You are on page 1of 13

Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

by Science and Technology Studies on Thursday, June 23, 2011 at 10:05am

Definisi Tekanan Darah Tinggi


Tekanan darah tinggi atau hipertensi berarti tekanan tinggi didalam arteri-arteri. Arteriarteri adalah pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah dari jantung yang memompa
ke seluruh jaringan dan organ-organ tubuh. Tekanan darah tinggi bukan berarti tegangan
emosi yang berlebihan, walaupun tegangan emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan
darah untuk semenatara. Tekanan darah normal adalah dibawah 120/80; tekanan darah
antara 120/80 dan 139/89 disebut "pra-hipertensi" ("pre-hypertension"), dan suatu
tekanan darah dari 140/90 atau diatasnya dianggap tinggi.

Angka yang diatas, tekanan darah sistolik, berhubungan dengan tekanan didalam arteri
ketika jantung berkontraksi dan memompa darah maju kedalam arteri-arteri. Angka yang
dibawah, tekanan diastolik, mewakili tekanan didalam arteri-arteri ketika jantung istirahat
(relax) setelah kontraksi. Tekanan diastolik mencerminkan tekanan paling rendah yang
dihadapkan pada arteri-arteri.

Suatu peningkatan dari tekanan darah sistolik dan/atau diastolik meningkatkan risiko
mengembangkan penyakit jantung (cardiac), penyakit ginjal (renal), pengerasan dari
arteri-arteri (atherosclerosis atau arteriosclerosis), kerusakan mata, dan stroke (kerusakan
otak). Komplikasi-komplikasi dari hipertensi ini sering dirujuk sebagai kerusakan akhir
organ karena kerusakan pada organ-organ ini adalah hasil akhir dari tekanan darah tinggi
kronis. Untuk sebab itu, diagnose tekanan darah tinggi sangat penting sehingga usahausaha dapat dibuat untuk membuat tekanan darah menjadi normal dan mencegah
komplikasi-komplikasi.

Pada awalnya diperkirakan bahwa kenaikan-kenaikan pada tekanan darah diastolik


adalah suatu faktor risiko yang lebih penting daripada peningkatan-peningkatan sistolik,
namun sekarang diketahui bahwa pada orang-orang yang berumur 50 tahun atau lebih
hipertensi sistolik mewakili suatu risiko yang lebih besar.

Mempengaruhi hampir satu dari empat orang dewasa di Amerika, hipertensi ternyata
adalah suatu persoalan kesehatan publik yang utama.

Mengukur Tekanan Darah


Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut sphygmomanometer.
Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan, dan sebuah
manset dari karet. Alat ini mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut milimeter air
raksa (mm Hg).

Manset ditaruh mengelilingi lengan atas dan dipompa dengan sebuah pompa udara
sampai dengan tekanan yang menghalangi aliran darah di arteri utama (brachial artery)
yang berjalan melalui lengan. Lengan kemudian di taruh disamping badan pada
ketinggian dari jantung, dan tekanan dari manset pada lengan dilepaskan secara
berangsur-angsur. Ketika tekanan didalam manset berkurang, seorang dokter mendengar
dengan stetoskop melalui arteri pada bagian depan dari sikut. Tekanan pada mana dokter
pertama kali mendengar denyutan dari arteri adalah tekanan sistolik (angka yang diatas).
Ketika tekanan manset berkurang lebih jauh, tekanan pada mana denyutan akhirnya
berhenti adalah tekanan diastolik (angka yang dibawah).

Menentukan Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor, jadi adalah penting untuk
menstandardisasikan lingkungannya ketika mengukur tekanan darah. Untuk paling
sedikit satu jam sebelum tekanan darah diukur, hindari makan, latihan berat (yang dapat
menurunkan tekanan darah), merokok, dan minum kopi. Stres-stres yang lain dapat
merubah tekanan darah dan perlu dipertimbangkan ketika tekanan darah diukur.

Meskipun demikian kebanyakan perusahaan-perusahaan asuransi mempertimbangkan


tekanan darah tinggi adalah 140/90 dan lebih tinggi untuk populasi umum, tingkat-tingkat
ini mungkin bukan patokan yang sesuai untuk semua individu. Banyak ahli-ahli pada
bidang hipertensi memandang tingkat-tingkat tekanan darah sebagai suatu batasan, dari
tingkat-tingkat rendah ke tingkat-tingkat yang lebih tinggi. Batasan seperti ini
menyiratkan tidak ada patokan yang jelas atau yang tepat untuk memisahkan tekanan
darah normal dari tekanan darah tinggi. Individu-individu dengan apa yang disebut prahipertensi (didefinisikan sebagai suatu tekanan darah antara 120/80 dan 139/89) mungkin

mendapat manfaat dari penurunan tekanan darah dengan memodifikasi gaya hidup dan
mungkin obat-obatan terutama jika ada faktor-faktor risiko lainnya terhadap kerusakan
akhir organ seperti diabetes atau penyakit ginjal.

Untuk beberapa orang, pembacaan tekanan darah lebih rendah dari 140/90 mungkin
adalah suatu patokan normal yang sesuai. Sebagai contoh, pada situasi-situasi tertentu,
seperti pada pasien-pasien dengan penyakit ginjal kronis yang mengeluarkan
(kehilangan) protein kedalam air seni (proteinuria), tekanan darah idealnya dipertahankan
pada 130/80, atau bahkan lebih rendah. Tujuan dari pengurangan tekanan darah pada
tingkat ini pada pasien-pasien ini adalah untuk memperlambat kemajuan dari kerusakan
ginjal. Pasien-pasien dengan diabetes (diabetes mellitus) dapat juga mendapat manfaat
dari tekanan darah yang dipertahankan pada tingkat yang lebih renah dari 130/80.
Sebagai tambahan, orang-orang Amerika keturunan Afrika, yang mempunyai suatu
peningkatan risiko untuk mengembangkan komplikasi-komplikasi dari hipertensi, dapat
mengurangi risiko ini dengan mengurangi tekanan darah sistolik mereka ke lebih rendah
dari 135 dan tekanan darah diastolik ke 80 mm Hg atau lebih rendah.

Sejalan dengan pemikiran bahwa risiko kerusakan akhir organ dari tekanan darah tinggi
mewakili suatu rangkaian analisa statistik mengungkapkan bahwa mulai dari suatu
tekanan darah 115/75 risiko penyakit cardiovascular berlipat dua dengan setiap kenaikkan
tekanan darah 20/10. Tipe analisa ini telah menjurus pada suatu pemikiran ulang yang
berlanjut mengenai siapa harus dirawat untuk hipertensi, dan apa yang harus menjadi
tujuan-tujuan dari perawatan.

Hipertensi Yang Terisolasi


Ingat bahwa tekanan darah sistolik adalah angka yang diatas pada pembacaan tekanan
darah dan mewakili tekanan didalam arteri-arteri ketika jantung berkontraksi dan
memompa darah kedalam arteri-arteri. Suatu tekanan darah sistolik yang menetap lebih
tinggi dari 140 mm Hg umumnya dipertimbangkan tinggi, terutama ketika dihubungkan
dengan suatu tekanan diastolik yang meningkat (lebih dari 90).

Hipertensi sistolik terisolasi (isolated systolic hypertension), bagaimanapun,


didefinisikan sebagai suatu tekanan sistolik yang berada diatas 140 mm Hg dengan suatu
tekanan diastolik yang masih dibawah 90. Kekacauan ini terutama mempengaruhi orangorang tua dan dikarakteristikkan oleh suatu tekanan denyutan yang meningkat (melebar).
Tekanan denyutan (pulse pressure) adalah selisih antara tekanan darah sistolik dan
diastolik. Suatu peningkatan tekanan sistolik tanpa suatu peningkatan tekanan diastolik,

seperti pada hipertensi sistolik terisolasi (isolated systolic hypertension), oleh karena itu,
meningkatkan tekanan denyutan (pulse pressure). Pengerasan dari arteri-arteri
menyumbang pada pelebaran tekanan denyutan ini.

Pernah dipertimbangkan sebagai tidak berbahaya, suatu tekanan denyutan (pulse


pressure) yang tinggi sekarang dipertimbangkan sebagai suatu pelopor yang penting atau
indikator dari persoalan-persoalan kesehatan dan kerusakan akhir organ yang berpotensi.
Isolated systolic hypertension dihubungkan dengan suatu peningkatan risiko masa depan
dua sampai empat kali dari suatu pembesaran jantung, suatu serangan jantung/heart attack
(myocardial infarction), suatu stroke (kerusakan otak), dan kematian dari suatu penyakit
jantung atau stroke. Studi-studi klinis pada pasien-pasien dengan isolated systolic
hypertension telah mengindikasikan bahwa suatu pengurangan pada tekanan darah
sistolik paling sedikit 20 mm kepada suatu tingkat dibawah 160 mm Hg mengurangi
peningkatan risiko-risiko ini.

Hipertensi Mantel/Jas Putih (White Coat Hypertension)


Suatu pembacaan tekanan darah yang tinggi yang hanya satu kali pada ruang praktek
dokter dapat menyesatkan karena peningkatan ini mungkin hanya sementara saja. Ini
mungkin disebabkan oleh ketakutan pasien yang berhubungan dengan stres pemeriksaan
dan takut bahwa ada sesuatu yang salah dengan kesehatannya. Kunjunga pertama pada
praktek dokter seringkali adalah penyebab dari suatu tekanan darah tingg palsu yang
dapat menghilang dengan tes-tes yang diulang setelah istirahat dan kunjungan-kunjungan
dan pemeriksaan-pemeriksaan tekanan darah berikutnya. Satu dari empat orang yang
dikira mempunyai hipertensi ringan sebenarnya mungkin mempunyai tekanan darah
normal ketika mereka berada diluar praktek dokter. Suatu peningkatan tekanan darah
yang dibaca hanya di praktek dokter disebut hipertensi mantel/jas putih (white coat
hypertension). Namanya menyarankan bahwa mantel/jas putih dokter menginduksi
(mempengaruhi) ketakutan pasien dan suatu peningkatan tekanan darah yang singkat.
Suatu diagnosis dari white coat hypertension dapat menyiratkan bahwa itu bukan suatu
penemuan klinis yang penting atau berbahaya.

Bagaimanapun, kehati-hatian dijamin dalam penaksiran. Suatu peningkatan tekanan


darah yang ditimbulkan oleh stres dan ketakutan pada suatu kunjungan ke dokter tidak
perlu selalu adalah suatu penemuan yang tidak bebbahaya karena stres-stres pada
kehidupan pasien dapat juga menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tidak diukur
secara benar. Memonitor tekanan darah di rumah dengan sphygmomanometer atau alat
monitor ynag terus menerus atau pada apotik dapat membantu mengestimasikan
frekwensi dan konsistensi dari pembacaacn tekanan darah yang lebih tinggi. Sebagai
tambahan, melaksanakan tes-tes yang tepat untuk meneliti suatu komplikasi-komplikasi

apa saja dari hipertensi dapat membantu mengevaluasi pembacaan yang signifikan dari
tekanan darah yang bervariasi.

Hipertensi Perbatasan (Borderline Hypertension)


Borderline hypertension didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang ringan,
pada beberapa waktu lebih tinggi dari 140/90 mm Hg, dan lebih rendah dari itu pada
waktu-waktu lainnya. Seperti pada kasus white coat hypertension, pasien-pasien dengan
borderline hypertension perlu mendapat pengukuran tekanan darahnya pada beberapa
kesempatan-kesempatan dan kerusakan akhir organ diperiksa guna menetapkan apakah
hipertensinya signifikan.

Orang-orang dengan borderline hypertension mungkin mempunyai suatu tendensi untuk


mengembangkan tekanan darah yang menetap atau tekanan darah dengan peningkatanpeningkatan yang lebih tinggi ketika mereka bertambah tua. Mereka mempunyai suatu
peningkatan risiko yang sedang untuk mengembangkan penyakit yang berhubungan
dengan jantung (cardiovascular). Oleh karena itu, bahkan jika hipertensi tidak tampak
signifikan pada awalnya, orang-orang dengan borderline hypertension harus diikuti terus
menerus tekanan darahnya dan dimonitor komplikasi-komplkasi hipertensinya.

Jika selama penelusuran dari seorang pasien dengan borderline hypertension, tekanan
darah menjadi secara menetap lebih tinggi dari 140/90 mm Hg, umumnya suatu
pengobatan anti-hipertensi dimulai. Bahkan jika tekanan diastolik tetap pada tingkat
perbatasan (umumnya dibawah 90 mm Hg namun menetap diatas 85 mm Hg) perawatan
mungkin dimulai pada keadaan-keadaan tertentu.

Penyebab Hipertensi
Ada dua bentuk hipertensi: hipertensi utama (primary hypertension) dan hipertensi
sekunder (secondary hypertension). Hipertensi utama adalah suatu kondisi yang jauh
lebih sering dan meliputi 95% dari hipertensi. Penyebab dari hipertensi utama adalah
berbagai faktor, yaitu, ada beberapa faktor yang efek-efek kombinasinya menyebabkan
hipertensi. Pada hipertensi sekunder (secondary hypertension), yang meliputi 5% dari
hipertensi, hipertensi adalah sekunder pada (disebabkan oleh) suatu kelainan spesifik
pada salah satu organ atau sistim tubuh.

Hipertensi utama mempengaruhi hampir 75 juta penduduk Amerika, namun penyebabpenyebab dasarnya atau kerusakan-kerusakan yang mendasarinya tidak selalu diketahui.
Meskipun demikian, hubungan-hubungan tertentu telah dikenal (diketahui) pada orangorang dengan hipertensi utama. Contohnya, hipertensi utama berkembang hanya pada
kelompok-kelompok atau masyarakat-masyarakat yang mempunyai masukan garam yang
cukup tinggi, melampaui 5.8 grams setiap hari. Faktanya, masukan garam mungkin
adalah suatu faktor teristimewa penting dalam hubungannya dengan hipertensi utama
dalam beberapa situasi. Jadi, kelebihan garam mungkin terlibat dalam hipertensi yang
dihubungkan dengan umur yang berlanjut, orang Amerika denga latar belakang Africa,
kegemukan, kepekaan/kerentanan turun menurun (genetic), dan gagal ginjal (renal
insufficiency).

Faktor-fakor genetik diperkirakan memainkan suatu peran yang menonjol dalam


pengembangan hipertensi utama. Bagaimanapun, gen-gen untuk hipertensi masih belum
dapat diidentifikasikan. Penelitian saat ini pada bidang ini difokuskan pada faktor-faktor
genetik yang mempengaruhi sistim renin-angiotensin-aldosterone. Sistim ini membantu
mengatur tekanan darah dengan mengontrol keseimbangan garam dan keluwesan dari
arteri-arteri.

Hampir 30% kasus-kasus hipertensi utama diakibatkan oleh faktor-faktor genetik.


Contohnya, di Amerika, timbulnya penyakit hipertensi adalah lebih besar diantara orangorang Amerika keturunan Afrika dari pada diantara orang-orang Caucasians atau orangorang Asia. Juga, pada individu-individu yang mempunyai satu atau dua orang tua
dengan hipertensi, hipertensi adalah dua kali lebih umum dari pada populasi umum.
Jarang terjadi, kelainan-kelainan genetik yang tidak umum tertentu yang mempengaruhi
hormon-hormon kelenjar adrenal dapat menjurus pada hipertensi.

Mayoritas luas dari pasien-pasien dengan hipertensi utama umumnya mempunyai suatu
kelainan istimewa dari arteri-arterinya: suatu perlawanan yang meningkat (kekakuan atau
kehilangan kelenturan) pada arteri-arteri kecilnya yang paling jauh dari jantung
(peripheral arteries atau arterioles). Arteriole-arteriole mensuplai darah yang
mengandung oksigen dan nutrisi-nutrisi kepada seluruh jaringan tubuh. Mereka
dihubungkan oleh kapiler-kapiler didalam jaringan dengan vena-vena (the venous
system), yang membalikkan darah ke jantung dan paru-paru. Jadi apa yang membuat
arteri-arteri peripheral menjadi kaku belum diketahui. Namun, peningkatan kekakuan dari
peripheral arteriolar ini hadir pada individu-individu yang hipertensi utamanya
dihubungkan dengan faktor-faktor genetik, kegemukan, kurang olah raga, penggunaan
garam yang berlebihan, dan umur yang menua. Peradangan juga mungkin memainkan
suatu peran pada hipertensi karena suatu peramalan dari pengembangan hipertensi adalah

kehadiran dari suatu peningkatan tingkat dari C reactive protein (suatu tes darah untuk
tanda/marker dari peradangan) pada beberapa individu-individu.

Penyebab Hipertensi Sekunder


Seperti disebutkan sebelumnya, 5% dari orang-orang dengan hipertensi mempunyai apa
yang disebut hipertensi sekunder. Ini berarti bahwa hipertensi pada individu-individu ini
adalah sekunder pada (disebabkan oleh) suatu kelainan spesifik dari suatu organ tertentu
atau pembuluh darah, seperti ginjal, kelenjar adrenal, atau arteri aorta.

Hipertensi Ginjal (Renal/kidney hypertension)


Penyakit-penyakit ginjal dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Tipe dari hipertensi
sekunder ini disebut hipertensi ginjal/renal karena disebabkan oleh suatu persoalan
didalam ginjal. Satu penyebab penting dari hipertensi ginjal adalah penyempitan
(stenosis) arteri yang mensuplai darah ke ginjal-ginjal (arteri ginjal/renal artery). Pada
individu-individu yang lebih muda, terutama wanita, penyempitan disebabkan oleh suatu
penebalan otot dinding arteri-arteri yang menuju ke ginjal (fibromuscular hyperplasia).
Pada individu-individu yang lebih tua, penyempitan umumnya disebabkan oleh plak-plak
mengandung lemak (atherosclerotic) yang mengeras yang menghalangi arteri ginjal.

Bagaimana penyempitan arteri ginjal menyebabkan hipertensi ? Pertama, penyempitan


arteri ginjal merusak/mengganggu sirkulasi darah ke ginjal yang dipengaruhinya.
Kehilangan darah ini kemudian menstimulasi ginjal untuk memproduksi hormonhormon, renin dan angiotensin. Hormon-hormon ini, bersama-sama dengan aldosterone
dari kelenjar adrenal, menyebabkan suatu penyempitan dan meningkatkan kekakuan
(resisten) pada arteri-arteri sekeliling (peripheral arteries) seluruh tubuh, yang berakibat
pada hipertensi (tekanan darah tinggi).

Hipertensi renal umumnya pertama kali dicurigai ketika hipertensi ditemukan pada
seorang individu muda atau suatu serangan hipertensi ditemukan pada seseorang yang
lebih tua. Penyaringan (sreening) penyempitan arteri ginjal kemudian dapat termasuk
renal isotope (radioactive) imaging, ultrasonographic (sound wave) imaging, atau
magnetic resonance imaging (MRI) dari arteri-arteri ginjal. Tujuan dari tes-tes ini adalah
untuk menentukan apakah ada suatu aliran darah ke ginjal yang dibatasi dan apakah
angioplasty (menghilangkan pembatasan/restriction pada arteri-arteri ginjal) kelihatannya
menguntungkan. Bagaimanapun, jika penilaian ultrasonic mengindikasikan suatu indeks
resistensi yang tinggi (high resistive index) didalam ginjal (resistensi tinggi pada aliran

darah), angioplasty mungkin tidak akan memperbaiki tekanan darah karena kerusakan
kronis ginjal dari hipertensi yang sudah berlangsung lama, telah ada. Jika apa saja dari
tes-tes ini adalah tidak normal atau kecurigaan dokter pada penyempitan arteri ginjal
adalah cukup tinggi, renal angiography (suatu studi x-ray dimana suatu zat pewarna/dye
disuntikkan kedalam arteri ginjal) dilaksanakan. Angiography adalah tes yang paling
akhir untuk benar-benar menvisualisasikan penyempitan arteri ginjal.

Suatu penyempitan arteri ginjal mungkin dapat dirawat dengan balloon angioplasty. Pada
prosedur ini, dokter menyusupkan sebuah tabung kecil yang panjang (catheter) kedalam
arteri ginjal. Segera sesudah kateter (catheter) ada didalam, arteri ginjal dilebarkan
dengan meniup balon pada ujung kateter dan menempatkan suatu stent (suatu alat yang
meregang penyempitan) yang menetap didalam arteri pada tempat penyempitan. Prosedur
ini umumnya berakibat pada suatu perbaikan aliran darah ke ginjal dan menurunkan
tekanan darah. Leih dari itu, prosedur ini juga memelihara fungsi ginjal yang sebagian
suplai darahnya telah dirampas. Hanya jarang sekali operasi diperlukan diwaktu-waktu
sekarang untuk membuka penyempitan arteri ginjal.

Apa saja dari tipe-tipe lain penyakit ginjal kronis yang mengurangi fungsi ginjal-ginjal
dapat juga menyebabkan hipertensi disebabkan oleh gangguan-gangguan dan/atau
penahanan garam.

Penting sekali untuk mengingat bahwa penyakit ginjal tidak hanya menyebabkan
hipertensi, namun hipertensi dapat juga menyebabkan penyakit ginjal. Oleh karena itu,
semua pasien-pasien dengan hipertensi harus dievaluasi kehadiran penyakit ginjalnya
sehingga mereka dapat diobati dengan tepat.

Tumor-Tumor Kelenjar Adrenal (Adrenal gland tumors)


Dua tipe jarang dari tumor-tumor kelenjar adrenal adalah penyebab-penyebab hipertensi
sekunder yang lebih tidak umum. Kelenjar-kelenjar adrenal terletak tepat diatas ginjalginjal. Kedua tumor-tumor ini menghasilkan jumlah hormon-hormon adrenal yang
berlebihan yang menyebabkan tekanan darah tinggi. Tumor-tumor ini dapat didiagnose
dari tes-tes darah, tes-tes air seni (urine tests), dan studi-studi gambar (imaging studies)
dari kelenjar-kelenjar adrenal. Operasi seringkali diperlukan untuk menghilangkan
tumor-tumor ini atau kelenjar adrenal (adrenalectomy), yang umumnya membebaskan
hipertensi.

Salah satu dari tipe-tipe tumor-tumor adrenal menyebabkan suatu kondisi yang disebut
hiperaldosteronisme utama (primary hyperaldosteronism) karena tumor itu menghasilkan
jumlah hormon aldesteron yang berlebihan. Sebagai tambahan pada hipertensi, kondisi
ini menyebabkan kehilangan jumlah berlebihan potassium dari tubuh kedalam air seni,
yang berakibat pada suatu tingkat potassium yang rendah didalam darah. Umumnya
hiperaldosteronisme (hyperaldosteronism) pertama kali dicurigai pada seseorang dengan
hipertensi ketika potassium yang rendah juga ditemukan didalam darah. Juga, kelainankelainan genetik tertentu yang jarang dan yang mempengaruhi hormon-hormn kelenjar
adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder

Tipe lain tumor adrenal yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder disebut sebagai
suatu pheochromocytoma. Tumor ini menghasilkan catecholamines yang berlebihan,
yang mana termasuk beberapa hormon-hormon yang berhubungan dengan adrenalin
(adrenaline-related hormones). Diagnose suatu pheochromocytoma dicurigai pada
individu-individu yang mempunyai episode-episode hipertensi yang mendadak dan
berulang yang berhubungan dengan pengelupasan kulit (flushing of the skin), denyut
jantung yang cepat (palpitations), dan keringatan, sebagai tambahan pada gejala-gejala
yang berhubungan dengan hipertensi.

Koarktasi Aorta (Coarctation of the aorta)


Koarktasi aorta (Coarctation of the aorta) adalah suatu kelainan warisan yang jarang yang
adalah satu dari penyebab-penyebab paling umum dari hipertensi pada anak-anak.
Kondisi ini dikarakteristikkan oleh suatu penyempitan pada suatu segmen dari aorta,
arteri besar utama yang keluar dari jantung. Aorta memberikan darah kepada arteri-arteri
yang mensuplai seluruh organ-organ tubuh, termasuk ginjal-ginjal.

Segmen yang sempit (coarctation) dari aorta umumnya terjadi diatas arteri-arteri ginjal,
yang menyebabkan suatu aliran darah yang berkurang ke ginjal-ginjal. Kekurangan darah
ke ginjal-ginjal ini mendorong sistim hormon renin-angiotensin-aldosterone
meningkatkan tekanan darah. Perawatan koarktasi umumnya adalah pembetulan secara
operasi terhadap segmen penyempitan aorta. Kadangkala, balloon angioplasty dapat
digunakan untuk melebarkan koarktasi aorta (coarctation of the aorta).

Sindrom Metabolisme dan Obesitas (The metabolic syndrome and obesity)


Faktor-faktor genetik memainkan suatu peran dalam kumpulan dari penemuan-penemuan
yang membuat "sindrom metabolisme" ("metabolic syndrome"). Individu-individu

dengan sindrom metabolisme mempunyai resistensi insulin dan suatu tendensi untuk
mendapat diabetes mellitus tipe 2 (diabetes-diabetes tidak tergantung insulin).
Kegemukkan, terutama yang berhubungan dengan suatu peningkatan ukuran lilitan perut
(abdominal) yang nyata, menjurus pada gula darah tinggi (hyperglycemia), lemak darah
yang meningkat , peradangan vaskuler, gangguan fungsi endothelial (kelainan kereaktifan
pembuluh-pembuluh darah), dan hipertensi semuanya menjurus pada penyakit
atherosclerotic vascular prematur. Epidemi (wabah) kegemukkan (obesitas) di Amerika
menyokong (kontribusi) pada kelainan ini pada anak-anak , anak-anak remaja, dan orangorang dewasa.

Yang Dirasakan Pasien Dengan Hipertensi


Hipertensi sederhana umumnya terjadi tanpa gejala-gejala apapun (diam-diam) dan
karenanya hipertensi ini diberi label " pembunuh diam-diam". Dia disebut begini karena
penyakit dapat berlanjut untuk pada akhirnya mengembangkan apapun dari satu atau
lebih dari beberapa komplikasi-komplikasi hipertensi yang berpotensi fatal seperti
serangan-serangan jantung atau stroke-stroke. Hipertensi sederhana mungkin hadir dan
tetap tidak diketahui untuk bertahun-tahun, bahkan sampai dekade-dekade (puluhan
tahun). Ini terjadi ketika tidak ada gejala-gejala, dan yang terkena gagal untuk menjalani
penyaringan tekanan darah periodik.

Beberapa orang dengan hipertensi sederhana, bagaimanapun, dapat mengalami gejalagejala seperti sakit kepala, pusing-pusing, kehabisan napas, dan penglihatan kabur.
Kehadiran gejala-gejala dapat menguntungkan dimana mereka dapat mendorong orangorang untuk berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan dan membuat mereka lebih
menurut dalam meminum obat-obatan mereka. Seringkali, bagaimanapun, kontak
pertama seseorang dengan dokter mungkin setelah terjadinya kerusakan akhir organ.
Pada banyak kasus-kasus, seseorang mengunjungi atau dibawa ke dokter atau suatu ruang
darurat dengan suatu serangan jantung, stroke, gagal ginjal, atau penglihatan yang lemah
(disebabkan oleh kerusakan pada bagian belakang retina). Kesadaran publik yang lebih
besar dan penyaringan tekanan darah yang seringkali mungkin membantu untuk
mengidentifikasikan pasien-pasien dengan hipertensi yang tidak terdiagnosis sebelum
berkembangnya komplikasi-komplikasi signifikan.

Kira-kira satu dari setiap 100 orang (1%) dengan hipertensi didiagnosis dengan hipertensi
berat (hipertensi yang membahayakan/malignant hypertension) pada kunjungan pertama
mereka ke dokter. Pada pasien-pasien ini, tekanan darah diastolik melampaui 140 mm
Hg! Orang-orang yang terkena seringkali mengalami sakit kepala berat, mual, gejala-

gejala penglihatan, pusing-pusing, dan kadangkala gagal ginjal. Malignant hypertension


adalah suatu keadaan medis darurat (medical emergency) dan memerlukan perawatan
yang mendesak untuk mencegah suatu stroke (kerusakan otak).

Menilai kerusakan Akhir Organ Pada Pasien Dengan


Hipertensi
Seperti telah disebutkan, hipertensi kronis dapat menjurus pada pembesaran jantung,
gagal ginjal, kerusakan otak atau syaraf, dan perubahan-perubahan dalam retina pada
belakang mata. Pemeriksaan mata-mata pada pasien-pasien dengan hipertensi berat dapat
mengungkapkan kerusakan, penyempitan arteri-arteri kecil, hemorrhage-hemorrhage
kecil (kebocoran darah) pada retina, dan pembengkakkan syaraf mata. Dari jumlah
kerusakan, dokter dapat mengukur keparahan dari hipertensi.

Orang-orang dengan hipertensi mempunyai suatu kekakuan yang meningkat, atau


resitensi, pada arteri-arteri sekeliling diseluruh jaringan-jaringan tubuhnya. Peningkatan
resistensi ini menyebabkan otot jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah
melalui pembuluh-pembuluh darah ini. Peningkatan beban kerja ini dapat menegangkan
jantung, yang dapat menjurus pada kelainan-kelanan jantung yang umumnya pertama kali
terlihat sebagai pembesaran otot jantung. Pembesaran jantung dapat dievaluasi dengan xray dada, elektrokardiogram (electrocardiogram), dan paling tepat dengan
echocardiography (suatu pemeriksaan jantung dengan ultrasound). Echocardiography
terutama berguna dalam menentukan ketebalan (pembesaran) dari jantung bagian kiri
(sisi pompa utama). Pembesaran jantung mungkin adalah suatu pertanda dari gagal
jantung, penyakit jantung koroner, dan suatu kelainan irama jantung/cardiac arrhythmias.
Pengobatan hipertensi dan komplikasi-komplikasinya yang tepat dapat membalikkan
beberapa kelainan-kelainan jantung ini.

Tes-tes darah dan air seni mungkin berguna dalam mendeteksi kelainan-kelainan ginjal
pada orang-orang dengan hipertensi. Ingat bahwa kerusakan ginjal dapat sebagai
penyebab atau akibat hipertensi. Mengukur serum kreatinin (serum creatinine) didalam
darah dapat menilai seberapa bagusnya fungsi ginjal. Suatu kadar serum kreatinin yang
meningkat mengindikasikan kerusakan pada ginjal. Sebagai tambahan, kehadiran protein
didalam air seni (proteinuria) dapat merefleksikan kerusakan ginjal dari hipertensi,
bahkan jika fungsi ginjal normal (seperti diwakili oleh tingkat kreatinin darah). Protein
sendirian didalam air seni memberi tanda-tanda risiko kemerosotan fungsi ginjal jika
tekanan darah tidak dikontrol. Bahkan jumlah kecil dari protein (microalbuminuria)
mungkin adalah suatu signal dari gagal ginjal yang akan datang dan komplikasikomplikasi vaskuler lain dari hipertensi yang tidak terkontrol. Orang-orang Amerika

keturunan Afrika dengan pengontrolan hipertensi yang miskin ada pada risiko yang lebih
tinggi dibanding orang-orang kulit putih (caucasians) untuk kerusakan akhir organ
terutama kerusakan ginjal.

Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke, yang dapat menjurus pada
kerusakkan otak atau syaraf. Stroke-stroke umumnya disebabkan oleh suatu hemorrhage
(kebocoran darah/leaking blood) atau suatu gumpalan darah (thrombosis) dari pembuluhpenbuluh darah yang mensupali darah ke otak. Gejala-gejala dan tanda-tanda (penemuanpenemuan pada pemeriksaan fisik) pasien dievaluasi untuk menilai kerusakkan syaraf.
Sebuah stroke dapat menyebabkan kelemahan, kesemutan/rasa geli, atau kelumpuhan
dari tangan-tangan atau kaki-kaki dan kesulitan-kesulitan bicara dan penglihatan. Strokestroke kecil yang berganda dapat menjurus pada dementia (kapasitas intelektual yang
lemah/impaired intellectual capacity). Pencegahan yang paling baik untuk komplikasikomplikasi hipertensi ini adalah kontrol tekanan darah. Studi-studi terakhir juga telah
menyarankan bahwa obat-obat angiotensin receptor blockers dapat menawarkan suatu
efek perlindungan tambahan melawan stroke-stroke melampaui kontrol tekanan darah.

You might also like