Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 mencatat bahwa
sedikitnya 300 juta penduduk dunia mengalami obesitas secara klinis.
Prevalensi obesitas di seluruh dunia selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Di banyak Negara makmur (Jerman, Belanda, AS) terdapat banyak orang
gemuk, 30% lebih dari populasi mengidap obesitas. Malah dikuatirkan akan
menjadi suatu epedemi sedunia (Tjay dan Rahardja, 2007).
Menurut penelitian Malnick dan Kobler (2006), dibandingkan antara
tahun 1976-1980 dengan tahun 1999-2000 terdapat peningkatan prevalensi
obesitas yang meningkat dua kali lipat menjadi 30,5%.
WHO juga memprediksikan bahwa pada tahun 2015 sekitar 700 juta
yang mengalami obesitas. Prevalensi obesitas di Indonesia sendiri juga
masih tinggi. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2007, prevalensi obesitas pada penduduk berusia 15 tahun berdasarkan
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan
23,8%) (Depkes, 2009).
Ukuran populasi obesitas adalah indeks massa tubuh (BMI), berat
badan seseorang (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badannya
(dalam meter). Seseorang dengan BMI 30 atau lebih umumnya dianggap
obesitas. Seseorang dengan BMI sama dengan atau lebih dari 25 dianggap
Overweight (WHO, 2008).
Obesitas merupakan kondisi kesehatan kronis, yang ditandai oleh
terdapat penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk
fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2013). Ketidakseimbangan antara
jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas,
pemeliharaan kesehatan. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus
faktor
lingkungan,
genetik,
psikis,
kesehatan,
obat-obatan,
yang
terjadi
sebelum
umur
tahun
mempunyai
kecenderungan tetap gemuk pada waktu dewasa, dari pada yang terjadi
sesudahnya (Nalendra dkk, 2002).
Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga
dewasa dan lansia (Arisman, 2002).
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian obesitas pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Angkatan
2011-2014.
1.3.2.
Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui responden menurut jenis kelamin, faktor genetik,
pola makan, aktivitas fisik pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah
Palembang
Angkatan 2011-2014.
2. Mengetahui angka kejadian obesitas pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
Angkatan 2011-2014 .
3. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian
obesitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang Angkatan 2011-2014.
4. Mengetahui hubungan genetik dengan kejadian obesitas pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang Angkatan 2011-2014.
5. Mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian
obesitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang Angkatan 2011-2014.
Keaslian Penelitian
Nama
Judul Penelitian
Desain
Hasil
Ranty
Penelitian
Hubungan Faktor- Analitik
Hasil
Amelya
sebanyak
Seventina
Angka
anak
Kejadian
penenlitian
(38,6%)
mengalami
Obesitas Di SMPN
1 Palembang Tahun
statistik, ditemukan
2012
kejadian
obesitas sebesar p=
anak
mengalami obesitas
dengan
pendapatan
memiliki
hubungan,
yaitu
genetik
pola
dan
makan dengan p =
0,000 untuk genetik
dengan p = 0,000
yang
menunjukkan
bahwa
keduanya
merupakan
risiko
Manoppo
terjadinya
obesitas.
Faktor-faktor yang kasus-kontrol, Hasil penelitian pada
Jonesius E. mempengaruhi
2011
faktor
kejadian
pada
analisa
data analisa
obesitas dengan
mahasiswa statistik
sam bivariat
multivariat
uji menunjukkan
ada
pengaruh
yang
signifikan
antara
multivariate
0,0001;OR=58,537),
(regresi
frekuensi makan (p =
logistik).
0,0001;OR = 3,809),
jenis makanan (p =
0,0001;OR=20,036),
aktivitas fisik berat
(p=0,003;OR=0,974)
,riwayat
keluarga
(p=0,0001;OR=6,44
4 ) dengan kejadian
obesitas mahasiswa
Fakultas Kedokteran
Universitas
Sam
Ratulangi Manado ,
dipengaruhi
oleh
variabel
asupan
energi,
protein,
lemak
dan
karbohidrat,
frekuensi
makan,
variabel
keturunan.
Penelitian yang dilakukan kali ini berbeda dengan penelitianpenelitian sebelumnya dalam hal subyek, waktu dan tempat penelitian,
angket penelitian yang digunakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.1. Definisi Obesitas
Istilah obesitas/kegemukan mengandung arti jaringan lemak di
bawah kulit yang berlebihan dan terdapat di seluruh tubuh (staf pengajar
ilmu kesehatan anak FKUI, 2007).
Obesitas paling baik didefinisikan sebagai derajat berapapun
kelebihan lemak yang memberi risiko kesehatan (Harrison, 2003).
Secara gampang, obesitas adalah keadaan kelebihan berat badan di
atas normal (Ikawati, 2014). Akibat penimbunan jaringan lemak yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan (Robbins, 2007).
Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada
laki-laki melebihi 15% dan wanita melebihi 20% dari berat badan ideal
menurut umurnya (Notoatmodjo, 2007).
Tidak semua orang yang mempunyai berat badan disebut obes,
karena para atlet yang karena latihan-latihan teratur, masa otot tumbuh
dengan baik akan mempunyai berat badan rata-rata lebih dari sebanyanya
dan tidak dapat disebut obes (Soetjiningsih, 2013).
Demikian pula, anak yang mempunyai kerangka tulang lebih besar
dan otot-otot yang lebih dari biasanya,sehingga berat badan dan tingginya
diatas
rata-rata
anak
sebayanya,
juga
bukan
disebut
obes
paling
sering
berukuran
rata-rata;
penis
sering
10
BMI (Body Mass Index) atau IMT (Indeks Masa Tubuh) adalah
kuosien dari perbandingan berat badan (kg) dibagi dengan kudrat tinggi
badan (m2). BMI merupakan suatu ukuran yang dpat dipercaya, murah dan
praktis untuk menilai apakah ada kelebihan berat badan. Antara BMI dan
presentase lemak dalam tubuh terdapat korelasi baik, tetapi distribusi lemak
dalam tubuh tidak dijelaskan (Tjay dan Rahardja, 2007).
11
Dengan IMT atau Body Mass Index (BMI) akan diketahui apakah
berat seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT
hanya untuk orang dewasa berumur >18 tahun atau tidak dapat diterapkan
pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Ambang batas IMT
ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas
ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang
normal :
1. Untuk laki-laki adalah :20,1-25,0
2. Untuk perempuan adalah: 18,7-23,8.
Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defisiensi kalori ataupun
tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan
satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang
digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk ketegori
kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk
kategori gemuk tingkat berat.
Berikut adalah interpretasi kategori status gizi berdasarkan IMT:
Tabel 1. Klasifikasi Berat badan dan obesitas pada orang dewasa
Berdasarkan IMT Menurut kriteria Asia Pasifik.
Klasifikasi
Underweight
IMT (Kg/m2)
< 18,5
Normal
18,5-22,9
Overweight
>23,0-24,9
Obesitas I
25,0-29,9
Obesitas II
>30
12
Kategori
Kekurangan berat badan
IMT
<17,0
tingkat berat
Kekurangan berat badan
17,0-18,4
tingkat ringan
Normal
Gemuk
18,5-25,0
25,1-27,0
tingkat ringan
Kelebihan berat badan
>27,0
tingkat berat
Sumber: National Health Survey (NHS). 2005. Tracking the accelerating epidemic: Its
causes and outcomes. 2006. Melbourne: International Diabetes Institute.
13
Gambar 2. Grafik Penentuan IMT berdasarkan usia CDC 2000 untuk anak
laki-laki usia 2-20 tahun
Sumber: National center for health statistics, Centers for disease control and prevention.
CDC growth charts (cited 2008 april 29). Http://www/cdc/gov/growthcharts/
14
Gambar 3. Grafik Penentuan IMT berdasarkan usia CDC 2000 untuk anak
perempuan usia 2-20 tahun
Sumber: National center for health statistics, Centers for disease control and prevention.
CDC growth charts (cited 2008 april 29). Http://www/cdc/gov/growthcharts/
2.1.4. Etiologi
15
Health,2014).
Masukan energi yang lebih dari yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme basal, specific dynamic action terhadap berbagai makanan
yang dimakan, pengeluaran ekskreta, pertumbuhan dan perkembangan dan
berbagai kegiatan jasmani (Staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI, 1985).
Berat badan cenderung tetap sama ketika jumlah kalori yang
dimakan sama dengan jumlah kalori yang digunakan tubuh atau dibakar
(Institutes of Health,2014).
Bila kelebihan energi tersebut berlangsung terus-menerus, misalnya
500 kalori setiap hari, maka dalam waktu seminggu akan terjadi kenaikan
berat badan kira-kira 500 gram (Staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI,
1985). Ada beberapa faktor yang dapat penyebab antara lain sebagai berikut
:
1. Faktor genetik
Secara genetik, umumnya obesitas cenderung bersifat menurun
(Ikawati, 2014). Anak obes biasanya dari keluarga obesitas. Bila
kedua orangtua obes, sekitar 80% anak-anak mereka menjadi obes.
Bila salah satu orangtua obes kejadianya menjadi 40% dan bila
kedua orangtua tidak obes maka prevalens obesitas akan turun
menjadi 14%. Peningkatan risiko menjadi obesitas tersebut
16
obesitas
dapat
penyimpanan
efisien
17
energi
yang
digunakan. Anak-anak
usia
sekolah
18
19
hormon
insulin
dan
glucagon
dapat
20
21
22
23
selera
makan
dan
pengeluaran
energi
dengan
cara
mengeluarkan leptin, salah satu jenis sitokin. Jika terdapat energi tersimpan
yang berlimpah dalam bentuk jaringan adiposa, dihasilkan leptin dalam
jumlah besar, melintasi sawar darah otak, dan berikatan dengan reseptor
leptin. Reseptor leptin menghasilkan sinyal yang mempunyai dua efek,
yaitu menghambat jalur anabolisme dan memicu jalur katabolisme melalui
neuron yang berbeda. Hasil akhir dari leptin adalah mengurangi asupan
makanan dan mempromosikan faktor pengeluaran energi, karena itu, dalam
beberapa saat, energi yang tersimpan dalam sel-sel adipose mengalami
reduksi dan mengakibatkan berat badan berkurang. Pada keadaan ini,
equilibrium atau energy balance tercapai. Siklus ini akan terbalik jika
jaringan adipose habis dan jumlah leptin berada di bawah ambang batas
normal. Cara kerja leptin secara molekuler sangat kompleks dan belum
dapat diuraikan secara lengkap. Secara garis besar, leptin bekerj melalui
salah satu bagian jaras neural terintegrasi yang disebut leptin-melaocortin
circuit, tentang sirkuit ini penting menngingat obesitas merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang cukup serius dan pengembangan obat obesitas
tergantung sepenuhnya pada pemahaman jaras ini (Purnamawati I, 2009).
2.1.8.
Metabolisme
Semua bahan gizi yang diasup (protein, karbohidrat dan lemak)
24
tidak akan berkurang lagi. Semakin besar asupan makanan, semakin banyak
pula lemak memasuki adiposit, yang karena itu akan terisi penuh dan
mengembang. Keadaan ini dapat disamakan dengan balon yang dalam
keadaan biasa kempis, tetapi volumenya membesar bila diisi gas(ditiup).
Penumpukan lamak khusus terjadi di sekitar organ dan di bawah kulit, yang
menyebabkan tubuh menjadi gemuk (Tjay dan Rahardja, 2007).
2.1.9.
Dampak Obesitas
Komplikasi obesitas
Kolelitiasis, pancreatitis,hernia abdomen,GERD.
Metabolic syndrome, resistensi insulin, toleransi
endokrin
Kardiovaskuler
ovarium polikistik.
Hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung
kongestif, aritmia, cor pulmonale, stroke iskemik,
Respirasi
Musculoskeletal
Ginekologi
Genitourinaria
Opthamologi
Neurologi
Kanker
cerebri)
Esophagus,
kolon,
empedu,
prostat,
payudara,
25
diet
untuk
pengaturan
mempertahankan
keadaan
menguruskan
makanan
gizi
yang
tubuh,
kemudian
yang
sesuai
untuk
ideal
sesuai
dengan
dan
memiliki
efek
serotonergik
agonis
(Soetjiningsih, 2013).
Obat lain, adalah orlistat (xenidal) merupakan inhibitor yang poten
dari pankreatik/lipase intestinal, sehingga akan meningkatkan
jumlah lemak yang keluar lewat feses. Penggunaan orlistat
dianjurkan tidak lebih dari 12 bulan. Efek samping terutama terkait
dengan masalah gastrointestinal, seperti nyeri abdomen, flatus,
borborygmi, dan olly spotting (Soetjiningsih, 2013).
26
Genetik
Jenis
kelamin
Obat-obatan
Pskilogis
Gangguan
hormonal
Pendapatan orang tua
27
Pengeluaran
energi
Masukan energi
Lipogenesis
dan lipolisis
Prevalensi
Risiko komplikasi
kesehatan
2.3
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas pada
Mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah
28
Ho: Tidak ada hubungan antara genetik dengan obesitas pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Angkatan
2011-2014.
Ho: Tidak ada hubungan antara pola makan dengan obesitas pada
Mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah
BAB III
METODE PENELITIAN
29
30
31
32
Berdasarkan
persamaan
2011,2012,2013,2014
tersebut,
di
pada
fakultas
mahasiswa
kedokteran
angkatan
universitas
Angkatan
Jumlah
Jumlah
1.
2.
3.
4.
2011
2012
2013
2014
populasi
63
69
89
91
Sampel
45
49
63
65
33
3. Pola Makan
4. Aktivits Fisik
3.5.
Definisi Operasional
Batasan dalam istilah yang operasional untuk semua variabel yang ada
dalam penelitian adalah sebagai berikut.
Suatu
Alat ukur
Angket
Cara ukur
Diukur
Hasil
ukur
dengan 1. Laki-laki
individu
berdasarkan
angket
ciri kelamin
telah diisi
Skala
Nominal
yang
laki-laki
atau
2. Obesitas
perempuan
Obesitas
Timbangan
Diukur dengan
adalah
dan
menggunakan
> 25,00
mahasiswa
meteran
metode
kg/m2
yang
antropometri
memiliki
berdasarkan
berat badan
imt
2.tidak
obesitas
=< 25,00
kg/m2
>25,00
3. Genetik
1.obesitas =
kg/m2.
Riwayat
Angket BB Diukur
1. Ya
keluarga
dan
2. Tidak
obesitas
ayah
menghitung
yang
ibuimt
dari
TB dengan
diturunkan
yang
oleh
diisi
tua
orang
angket
telah
berdasarkan
Nominal
34
4. Pola
makan
mahasiswa
riwayat
Kebiasaan
Angket
obesitas
Angket pola
mengkonsu
kebiasaan
makan berisi
berpola
msi
makan
18 soal
makan
makanan
dengan nilai
dengan
berbeda.
indikator
Untuk soal 1-
kebiasaan
3 bernilai 4,
sarapan,
soal 4-13
frekuensi
bernilai 3, dan
makan,
soal 14-18
makan juck
bernilai 2.
food,
jajan
Dengan total
di kampus,
nilai adalah
makan
camilan saat
dari penilaian
menonton
angket subjek.
1. Tidak
Ordinal
80%
2. Berpola
makan
baik, skor
80 %
tv,
mengonsum
si buah dan
.
sayur
Aktivitas Suatu
Angket
Angket
fisik
aktivitas
aktivitas.fisik
ingan 75%
selama 24 jam
waktu
, 12 jam
digunakan
energi yang
waktu kuliah
duduk/berd
dilakukan
dan 12 jam
iri,
oleh
waktu libur
waktu
mahasiswa
Hasil total
untuk
dari penilaian
aktivitas
aktivitas
fisik
atau fisik 24
keluaran
Jam
1.
R Ordinal
25%
35
angket subjek.
tertentu
2.
S
edang 40%
waktu
digunakan
duduk/berd
iri,
60%
waktu
untuk
aktivitas
tertentu
3.
B
erat Ringan
25% waktu
digunakan
duduk/berd
iri,75%
waktu
untuk
aktivitas
tertentu
3.6.
36
Analisis Bivariat
37
6.
Gambaran
karakteristik
Mahasiswa
Fakultas
Kedokteran
Jumlah
Presentase(%)
2. Perempuan
Total
Tabel 7. Gambaran Genetik Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang
Variabel
Genetik
1. Ya
Jumlah
Presentase(%)
2. Tidak
Total
Berpola
baik
Total
makan
Jumlah
Presentase(%)
38
Jumlah
Presentase(%)
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
Total
Rencana penyajian Bivariat
Tabel 10. Tabulasi silang karakteristik Mahasiswa dengan kejadian
obesitas
Karekteristik
mahasiswa
Status Obesitas
Obesitas
Tidak
Total
Obesitas
Jenis kelamin
1.
Laki-laki
2.
Perempuan
Total
Tabel 11. Tabulasi silang genetika dengan obesitas
Genetik
Status Obesitas
Obesitas
1.
Ya
2.
Tidak
Tidak Obesitas
Total
Total
Tabel 12. . Tabulasi silang pola makan dengan kejadian obesitas
Pola Makan
Status Obesitas
Obesitas
Tidak
Obesitas
Total
39
1.
Kurang baik
2.
Baik
Total
Tabel 13. Tabulasi aktivitas fisik dengan kejadian obesitas
Aktivitas fisik
Status Obesitas
Obesitas
Tidak
Total
Obesitas
1.
Ringan
2.
Sedang
3.
Berat
Total
3.8.
Alur Penelitian
Kriteria Inklusi
dan Eksklusi
Infomed
concent
Pengukuran Berat
badan dan tinggi
badan
Pengisian
angket
Jenis
Kelamin
Genetik
Pola
Makan
Aktivitas
Fisik
Obesitas
Tidak
Obesitas
40
Pengumpulan data
Hasil penelitian
Gambar 4. Alur penelitian hubungan faktor-faktor penyebab kejadian obesitas dengan jenis
kelamin, pola makn, genetik dan aktivitas fisik pada Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2011-2014
Di Universitas Muhhamdiyah Palembng.
skripsi
Rencana
Kegiatan
Pengajuan dan
Persetujuan
Judul Skripsi
Penentuan
Pembimbing
dan Penguji
Bulan
Juli
Agus
t
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
41
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Pengambilan
dan Pengolahan
Data
Penyusunan
Laporan Skripsi
Sidang Skripsi
3.10.
Anggaran
Penelitian ini akan membutuhkan sejumlah biaya demi kelancaran
: Rp
64.000,00
b) Pencetakan
: Rp
25.000,00
: Rp
25.000,00
: Rp
50.000,00
: Rp
32.000,00
c) Biaya Internet
b. Seminar Proposal
a) Kertas HVS A4 70 gram 1 rim
b) Pencetakan
: Rp
25.000,00
: Rp
25.000,00
: Rp
9.000,00
: Rp
21.000,00
: Rp.
220.000,00
: Rp
220.000,00
c. Penelitian
d. Penyusunan Laporan
42
Rp115.000,00
b) Pencetakan
: Rp
50.000,00
: Rp
25.000,00
: Rp
21.000,00
: Rp
350.000,00
e) Transportasi
: Rp
100.000,00
: Rp.
400.000,00
Total Pengeluaran
: Rp 1.777.000,00