peng. Persediaan 6
Peng. Persediaan 7
Peng. Persediaan 8
Peng. Persediaan 9
Peng. Persediaan 10

0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000

Pearson
Correlation
0.720
0.716
0.795
0.775
0.859
0.862
0.460
0.668
0.727
0.830

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber: Data Primer Diolah

60

Tabel 4.6-3
Uji Validitas
Kinerja Non Keuangan

Pertanyaan

Sig.

Kinerja Non Keu. 1


Kinerja Non Keu. 2
Kinerja Non Keu. 3
Kinerja Non Keu. 4
Kinerja Non Keu. 5
Kinerja Non Keu. 6
Kinerja Non Keu. 7
Kinerja Non Keu. 8
Kinerja Non Keu. 9
Kinerja Non Keu. 10
Kinerja Non Keu. 11
Kinerja Non Keu. 12
Kinerja Non Keu. 13
Kinerja Non Keu. 14
Kinerja Non Keu. 15

0.000
0.000
0.000
0.000
0.001
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.001
0.000
0.000
0.000

Pearson
Correlation
0.428
0.537
0.566
0.463
0.383
0.516
0.715
0.668
0.694
0.723
0.734
0.393
0.524
0.787
0.759

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan ketiga tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh


pertanyaan dan pernyataan pada variabel audit operasional, audit atas
61

persediaan dan kinerja non keuangan berada pada tingkat signifikansi


dibawah 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa seluruh butir pertanyaan
tersebut adalah valid dan layak digunakan dalam penelitian.
3. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka
dapat didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7
Uji Multikolineritas
Coefficients
Unstandardized
Coefficients

Standardized
Coefficients

Std.
Error

(Constant)

25.079

5.512

Audit

.234

.164

.196

persediaan

.465

.166

.384

4.7,

hasil

Model

Beta

Collinearity
Statistics

Sig.

Tolerance

VIF

1.425 .159

.564

1.772

2.794 .007

.564

1.772

4.550 .000

a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan

tabel

perhitungan

nilai

tolerance

menunjukkan tidak adanya variabel independen yang memiliki nilai


62

tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel
independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan VIF juga
menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada satu variabel independen
yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat multikolinearitas dan dapat digunakan dalam
penelitian.
b. Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka
didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.5
Scatterplot

63

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan gambar scatterplot pada gambar 4.5 diatas dapat dilihat


bahwa titik-titik menyebar secara acak namun tidak tersebar secara baik,
karena titik-titik tersebut lebih banyak mengumpul dibawah titik nol pada
sumbu Y. Tetapi titik-titik tersebut juga ada yang menyebar diatas angka
nol.

Dengan

demikian

dapat

disimpulkan

tidak

terjadi

heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.


c. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka
didapatkan hasil sebagai berikut:
64

Gambar 4.6
Normal Plot

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat titik-titik menyebar disekitar


garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. hal ini
menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal, maka model
regresi layak digunakan.
Sedangkan pada grafik histogram (gambar 4.7) terlihat bahwa grafik
histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Dapat
disimpulkan grafik normal plot dan grafik histogram menunjukkan
bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas.
65

Gambar 4.7
Grafik Histogram

Sumber: Data Primer Diolah

4. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi
Dari pengujian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.8
Uji Keofisien Determinasi
66

Model Summary

Adjusted
Model

.534

R Std.

Error

R Square

Square

Estimate

.285

.264

6.52295

of

the

a.Predictors: (Constant), persediaan, audit

H
Sumber:
Data Primer Diolah

Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi (R), koefisien


determinasi (R Square), koefisien determinasi yang

disesuaikan

(Adjusted R Square). Dan Standar Error (SE). Pada tabel diatas terlihat
bahwa koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square)
sebesar 0.264 memberi pengertian bahwa variasi yang terjadi pada
variabel Y (kinerja non keuangan) adalah 26.4% ditentukan oleh variabel
audit operasional dan audit atas persediaan, dan selebihnya

sebesar

73.6% (100% - 26,4%) ditentukan oleh variabel lain yang tidak diketahui
dan tidak termasuk dalam analisa regresi ini.
Variabel-variabel lain yang mempengaruhi variabel kinerja non
keuangan menurut Kaplan, Norton (2000) adalah variabel pengendalian
intern perusahaan, tujuan dan kebijakan
bersangkutan.

Selain

itu dalam

suatu

organisasi

penelitian Pratolo

yang

(2007) juga

mengungkapkan variabel lain yang mampu menjelaskan pengaruh


terhadap kinerja non keuangan adalah pengendalian intern,yang meliputi
aspek lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian,
67

informasi dan komunikasi, dan pemantauan, selain itu variabel penerapan


prinsip-prinsip

good

pertanggungjawaban,

corporate

yang

governance,

akuntabilitas,

kewajaran,

meliputi

transparansi,

dan

kemandirian, tersebut mempunyai korelasi yang signifikan terhadap


kinerja perusahaan yang mencakup kinerja kuangan dan kinerja non
keuangan.
b. Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel audit operasional
dan

audit

atas persediaan

secara

bersama-sama

atau simultan

berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja non keuangan.

Tabel 4.9
Uji Statistik F
ANOVA

Model

Sum of Squares Df

Mean Square

Sig.

Regression

1137.572

568.786

13.368

.000

Residual

2850.771

67

42.549

Total

3988.343

69

68

a. Predictors: (Constant), persediaan, audit


b.Dependent Variable: kinerja

Sumber: Data Primer Diolah

Ta
Tabel 4.9 dalam model ANOVA dapat diperoleh F hitung sebesar
13.368 dengan tingkat signifikansi 0.000. Oleh karena tingkat signifikansi
tersebut lebih kecil daripada 0.05, maka variabel audit operasional dan
audit atas persediaan secara simultan atau secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja non
keuangan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Pratolo (2007) bahwa variabel audit
manajemen, pengendalian intern, dan penerapan prinsip-prinsip good
corporate governance secara simultan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Begitu pula dalam teori Arens, Elder,
Beasley (2006) yang menyatakan bahwa tujuan utama dari audit
operasional adalah membantu manajemen dari organisasi yang diaudit
untuk memperbaiki effectiveness, efficiency, dan economy dari suatu
operasi. Apabila operasional perusahaan sudah dapat dikatakan efektif,
efesien, dan ekonomis, maka dapat dikatakan kinerja perusahaan sudah
berjalan dengan baik dan semestinya sesuai dengan tujuan organisasi atau
perusahaan.
c. Uji Statistik t
69

Tabel 4.10 menyajikan hasil uji t dalam penelitian ini:

Tabel 4.10
Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

a.

Standardized
Coefficients

Std. Error Beta

Sig.

(Constant)

25.079

5.512

4.550

.000

Audit operasional

.234

.164

.196

1.425

.159

Audit atas persediaan

.465

.166

.384

2.794

.007

Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Data Primer Diolah

Gambar 4.8
Hubungan Struktural X1 , X2 , dan Y

0.534

Audit atas Persediaan

Audit Operasional

0.384

Kinerja Non Keuangan


0.196

1) Pengaruh audit operasional terhadap kinerja non keuangan.


Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.10 diatas, uji statistik t
variabel independen audit

operasional, memperlihatkan bahwa


70

variabel audit operasional memiliki nilai signifikansi sebesar 0.159


lebih besar dari nilai alpha 0.05 (0.159 > 0.05). Untuk itu dapat
dikatakan bahwa Ha1 ditolak dan Ho1 diterima. Untuk dapat
disimpulkan bahwa variabel audit operasional tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja non keuangan, dengan besar
pengaruh p1 sebesar 0.196.
Menurut penelitian Pratolo (2007) yang berjudul Good Corporate
Governance dan

kinerja BUMN di

Indonesia: Aspek Audit

Manajemen dan Pengendalian Intern sebagai Variabel Eksogen serta


Tinjauannya pada Jenis Perusahaan. Menyatakan bahwa audit
manajemen berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perusahaan.
Dan teori dalam buku Arens, Elder, Beasley (2006) tujuan utama dari
audit operasional adalah membantu manajemen dari organisasi yang
diaudit untuk memperbaiki effectiveness, efficiency, dan economy dari
suatu operasi. apabila telah dilakukan audit operasional maka kinerja
persuahaan dapat berjalan lebih baik untuk masa mendatang. Begitu
pula menurut logika teori penulis, bahwa audit operasional seharusnya
berpengaruh terhadap kinerja non keuangan. Karena audit operasional
itu sendiri dilakukan untuk mengaudit suatu kinerja yakni mengenai
efektifitas, efisiensi dan keekonomisan suatu kinerja atau operasional
suatu perusahaan.

71

Tetapi dalam penelitian ini audit operasional tidak berpengaruh


signifikan terhadap kinerja non keuangan. Pertama, dikarenakan
cakupan audit operasional itu sendiri masih terlalu luas. Kedua, hal ini
disebabkan kurang luasnya cakupan penelitian yakni responden,
responden dalam penelitian ini hanya meliputi staf akuntansi dan
manager terkait pada perusahaan manufaktur, seharusnya responden
juga mencakup pelaku audit operasional itu sendiri yakni auditor
internal perusahaan ataupun auditor eksternal. Ketiga, kinerja non
keuangan dalam penelitian ini menggunakan perspektif pengukuran
kinerja balance scorecard yakni persepektif keuangan, perspektif
pelanggan,

perspektif

proses

bisnis

internal,

dan

perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran, sedangkan dalam penelitian ini hanya


menggunakan dua perspektif, yakni perspektif proses bisnis internal,
dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
2) Pengaruh audit operasional terhadap kinerja non keuangan melalui
audit atas persediaan.
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.10 diatas, uji statistik t
variabel intervening audit atas persediaan, memperlihatkan bahwa
variabel audit atas persediaan memiliki nilai signifikasi sebesar 0.007
lebih kecil dari nilai alpha 0.05 (0.007 < 0.05). Untuk itu dapat
dikatakan bahwa Ha1 diterima dan Ho1 ditolak. Untuk dapat
disimpulkan bahwa variabel audit operasional memiliki pengaruh

72

signifikan terhadap kinerja non keuangan melalui audit atas


persediaan, dengan besar pengaruh secara tidak langsung (p2 x p3 =
0.534 x 0.384) sebesar 0.205.
Menurut teori dalam Arens, Elder, Beasley (2006), Persediaan
merupakan suatu unsur umum yang memegang peranan penting dalam
operasi perusahaan yang secara kontinyu diperoleh atau diproduksi
dan dijual. Kinerja perusahaan dapat dikatakan baik apabila telah
melalui prosedur-prosedur yang ditentukan, termasuk dalam hal ini
prosedur audit atas persediaan, prosedur dalam audit atas persediaan
meliputi:

prosedur

inisial,

prosedur

analitis,

detil

transaksi,

perhitungan fisik, dan keakuratan persediaan. Menurut logika teori


penulis bahwa audit operasional melalui audit atas persediaan
berpengaruh terhadap kinerja non keuangan. Ini berarti dalam audit
atas persediaan memainkan peranan penting dalam kinerja non
keuangan.
Dalam hal ini penulis belum menemukan penelitian terdahulu
mengenai pengaruh audit operasional terhadap kinerja non keuangan
melalui audit atas persediaan, tetapi hal ini sejalan dengan penelitian
serupa yakni oleh Agus Setiyawan (2007) dengan judul Pengaruh
Sistem Pengendalian Intern, pengelolaan persediaan tehadap Audit
Operasional. Hasil

penelitiannya

menunjukkan bahwa

pengendalian internal tidak berpengaruh

sistem

signifikan terhadap audit


73

operasional,

sedangkan

pengelolaan

persediaan

berpengaruh

signifikan terhadap audit operasional, dan dari hasil penelitian


menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian intern dan audit
atas persediaan mampu menjelaskan atau mempengaruhi audit
operasional

sebesar 65%, sedangkan sisanya dijelaskan variabel

lainnya.

74

BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris akan adanya
pengaruh Audit Operasional Terhadap Kinerja Non Keuangan dengan Audit
atas Persediaan Sebagai Variabel Intervening. Berdasarkan data yang diperoleh
dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai
pengaruh Audit Operasional Terhadap Kinerja Non Keuangan dengan Audit
atas Persediaan sebagai Variabel Intervening.
1. Berdasarkan hasil uji regresi berganda melalui uji t variabel Audit
Operasional secara parsial atau langsung tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Non Keuangan.
2. Berdasarkan hasil uji regresi berganda melalui uji t variabel Audit
Operasional melalui Audit Atas Persediaan berpengaruh terhadap Kinerja
Non Keuangan
3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda melalui uji F variabel Audit
Operasional dan Audit Atas Persediaan secara simultan berpengaruh
terhadap Kinerja Non Keuangan.
4. Untuk menentukan besar variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependen diperoleh hasil bahwa Adjusted R Square sebesar 0.264 atau 26%.
Hal diatas menjelaskan bahwa variabel Audit Operasional dan variabel
Audit atas Persediaan mampu menjelaskan variable kinerja non kauangan
75

sebesar 26,4%, selebihnya sebesar 73,6% dijelaskan oleh variabel lain,


yakni pengendalian intern perusahaan, good corprate governance, serta
tujuan dan kebijakan suatu organisasi yang bersangkutan.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, didapatkan implikasi
pertama, bahwa dengan adanya audit operasional, kinerja perusahaan dapat
berjalan lebih baik serta efektif dan efisien sesuai dengan prosedur dan
kebijakan perusahaan, dengan demikian tujuan perusahaan dapat tercapai.
Kedua, dengan adanya

audit atas persediaan nantinya akan

mampu

memaksimalkan dalam pengelolaan persediaan itu sendiri, sehingga terhindar


adanya kecurangan ataupun kecacatan pada barang persediaan dan dengan
demikian akan mampu memaksimalkan dalam pencapaian keuntungan. Ketiga,
manajemen adalah pihak yang mengendalikan dan yang mengelola perusahaan,
suatu perusahaan atau organisasi yang dikendalikan secara efektif terletak dari
sikap manajemennya, oleh karena itu pembekalan, pelatihan dan penyediaan
sistem informasi yang baik akan menunjang keberhasilan kinerja manajemen.
C. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adaah:
1. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penyebaran
kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Adapun kelemahan dari metode
ini adalah adanya kemungkinan bahwa responden tidak serius memberikan

76

jawaban, atau jawaban yang diberikan tidak jujur baik karena disengaja
maupun karena salah menafsirkan pertanyaan.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur diwilayah
Tangerang saja melalui sistem random, sehingga tidak cukup untuk
menggambarkan data untuk menggambarkan seluruh audit operasional dan
audit atas persediaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
D. Saran
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan informasi yang
penting dalam perusahaan, dengan adanya penelitian ini diharapkan
perusahaan dapat lebih cermat memilih pengendalian intern perusahaan
khususnya pada

pengelolaan persediaan

secara efektif, efisien,dan

ekonomis. Selain itu pula perusahaan hendaknya memberikan pelatihanpelatihan yang nantinya dapat maningkatkan kinerja perusahaan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya hendaknya memperluas populasi atau sampel
penelitian atau menambah jumlah responden. Selain itu disarankan pula
untuk menambahkan pengukuran kinerja perusahaan, bukan hanya dari non
keuangan tapi juga keuangan, yang nantinya dapat menghasilkan hasil
penelitian yang berbeda, labih lengkap dan lebih baik. Selain itu peneliti
selanjutnya dapat menambahkan variabel lain untuk melihat kinerja, yakni
good corporate governance, ataupun pengendalian intern perusahaan
bersangkutan.
77

DAFTAR PUSTAKA
A. Dienhofer, Martime, H. Scheiner, James dan A. Sawyer, Lawrence B.
Sawyers Internal Auditing, Edisi ke-5, Jilid 1,Terj, Desi, Adhariani,
Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Agoes, Sukrisno. Auditing: Pemeriksaan Akuntansi oleh Kantor Akuntan
Publik, Jilid 1, Cetakan ke-4, Lembaga Penerbit FE Universitas
Indonesia, Jakarta, 2008.
Arens, Alvin A, Rendal J Elder, Mark S. Beasley. Auditing and Assurance
Service: An Integrated Approach, Edisi ke-9, PT Indeks kelompok
Gramedia, Jakarta, 2004.
Arens, Alvin A, Rendal J Elder, Mark S. Beasley. Auditing dan Pelayanan
Verifikasi Pendekatan Terpadu, Edisi ke-9, Jilid 2, PT Indeks kelompok
Gramedia, Jakarta, 2006.
Bayangkara, IBK. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi Management
Audit, Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Boynton, Johnson, Kell. Modern Auditing, Edisi Ketujuh Jilid 2, Erlangga,
Jakarta, 2003.
F. Messier, William. Jr. Dkk. Auditing and Assurance Service a Systematic
Approach, Buku dua, Edisi ke-4, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Guy, Alderman, Winter. Auditing, Edisi ke-5, Erlangga, Jakarta, 2002.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan
Penerbit UNDIP, Semarang, 2005.
Hakim, Luqman. Peranan Sistem dan Prosedur Pencatatan Persediaan Barang
Pada Perusahaan dalam Pelaksanaan Pengendalian Intern, Jurnal
Arthavidya Vol.4, No.1, Januari, 2003.
Halim, Abdul. Auditing, Edisi Ketiga (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan
Jilid 1), unit penerbit dan percetakan akademi manajemen perusahaan
YKPN, Jakarta, 2003.
Hamid, Abdul. Buku Panduan Penulisan Skripsi, Jakarta, 2007.
Hansen, Don.R, Mowen, Maryanne M. Management Accounting, Salemba
Empat, Jakarta, 2006.
Hendarty, Henny, dkk. Audit Sistem Informasi Persediaan, Jurnal Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, 2007.
78

Hendriksen, E.S, Breda, M.F. Accounting Theory, Rivhard D Irwin inc, Boston,
2001.
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan , IAI,
Jakarta, 2007.
Iriyadi. Evaluasi Atas Prosedur Pemeriksaan Operasional dalam Meningkatkan
Efektifitas Pengendalian Intern Penjualan, Jurnal Ilmiah Ranggading
Vol.4, No.1, April, hlm 15-20, 2004
Indriantoro, Nur, Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen, BPFE. Yogyakarta, 2006.
Kaplan, Robert S, Norton David P.Balance Scorecard: Menerapkan Strategi
Menjadi Aksi, Erlangga, Jakarta, 2000.
Kieso, Donald E, Jerry J, Weygandt, Terry D, Warfield.Akuntansi Intermediate
Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2007..
Mudricah. Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada PT SINAR LENDOH
TERANG AMBARAWA, Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2005.
Mulyadi. Auditing, Edisi ke-6, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta, 2002.
Pratolo, Suryo. Good Coorporate Gorvenance dan Kinerja BUMN di Indonesia:
Aspek Audit Manajemen dan Pengendalian Intern sebagai Variabel
Eksogen serta Tinjauannya pada Jenis Perusahaan, Simposium
Nasional Akuntansi 10 Makasar, 2006.
Purwono, Edi, Aspek-Aspek EDP Audit Pengendalian
Komputerisasi, ANDI, Yogyakarta, 2004.

Intern

pada

Santoso, Singgih, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Elex Media


Komputindo, Jakarta, 2002.
Setiyawan, Agus. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern dan Pengelolaan
Persediaan Terhadap Audit Operasional pada PT PERTAMINA
(Persero), Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullaha,
Jakarta, 2007.

79

You might also like