You are on page 1of 13

Siswa dan Analisis Kontekstual

Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan:


Mengapa memperhatikan karakteristik siswa ketika melakukan perencanaan
merupakan hal yang penting?
Manakah karakteristik-karakteristik yang paling bermanfaat, dan bagaimana
cara memperoleh informasi tentang karakteristik tersebut?
Keterbatasan karakteristik apa yang mungkin dipertimbangkan dalam
desain pengajaran?
Faktor-faktor apa dalam lingkungan akan mempengaruhi pengajaran?
Andaikan Anda belum pernah mendengar mengenai proses perancangan pengajaran.
Anda memulai perkuliahan pertama dan telah berusaha mempersiapkannya sebaik mungkin
dengan tujuan perkuliahan Anda memiliki kesan baik di mata siswa. Perkuliahan tersebut
mencakup rincian statistik dari penelitian baru-baru ini dan penjelasan kompleks. Ketika
perkuliahan berlangsung, Anda menyadari beberapa reaksi, antara lain: beberapa siswa
mendengarkan dengan cermat dan membuat catatan dengan cepat, beberapa siswa terlihat
bingung, dan beberapa siswa acuh tak acuh. Padahal ini merupakan satu-satunya kesempatan
bagi mereka untuk mendapatkan informasi penting! Apakah ada yang salah?
Mungkin, dalam persiapan Anda kurang memperhatikan karakteristik kelompok
siswa, tingkat persiapan siswa, jumlah motivasi, atau faktor-faktor lain yang mendorong
ketertarikan mereka dan keberhasilan mereka dalam belajar. Salah satu unsur utama dalam
proses perancangan pengajaran dalam bab 1 adalah perlunya untuk mempertimbangkan
siswa, untuk siapa sebuah program perlu dikembangkan. Tingkat keberhasilan dari sebuah
rencana pengajaran akan bergantung pada tingkat pembelajaran siswa yang bersangkutan.
Populasi siswa terdiri dari berbagai macam jenis, mulai tingkat dasar hingga tingkat
menengah dan perguruan tinggi. Oleh karena itu, dalam merancang pengajaran, kita perlu
memahami karakteristik dari siswa kita dan bagaimana karakteristik tersebut akan
mempengaruhi rancangan kita.
Sama seperti bagaimana siswa memiliki keahlian berbeda-beda, mereka juga memiliki
cara belajar yang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut tampak dalam pengalamanpengalaman yang dibutuhkan dalam belajar. Dalam perencanaan proses, penting untuk
memperhatikan karakteristik, kemampuan, dan pengalaman siswa, baik sebagai individu

maupun kelompok. Dalam mengajar sebuah kelompok pelatihan atau kelas akademik,
perancang harus memiliki informasi mengenai kemampuan, kebutuhan, dan minat siswa.
Informasi tersebut seharusnya berpengaruh dalam unsur tertentu dalam perencanaan, seperti
pemilihan topik (dan pada tingkat berapa topik tersebut diperkenalkan), pemilihan dan urutan
tujuan, kedalaman topik, dan bermacam-macam aktivitas pembelajaran, serta faktor apa
dalam lingkungan belajar yang dapat atau akan mempengaruhi rancangan pembelajaran.
Ketika merancang sebuah rencana pengajaran, tentukan lebih dahulu tahap rancangan
awal, yaitu kenali

karakteristik siswa untuk membantu Anda menentukan rancangan

pengajaran. Anda menyelesaikan proses perancangan, Anda mungkin akan menemukan


tambahan informasi mengenai siswa dan lingkungan belajar.

A. Jenis Karakteristik Siswa


Dalam memulai menganalisis siswa, tugas penting perancang adalah untuk
mengidentifikasi karakteristik yang penting untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Heinich, Molenda, Russell, and Smaldino (1999) menyatakan bahwa perancang
mempertimbangkan tiga karakteristik siswa, yaitu: karakteristik umum (general
characterictic), karakteristik khusus (keterampilan prasyarat untuk pengajaran), dan gaya
belajar. Sebagai tambahan tiga kategori tersebut juga terdapat lima kategori tambahan,
yang meliputi: informasi akademik, karakteristik personal dan sosial, siswa-siswa dengan
budaya yang beragam, siswa dengan ketidakmampuan, dan siswa dewasa.
1. Karakteristik Umum
Karakteristik umum meliputi faktor-faktor umum siswa, terdiri dari: jenis kelamin,
umur, pengalaman bekerja, pendidikan, dan etnis.

2. Karakteristik Khusus
Katakteristik khusus yang dimaksud di sini adalah keterampilan prasyarat atau sikap
yang dibutuhkan siswa untuk berhasil dalam pembelajaran. Analisis mengenai
kompetensi ini penting dalam proses perancangan. Mengetahui keterampilan, sikap,
atau bakat siswa penting dalam menentukan tingkat kesulitan yang sesuai dalam
pengajaran. Dalam memilih tingkat kesulitan pengajaran, pilih tingkat kesualitan yang
agak lebih tinggi dibandingkan tingkat kesulitan yang dianggap maksimum untuk
siswa yang memiliki kemampuan rata-rata. Dengan begitu, pengajaran akan terasa

menantang tapi tidak terlalu sulit dicerna oleh sebagian besar siswa dan mendukung
siswa yang mengalami kesulitan. Setelah pengajaran dirancang, akan sangat
bermanfaat dan penting untuk menyertakan pre-test yang menentukan kesiapan
peserta didik.

3. Gaya Belajar
Gaya belajar adalah karakteristik yang merujuk pada bagaimana invidu melakukan
tugas belajar dan memproses informasi. Singkatnya, beberapa siswa menemukan
metode-metode pembelajaran tertentu yang dirasa lebih cocok atau menarik daripada
yang lain. Dibandingkan menghadiri kuliah dan membaca materi, mungkin beberapa
individu akan merasa lebih nyaman untuk belajar dengan pendekatan visual, atau
beberapa malah lebih nyaman dengan memanipulasi obyek secara langsung dan
sebagainya. Mencoba untuk mengidentifikasi gaya belajar seseorang dapat membantu
dalam perencanaan pengajaran untuk kelompok kecil atau mengajar perorangan.
Meskipun terdapat banyak literatur mengani gaya belajar, tetap timbul pertanyaan,
Sejauh mana gaya belajar tersebut dapat disesuaikan dengan metode pengajaran?
Aplikasi mengenai infromasi gaya belajar sangat terbatas. Konteks utama di mana
Anda mungkin ingin mempertimbangkan gaya belajar siswa dalam melakukan
pengajaran adalah pada pengajaran perorangan, di mana bahan dan strategi
pengajaran dapat dengan mudah disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individu.

4. Informasi Akademik
Rekaman akademik mungkin adalah informasi yang paling mudah diperoleh dan
paling sering digunakan dalam pengajaran. Rekaman akademik meliputi:
a. Nilai sekolah atau pelatihan yang pernah diikuti dan mata pelajaran yang telah
dipelajari.
b. Nilai rata-rata atau nilai huruf dalam pelajaran akademik
c. Skor dari tes kecerdasan (standardized achievement test of intelligence) maupun
skor untuk keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan matematika.
d. Kursus atau pelatihan khusus yang telah diselesaikan yang berhubungan dengan
bidang pelatihan yang diambil

Sebagian besar informasi ini dapat diperoleh dari rekaman siswa yang terdapat di
kantor administrasi sekolah. Beberapa diantaranya tercantum dalam lamaran
pekerjaan atau arsip pribadi. Ketika melihat rekaman siswa atau individu, hendaknya
perlu mengingat pertimbangan kerahasiaan dan etika. Jika Anda memerlukan
informasi khusus tentang siswa dan tidak tersedia, tes khusus dapat dilakukan dan
diselenggarakan melalui sebuah lembaga khusus atau pribadi.
Hal yang erat kaitannya dengan informasi akademik siswa adalah pengetahuan dan
keterampilan yang mungkin telah dikuasai siswa dan secara langsung berhubungan
dengan isi materi atau keterampilan yang dipelajari. Mengumpulkan informasi
keterampilan dan pengetahuan merupakan salah satu tujuan dari unsur pre-test dalam
proses perancangan pengajaran (lihat Bab 12) . Oleh karena itu, informasi yang
diperoleh tentang karakteristik siswa dengan data yang ingin dicapai dari pretest
memiliki hubungan yang dekat.

5. Karakteristik Personal dan Sosial


Anda harus memperhatikan karakteristik personal dan sosial siswa, kapan
karakteristik-karakteristik tersebut akan mempengaruhi rancangan dan penyampaian
pengajaran. Biasanya, infromasi mengenai karakateristik-karakteristik sebagai berikut
berguna pagi pembuat rancangan pengajaran.
a. Usia dan tingkat kedewasaan
b. Motivasi dan sikap terhadap materi
c. Harapan dan aspirasi
d. Pekerjaan sekarang atau sebelumnya dan pengalaman kerja (jika ada).
e. Bakat khusus.
f. Keterampilan mekanis atau kemampuan motorik lainnya.
g. Kemampuan bekerja dalam berbagai kondisi lingkungan gaduh, berada di luar
ruangan selama cuaca buruk, dan sebagainya.
Untuk sebagian besar pendidik, motivasi merupakan penentu paling penting untuk
keberhasilan. Siswa yang tidak peduli atau lebih parah, tidak suka terhadap
pembelajaran tidak akan memberikan respon yang sama dengan siswa yang
termotivasi belajar. rancangan strategi belajat yang menciptakan minat dan perhatian
akan sesuai untuk pengajaran kelompok.

Sikap siswa berbeda dengan motivasi. Contohnya, siswa mungkin tertarik mengambil
kelas elektronik dasar, namun dia mungkin saja merasa tidak mampu masuk ke kelas
tersebut dikarenakan kemampuannya yang rendah dalam bidang tersebut. Jika
ditemukan siswa dengan sikap negatif semacam ini, hendaknya dilakukan strategi
khusus untuk membangun kepercayaan dan kemampuan siswa selama pembelajaran
(Jonassen 8c Grabowski, 1993). Salah satu kemungkinan adalah untuk memulai
instruksi dengan konten sangat mudah dan secara bertahap meningkatkan kesulitan
dari waktu ke waktu.
Ketangkasan manual dan keterampilan motorik khusus lainnya dari peserta didik
dapat menjadi sangat penting dalam program pelatihan tertentu. Seperti dibahas dalam
Bab 5, keterampilan motorik menerima sambutan lebih sedikit dan dampaknya kurang
praktis dibandingkan dengan kemampuan kognitif dan afektif, namun hal ini mungkin
akan berguna.
Data bermanfaat mengenai karakteristik personal dan sosial dapat diperoleh melalui
pengamatan, interview, dan angket (lihat bab 12 dan 13 untuk diskusi lebih lanjut).
Jika kelompok khusus terdiri dari sebagian besar (significant percentage) populasi
siswa, karakteristik sosial yang khas untuk setiap kelompok harus dipertimbangkan.

6. Siswa-siswa dengan Beragam Budaya


Kelompok siswa mungkin dapat meliputi anggota-anggota dari etnik budaya dan
kebiasaan yang bervariasi. Selain itu, perancang pengajaran dan instruktur/guru
mungkin berbeda latar belakang etniknya dengan anggota dari suatu kelompok siswa.
Untuk alasan ini, karakteristik siswa yang beragam secara budaya memerlukan
perhatian khusus selama perencanaan.
Salah satu permasalahan yang jelas adalah kekurangan dalam penggunaan bahasa dan
komunikasi. Perbedaan sosial dan budaya seharusnya diperhatikan karena akan
mempengaruhi hal-hal seperti kemampuan bertanggung jawab terhadap pekerjaan
individu atau dalam aktivitas lainnya.
Lima standar dalam mengajar siswa dengan beragam budaya menurut peneliti
(Bradford, 1999; Tharp, 1998) adalah sebagai berikut:
a. Melakukan aktivitas produktif bersama, dimana guru dan siswa berkerja sama
melakukan proyek bersama.

b. Mengembangkan bahasa untuk seluruh kurikulum, di mana perkembangan bahasa


terus ditekankan dan dibantu melalui pemodelan, pemunculan, penyelidikan,
pengulangan, pengklarifikasian, mempertanyakan, dan penilaian.
c. Membuat bermakna, di mana pembelajaran dihubungkan dengan permasalahan
sehari-hari siswa
d. Mengajarkan berpikir kompleks, di mana siswa dikaitkan dalam tugas kompleks,
pengajaran bergeser dari kemampuan dasar ke manipulasi kompleks pemecahan
masalah
e. Mengajar dengan berkomunikasi langsung, di mana siswa terlibat dalam
pembelajaran melalui penggunaan bahasa dan dialog, terutama dalam kaitannya
dengan tugas-tugas dunia nyata.
Informasi tentang kemampuan siswa dalam kelompok etnik dapat diperoleh melalui
tes, interview, dan angket, atau mungkin dari literatur. Sebagai tambahan,
pertimbangkan untuk memperoleh bantuan dari konselor suatu organisasi atau
komunitas yang telah secara langsung berpengalaman dalam bekerja dengan individuindividu dengan latar belakang budaya yang beragam.

7. Siswa dengan Ketidakmampuan


Kategori siswa yang tidak mampu terdiri dari siswa yang tidak mampu secara fisik
dan siswa yang tidak mampu seperti kehilangan pendengaran dan penglihatan,
penurunan kemampuan berbicara, dan keterbelakangan mental. Setiap tipe dari siswa
yang cacat mempunyai keterbatasan yang unik dan membutuhkan pertimbangan
khusus. Beberapa orang dengan ketidakmampuan fisik dapat terlibat dalam kelaskelas reguler meskipun tidak untuk yang lainnya (Friend&Bursuck,2002) Suatu analis
yang mendalam dari ketidakmampuan seseorang sebaiknya meliputi observasi,
wawancara, dan tes.
Banyak siswa dengan ketidakmampuan membutuhkan pelatihan khusus dan perhatian
individual. Oleh karena itu suatu program pengajaran memungkinkan membutuhkan
modifikasi yang signifikan untuk melayani siswa dengan sewajarnya. Para ahli yang
cakap dengan pekerjaan dengan beberapa orang yang memiliki ketidakmampuan
seharusnya menjadi suatu bagian dari tim perencanaan pengajaran.

8. Siswa Dewasa
Suatu faktor penting penurunan kehomogenan dari populasi siswa adalah peningkatan
sejumlah siswa dewasa yang telah menjadi siswa dalam keadaan ini: kembali ke
sejumlah perguruan tinggi dan universitas, mendaftarkan program pendidikan
berjarak, melibatkan dalam komunitas program pendidikan orang dewasa, dan
partisipasi dalam pelatihan pekerjaan atau pelatihan untuk kemampuan baru dalam
bisnis, industri, kesehatan, lapangan, pelayanan pemerintah, dan militer.
Bidang pendidikan orang dewasa, dikenal sebagai androgogy, telah dikaji dalam
waktu yang lama. Mereka yang bekerja dalam bidang bendidikan tersebut
menggeneralisasikan (Knowles, Holton, and Swanson, 2005) dengan memperhatikan
orang dewasa dan akomodasi mereka dalam proses pendidikan, sebagai berikut:
-

Orang dewasa mengikuti sebuah program pelatihan dengan tingkat motivasi


belajar yang tinggi. Mereka menghargai sebuah program yang terstruktur secara
sistematis dengan tujuan yang secara jelas terperinci.

Orang dewasa ingin mengetahui bagaimana yang akan diajarkan akan bermanfaat
bagi mereka. Mereka berharap materinya relevan dan mereka dengan cepat
memahami kegunaan praktis dari konten.

Bagi orang dewasa, waktu adalah pertimbangan penting. Mereka berharap kelas
dimulai dan diakhiri sesuai dengan jadwal, dan mereka tidak suka menghabiskan
waktu dengan percuma.

Orang dewasa menghargai instruktur yang menguasai pengetahuan tentang mata


pelajaran dengan baik, dan menyajikannya dengan sempurna. Siswa secara cepat
mengenali instruktur yang kurang siap.

Orang dewasa membawa pengalaman yang luas dari kehidupan pribadi maupun
pekerjaan. Pengalaman-pengalaman ini sebaiknya digunakan sebagai sumber
utama dengan cara membantu siswa menghubungkan pengalaman mereka dengan
mata pelajaran yang sedang diajarkan.

Kebanyakan orang dewasa mandiri. Ketika sebagian dari mereka kurang percaya
diri, mereka akan memilih instruktur mereka sebagai fasilitator untuk
membimbing dan membantu daripada sebagai pemimpin yang otoriter.

Orang dewasa ingin terlibat dalam pengambilan keputusan. Mereka ingin


bekerjasama dengan instruktur dalam penilaian tujuan dan kebutuhan, pemilihan
aktivitas, dan penentuan keputusan evaluasi pembelajaran.

Orang dewasa mungkin sedikit fleksibel daripada siswa muda. Kebiasaan dan
metode kerja mereka telah dikembangkan secara rutin. Mereka tidak suka
ditempatkan dalam situasi yang mengejutkan. Sebelum mereka menerima sebuah
cara berbeda dalam melakukan sesuatu, mereka ingin memahami keuntungannya
terlebih dahulu.

Orang dewasa menyukai kerja sama dalam kelompok dan sosial secara bersamasama. Aktivitas kelompok kecil dan sebuah suasana yang memungkinkan interaksi
selama waktu istirahat sangat penting.

Bagi orang dewasa, serta bagi siswa lain, kesamaan prinsip-prinsip pembelajaran dan
perilaku manusia harus mendasari sebuah program pengajaran. (Prinsip-prinsip ini
akan dibahas pada Bab 7). Ada perbedaan-perbedaan dalam tingkat dan spesifikasi
sesuai dengan bagaimana prinsip-prinsip tersebut akan diterapkan pada kelompokkelompok tertentu selama perencanaan, ketika media dirancang, dan ketika kegiatan
pengajaran dilaksanakan. Dengan peka dan tanggap terhadap karakteristik kelompok
siswa khusus, seorang perancang dapat merencanakan program khusus yang efektif
bagi mereka.

B. Analisis Kontekstual
Penelitian terkait pengetahuan kognitif telah ditemukan yang menempelkan
pengajaran dalam suatu konteks yang familiar untuk meningkatkan prestasi dan sikap
siswa (Boyd&Jackson, 2004; Ku &Sullivan, 2000; Papadopoulos, Demetriadis, &:
Stamelos, 2009; PT3 Group atVanderbilt, 2003).
Konteks, misalnya, memainkan suatu peran utama dalam desain dan peningkatan
pada pembelajaran berbasis masalah (Barrows 8c Kelson; 1996; Morrison&Lowther,
2002; Spronken-Smith, 2005)
dan melabuhkan pengajaran (Bransford, Brown, &Cocking, 1999)
Contohnya,

mempertimbangkan

suatu

program

keahlian/pelajaran

untuk

profesional yang sah dalam pencarian database elektronik. Suatu pendekatan yang sangat
simpel untuk pengajaran, bagaimana untuk menggunakan suatu database seperti Wesdaw

akan menampilkan tampilan pencarian dan bagian dimana untuk memasukkan data dan
menutup untuk meng-klik untuk mencari. Ini sesuai dengan presentasi, meningkatkan
dengan menempelkan pengajaran dari strategi pencarian yang melibatkan suatu konteks
misalkan, pengajaran dapat membuat suatu skenario dalam siswa yang sedang mencari
informasi pada sifat yang tidak sesuai untuk menjaga Big Als Super Food Market dari
pelanggaran hak milik pada suatu halaman belakang/tanpa sepengetahuan klien.
Penyediaan suatu konteks untuk pengajaran strategi pencarian membuat konteks menjadi
konkret dan realistik dan tidak hanya membantu siswa mengerti strategi pencarian tetapi
juga bagaimana hal itu dapat diaplikasikan pada pekerjaan.
Analisis dari pengajaran konteks menyediakan banyak data untuk rancangan
contoh dunia nyata dan skenario (Tessmer&Richey, 1997). Kenapa seorang desainer
seharusnya memperhatikan dengan lingkungan yang lebih luas ini? Pertama, pengajaran
dan pembelajaran tidak berada pada suatu tempat vakum. Konteks mempengaruhi setiap
aspek dari pengalaman belajar. Kedua, konteks adalah suatu kumpulan faktor-faktor yang
dapat menghambat atau memfasilitasi pengajaran dan pembelajaran. Contohnya, suatu
kelas melewati ruang depan dari ruang istirahat mungkin terdapat suara dan gangguan
lain dari siswa lain yang dapat mengganggu pengajaran. Akan tetapi, suatu ruang kelas
yang melengkapi dengan baik dengan suatu video proyektor dan komputer untuk setiap
siswa, misalkan, dapat memfasilitasi pengajaran dalam pembuatan database pertanyaan.
Ketiga, kelas tunggal dapat membutuhkan konteks yang ganda. Contohnya suatu ruangan
kelas V menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbasis masalah mungkin
melakukan survei bangunan-bangunan bersejarah pada sekitar sekolah, melakukan
penelitian pada lingkungan sejarah, menggunakan komputer lab, dan memimpin
pertemuan kelompok kecil di jalan masuk. Siswa ditawarkan kursus geologi populer oleh
suatu perusahaan minyak mungkin mengunjungi berbagai jenis situs-situs geologi di
Texas dan Grand Canyon serta melakukan perjalanan penyelaman di Carribean, semua
unuk mengobservasi perbedaan struktur-struktur geologi. Setiap konteks tersebut
menyediakan suatu yang khas dari pembelajaran lingkungan untuk rangkaian pelajaran.
Suatu analisis konteks yang cermat menjamin perencanaan pengajaran cocok dengan
lingkungan pengajaran. (Hannafin, 2005; Tessmer 8c Harris, 1992).

1. Jenis-jenis konteks
Terdapat tiga jenis konteks yang perlu dianalisis oleh perancang ketika mereka
akan merancang pengajaran. Konteks yang pertama adalah konteks orientasi
(orienting context), yaitu konteks yang memfokukan pada karakteristik siswa
(pengetahuan, kemampuan, dan sikap siswa). Kedua, adalah konteks pengajaran, yang
menyediakan informasi mengenai lingkungan fisik dan jadwal pelatihan. Ketiga,
konteks transfer, yang memperhatikan peluang untuk mentransfer pengetahuan dan
keterampilan kedalam situasi baru.
a. Konteks orientasi (orienting context).
Bagian pertama dari bab ini berfokus pada karakteristik siswa, yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap siswa. Seorang perancang mungkin juga ingin
mempertimbangkan tiga variabel lainnya. Pertama, apa tujuan siswa menghadiri
pengajaran? Kedua, kegunaan apa yang dirasakan siswa dari pengajaran? Apakah
siswa merasa bahwa pengajaran ini memberikan informasi yang bermanfaat
baginya? Faktor ketiga yang perlu dipertimbangkan adalah persepsi siswa
mengenai rasa tanggung jawab. Apakah siswa merasa bertanggung jawab untuk
menguasai isi yang disajikan dalam pengajaran peserta didik?

b. Konteks pengajaran,
Strategi sederhana seperti merencanakan penggunaan power point dalam
pembelajaran dapat berubah menjadi kacau jika Anda menemukan bahwa ternyata
tidak disediakan proyektor di kelas tempat Anda akan mengajar. Beberapa faktor
lingkungan umum untuk dipertimbangkan dalam pembelajaran yang dijelaskan
dalam Tabel 1 berikut.

Faktor
Pencahayaan

Suara

Pertimbangan
Dapatkah Anda mengontrol cahaya untuk presentasi dengan
mematikan lampu di atas layar dan mengurangi intensitas
cahaya lain? Apakah kontrol dengan mudah diakses dan
berguna? Apakah ada bayangan atau cahaya samar pada
jendela?
Apakah ada sumber suara seperti perangkat mekanik
(Elevator, mesin) di sekitar kantor, jalan, atau ruang istirahat
yang akan mengganggu siswa? Apakah ada cara untuk

Suhu
Tempat duduk

Akomodasi

Perlengkapan

Transportasi

mengontrol suara?
Dapatkah Anda atau orang lain yang dengan mudah
mengatur suhu di ruangan?
Apakah ukuran dan bentuk meja sesuai aktivitas? Dapatkah
Anda memindahkan kursi-kursi untuk tugas kelompok kecil?
Apakah setiap orang mempunyai pandangan yang jelas dari
layar dan penyaji?
Apakah ada hotel atau perumahan akomodasi yang dekat?
Dapatkah siswa makan pada tempat yang nyaman? Apakah
fasilitas atau terdapat hiburan setelah jam belajar/pelatihan?
Apakah ada perlengkapan seperti proyektor, lab komputer,
peralatan, bengkel, dan perlengkapan lain atau
memungkinkan untuk disewakan?
Apakah siswa dan instruktur mempunyai akses yang mudah
untuk menuju tempat pertemuan dan akomodasi? Apakah
Anda membutuhkan untuk mengatur untuk transportasi?
Tabel 1. Analisis Lingkungan Pengajaran

c. Konteks transfer
Tujuan dari pengajaran seharusnya aplikasi dari pengetahuan dan keterampilan
berlanjut yan telah diajarkan. Jenis analisis konteks ini berfokus pada pembuatan
suatu lingkungan yang memajukan aplikasi dari pengetahuan baru yang telah
diajarkan

dan

keterampilan

pada

situasi

yang

berbeda.

Siswa

lebih cenderung mentransfer pengetahuan jika mereka menganggap bahwa hal itu
dapat membantu mereka melakukan pekerjaan mereka. Selain itu, siswa
membutuhkan akses ke alat dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
menerapkan keterampilan.
Dua faktor lain yang dapat menghambat transfer pengetahuan dan keterampilan
adalah kesempatan dan dukungan. Jika siswa tidak memiliki kesempatan, maka
mereka cenderung tidak akan mentransfer keterampilan untuk situasi baru.
Misalkan, jika siswa tidak mempunyai kesempatan yang rutin atau membutuhkan
untuk menghitung ROI, maka mereka

cenderung tidak akan mentransfer

keterampilan untuk situasi baru. Jika guru tidak mendukung penggunaan Excel
atau malah menghukum siswa yang menggunakannya, maka mereka akan
cenderung mentransfer pengetahuan ke dalam situasi baru.

2. Pelaksanaan Analisis Kontekstual


Pada umumnya cara untuk melaksanakan analisis kontekstual di antaranya
survei, observasi, dan wawancara. Dimulai dengan mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi rancangan desain pengajaran kita dengan menyediakan kesempatan
dan (melihat)keterbatasan. Kemudian tentukan bagaimana untuk mengumpulkan data
penting. Kita mungkin perlu untuk memilah analisis kontekstual setelah Anda
memulai

desain pengajaran

(Bab 7) dan ketika Anda memilah strategi

penyampaianmu dan strategi pengajaran.


Pengumpulan data. Data yang banyak diperlukan untuk menyediakan desainer
dengan gambaran yang sesuai dengan lingkungan pengajaran. Survei menggunakan
pilihan jawaban (skala tingkat dan pilihan ganda) dan pertanyaan terbuka dapat
memberikan suatu gambaran singkat terkait lingkungan (Bab 12 dan 13) Contohnya
seorang desainer mungkin mengirim survei pada beberapa tempat untuk
mengumpulkan informasi terkait fasilitas ruang pelatihan atau jenis komputer dan
software yang tersedia pada lab. Berbagai survei juga dapat digunakan untuk menilai
persepsi siswa dan dukungan organisasi untuk pengajaran. Seorang desainer mungkin
mengirimkan suatu instrumen untuk dua hal yaitu pendengar target dan pengawas dan
atau pemimpin pendengar.
Dengan memperhatikan rencana instruksi desainer dengan menggunakan
multimedia dalam mengoperasikan catatan pembayaran pada toko

grosir. Anda

mungkin memulai dengan survei untuk menentukan ketersediaan dan jenis dari
komputer pada setiap toko yang telah mendapatkan pelatihan. Kedua Anda mungkin
ingin mengetahui apa jenis dari catatan pembayaran pada setiap toko yang digunakan.
Dengan pengumpulan dua data tersebut, Anda dapat menentukan angka sebutan
senama yang terendah pada komputer yang diberikan instruksi. Jika lebih dari 35%
dari toko mempunyai komputer yang berumur 6 tahun, Anda dapat beranggapan awal
tentang kapabilitas dari peralatan dan batasan ini termasuk dalam mempertimbangkan
ketika mendesain animasi. Jika hasil dari survei mengindikasikan bahwa lebih dari
satu jenis catatan pembayaran yang digunakan, instruksi akan memerlukan untuk
memasukkan instruksi untuk setiap jenis. Untuk membuat instruksi menjadi lebih
efisien, instruksi akan mempunyai suatu makna dari pilihan atau alternatif catatan
pembayaran yang tepat untuk pelatihan.

Observasi

menyediakan

perancang

instruksi

dengan

gambaran

dari

lingkungan. Perancang dapat mengobservasi fasilitas tata ruang untuk menentukan


kelayakan untuk beberapa strategi instruksi.
Ruangan dengan kursi yang teratur mungkin tidak sesuai dengan kerja
kelompok kecil. Memastikan bahwa peralatan yang digunakan siap. Ya, seperti layar
besar dan video proyektor. Sayangnya tidak ada jalan untuk menyambungkan laptop
ke video proyektor, jendela berbayang dan cahaya pagi matahari pagi menyilaukan
wajah presenter. Dengan observasi langsung dapat mengungkap beberapa masalah
atau perbaikan.
Wawancara dapat menyediakan suatu gambaran potensial siswa pada
lingkungan kerja mereka. Mewawancarai sejumlah pendengar target dan pengawas
mereka dapat menyediakan sumber data yang banyak terkai informasi kontekstual.
Tessmer and Richey (1997) menyarankan penggunaan pertanyaan terbuka
yang memenuhi untuk cakupan jawaban potensial yang luas. Wawancara diberikan di
tempat kerja, dapat juga memberikan wawasan pada berbagai faktor yang dapat
mendukung atau menghambat transfer pembelajaran.
Menganalisis data. Data yang dikumpulkan dianalisis untuk mengidentifikasi
faktor-faktor lingkungan yang akan mempengaruhi rancangan dan penyampaian
instruksi. Analisis ini seharusnya mengidentifikasi faktor-faktor yang menempatkan
batasan-batasan pada desain dan penyampaian instruksi, yang memfasilitasi desain
dan penyampaian dan yang hal yang hilang dari analisis.

You might also like