Professional Documents
Culture Documents
UL
EKSPLORASI
ELEKTROMAGN
ETIK
Disusun oleh:
Agung Mahesya Hakim
Alwi Karya Sasmita
Asri Wulandari
Bagus Hardiyansyah
Christian Sibuea
Fitri Wahyuningsih
Hardeka Pameramba
Lia Tri Khairum
Syamsul Maarif
Wilayan Pratama
Fernando Sialagan
KATA PENGANTAR
Buku ini membahas tentang metoda-metoda yang mnggunakan sinyal
elektromagnetik dalam pengukurannya. Ekplorasi Elektromagnetik merupakan salah satu metoda ekplorasi yang banyak dimanfaatkan saat ini untuk
mencari berbagai bahan tambang yang dapat diekplorasi. Metoda eksplorasi
elektromagnetik ini terbagi dalam beberapa metoda yaitu seperti metoda
GPR, metoda VLF, metoda CSAMT dan juga metoda MT. Metoda
elektromagnetik ini selain digunakan untuk ekplorasi mineral dan bahan
tambang, juga dapat digunakan untuk ekplorasi panas bumi atau Geothermal.
Diharapkan buku ini dapat memberikan tambahan wawasan tentang metoda
ekplorasi elektromag- netik dan dapat memudahkan dalam memahami
metoda ekplorasi elektromagnetik. Buku ini dilengakapi dengan gambar dan grafik untuk lebih
memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku ini.
Kami menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami mengharapkan sumbangan pikiran dan saran bagi perbaikan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca.
Bandarlampung, 11 Juli 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
kaTa penGanTar
DafTar isi
BaB i. persamaan maXWeLL................................................... 4
BaB ii. meToDe GeoraDar
I.
Pendahuluan........................................................................ 29
II.
Peralatan GPR..................................................................... 37
III
Akuisisi GPR....................................................................... 39
.
Pengolahan dan Interpretasi Data GPR............................... 42
IV
Aplikasi Metode GPR......................................................... 46
.
V.
BaB iii. meToDe verY LoW freQUenCY (vLf)
I.
Pendahuluan........................................................................ 50
II.
Peralatan Metode VLF........................................................ 53
III
Akuisisi VLF....................................................................... 55
.
Pengolahan dan Interpretasi Data VLF............................... 56
IV
Aplikasi Metode VLF......................................................... 60
.
V.
BaB iv. meToDe maGneToTeLUrik
I.
Pendahuluan........................................................................ 63
II.
Peralatan Metode Magnetotelurik....................................... 72
III
Akuisisi Magnetotelurik...................................................... 73
.
Pengolahan dan Interpretasi Data MT................................. 76
IV
Aplikasi Metode Magnetotelurik........................................ 82
.
V.
BaB v. meToDe CsamT
I. II. III. IV. V.
Pendah
Peralatan Metode Magnetotelurik.......................................
uluan...
Akuisisi Magnetotelurik......................................................
............
Pengolahan dan Interpretasi Data MT.................................
............
Aplikasi Metode Magnetotelurik........................................
............
............
............
.........
85
DafTar pUsTaka
88
89
92
95
Ekplorasi Elektromagnetik
Persamaan Maxwell
PERSAMAAN MAxwELL
memverifikasi
hipotesis Maxwell.
Bagian input merupakan sumber tegangan yang digunakan untuk mem-
yang ia buat karena Maxwell telah meninggal satu tahun sebelum penemuan
Hertz. Maxwell meninggal dalam usia yang cukup muda, 47 tahun dengan
meninggalkan seorang istri, Kathrine Mary, dan seekor anjing kesayangannya.
Gelombang Elektromagnetik
Hasil eksperimen yang dilakukan oleh Hertz telah memberikan bukti yang
kuat bahwa medan listrik dan medan magnet dapat merambat melalui ruang
dalambentuk gelombang. Dihasilkannya percikan pada rangkaian (2) juga
membuktikan bahwa medan listrik dan medan magnet tersebut mentrasmisikan sejumlah energi dan momentum. Dari persamaan Maxwell nomor (3) dan
(4), kita dapat menarik kesimpulan bahwa medan magnet dan medan listrik
kedua-duanya bergantung waktu dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Keadaan semacam itu disebut dengan medan listrik dan medan magnet terkopel.
Namun, bagaimana mekanisme terbentuknya gelombang elektromagnetik
tersebut? Apa logika yang mendasari sehingga Maxwell membuat hipotesis
bahwa medan listrik dan medan magnet merambat pada ruang dalam bentuk
gelombang? Ilustrasi sederhana berikut ini diharapkan dapat membantu
dalam memahami mekanisme terbentuknya gelombang elektromagnetik yang
di- hasilkan dari medan listrik dan medan magnet. Perhatikan sebuah kawat
lurus yang diberi arus listrik. Kawat diletakkan sejajar dengan sumbu x. Arus
listrik dialirkan pada kawat tersebut sehingga medan magnet B dihasilkan
pada ka- wat dimana arah medan magnet tersebut dapat ditentukan dengan
mengguna- kan aturan tangan kanan. Jika arus listrik yang diberikan pada
kawat berubah- ubah terhadap waktu maka medan magnet yang dihasilkan
juga berubah.
Berdasarkan konsep Faraday, perubahan medan magnet menghasilkan pe-
rubahan fluks magnet pada sembarang area, pada Gambar 11.2 dipilih area
A1. Pemilihan area ini sebenarnya bisa dimana saja dan bentuknya bisa bermacam-macam. Perubahan fluks magnet tersebut menginduksi
GGL induksi
pada luas area A1 dimana GGL tersebut berkaitan dengan medan listrik yang
dihasilkan pada luasan A1, lihat kembali pembahasan pada Bab 9. Dengan
menggunakan hukum Lenz, kita dapat mengetahu bahwa medan listrik yang
dihasilkan oleh perubahan fluks magnetik tersebut adalah sejajar
dengan arah
arus listrik.
Gambar 11.2a Medan listrik dan medan magnet terkopel yang dihasilkan
oleh kawat berarus listrik I.
Perhatikan sekali lagi bahwa jika arus listrik yang mengalir pada kawat
berubah-ubah maka medan magnet yang dihasilkan juga berubah. Jika arus
listrik semakin lama semakin besar maka medan magnet juga semakin lama
semakin besar. Akibatnya fluks magnetik yang menembus luasan A1 juga semakin besar. Perubahan fluks magnetik ini menghasilkan GGL induksi pada
loop A1 sehingga pada loop tersebut dihasilkkan medan listrik. Karena fluks
lainnya pada loop A1, perhatikan area yang ditandai dengan garis putusputus berwarna pada Gambar 11.2a.
Medan listrik pada area tersebut menghasilkan medan magnet seperti tampak pada Gambar 11.2b berikut ini:
Gambar 11.2b Medan magnet B yang dihasilkan oleh perubahan medan listrik E.
magnet dibangkitkan dari perubahan arus listrik yang mengalir pada kawat.
Namun pada segmen berikutnya, kita tidak membutuhkan hadirnya perubahan
10
oleh arus sumber berbentuk silinder dengan vektor normal permukaan sejajar
sumbu x. Jadi, dari sudut pandang persamaan Maxwell nomor (3), kita dapat menyatakan bahwa arus listrik perpindahan menghasilkan medan magnet
pada arah z dimana medan magnet tersebut akan menghasilkan GGL induksi
dan dengan demikian sama juga menghasilkan medan listrik, demikian seterusnya.
Pola rambatan yang terbentuk adalah silinder, menyerupai bentuk medan
magnet sumber yang dihasilkan oleh arus listrik pada kawat. Medan magnet
selalu tegak lurus terhadap arah rambat arus listrik sumber. Karena vector
bidang area A1 An selalu sejajar dengan arah rambat arus pada kawat
maka medan listrik pada bidang tersebut selalu tegak lurus terhadap medan
magnet. Walaupun pada
proses yang berlangsung pada area A1 An tidak dibutuhkan adanya perubahan arus listrik namun medan magnet yang dihasilkan mula-mula berasal
dari perubahan arus listrik pada kawat dan dengan demikian pola tersebut
bergantung pada arus sumber. Untuk menghasilkan perubahan arus listrik
diperlukan muatan pembawa arus yang bergerak dengan kecepatan berubahubah, dengan kata lain agar terjadi perubahan arus listrik maka muatan pembawa arus listrik tersebut harus mengalami percepatan. Demikianlah logika
sederhana yang dapat digunakan untuk merasionalkan hipotesis terbentuknya
gelombang elektromagnetik. Hipotesis Maxwell yang telah
dikonfirmasi oleh
Hertz melalui eksperimennya ternyata tidak melanggar asas ilmiah ketika diuji secara teoretik.
Pada sub bab berikutnya kita akan melanjutkan analisis terhadap gelombang eketromagnetik terkait pola rambatan, ekspresi matematis dan dinamika
energetiknya. 11 2 Gelombang Datar elektromagnetik Kita telah
memba- has mengenai gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh
kawat tung-
ikut ini kita akan menggunakan model gelombang datar untuk menjelaskan
pola rambatan gelombang elektromagnetik. Untuk menghasilkan gelombang
elektromagnetik datar dibutuhkan arus listrik berbentuk bidang. Arus listrik
semacam ini dapat dibuat dengan cara menyusun banyak kawat dalam
formasi sejajar, seperti terlihat pada Gambar 11.3.
Gambar 11.3 Arus listrik bidang yang dibentuk dari kawatkawat yang disusun secara sejajar.Arus listrik mengalir sejajar dengan sumbu (x).
Medan magnet yang dihasilkan setiap kawat, dilihat pada bidang xy
daerah z (+), adalah sejajar dengan sumbu y (+). Jika kawat berada pada jarak
yang sangat dekat satu sama lain maka medan magnet yang dihasilkan akan
men- galami superposisi, lihat kembali pembahasan tentang medan magnet
pada kawat lurus Bab 1.
Seperti kita ketahui bahwa medan magnet yang dihasilkan kawat berbentuk silinder sehingga superposisi yang terjadi antara medan magnet yang satu
dengan yang lain adalah superposisi medan magnet yang berbentuk silinder.
Karena kawat berada pada jarak yang sangat dekat satu dengan yang lainnya
maka superposisi tersebut dapat dianggap sebagai bidang yang mengnadung
medan magnet dimana arah medan magnet tersebut adalah sejajar dengan
sumbu y (+), seperti terlihat pada Gambar 11.5.
12
elektromagnetik datar ini dihasilkan baik pada arah z (+) maupun z ().
Gelombang elektromag-
netik merambat sepanjang sumbu z, dengan kata lain sejajar dengan bidang
xy dimana arus listrik berada. Arus listrik dibuat sedemikian rupa sehingga
berosilasi dan menghasilkan perubahan arus listrik. Osilasi arus listrik terjadi
pada, tentu saja, sumbu x. Dalam ilustrasi yang lebih eksplisit, gelombang
datar ini dapat kita gambar sebagai berikut:
14
Sebuah loop digunakan sebagai media untuk menerapkan persamaan Ampere dan Faraday. Persamaan nomor (3) dan (4) merupakan fundamen dari
gelombang elektromagnetik. Kita akan melihat bagaimana gelombang elektromagnetik dari sudut pandang persamaan Maxwell. Ambil satu segmen
muatan yang berosilasi sepanjang sumbu x. Keadaan tersebut dapat
diliustrasi- kan seperti tampak pada Gambar 11.6. Loop memiliki panjang
2b sedangkan lebar (tinggi) dz. Kontribusi pada arah z dapat diabaikan karena
dalam batas tertentu segmen dz ini dapat diabaikan. Dengan menerapkan
hukum Ampere kita peroleh:
Untuk komponen persamaan pada sumbu y dapat diturunkan dengan logika yang sama. Persamaan (1111) tidak lain adalah persamaan gelombang,
lihat kembali pembahasan Bab Gelombang mekanik. Solusi dari persamaan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
16
Dengan mendefinisikan
sebagai amplitude medan magnet B0 maka hasil akhirnya dari penurunan persamaan di atas dapat dituliskan sebagai:
Yang mana memiliki bentuk yang sama dengan persamaan (1114). Kita
telah mempelajari mengenai gelombang pada Bab Gelombang. Persamaan
gelombang secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dimana
v
menyatakan
cepat
rambat
gelombang.
Menilik pada persamaan (1111) dan (1114), kecepatan gelombang
baik untuk komponen medan listrk dan medan magnet adalah:
Ini tidak lain adalah kecepatan cahaya. Hal yang sangat mengejutkan pada
18
saat itu adalah bahwa ternyata fenomena cahaya dapat dijelaskan melalui
teori listrikmagnet. Hal ini benar-benar mencengangkan. Apa yang
berikutnya muncul adalah pertanyaan mengenai apa sebenarnya hakikat
cahaya. Namun sebelum kita beranjak ke pertanyaan tersebut, masih ada
sesuatu lagi yang perlu kita ketahui. Kecepatan cahaya c dapat diturunkan
dari konstanta permisivitas dan permeabilitas ruang hampa. Definisi kecepatan cahaya adalah:
Dengan melakukan
sekelumit
modifikasi
dapat
menyatakan
persa- maan (1119)
dalam bentuk
yang lebihkita
sederhana:
Karena energi gelombang elektromagnetik terdiri dari dua komponen, medan listrik dan medan magnet, maka kita juga dapat menyatakan energi per
satuan volume dalam variabel medan magnet melalui relasi E = cB.
20
Atau
Gelombang elektromagnetik mentrasmisikan energi dalam bentuk rambatan medan listrik dan medan magnet. Rambatan energi ini bergantung pada
koordinat spasial dan waktu. Variabel z pada persamaan (1124) menunjukkan arah rambat gelombang elektromagnetik sedangkan menyatakan frekuensi sudutnya. Ketika gelombang telah bergerak selama waktu dt
maka gelombang tersebut telah menempuh jarak sejauh cdt dan menyapu
luasan sebesar A. Energi total yang dibawa oleh gelombang tersebut, setelah bergerak selama dt tadi, dengan demikian dapat dinyatakan sebagai:
Kita dapat menurunkan berbagai besaran yang terkait energi dari persamaan
tersebut. Energi total yang dijalarkan per detik, atau daya, dapat kita tentukan
sebagai berikut:
22
Perhatikan bahwa fluks energi ini memiliki arah kerja yaitu terhadap
suatu
bidang tertentu. Jika normal bidang tegak lurus dengan arah kerja daya maka
pada permukaan tersebut, fluks energi akan nol. Dengan
demikian S didefinisikan
disebut sebagai besaran vektor dan dalam bentuk vektornya besaram S
sebagai pointing vector s.
Karena medan magnet selalu tegak lurus terhadap medan listrik maka
hasil dari persamaan di atas dapat ditulis dengan:
Ketika partikel Q mendapat percepatan maka partikel akan bergerak. Komponen medan magnet hanya dapat bekerja pada muatan yang bergerak seh-
ingga setelah partikel bergerak dengan kecepatan tertentu maka partikel akan
dipengaruhi oleh medan magnet dan geraknya akan dibelokkan sesuai dengan
persamaan (61). Gaya total yang bekerja pada muatan Q dengan demikian
adalah penjumlahan dari gaya oleh medan listrik dan medan magnet, lihat
persamaan (64), dituliskan ulang:
FL adalah gaya Lorentz dan v kecepatan gerak partikel Q. Perhatikan bahwa pada gelombang elektromagnetik medan listrik mengalai osilasi pada nilai
positif dan negative sehingga gaya total yang bekerja pada partikel Q adalh
nol. Namun demikian, gaya yang dikerjakan oleh medan
magnet selalu ada. Jadi, partikel tetap mengalami percepatan gerak. Berdasarkan hukum II Newton, partikel bermuatan yang diberi gaya eksternal
akan mengalami perubahan momentum, lihat kembali pembahasan hokum
Newton. Karena perubahan momentum partikel Q disebabkan oleh gelombang elektromagentik maka gelombang itu sendiri tentu saja memiliki momentum. Mengacu pada konsep fluks energi S, ketika partikel telah
bergerak
selama dt maka momentum gelombang elektromagnetik dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dari persamaan (1128), kita dapat menurunkan besaran lainnya yaitu tekanan radiasi. Gaya berkaitan dengan perubahan momentum dan berdasarkan
persamaan (1128) perubahan momentum dapat kita nyatakan sebagai:
24
11 4 radiasi Dipol
Partikel yang mengalami percepatan dapat menghasilkan gelombang elektromagnetik. Pada sub bab sebelumnya kita telah menggunakan model
partikel bermuatan pembawa arus listrik yang berosilasi menghasilkan
gelombang bidang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Transmisi gambar dan suara pada
televisi, juga handphone, menggunakan gelombang elektromagnetik. Pada
percobaan yang dilakukan Hertz, digunakan dua alat yang berfungsi sebagai
pemancar dan penerima. Tentu saja yang dipancarkan dan diterima adalah
gelombang elek- tromagnetik.
Pada stasiun televisi transmisi gambar dan suara dilakukan denganalat
yang disebut antenna pemancar. Televisi di rumah kita menangkap sinyal
tersebut juga dengan menggunakan antena namun antenna yang digunakan
adalah antena penerima. Gelombang elektromagnetik dipancarkan secara radiasi. Gelombang elektromagnetik tidak membutuhkan kehadiran medium
agar dapat merambat. Pada prakteknya, proses pemancaran dan penerimaan
gelombang elektromagnetik cukup rumit. Pada sub bab ini kita akan membagas radiasi elektromagnetik tersebut dalam bentuknya yang paling sederhana
yaitu pada sistem yang disebut sebagai radiasi dipol. Lihat Gambar 11.8,
sumber tegangan AC digunakan untuk menghasilkan osilasi muatan pada ka-
26
Yang mana m0 adalah momen dipol magnet maksimum, m0 = b2I0 dengan b menyatakan radius loop medan magnet dan I0 menyatakan arus listrik maksimum yang digunakan untuk membangkitkan medan magnet. 11
5 polarisasi Gelombang elektromagnetik dapat dikarakterisasi berdasarkan
komponen medan listrik dan medan magnet yang menyusunnya. Hal tersebut
menjadi lebih mudah lagi dilakukan karena medan listrik dan medan magnet
terkopel satu sama lain artinya jika kita mengetahui salah satu komponen, katakanlah medan listrik, maka kita dapat menentukan komponen lainnya, yaitu
medan magnet. Untuk memahami apa itu polarisasi, kita akan fokus pada
medan listrik dan sebagai simplifikasi maka diasumsikan bahwa
gleombang
merambat pada arah z. Persamaan gelombang untuk komponen medan listrik
dapat dituliskan sebagai berikut:
Hal ini berarti bahwa amplitude gelombang pada komponen sumbu x dan y
adalah sama, demikian juga dengan fasenya. Kedua amplitude mencapai nilai
maksimum dan minimum dalam waktu yang sama pula. Keadaan semacam
itu disebut sebagai gelombang terpolarisasi linier. Perhatikan diagram
sederhana pada Gambar 11.9.
28
Ekplorasi Elektromagnetik
Ekplorasi Georadar
METODE GEORADAR
i. pendahuluan
Geofisika
adalah
bagian
dari
ilmu
bumi yang
mempelajari
bumi
menggunakan
kaidah
atau
prinsip-prinsip
fisika.
Di dan
dalamnya
termasuk
juga
rologi,
elektrisitas
atmosferis
fisika
ionosfer.
Penelitian
untuk
mengetahui
kondisimeteodi geofisika
bawah
permukaan
bumi melibatkan
pengukuran
di
atas
permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh
batuan di
dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan
kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal. Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua
kategori yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami
yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat
medan gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi.
Sedangkan sumber-sumber yang digunakan dalam pengukuran tersebut
diantaranya ada- lah gelombang elektromagnetik, getaran, sifat kelistrikan,
sifat kemagnetan, dan lain-lain.
Penggunaan sinyal elektromagnetik saat ini sudah banyak digunakan,
salah satu metode yang menggunakan sumber ini yaitu metode Ground
Penetrating
Ekplorasi
Elektromagnetik
GPR dapat disebut juga dengan Ekplorasi
metode Georadar
refleksi
Radar (GPR).
a. pengertian
GPR adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari
kondisi bawah
permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik yang mempunyai rentang
frekuensi antara 1-1000 MHz dan dapat mendeteksi parameter permitivitas
listrik
(),
konduktivitas
()
danradiasi
permeabilitas
magnetik (). yang
GPR
dapat
disebut refleksi
jugadigunakan
dengan
metode
refleksi
karena
memanfaatkan
sifat
elektromagnetik
memperlihatkan
separti
pada
metode
gelombang
seismik.
GPR
dalam
berbagai
aplikasi,elektromagnetik
termasuk stratigrafi tanah, studi air tanah, pemetaan fracture bedrock dan penentuan
kedalaman dari permukaan air tanah (Annan dan Davis, 1989). Seperti pada sistem
radar pada umumnya, sistem GPR terdiri atas pengirim (trasmiter), antena
yang terhubung ke sumber pulsa, dan penerima (receiver), antena yang terhubung ke unit pengolahan sinyal dan citra. Adapun dalam menentukan tipe
antena yang digunakan, sinyal yang ditransmisikan dan metode pengolahan
sinyal tergantung pada beberapa hal, yaitu:
Jenis objek yang akan dideteksi
Kedalaman Objek, dan
Karakteristik elektrik medium tanah
Dari proses pendeteksian seperti di atas, maka akan didapatkan suatu citra
dari letak dan bentuk objek yang terletak di bawah tanah atau dipermukaan
tanah. Untuk menghasilkan pendeteksian yang baik, suatu sistem GPR harus
memenuhi empat persyaratan sebagai berikut:
1. Kopling radiasi yang efisien ke dalam tanah
2. Penetrasi gelombang elektromagnetik yang efisien
3. Menghasilkan sinyal dengan amplitudo yang besar dari objek yang
dideteksi.
4. Bandwidth yang cukup untuk menghasilkan resolusi yang baik.
30
B. Gelombang elektromagnetik
Sifat elektromagnetik suatu material bergantung pada komposisi dan
kand- ungan air didalamnya, dimana keduanya merupakan pengaruh utama
pada perambatan kecepatan gelombang radar dan atenuasi gelombang
elektromag- netik dalam material. Penggunaan gelombang elektromagnetik
dalam ground penetrating radar didasarkan atas persamaan maxwell yang
merupakan peru- musan matematis untuk hukum-hukum alam yang
melandasi semua fenomena elektromagnetik. Perumusan tersebut dirumuskan
dalam persamaan sebagai berikut :
Dari persamaan Maxwell di atas dapat diperoleh nilai kecepatan gelombang EM pada berbagai medium, kecepatan ini tergantung kepada kecepa-
dimana:
f = frekuensi gelombang EM
o = permitifitas ruang bebas (8,854 x 10-12 F/m)
Loss factor menunjukkan sejumlah energi yang hilang penjalaran (propagasi) muatan atau sinyal karena terjadi penyerpan oleh medium yang dilewati. Energi tersebut sebenarnya tidak lenyap tetapi bertransformasi menjadi
suatu bantuk yang berbeda, misalnya dari energi EM menjadi energi termal
(panas) sama halnya seperti yang berlaku pada alat masak oven microwave.
Tetapi terkadang energi tersebut tidak berubah bentuk melainkan mengalami
multiphating. Penyebaran geometrik dan penghamburan (scattering) yang
berlebihan, sehingga tidak dapat lagi diobservasi oleh antena.
C. Koefisien Refleksi
Suatu gelombang aan mengalami efek snellius. Dari efek snellius itu da-
32
(r)
lapisan 2. didefinisikan sebagai kapasitas dari suatu material dalam
melewatkan muatan saat medan elektromagnetik melaluinya.
34
e. atenuasi Gelombang
Dalam perambatannya, amplitudo sinyal akan mengalami pelemahan karena adanya energi yang hilang, sebagai akibat terjadinya
refleksi / trasmisi
di tiap batas medium dan terjadi setiap kali gelombang radar melewati batas
antar medium. Faktor kehilangan energi disebabkan oleh perubahan energi
elektromagnetik menjadi panas. Penyebab dasar terjadinya atenuasi merupakan fungsi kompleks dari sifat dielektrik dan sifat listrik medium yang dilewati
oleh sinyal radar. Faktor atenuasi tergantung pada konduktivitas,
permitivitas, dan permeabilitas magnetic medium, dimana sinyal tersebut
menjalar, serta
frekuensi sinyal itu sendiri. Koefisien Atenuasi ditentukan dengan
persamaan
berikut :
e m
r
a
r
s
1
ew
f. Skin Depth
Skin depth adalah kedalaman dimana sinyal telah berkurang menjadi 1/e.
Kedalaman penetrasi dibatasi oleh konduktifitas tanah yang rendah (atau
resisitivitas yang tinggi). Untuk material geologi, berada pada range 1-30, sehingga range jarak cepat rambat gelombang menjadi besar yaitu sekitar 0.03
sampai 0.175 m/ns. Skin depth dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
1
a
c
2
mr e r
2
s
1
ew
-1
dimana:
= Skin Depth (m)
r = konstanta dielektrik relatif
= konduktifitas tanah/material
r = permeabilitas magnetik relative
= 2f, f adalah frekuensi
Tabel 2.1. permitivitas relatif, konduktivitas,kecepatan, dan atenuasi media geologi (annan, 1992)
material
permitivitas
relatif
konduktivitas
(ms/m)
kecepatan
(m/ns)
koef.
Atenuasi
(dB/m)
Udara
0.3
Air terdistilasi
80
0.01
0.033
2x10-3
Air segar
80
0.5
0.033
0.1
Air laut
80
3x10
0.01
103
Pasir kering
3-5
0.01
0.15
0.01
Pasir jenuh
20-30
0.1-1
0.08
0.03-0.3
Batugamping
4-8
0.5-2
0.12
0.4-1
Serpih
5-15
1-100
0.09
1-100
Lanau
5-30
1-100
0.07
1-100
Lempung
5-40
2-1000
0.06
1-300
Granit
4-6
0.01-1
0.13
0.01-1
Garam kering
5-6
0.01-1
0.13
0.01-1
Es
3-4
0.01
0.16
0.01
36
geofisika
menggunakan metode ground penetrating radar kurang lebih sama saja dengan metode-metode penyelidikan lainnya yaitu :
a. GPR
b. Perangkat komputer
c. Control unit
d. Graphic recorder
Alat utama yang digunakan adalah Ground Penetrating Radar sendiri
yang terdiri dari beberapa komponen yang penting.
Ground penetrating radar (Gpr)
Sistem GPR terdiri atas pengirim (transmitter), yaitu antena yang terhubung ke sumber pulsa (generator pulsa) dengan adanya pengaturan timing
circuit, dan bagian penerima (receiver), yaitu antena yang terhubung ke LNA
dan ADC yang kemudian terhubung ke unit pengolahan (data processing)
ser- ta display sebagai tampilan outputnya.
Sistem GPR yang digunakan untuk mengukur keadaan di bawah permukaan tanah terdiri dari unit kontrol, antenna pengirim dan antena penerima,
penyimpanan data yang sesuai dan peralatan display. Unit kontrol radar
meng- hasilkan pulsa trigger tersinkronasi ke pengirim dan penerima
elektronik di antena. Pulsa ini mengendalikan pengirim dan penerima
elektronik untuk menghasilkan sample gelombang dari pulsa radar yang
dipantulkan.
Antena merupakan tranduser yang mengkonversikan arus elektrik pada
elemen-elemen antena logam (biasanya antenna bowtie-dipole sederhana) untuk mengirimkan gelombang elektromagnetik yang akan dipropagasikan ke
dalam material. Antena memancarkan energy elektromagnetik ketika terjadi
perubahan percepatan arus pada antena. Radiasi terjadi sepanjang garis, dan
radisi terjadi sepanjang waktu ketika terjadi perubahan arah arus (misalnya
pada ujung elemen antena). Mengendalikan dan mengarahkan energy elektromagnetik dari antena merupakan tujuan dari perancangan antena. Antena
juga mengubah gelombang elektromagnetik ke arus pada suatu elemen antena, bertindak sebagai suatu penerima energy elektromagnetik dengan cara
menangkap bagian gelombang elektromagnetik.
Sistem GPR dikendalikan secara digital, dan data selalu direkam secara
digital untuk kebutuhan pemrosesan survey akhir dan display. Kendali digital
dan display bagian dari sistem GPR secara umum terdiri dari sebuah mikroprosesor, memori, dan mass storage yaitu medium untuk menyimpan bidang
pengukuran.
Sebuah mikrokomputer yang kecil dan operating sistem standard kerapkali
digunakan untuk mengendalikan proses pengukuran, menyimpan data, dan
38
mancar atau transmitter pada suatu posisi yang tetap, sedangkan receiver dipindah-pindah sepanjang lintasan penyelidikan (Gambar
4.3.).
Cara
ini
umumnya
reflektor
yang
relatif
datar
atau
memiliki
kemiringan
yanguntuk
rendah.
Tetapi
asumsi
bahwa
reflektor
cenderung
datar
adalah
tidak digunakan
selalu
benar, untuk
maka
mengatasi
kelemahan ini digunakan cara CMP, yang hanya sedikit berbeda
dengan cara WARR, pada CMP sounding, kedua antena bergerak
menjauhi satu sama lainnya dengan titik tengah pada titik yang tetap,
kedua cara ini merupakan cara yang paling umum digunakan.
42
Kontras yang tinggi antara daya konduktivitas udara dan tanah dapat
menciptakan gelombang direct dan gelombang udara yang dapat mengaburkan refleksi dari objek penting di bawah permukaan. Gelombang
Filtering data.
Tujuan dari filtering adalah menghilangkan noise background yang
tidak
dr
kedalaman
reflektor
v : cepat rambat energi elektromagnet pada material
t : waktu tempuh ke reflektor dalam two-way travel time
h. migrasi.
Migrasi adalah suatu prosedur untuk mengubah permukaan yang telah
terekam dalam data GPR ke data dengan lokasi heterogenetis bawah permukaan pada posisi yang benar.
visUaLisasi DaTa Gpr
Ada tiga metode dalam memvisualisasi data GPR, antara lain : Ascan adalah penyajian 1D single profil GPR (trace), B-scan adalah penyajian 2D 3
data sinyal yang telah diperoleh dari akuisisi untuk kemudian diplot kedalam
suatu bentuk konfigurasi agar dapat dibaca dan diambil kesimpulan,
pekerjaan
ini adalah interpretasi. Beberapa hal yang lazim diperhatikan dalam penginterpretasian adalah :
a.
Interpretasi grafik
b.
Analisa kuantitatif
Dengan menggunakan beberapa analisa, kedalaman interpretasi sinyal juga kedalaman target atau reflektor dapat dideterminasi
tergantung
kepada cukup tidaknya nilai yang diketahui dari analisa kecepatan juga
variasi konstanta dielektrik relatif material yang dilewati, juga kepada
analisa amplitude dan koefisian refleksi.
c.
Kegagalan interpretasi
Dua hal yang paling sering ditemui dan dianggap sebagai kelemahan
dalam interpretasi radar adalah tidak mampu mengindentifikasi
permukaan tanah dan misi identifikasi strata hitam-putih pada radargram. Hal
ini
dapat disebabkan oleh perlakuan yang dialami oleh sinyal selama menempuh perjalanan melewati medium.
tasikan data. Penafsirannya kemudian dibandingkan dengan penafsiran dari log borehole bawah permukaan. Penelitian ini menghasilkan
iv.
b.
c.
i. pendahuluan
Metode VLF-EM merupakan salah satu metode geofisika yang
digunakan
untuk menggambarkan rapat arus induksi yang terdapat di bawah permukaan
bumi. Metode ini pertamakali diperkenalkan oleh Ronka pada tahun 1971.
Metoda ini memanfaatkan gelombang elektromagnetik dengan frekwensi
5-30 kHz. Metode ini memanfaatkan medan elektromagnetik yang dibangkitkan pemancar-pemancar gelombang radio VLF berdaya besar yang dioperasikan untuk kepentingan militer, terutama untuk berkomunikasi dengan kapal
selam.
a. prinsip kerja
Medan magnetik dan medan listrik yang dibangkitkannya disebut sebagai medan primer. Medan primer membangkitkan medan sekunder sebagai
akibat adanya arus induksi yang mengalir pada benda-benda konduktor di
dalam tanah. Medan sekunder yang timbul bergantung pada sifat-sifat medan primer, sifat listrik benda-benda di dalam tanah dan medium sekitarnya,
serta bentuk dan posisi benda-benda tersebut. Pada daerah pengamatan VLF
dilakukan pengukuran terhadap resultan medan primer dan medan sekunder,
dimana perubahan resultan kedua medan tersebut tergantung pada perubahan
Ekplorasi Elektromagnetik
Ekplorasi Elektromagnetik
dan resistivitas
semu
. Hubungan ini biasa
dituliskan dalam bentuk dibawah ini :
dimana:
a = Resistivitas semu
= = Permeabilitas magnetik di ruang hampa
o
z = Frekuensi sudut = 4f
rata-rata cukup kecil dan konduktivitas target biasanya > 10-2 S/m. hal
ini menunjukkan efek medan akibat arus konduksi memegang peranan
penting ketika terjadi perumbahan konduktivitas batuan.
d. Pelemahan (Atenuasi) Medan
Pelemahan medan ini mempengaruhi kedalaman. Kedalaman pada saat
amplitudo menjadi 1/e (kira-kira 37%) dikenal sebagai skin depth atau
kedalaman kulit. Kedalaman ini dalam metode elektromagnetik disebut
sebagai kedalaman penetrasi gelombang, yaitu:
kedalaman =
data
dari
masing-masing
titik pengukuran
2. Filter Fraser
Dengan menggunakan filter ini, titik potong dari anomali menjadi
optimal (mencapai puncaknya),
membuat proses
analisis lebih mudah. Filter Fraser diaplikasikan untuk setiap lintasan dengan menempatkan lokasi pengukuran pada (x, y) dan anomali di (z), karena itu kontur dapat dibuat. Kontur menunjukkan anomali tersebar di
suatu daerah.
karena
kesulitan untuk menentukan titik perubahan yang tidak terfokus pada satu
titik, selain itu, jika daerah tersebut memiliki banyak bahan konduktif,
titik
3. Filter Karous-Hjelt
Interpretasi kualitatif VLF-EM dapat dilakukan dengan menggunakan
filter Karous- Hjelt. Penerapan hasil filter ini berupa distribusi
kerapatan
arus yang dapat memberi informasi mengenai daerah konduktif.
adalah
perbandingan
antara
sumbu
ke- cil
terhadap
sumbu
besarnya
(dalam
persen).
Tilt
sudut
dan
eliptisitas
,
berkaitan
dengan
komponen
medan
magnetik
horizontal,
vertikal dan
fasanya Secara matematis dapat diperlihatkan bahwa tilt angle
mirip
dengan bagian in phase (komponen real) dari komponen vertikal dan eliptisitas mirip dengan bagian quadrature (komponen imaginer) dari
komponen vertikal.
digunakan
untuk menentukan struktur bawah permukaan bumi. Patahan adalah
Data gradien in-phase dan tilt-angle dapat memetakan lokasi sungai bawah permukaan secara horisontal. Hasil inversi dari program
c.
Ekplorasi Elektromagnetik
Eksplorasi Magnetotellurik
METODE
MAGNETOTELL
URIK
i. pendahuluan
Survey disgeofisika
dimaksudkan
untuk
memperoleh
informasi
mengenai
tribusi
parameter
fisik
bawah
permukaan
seperti
kecepatan
gelombang
elastik,
rapat
massa,
kemagnetan,
kelistrikan
dan
lain-lain.
Dalam
geofisika
menggunakan
metoda
elektromagnetik
(EM)
sifatsurvey
fisik
yang
relevan
adalah
konduktivitas
atau
resistivitas
(tahanan-jenis)
batuan.Beberapa
studi
menunjukkan adanya kaitan erat antara tahanan-jenis dengan porositas, kandungan
fluida (air atau gas) dan temperatur formasi batuan. Pengaruh
masing-masingfaktor tersebut terhadap tahanan-jenis formasi batuan sangat kompleks karena
dapat salingtumpang-tindih (overlap).
Metoda magnetotellurik (MT) merupakan salah satu metode eksplorasi
geofisika yang memanfaatkan medan elektromagnetik alam. Medan
EM tersebut ditimbulkan oleh berbagai proses fisik yang cukup kompleks
sehingga
spektrum frekuensinya sangat lebar (10-5 Hz 104Hz).
Kebergantungan fenomena listrik - magnet terhadap sifat kelistrikan terutama konduktivitas medium (bumi) dapat dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi menggunakan metoda MT. Hal ini dilakukan dengan mengukur secara simultan variasi medan listrik (e) dan medan magnet (H) sebagai fungsi
waktu. Informasi mengenai konduktivitas medium yang terkandung dalam
data MT dapat diperoleh dari penyelesaian persamaan Maxwell mengguna-
kan model-model yang relatif sederhana. Pada dekade 50-an untuk pertama
kali hal tersebut dilakukan dan dibahas secara terpisah oleh Tikhonov (1950),
Rikitake (1946), Price (1950), Kato dan Kikuchi (1950), Cagniard (1953) dan
Wait (1954) yang kemudian menjadi dasar metoda MT. Dengan demikian
metoda ini masih relatif baru jika dibandingkan dengan metoda
geofisika lainnya.
Medan EM yang dibawa oleh angin matahari akan terus menjalar sampai
ke lapisan ionosfer dan kemudian terjadi interaksi dengan lapisan ionosfer.
B. persamaan maxwell
Persamaan Maxwell merupakan sintesa hasil-hasil eksperimen (empiris)
mengenai fenomena listrik - magnet yang didapatkan oleh Faraday, Ampere,
Gauss, Coulomb disamping yang dilakukan oleh Maxwell sendiri. Penggunaan persamaan tersebut dalam metoda MT telah banyak diuraikan dalam buku-buku pengantar geofisika khususnya yang membahas metode
EM (Keller
& Frischknecht, 1966 ; Porstendorfer, 1975 ; Rokityansky, 1982 ; Kauffman
dimana
e : medan listrik (Volt/m)
B : fluks atau induksi magnetik (We
ber/m2 atau Tesla)
H : medan magnet (Ampere/m)
j : rapat arus (Ampere/m2)
D : perpindahan listrik (Coulomb/m2)
q : rapat muatan listrik (Coulomb/m3)
pada medium
dinyatakan oleh persamaan berikut,
dimana
: permeabilitas magnetik (Henry/m)
: permitivitas listrik (Farad/m)
: konduktivitas (Ohm-1/m atau Siemens/m)
: tahanan-jenis (Ohm.m)
C. impedansi Bumi
a. Impedansi Bumi Homogen
Gelombang elektromagnetik yang merambat ke permukaan bumi
diasumsikan bahwa permukaan bumi hanya mengabsorpsi
gelombang elektromagnetik tersebut. Perambatan gelombang
elektromagnetik di bawah permukaan bumi dapat diketahui dengan
suatu model medium. Model bumi yang paling sederhana adalah
medium homogen setengah ruang (half-space) dimana
diskontinyuitas resistivitas hanya terdap- at pada batas udara dengan
bumi. Pada medium homogen tidak ada variasi lateral medan listrik
dan medan magnet serta gelombang EM dianggap sebagai
gelombang bidang (plane wave) yang merambat se- cara vertikal.
Sehingga dalam hal ini, setiap komponen horisontal me- dan listrik
dan medan magnet hanya bervariasi terhadap kedalaman.
Impedansi yang didefinisikan sebagai perbandingan antara
komponen
medan listrik dan medan magnet yang saling tegak lurus dapat diperoleh dari persamaan,
Dalam prakt
mukaan bumi dan ditangkap oleh sensor, maka persamaan tensor impedansi
(Z) dinyatakan dengan :
menjadi empat kuadran, dimana sumbu x berimpit dengan arah utara dan selatan; sumbu y berimpit dengan arah barat dan timur.
76
dari sensor elektrik dan magnetik yang masih berupa harga tegangan
listrik terukur. Proses gain recovery ditujukan untuk mengembalikan
77
77
e =ZH
dimana Z adalah tensor impedansi dengan elemen-elemen bilangan
kompleks yang dapat pula dinyakan sebagai tahanan-jenis semu dan
fasa. Disamping itu, antara medan magnet horisontal dan medan magnet vertikal terdapat hubungan sebagai berikut :
Hz = T H
dimana T adalah vektor induksi yang dapat digunakan untuk menghitung parameter yang dikenal sebagai tipper. Dari besaran impedansi
dan tipper inilah dapat diperkirakan informasi mengenai distribusi
yy
xy
yx
-Z
kita bisa menghitung tensor impedansi yang seolah-oleh diperoleh
dengan sistem koordinat pengukuran lain melalui rotasi. Hal ini sangat berguna karena arah jurus struktur tidak diketahui saat
pengukuran dilakukan.
Jika sumbu x dalam sistem koordimat pengukuran searah dengan
jurus maka elemen tensor hasil rotasi Zxy dan Zyx merupakan impedansi yang berkaitan dengan pengukuran medan listrik sejajar jurus
atau TE-mode (Transverse Electric) dan tegak lurus jurus atau TMmode (Transverse Magnetic).
Cara lain untuk menentukan arah kecenderungan struktur (trend)
adalah dengan menggunakan diagram polar yang menggambarkan elemen tensor impedansi sebagai
fungsi rotasi .
Berdasarkan asumsi
bahwa impedansi medium 1-D merupakan besaran skalar yang tidak
bergantung arah sistem koordinat pengukuran (invariant), maka dari
tensor impedansi diturunkan parameter yang disebut invarian. Imped78
78
79
79
1-D. Namun demikian, diperlukan kecermatan dan kehati-hatian dalam interpretasi yang didasarkan atas hasil pemodelan 1-D dari impedansi atau tahanan-jenis semu invarian.
Prinsip estimasi arah kecenderungan struktur dengan rotasi dapat
pula diterapkan pada tipper sehingga kita peroleh apa yang disebut
sebagai tipper strike. Parameter-parameter lain untuk memperkirakan
tingkat penyimpangan medium dari keadaan ideal 1-D atau 2-D adalah skew dan elliptisitas impedansi serta tipper skew.
lah fungsi umum dari forward modeling yang diperoleh dengan metode
finite difference.
Pemodelan menggunakan model 1-D hanya dapat diterapkan pada
data yang memenuhi kriteria data 1-D. Namun demikian, dengan
asum- si tertentu pemodelan 1-D dapat pula diterapkan pada data yang
di- anggap mewakili kecenderungan lokal atau struktur secara garis
besar, misalnya impedansi invarian dan impedansi dari TE-mode.
Pemodelan
1-D menggunakan kurva sounding TE-mode didasarkan atas anggapan
bahwa pengukuran medan listrik searah jurus tidak terlalu dipengaruhi
oleh diskontinuitas lateral tegak lurus jurus.
Teknik forward modelling dilakukan dengan menghitung respons
dari suatu model untuk dibandingkan dengan data impedansi (tahananjenis semu dan fasa) pengamatan. Dengan cara coba-coba (trial and
er- ror) dapat diperoleh suatu model yang responsnya paling cocok
dengan data, sehingga model tersebut dapat dianggap mewakili kondisi
bawah permukaan. Teknik inverse modelling memungkinkan kita
memperoleh parameter model langsung dari data.
2. pemodelan 2-D
Parameter model 2-D adalah nilai tahanan jenis dari tiap blok yang
berdimensi lateral (x) dan dimensi vertikal (z). Algoritma non-linier
conjugate gradient (NLCG) digunakan untuk memperoleh solusi yang
meminimumkan fungsi objektif , yang didefinisikan oleh:
khusus bermanfaat sebagai bahan pendidikan dan latihan bagi penyelenggara diklat migas. (Handayani, 2010).
Ekplorasi Elektromagnetik
Ekplorasi CSAMT
METODE cSAMT
i. pendahuluan
Secara umum pada metoda elektromagnetik, gelombang yang berasal dari
sumber, jika sampai ke permukaan, maka sebagian ada yang dipantulkan dan
sebagian lagi ditransmisikan. Sedangkan gelombang yang ditransmisikan,
jika mengenai anomaly (bahan konduktif) akan menimbulkan medan, dan
medan ini yang kemudian dicatat oleh receiver. Karena ada sebagian
gelombang yang dipantulkan, maka medan yang tercatat pada receiver adalah
medan totalnya, yaitu medan primer yang berasal dari sumber dan medan
sekunder yang beras- al dari induksi oleh anomali. Namun untuk kasus
CSAMT efek medan primer tidak tercatat, karena sumber gelombangnya
langsung diinjeksikan ke dalam bumi.
CSAMT (controlled-source audio-frequency magnetotellurics) adalah
metode pendugaan dalam (sounding) elektromagnetik kawasan frekuensi
yang menggunakan HED (horizontal electrical dipole) atau VMD (vertical
magnetic dipole) sebagai sumber buatan. Kedua sumber tersebut terletak di
permukaan bumi. Metode ini mirip metode magnetotelurik (MT) dan audiofrequency magnetotellurics (AMT) yang menggunakan sumber alami. Kedua
jenis metode tersebut (yang bersumber buatan dan alami) dimasukkan dalam
keluarga magnetotelurik. Metode CSAMT ini pada umumnya digunakan untuk pemetaan kondisi bawah tanah sedalam 2-3 km.
A. sumber CsamT
Sumber CSAMT biasanya berupa dipol listrik HED (horizontal electrical
dipole) atau VMD (vertical magnetic dipole) dengan panjang 1-2 km sebagai
sumber buatan. Kedua sumber tersebut terletak di permukaan bumi. Lokasi
sumber ideal paling sedikit 4 kali kedalaman kulit t . Kedalaman investigasi
kira-kira t / 2 .
Jika offset antara sumber dan penerima 4t . Resolusi lateral dikontrol
oleh panjang dipol listrik yang normalnya diantara 10-200m. Yang diukur dalam metode CSAMT ini adalah komponen kuat medan magnet dan kuat medan listrik yang saling tegak lurus. Set-up survei CSAMT tensor
diperlihatkan pada gambar 2.1. dibawah ini.
(m),
merupakan frekuensi angular (Hz) dan f = frekuensi gelombang elektromag-
netik (Hz).
dimana:
a = resistivitas semu
f = frekuensi
E/H = Impedansi Listrik
lar dan CSAMT skalar. Jenis pengukuran tersebut dapat dilihat pada gambar
4.2.
2. Static Effect
Efek statis ini disebabkan oleh adanya body yang berada di dekat
permukaan , terbatas , dan tidak homogen secara elektrik . Permasalahan ini dapat terlihat sebagai hasil persebaran muatan statis yang terakumulasi pada permukaan body .
3. Koreksi near-field
Koreksi near-field, sehingga data CSAMT memiliki karakteristik
yang mirip dengan data MT. Teknik relatif sederhana untuk koreksi
near-field effect dengan memotong data CSAMT sehingga hanya
terda- pat data far-field. Generalisasi hasil untuk medium homogen
terhadap data CSAMT yang benar. Untuk medium homogen,
resistivitas semu dan data near-field yang merepresentasikan
resistivitas sebenrnya dari medium dapat dikalkulasi.
B. interpretasi Data CsamT
Hasil akhir pengukuran berupa sebaran nilai resistivitas terhadap
kedalaman kemudian ditafsirkan sebagai penampang geofisika
yang
berkorelasi dengan struktur geologi bawah permukaan yang sebenarnya.
jenis
batuan bawah permukaan untuk mempelajari struktur geologi dengan cara
memanfaatkan gelombang elektromagnetik dan merupakan perluasan dari
metode MT, dengan beberapa kelebihan antara lain dapat memakai sumber
buatan (aktif). Metode CSAMT banyak digunakan dibidang Geothermal, Hydrocarbon, Groundwater, maupun Mineral. Dalam bab ini akan diberikan beberapa pengaplikasian dalam beberP peneltian yang telah dilakukan dengan
menggunakan metode CSAMT yaitu sebagai berikut :
2.
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pola penyebaran area outflow suatu sistem panas bumi di daerah Medini dan Nglimut, lereng
utara
gunung Ungaran dengan metode CSAMT. Pengukuran dilakukan dengan
alat Stratagem dengan jangkauan frekuensi 1 Hz 100 kHz. Pengukuran
dilakukan pada 25 titik dan diolah menggunakan pemodelan inversi MT
1D dan didukung oleh penampang semu resistivitas dan konduktivitas beserta kontur pada irisan kedalaman. Didapatkan area penelitian merupakan
Outflow dengan kecenderungan nilai resistivitas rendah ke arah
tenggara
yang berkaitan dengan sumber sistem panas bumi di Gedongsongo. (Setyawan, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Arsana, Kadek. 2012. Makalah Elektromagnetik. http://www.scribd.com/
doc/96233633/40451299-Makalah-Elektromagnetik. Diakses pada
tanggal 10 Juni 2012, Pukul 13.05 WIB.
Bahri, A. Syaeful., Nat Bagus Jaya S, Wahyu Sugeng M. 2010. Pemetaan
Sungai Bawah Permukaan Di Wilayah Kars Seropan Gunungkidul
Menggunakan Metoda Geofisika VLF-EM-VGRAD. Surabaya. ITS
Library - Undergraduate Theses, Physics, RSF RSF 551.48 Mul p,
2010
Dianto, Aan. 2011. METODE GEOFISIKA EKSPLORASI MT DAN CSAMT.
http://aanddianto.wordpress.com/20 11/01/14/metodegeofisika-eksplorasi-mt-dan-csamt/. Diakses pada tanggal 10 Juni 2012 Pukul
13.45 WIB.
Dimasani, Lalu Ahmad. 2012.
Metode Elektromagnetik Very Low
Frekuensi (VLF-EM).
http://www.scribd.com/doc/76156728/
Metode-Elek- tromagnetik-Very-Low-Frekuensi-Vlf-em. Diakses
pada tanggal 10
Juni 2012, Pukul 13.25 WIB.
Gaffar,
2005.
Diktat
Elektromagnetik
BAB
5
CSAMT.
http://www.scribd.com/
doc/46797657/EMdiktat-bab5CSAMTv16des05. diakses pada tanggal 10 Juni 2012 Pukul 13.35 WIB.