Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Superkonduktor belakangan ini menjadi topik pembicaraan dan penelitian yang paling
populer. Superkonduktor menjanjikan banyak hal bagi kita, misalnya transmisi listrik
yang efisien (tak ada lagi kehilangan energi selama transmisi). Memang saat ini
penggunaam
superkonduktor
belum
praktis,
dikarenakan
masalah
perlunya
Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan dibawah suatu
nilai suhu tertentu. Suatu superkonduktor dapat saja berupa suatu konduktor,
semikonduktor ataupun suatu insulator pada keadaan ruang, suhu dimana terjadi
perubahan sifat konduktivitas menjadi superkonduktor disebut dengan temperatur kritis
(Tc).
Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa kehilangan energi.
Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu kumparan superkonduktor
dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian mencabut sumber arusnya lalu mengukur
arusnya satu tahun kemudian ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini
kemudian oleh Onnes diberi nama superkondutivitas. Atas penemuannya itu, Onnes
dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1913.
Penemuan lainnya yang berkaitan dengan superkonduktor terjadi pada tahun 1933.
Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu superkonduktor
akan menolak medan magnet. Sebagaimana diketahui, apabila suatu konduktor
digerakkan dalam medan magnet, suatu arus induksi akan mengalir dalam konduktor
tersebut. Prinsip inilah yang kemudian diterapkan dalam generator. Akan tetapi, dalam
superkonduktor arus yang dihasilkan tepat berlawanan dengan medan tersebut sehingga
medan tersebut tidak dapat menembus material superkonduktor tersebut. Hal ini akan
menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah
diamagnetisme dan efek ini kemudian dikenal dengan efek Meissner. Efek Meissner ini
sedemikian kuatnya sehingga sebuah magnet dapat melayang karena ditolak oleh
superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan
magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan material akan
kehilangan sifat superkonduktivitasnya.
Pada tahun 1986 terjadi sebuah terobosan baru di bidang superkonduktivitas. Alex
Mller and Georg Bednorz, peneliti di Laboratorium Riset IBM di Rschlikon,
Switzerland berhasil membuat suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum,
Barium, Tembaga, dan Oksigen yang bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada
waktu itu, 30 K. Penemuan ini menjadi spektakuler karena keramik selama ini dikenal
sebagai isolator. Keramik tidak menghantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang.
Hal ini menyebabkan para peneliti pada waktu itu tidak memperhitungkan bahwa
keramik dapat menjadi superkonduktor. Penemuan ini membuat keduanya diberi
penghargaan hadiah Nobel setahun kemudian.
Penemuan demi penemuan dibidang superkonduktor kini masih saja dilakukan oleh
para peneliti di dunia. Penemuan lainnya yang juga fenomenal adalah berhasil
disintesanya suatu bahan organik yang bersifat superkonduktor, yaitu (TMTSF)2PF6.
Titik kritis senyawa organik ini masih sangat rendah yaitu 1,2 K.
Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat superkonduktor pada
suhu 90 K. Penemuan ini menjadi penting karena dengan demikian dapat digunakan
nitrogen cair sebagai pendinginnya. Karena suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan
material superkonduktor yang lain, maka material-material tersebut diberi nama
superkonduktor suhu tinggi.Suhu tertinggi suatu bahan menjadi superkonduktor hingga
saat ini adalah 138 K, yaitu untuk suatu bahan yang memiliki rumus
Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33.
Superkonduktor kini telah banyak digunakan dalam berbagai bidang. Hambatan tidak
disukai karena dengan adanya hambatan maka arus akan terbuang menjadi panas.
Apabila hambatan menjadi nol, maka tidak ada energi yang hilang pada saat arus
mengalir. Penggunaan superkonduktor dibidang transportasi memanfaatkan efek
Meissner, yaitu pengangkatan magnet oleh superkonduktor. Hal ini diterapkan pada
kereta api supercepat di Jepang yang diberi nama The Yamanashi MLX01 MagLev
train. Kereta api ini melayang diatas magnet superkonduktor. Dengan melayang, maka
gesekan antara roda dengan rel dapat dihilangkan dan akibatnya kereta dapat berjalan
dengan sangat cepat, 343 mph atau sekitar 550 km/jam.
Penggunaan superkonduktor yang sangat luas tentu saja dibidang listrik. Generator
yang dibuat dari superkonduktor memiliki efisiensi sebesar 99 an ukurannya jauh lebih
kecil dibandingkan dengan generator yang menggunakan kawat tembaga. Suatu
perusahaan amerika, American Superconductor Corp. diminta untuk memasang suatu
sistem penstabil listrik yang diberi nama Distributed Superconducting Magnetic
Energy Storage System (D-SMES). Satu unit D-SMES dapat menyimpan energi listrik
sebesar 3 juta Watt yang dapat digunakan untuk menstabilkan listrik apabila terjadi
gangguan listrik. Untuk transmisi listrik, pemerintah Amerika Serikat dan Jepang
berencana untuk menggunakan kabel superkonduktor dengan pendingin nitrogen untuk
menggantikan kabel listrik bawah tanah yang terbuat dari tembaga. Dengan
menggunakan kabel superkonduktor, arus yang dapat ditransmisikan akan jauh
meningkat. 250 pon kabel superkonduktor dapat menggantikan 18.000 pon kabel
tembaga mengakibat efisiensi sebesar 7000 ari segi tempat.
Berdasarkan
perkiraan
yang
kasar,
perdagangan
superkonduktor
di
dunia
diproyeksikan untuk berkembang senilai $90 trilyun pada tahun 2010 dan $200 trilyun
pada tahun 2020. Perkiraan ini tentu saja didasarkan pada asumsi pertumbuhan yang
linear. Apabila superkonduktor baru dengan suhu kritis yang lebih tinggi telah
ditemukan, pertumbuhan dibidang superkonduktor akan terjadi secara luar biasa.
1.2 Superkonduktivitas
Superkonduktivias adalah sebuah fenomena yang terjadi dalam beberapa material pada
suhu rendah, dicirikan dengan ketiadaan hambatan listrik dan "dampin" dari medan
magnetik interior (efek Meissner). Superkonduktivitas adalah sebuah fenomena
mekanika-kuantum yang berbeda dari konduktivitas sempurna.
disebut superkonduktor suhu-tinggi superkonduk pada suhu yang jauh lebih tinggi dari
yang dimungkinkan menurut teori konvensional (meskipun masih jauh di bawah suhu
ruangan.) Sekarang ini tidak ada teori lengkap tentang superkonduktivitas suhu-tinggi.
Superkonduktivitas tidak terjadi dalam logam mulia seperti emas dan perak, atau di
banyak logam ferromagnetik, meskipun ada beberapa material menampilkan baik
superkonduktivitas dan ferromagnetisme telah ditemukan tahun-tahun belakangan ini.
Superkonduktor, material yang tidak punya resistansi terhadap aliran listrik, adalah
salah satu penemuan terbesar yang terakhir dalam sejarah penemuan ilmiah. Teori yang
menjelaskan perilaku superkonduktor adalah konstan setelah diteliti. Pada tahun 1911,
ahli ilmu fisika Belanda Heike Kamerlingh Onnes, Universitas Leyden, mengamati
superkonduktivitas yang pertama kali pada mercury. Ketika ia mendinginkannya pada
temperatur helium cair, 4 derajat Kelvin (-452F, -269C),resistansinya tiba-tiba
menghilang. Skala
temperatur. Peristiwa ini merupakan hal yang penting bagi Onnes untuk membuktikan
bahwa superkonduktivitas dapat terjadi pada suhu 4 derajat Kelvin. Pada tahun 1913, ia
memenangkan Hadiah Nobel di dalam bidang ilmu fisika karena hasil percobaannya
tersebut.
Peristiwa besar yang berikutnya, pada tahun 1933, para peneliti mencoba memahami
lebih lanjut tentang penelitian Onnes pada suhu dingin yang ekstrim. Peneliti Jerman
Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu superkonduktor
material akan menolak suatu medan magnet. Suatu magnet yang bergerak di dalam
suatu konduktor mempengaruhi konduktor tersebut. Ini adalah prinsip bagaimana
pembangkit listrik beroperasi. Tetapi, di dalam suatu superkonduktor, arus induksi yang
mencerminkan bidang tersebut apabila tidak menembus material superkonduktor dapat
menyebabkan magnet berbalik arah. Peristiwa ini dikenal sebagai diamagnetisme kuat
dan hari ini sering dikenal sebagai " Efek Meissner" ( suatu eponym). Efek Meissner
menjadi sangat kuat apabila sebuah magnit dapat bergerak bebas di atas suatu material
superkonduktor.
Dalam sejarah lain tentang metal superkonduktor, campuran logam dan sejenisnya telah
ditemukan. Pada tahun 1941, niobium-nitride telah ditemukan untuk superkonduktor
pada suhu 16 derajat Kelvin. Tahun 1953, vanadium-silicon menunjukkan kelebihan
superkonduktif pada suhu 17.5 derajat Kelvin. Dan, pada tahun 1962, para ilmuwan di
Westinghouse mengembangkan lebih dulu secara komersil kawat superkonduktor, yaitu
suatu campuran logam niobium dan titanium ( Nbti). High-Energy, Particle-Accelerator
Elektromagnet dibuat dari copper-clad niobium-titanium yang kemudian dikembangkan
di 1960s di Rutherford-Appleton Laboratorium, Inggris, dan yang pertama kali di
ujicobakan adalah kecepatan pedal superkonduktor di Fermilab Tevatron, AS, tahun
1987.
Pemahaman tentang superkonduktor diperkenalkan lagi pada tahun 1957 oleh ahli ilmu
fisika Amerika Yohanes Bardeen, Leon Cooper, dan Yohanes Schrieffer. Teori
superkonduktor mereka kemudian dikenal dengan nama BCS Theory - yang diperoleh
dari permulaan nama terakhir mereka- dan memenangkan hadiah Nobel pada tahun
1972. BCS teori menerangkan superkonduktor pada temperatur dekat dengan absolut
nol untuk unsur-unsur dan campuran logam sederhana. Bagaimanapun, pada temperatur
lebih tinggi dan dengan sistem superkonduktor berbeda, teori BCS tidak cukup
menjelaskan fenomena padasuhu yang lebih tinggi.
Kemajuan teoritis penting lain datang pada 1962 ketika Brian D. Josephson, seorang
mahasiswa lulusan Cambridge University, meramalkan bahwa arus akan mengalir
diantara 2 material superkonduktor. bahkan ketika mereka dipisahkan oleh suatu bahan
yang bersifat isolastor. Ramalannya kemudiannya ditetapkan dan memenangkan dia
penghargaan Hadiah Nobel dalam Ilmu fisika pada tahun 1973. Peristiwa ini dikenal
sebagai " Efek Josephson" dan telah diaplikasikan bagi alat elektronik seperti SQUID,
suatu instrumen yang mampu mendeteksi medan magnet yang paling lemah. ( Di bawah
SQUID Disain Kuantum kehormatan grafis.)
SQUID
tahun 1980 adalah suatu dekade keemasan penemuan di bidang superkonduktor. Pada
1964 Bill Little dari Stanford University mengusulkan kemungkinan pembuatan dahan
superkonduktor organik. Yang sukses diimplementasikan pada tahun 1980 oleh Peneliti
Denmark Klaus Bechgaard dari Universitas Copenhagen dengan 3 anggota dari
Perancis. Nama bahan itu adalah (TMTSF)2PF6, yang harus didinginkan pada suhu
1.2K temperatur transisi (dikenal sebagai Tc) dan harus menggunakan suhu tinggi agar
dapatberfunsi sebagai superkonduktor.
Kemudian, di pada 1986, suatu penemuan terobosan telah dibuat dalam bidang
superkonduktor. Alex Mller dan Georg Bednorz, peneliti di Laboratorium Riset IBM
di Rschlikon, Switzerland, menciptakan suatu keramik campuran yang dapat
menghantarkan pada temperatur yang paling tinggi : 30 K. Penemuan ini yang sangat
luar biasa karena keramik secara normal bahan isolasi. Mereka bukan penghantar listrik
yang baik. Maka, peneliti tidak mempertimbangkan merka sebagai high-temperature
superkonduktor yang mungkin dapat diteliti lebih lanjut. Lanthanum, Barium, Tembaga
dicampur Oksigen oleh Mller dan Bednorz, yang yang disatukan dengan cara yang
tidak lazim. Tetapi penemuan pertama ini untuk superconducting copper-oxides
(cuprates) memenangkan yang 2 hadiah Nobel pada tahun yang berikutnya. Setelah itu,
ditemukan sejumlah material yang benar-benar superconducting pada suhu 58 K.
Penemuan Mller dan Bednorz mencetuskan suatu gagasan baru dalam bidang kesuperkonduktoran. Peneliti di seluruh bumi mulai mengolah keramik dengan seluruh
kemungkinannya untuk mendapatkan bahan dengan Tc yanglebih tinggi. Pada bulan
Januari 1987 suatu kelompok riset di Universitas Alabama-Huntsville mengganti
Lanthanum dengan Yttrium pada Mller dan Bednorz Molekul dan mencapai suhu yang
tidak masuk akal, yaitu 92 K Tc. material ini dikenal sebagai YBCO telah ditemukan
akan menghantarkan listrik pada temperatur lebih hangat dibanding nitrogen cair.
Seiring bertambahnya waktu, pembuatan superkonduktor dengan bahan yang
eksotisbahkan juga bahan yang beracun. Contohnya pada unsur-unsur di dalam dasar
perovskit ceramic. Standard yang sekarang tentang ceramic superkonduktor dengan
temperatur transisi yang paling tinggi adalah mercuric-cuprates. Sintesis pertama
tentang campuran ini ditemukan tahun 1993 oleh Guru besar Dr. Ulker Onbasli di
Universitas Colorado dan oleh kelompok peneliti A. Schilling, M. Cantoni, J. D. Guo,
dan H. R. Ott Zurich, di Switzerland.
Rekor dunia dengan Tc 138 K kini dipegang oleh thallium-doped, mercuric-cuprate
yang terdiri atas unsur-unsur Mercury, Thallium, Barium, Zat kapur, Tembaga Dan
Oksigen. Tc dari ceramic superkonduktor telah ditetapkan oleh Dr. Ron Goldfarb di
institut Standard Dan Technology, Colorado pada Februari 1994.
Selagi tidak ada kemajuan penting dalam bidang superkonduktor dalam beberapa tahun
terakhir, penemuan yang sama pentingnya ditemukan. Pada 1997 peneliti menemukan
bahwa pada suatu temperatur sangat dekat absolut nol suatu campuran logam emas dan
indium adalah suatu superkonduktor dan suatu magnet alami. Sejakdaridulu, bahan
seperti itu tidak pernah ditemukan. Sejak itu hampir setengah lusin bahan dengan sifat
seperti itu ditemukan. Beberapa tahun terakhir, telah ditemukan high-temperature
superkonduktor yang pertama yang tidak berisi tembaga (2000), dan all-metal
superconductor perovskit yang pertama ( 2001).
Juga pada 2001 suatu material dalam rak laboratorium untuk selama beberapa dekade
ditemukan untuk menjadi suatu superkonduktor baru yang luar biasa. Peneliti Jepang
mengukur temperatur transisi magnesium diboride pada 39 K - jauh di atas harga Tc
yang paling tinggi sejak pertama kali superkonduktor ditemukan. Selagi suhu 39 K
adalah suhu yang termasuk hangat dalam superkonduktor, maka bahan Mgb2 dibuat
bagi penggunaannya dalam aplikasi industri. Laboratorium Pengujian telah menemukan
performa Mgb2 lebih baik daripada NbTi Dan Nb3Sn dalam aplikasi medan magnet
tinggi seperti MRI.
BAB II
TIPE SUPERKONDUKTOR
Tipe1 pada kategori superkonduktor sebagian besar terdiri atas batang-batang rel
dan metaloid yang menunjukkan adanya konduktivitas pada suhu kamar. Mereka
memerlukan suhu yang sangat dingin untuk memperlambat getaran molekul sehingga
cukup untuk memindahkan elektron seperti yang diungkapkan dalam BCS teori. BCS teori
menyatakan bahwa elektron bekerja sama "Cooper pair" untuk saling menolong dalam
melewati rintangan molekul- seperti dalam lomba balap mobil dimana mereka saling
drafting satu sama lain agar dapat melaju lebih cepat. Ilmuwan menyebut proses ini
penggabungan phonon-mediated karena bunyi yang dihasilkan oleh fleksibilitas kisi-kisi
kristal.
Lead (Pb)
Lanthanum (La)
Tantalum (Ta)
Mercury (Hg)
Tin (Sn)
Indium (In)
Palladium (Pd)*
Chromium (Cr)*
Thallium (Tl)
Rhenium (Re)
Protactinium (Pa)
Thorium (Th)
Aluminum (Al)
Gallium (Ga)
Molybdenum (Mo)
Zinc (Zn)
Osmium (Os)
Zirconium (Zr)
7.196 K
4.88 K
4.47 K
4.15 K
3.72 K
3.41 K
3.3 K
3K
2.38 K
1.697 K
1.40 K
1.38 K
1.175 K
1.083 K
0.915 K
0.85 K
0.66 K
0.61 K
FCC
HEX
BCC
RHL
TET
TET
(see note 1)
(see note 1)
HEX
HEX
TET
FCC
FCC
ORC
BCC
HEX
HEX
HEX
Americium (Am)
Cadmium (Cd)
Ruthenium (Ru)
Titanium (Ti)
Uranium (U)
Hafnium (Hf)
Iridium (Ir)
Beryllium (Be)
Tungsten (W)
Platinum (Pt)*
Rhodium (Rh)
0.60 K
0.517 K
0.49 K
0.40 K
0.20 K
0.128 K
0.1125 K
0.023 K (SRM 768)
0.0154 K
0.0019 K
0.000325 K
HEX
HEX
HEX
HEX
ORC
HEX
FCC
HEX
BCC
(see note 1)
FCC
Atypical Superconductors
Fullerenes dan ceramic superkonduktor adalah suatu penemuan terbaru. Pada 1985,
professors Robert F. Curl, Jr. and Richard E. Smalley of Rice University in Houston and
Professor Sir Harold W. Kroto of the University of Sussex in Brighton, England secara
kebetulan menemukan bahan ini. Penemuan superconducting logam alkali fullerides
muncul pada tahun 1991 ketika Robert Haddon Dan Laboratorium Bel mengumumkan
bahwa K3C60 telah ditemukan menjadi baha nsuperkonduktor pada suhu 18 K.
Karbon murni yang tidak berbentuk bola seperti Fullernes ditemukan pada April
2001, Peneliti Cina di Hong Kong University menemukan 1-dimensional superkonduktansi
di dalam single-walled carbon nanotubes di suhu sekitar 15 K. Pada februari 2006, Ahli
fisika di Jepang menunjukkan non-aligned, multi-walled carbon nanotubes
menjadi
Organik Superkonduktor terdiri dari suatu donor elektron (planar molekul organik)
dan suatu akseptor elektron ( suatu anion tidak organik). Beberapa contoh superkonduktor
organik :
(TMTSF)2ClO4
[tetramethyltetraselenafulvalene + acceptor]
(BETS)2GaCl4
[bis(ethylenedithio)tetraselenafulvalene + acceptor]
(BEDO-TTF)2ReO4H2O
[bis(ethylenedioxy)tetrathiafulvalene + acceptor]
BAB III
KEGUNAAN SUPERKONDUKTOR
dapat ditampilkan oleh komputer. Magnetic Resonance Imaging (MRI) ditemukan pada
pertengahan 1940. Tetapi uji coba MRI pertama klai tidak dilakukan sampai 3 Juli 1977.
dan pada waktu itu, untuk mengambil gambar dibutuhkan waktu hampir lima jam. Tetapi
dengan berkembangnya komputer sekarang, pemrosesan gambar menjadi lebih cepat.
Aplikasi
ideal
untuk
mengoptimalkan
fungsi
superkonduktor
adalah
menggunakannya untuk transmisi daya listrik di kota-kota. Pada bulan Mei 2001 sekitar
150,000 penduduk Copenhagen, Denmark, menerima listrik mereka melalui HTS (hightemperature superconducting) material.hal ini dilakukan sebagai uji coba. Kabelnya hanya
memiliki panjang 30 meter, Tetapi membuktikan cukup untuk menguji transimi daya agar
sampai ke tujuan. Pada musim panas 2001 Pirelli menyelesaikan instalasi tiga 400-foot
HTS kabel untuk Detroit Edison di Frisbie yang mampu mengirimkan 100 juta watt daya.
Hal ini sebagai penanda bahwa daya dapat dikirimkan secara komersil lewat HTS untuk
pertama kali. Kemudian IGC-SUPERPOWER bergabung dengan BOC dan Sumitomo
elektris dalam proyel senilai $26 juta untuk pemasangan HTS kabel listrik dalam tanah
untuk wilayah Albania, New York. Kabel Sumitomo DI-BSCCO telah digunakan dalam
proyek demonstrasi kabel listrik yang pertama yang disponsori oleh Departemen Energi
Dan Riset Energi New York & Otoritas Pengembangan. Setelah penghubungan kabel
suksesdilakukan pada Juli 2006, kabel DI-BSCCO menyediakan kabel untuk sekitar
70,000 rumah tangga dan hasilnya adalah tanpa permasalahan. Tetapi semuanya masih
dalam tahap uji coba yang akan selesai dalam kurun waktu 2007-2008
The National Science Foundation, bersama dengan NASA dan DARPA dan
berbagai universitas, sedang meneliti "petaflop" komputer. Petaflop adalah ratusan juta
trilyun operasi per detik. Komputasi paling cepat masa kini hanya mencapai "teraflop"
kecepatan untuk trilyun operasi per detik. Sekarang ini yang paling cepat adalah IBM
Gene/L Biru Komputer dengan kecepatan 280.6 teraflops per detik (CPU yang lebih
darisatu). Sedangkan pengolah tunggal yang paling cepat adalah Lenslet Optical DSP
dengan kecepatan 8 teraflops. TRW researchers (sekarang Northrop Grumman) sudah
mengukur ini lebih lanjut dengan penggambaran kesimpulan bahwa 100 milyar Josephson
Simpangan pada 4000 mikro prosesor diperlukan untuk mencapai kecepatan 32 petabits
perdetik. Josephson Simpangan ini disatukan ke dalam transistor efek medan (FET) yang
kemudian menjadi bagian dari sirkuit logika dalam prosesor. Yang baru-baru ini telah
dipertunjukkan di Weizmann Institute di Israel bahwa medan magnet yang kecil yang
berpenetrasi pada Tipe2 superkonduktor dapat digunakan untuk menyimpan dan mendapat
kembali informasi digital. Sehingga para ahli menyimpulkan bahwa komputer pada
masadepannya nanti akan terbuatdari superkonduktor-superkonduktor. Banyak teknologi
yang akan mengaplikasikannya, seperti kuantum (DELTT) transistor, high-density
molecule-scale processors, dan DNA-based processing juga mempunyai potensi untuk
mencapai petaflop benchmarks.
microwave
antena
yang
pertama.
Mereka
menyatakan
bahwa
superconducting karbon nanotubes dapat menjadi nano-antenna yang ideal untuk highgigahertz dan terahertz frekwensi.
Penggunaan lain superkonduktor pada bidang pelestarian alam adalah dalam bidang
Pengurangan emisi green-house gas (GHG). Hal ini sudah menjadi suatu isu yang hanget
sejak Kyoto Protocol yang membutuhkan the European Union (EU) untuk mengurangi
emisinya sebesar 8% yang teritung dari 1990 sampai dengan 2012. Ahli ilmu fisika di
Negara Finlandia sudah menghitung bahwaEU bisa mengurangi emisi gas asam-arang
samapi dengan nilai 53 juta ton jika high-temperature superconduktor digunakan dalam
pembangkit listrik.
BAB IV
PERKEMBANGAN SUPERKONDUKTOR
kekurangan dari efek yang ditimbulkan. Karena Silicon secara normal sulit untuk
memasukkan unsur pencemaran atau ketidakmurnian kedalam strukturnya, mereka harus
lebih dulu melakukan sebuah metode bertenaga yang disebut "gas immersion laser doping"
yang secara berulang-ulang melelehkan dan mendinginkan lapisan tipis silicon dengan
menggunakan laser denyut. Selama dalam tahap pencairan, atom dari borium berhamburan
ke dalam film tetap d isana sampai mengeras kembali, yang akhirnya menggantikan
sampai dengan 9% atom Siliconnya. Peneliti menemukan bahwa dibawah temperatur 0.35
K, Silicon yang dicemari dengan sangat keras ini menjadi superkonduktor.
BAB V
KESIMPULAN
Hambatan elektris di dalam metal muncul karena elektron yang menyebar pada zat padat
berhamburan karena deviasi dari translational simetri sempurna. Yang ini dihasilkan juga
tidak oleh ketidakmurnian (Menimbulkan peningkatan suhu mandiri sampai terjadi
resistansi) atau fonon -getaran ke kisi- pada suatu zat padat.
Dalam suatu superkonduktor di bawah temperatur transisinya (Tc), tidak ada resistansi
karena ini mekanisme penyebaran tidak mampu untuk menghalangi gerakan arus
pengangkut. Arus dibawa dalam kelas superkonduktor dengan sepasang elektron yang
dikenal sebagai Cooper Pairs.
Hal yang perlu digasris bawahi adalah bahwa dibawah Tc, energi ikat sepasang elektron
menyebabkan pembukaan suatu gap pada spektrum energi Ef (Tenaga Fermi - tingkatan
yang paling tinggi pada zat padat), memisahkan bagian yang berpasangan dengan bagian
yang tunggal. Ukuran Cooper Pair ditentukan oleh panjang koherens yang bernilai secara
khas 1000 (meskipun dapat sekecil 30 pada oksida tembaga). Ruang yang ditempati
oleh satu pasangan berisi banyak pasangan yang lain, yang menciptakan saling
ketergantungan.
Tetapi energi panas tidak cukup untuk memisahkan pasangan itu, dengan membalikkan
arah perjalanan satu elektron pada pasangan memerlukan pemisahan pasangan dan
pasangan yang lain sesuai dengan BCS wavefunction. Dengan begitu arusyang lewat
sekarang tidak dihalangi.
BCS teori dapat diaplikasikan secara langsung pada superkonduktor seperti Nb3Ge (Tc=
23K) dimana elektron-elektronnya terikat bersama-sama oleh interaksi mereka dengan
getaran mendasari kisi-kisi: satu elktron pada pasangan mempolarisasikan kisi-kisi dengan
menarik nucleus ke arahnya, meninggalkan suatu daerah muatan positif berlebihan (suatu
sumbu potensial) menuju tempatelektron kedua ditarik - nucleus yang bermuatan positif
menengahi interaksi antara electron-electron yang bermuatan negatif tersebut.
Hanya elektron pada frekuensi vibrational Ef yang dapat dipasangkan dengan cara
interaksi seperti itu, sehingga menyebabkan hanya sedikit elektron yang dapat berubah
menjadi sperkonduktor.
DAFTAR PUSTAKA
http://physicsweb.org/articles/news/10/11/19/1
http://www.superconductors.org/Type1.htm
http://www.superconductors.org/History.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Superkonduktivitas
http://www.ornl.gov/info/reports/m/ornlm3063r1/pt1.html
Kompas (25 Januari 2002)
MENGENAL SUPERKONDUKTOR
KELOMPOK 7 :
Christian Jonathan (0510630026)
Yusuf Faris (0510630107)
Bagus Royan (0510633014)
Sandytria Bagus (0510633073)
Alfian Yuda (0510633002)
Galih Hatiyanto (0510633035)