You are on page 1of 3

Audit The Shareholders Equity

A. Strategi Audit Awal untuk Ekuitas Pemegang Saham


Resiko bawaan tertinggi dalam hal ini terkait dengan asersi pengungkapan dan
pelaporan. Terkadang perusahaan menggunakan instrument ekuitas yang
berfungsi sebagai debt dan tidak boleh diakui dalam ekuitas shareholders.
Asersi-asersi terdiri dari Existence and Occurrence, Completeness, Rights and
Obligations, Valuation or Allocation, dan Presentation and Disclosure. Dari
asersi ini ditentukan resiko-resiko yang muncul yakni Inherent Risk, Control
Risk, Analytical Procedures Risk, dan Test of Details Risk.
B. Tes Substantive terhadap Shareholders Equity
Berdasarkan ISA 330, substantive test terdiri atas test of details dan substantive
analytical procedure.
Tes ini mengandalkan komunikasi langsung dengan sumber-sumber independen serta
review atas dokumen-dokumen untuk mendapatkan bukti-bukti kuat yang mencukupi
terkait asersi atas shareholders equity.
1. Prosedur Awal
Seperti prosedur inisial sebelumnya, auditor sebaiknya melakukan pemahaman
akan bisnis klien terlebih dahulu. Pemahaman yang dimaksud dalam hal audit
ekuitas pemegang saham ialah kebutuhan entitas akan pendanaan dari luar
perusahaan

dan

kelayakan

perusahaan

untuk

berusaha

meningkatkan

pertumbuhan.
Pendanaan ekuitas bisa berupa aktivitas investasi atau investasi untuk
meningkatkan working capital perusahaan (pengadaan asset tetap , persediaan atau
piutang).
Prosedur awal ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman akan kebutuhan
entitas akan pendanaan eksternal dan keinginan entitas dalam menggunakan
pendanaan ekuitas untuk mendukung aktivitas-aktivitas investasi atau untuk
mendukung investasi yang dibutuhkan dalam working capital.
Langkah-Lanhkah yang dapat dilakukan ialah :
1. Mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industry dan menentukan :
a. Sumber-sumber pendanaan yang signifikan yang digunakan oleh entitas
(debt dan equity)

b. Faktor pendorong ekonomi yang mempengarhu kebutuhan entitas untuk


mendanai dan kemampuannya untuk mendapatkan modal dan membayar
dividen.
c. Standar industry pada tingkatan dimana industry menggunakan ekuitas
pendanaan.
2. Melaksanakan prosedur awal atas saldo ekuitas shareholder dan catatancatatan yang akan digunakan untuk pengujian lebih lanjut.
a. Menelusuri saldo awal ke saldo audit tahun lalu atas akun ekuitas
shareholder.
b. Review aktivitas terkait ekuitas shareholder dan menginvestigasi jurnaljurnal yang nampak tidak wajar dalam hal jumlah dan sumber.
c. Mendapatkan client-prepared schedules terhadap perubahan di dalam
saldo ekuitas shareholder dan menentukan apakah sudah secara akurat
merepresentasikan pencataan akuntansi dengan cara:
i. Mengecek footing dan crossfooting, mencocokkan hasil dengan
kenaikan dan penurunan dalam buku pembantu dan buku besar.
ii. Menguji kesuaian item dalam daftar dengan data pembukuan pada
buku pembantu dan buku besar.
3. Prosedur Analitis
a. Menghitung rasio-rasio
Return on common stockholdersequity, equity to total liabilities and
equity, dividend payout rate, earnings per share, sustainable growth
rate.
b. Membandingkan rasio dengan angka pembanding, misalnya: angka
tahun lalu, angka anggaran, angka industri, dan angka lain yang setara.
Berdasarkan ISA 315 paragraf 25 auditor harus mengidentifikasi dan menilai resiko
dari kesalahan material pada tingkat laporan keuangan dan tingkat asersi transaksi,
neraca dan pengungkapan.
4. Prosedur Detail Transaksi
Bukti pada saat penerbitan saham, perlu diperhatikan dasar yang dipakai
ketika saham dibeli, bisa itu menggunakan nilai pasar, atau yang lain. Selain
itu, pada saat pembagian dividen, jurnal yang perlu dicatat pada saat
pengumuman atau pembagian. Dan juga pada saat merincikan daftar
pemegang saham yang berhak atas pembagian dividen.
a. Melakukan vouching terhadap jurnal-jurnal pembayaran akun capital
b. Melakukan vouching terhadap jurnal-jurnal terkait retained earnings
5. Prosedur Detil Saldo

Semua penerbitan saham, akuisisi saham dan pengumuman akan


pembagian dividen harus di otorisasi atau atas persetujuan dari dewan direksi.
Selain itu, konfirmasi dilalukan dengan menginspeksi sertifikat pemegang
saham (ISA 315 A11 Observation and Inspection).
a. Melakukan review atas artikel-artikel mengenai penggabungan usaha
dan anggaran rumah tangga
b. Review terhadap pengotorisasian dan ketentuan dalam penerbitan
saham
c. Pengonfirmasian atas saham beredar dengan registrat dan transfer
agent
d. Menginspeksi setifikat saham yang dipesan
e. Meninspeksi sertifikat saham-saham untuk treasury
6. Pengungkapan dan Pelaporan
Pengungkapan pada bagian ekuitas di neraca harus lengkap, berisi
rincian dari opsi saham, dividen yang akan dibagikan, par atau stated value,
dan lainnya.
Untuk hal lainnya, auditor menilai apakah penyajian ekuitas dari
perusahaan sudah menunjukkan keadaan yang wajar dan sesuai standar
pengungkapan (diatur dalam ISA 330 paragraf 24).
Membandingkan kesesuaian penyajian dengan IFRS:
a. Menentukan ketepatan identifikasi dan klasifikasi akun ekuitas shareholder
dalam laporan keuangan.
b. Menentukan ketepatan pengungkapan seluruh item terkait perubahan saldo
ekuitas shareholder selama periode tersebut, nilai par atau nilai stated,
dividend dan pilihan-pilihan likuidasi, dividen yang masih menunggak,
stock option plans, conversion features, dan saham treasuri.
c. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan saldo akun
ekuitas shareholder dalam draft laporan keuangan, misalnya dengan
menggunakan checklist pengungkapan.
d. Membaca ulang pengungkapan dan mengevaluasi tingkat kejelasan
pengungkapan.

You might also like