You are on page 1of 9

METODE PELAKSANAAN

Nama Kegiatan : PEMBUATAN JALAN AKSES MENUJU MESJID AGUNG


Unit Kerja
: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Asahan
Sumber Dana : 2015
METODE PELAKSANAAN pekerjaan adalah merupakan keharusan bagi setiap rekanan yang
dipercayakan untuk mengerjakan suatu proyek, hal ini adalah untuk memudahkan dalam
menyikapi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam masa Pelaksanaan Pekerjaan. Hal-hal yang
perlu mendapatkan perhatian dan pertimbangan dalam menyusun suatu metoda Pelaksanaan
yang antara lain meliputi :
1. Tenaga kerja yang diperlukan, baik tenaga lokal maupun tenaga yang didatangkan/tenaga yang
terampil
2. Alat dan peralatan yang tepat yang digunakan, apakah alat manual ataupun peralatan alat
berat/alat besar.
3. Faktor cuaca yaitu memanfaatkan hari-hari kerja yang efektif dalam pekerjaan.
Setelah kami mempelajari isi dokumen lelang (gambar dan spesifikasi teknis) ada beberapa hal
yang menjadi perhatian dan pertimbangan kami dalam menyusun langkah-langkah metoda dalam
pekerjaan ini.
Setiap bagian dari pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus mendapat persetujuan dan pemeriksaan
dari Pemimpin Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Konsultan Pengawas/ Supervisi terlebih
dahulu sebelum meneruskan tahap selanjutnya.
Dari pertimbangan hal-hal diatas, maka kami susunlah suatu metoda pelaksanaan yang tepat
untuk menunjang pekerjaan dengan tahapan-tahapan dan tepat sasaran, tepat guna, tepat waktu
dan tepat mutu.
I.

PEKERJAAN PERSIAPAN
Pada pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan selama 3 minggu dimulai dari minggu pertama
1. Pembuatan sewa kantor direlsi keet dan gudang
Direksikeet dibangun untuk kantor sementara yang lokasinya tidak jauh dari lokasi
pekerjaan
Pondok buruh merupakan barak kerja dan tempat penyimpanan
bahan-bahan dan
peralatan tukang. Pondok Buruh diusahakan sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan dan
jalan yang digunakan untuk pengangkutan bahan / peralatan harus diperhitungkan. Ukuran
Pondok Buruh dibuat sesuai dengan kebutuhannya.
2. Pengukuran kembali/ Patok Profil
Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali terhadap tahap pekerjaan dengan teliti
dan mengetahui batas batas tahap, peil ketinggian tanah dan letak bangunan dengan
menggunakan alat ukur Waterpass dan Theodoliet dan penyediaan alat alat ini disediakan
oleh Kontraktor
Pengukuran kembali dilakukan untuk memastikan ukuran sesuai dengan gambar rencana
agar tidak terjadi kesalahan pelaksanaan pekerjaan nantinya, Pengukuran ulang dilakukan
setelah adanya penyerahan lapangan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Pejabat
Pembuat komitmen dari instansi/dinas terkait. Pengukuran kembali juga dilakukan untuk
koreksi volume dan ukuran baik ketinggian maupun lebar serta panjang pelantar yang
akan dibangun, sehingga tidak terjadi ketimpangan antara gambar dan pelaksanaannya.
Pemasangan patok frofil dilaksanakan setelah pengukuran ulang dilaksanakan dan hasilnya
benar-benar dipastikan tidak ada kesalahan dalam perencanaan baik gambar maupun
ukuran-ukurannya sama dengan dilapangan.
3. Tanda Pengaman Lalulintas
Tanda pengaman lalu lintas dibuat oleh pelaksana lapangan untuk menjaga keselamatan
pekerjaan dan pengguna jalan. Terbuat dari papan atau triplek dan ditulis dengan warna
yang sangat kontras ditempatkan pada daerah yang dapat dilihat dengan baik oleh
pemakai lalu lintas.
4. Mobilisasi dan Demolisasi
Mobilisasi dan demobilisasi

staf pelaksana dan peralatan yang diperlukan kelokasi

pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Alat kerja baik yang kecil dan besar akan
didatangkan dengan menggunakan mobil kecil dan berat. Sesuai dengan kebutuhannya.

II.

PEKERJAAN HOTMIX UNTUK JALAN 368 X 6 M


Pada pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan selama 8 minggu dimulai dari minggu kedua
1. Pembersihan Lokasi Kerja dari Semak /Sampah

Sebelum melakukan kegiatan dilapangan (aktion) seperti Penggalian Penempatan


Bahan urugan dan material lainnya terlebih dahulu membersihkan lapangan
pekerjaan dari segala macam rintangan yang terdapat disekitar lapangan
pekerjaan tersebut sebelum dimulai pekerjaan.
Stripping (Pengupasan permukaan Tanah) dan penyebarannya kembali sebelum
penggalian dan penimbunan untuk Grading, terlebih dahulu dilakukan pengupasan
tanah permukaan sampai seluruh lapisan humus terangkat.
Materi-materi yang dapat dari stripping harus disimpan disuatu tempat terpisah
sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Dan untuk dipergunakan
sebagai bahan / material untuk pengurugan.
2. Penyiapan tanah dasar
Penyiapan tanah dasar dilakukan untuk menimbun kekurangan elevasi yang
diinginkan atau mengganti tanah yang sudah menjadi lumpur atau terlalu basah.
Tanah ini biasanya diambil dari tempat lain dan tidak untuk di stok dilapangan.
Pekerjaan ini menggunakan alat yaitu greder dan harus dipadatkan menggunakan
mesin gilas . Harus diperhatikan lebar dasar jalan yaitu harus 8 m.
3. Penimbunan badan jalan t = 30 cm
Sebelum melakukan penimbunan sangat disarankan agar areal badan jalan dalam
kondisi kering. Badan jalan yang kering akan mudah dipadatkan. Jenis yang baik
biasanya dengan tanah lempung kepasiran yang berwarna kekuningan yang
sangat gampang untuk dipadatkan. Pemgiriman tanah dengan menggunakan truk
besar dan dihampar bisa menggunakan motor greader atau bulldozer dan
dipadatkan dengan compactor. Pemadatan dapat dilakukan berulang-ulang untuk
mencapai hasil maksimal.
4. Lapisan pondasi bawah dengan agregat klas C, t = 30 cm.
Material campuran harus disetujui oleh direksi sebelum pekerjaan dimulai.
Lapisan pondasi agregat kelas c menggunakan campuran batu dan tanah yang
mudah dipadatkan. Waktu penghamparan tidak disarankan dalam kondisi cuaca
sedang hujan. Karena material akan kelebihan kadar air optimum sehingga sangat
susah dipadatkan. Kelebihan air pada material yang sudah di stok sebaiknya
lakukan penjemuran. Begitu juga jika material terlalu kering, maka disarankan
untuk menambah air.
Penghamparan dilakukan bertahap tidak sekaligus agar mendapatkan kepadatan
yang optimum pada cuaca yang cerah, pemadatan juga dilakukan secara
berulang.
5. Lapisan pondasi bawah dengan agregat kelas B, t = 15 cm.
Agregat kelas B adalah mutu lapis pondasi bawah, boleh digunakan untuk bahu
jalan tanpa penutup aspal.
Material campuran harus disetujui oleh direksi sebelum pekerjaan dimulai. Lapisan
pondasi agregat kelas b menggunakan campuran batu dan tanah yang mudah
dipadatkan. Waktu penghamparan tidak disarankan dalam kondisi cuaca sedang

hujan. Karena material akan kelebihan kadar air optimum sehingga sangat susah
dipadatkan. Kelebihan air pada material yang sudah di stok sebaiknya lakukan
penjemuran. Begitu juga jika material terlalu kering, maka disarankan untuk
menambah air.
Penghamparan dilakukan bertahap tidak sekaligus agar mendapatkan kepadatan
yang optimum pada cuaca yang cerah, pemadatan juga dilakukan secara
berulang.

6. Lapis Pondasi bawah dengan agregat Kelas A, t = 15 cm.


Agregat kelas A adalah mutu lapis pondasi bawah, boleh digunakan untuk bahu
jalan tanpa penutup aspal. Material campuran harus disetujui oleh direksi sebelum
pekerjaan dimulai. Lapisan pondasi agregat kelas a menggunakan campuran batu
dan tanah yang mudah dipadatkan. Waktu penghamparan tidak disarankan dalam
kondisi cuaca sedang hujan. Karena material akan kelebihan kadar air optimum
sehingga sangat susah dipadatkan. Kelebihan air pada material yang sudah di stok
sebaiknya lakukan penjemuran. Begitu juga jika material terlalu kering, maka
disarankan untuk menambah air.
Penghamparan dilakukan bertahap tidak
sekaligus agar mendapatkan kepadatan yang optimum pada cuaca yang cerah,
pemadatan juga dilakukan secara berulang
Penyiapan Formasi untuk Lapis Pondasi Agregat

Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan
lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan
lama harus diperbaiki terlebih dahulu.
Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan lama atau
tanah dasar baru yang disiapkan atau lapis pondasi yang disiapkan, maka
lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya.
Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat
kelas A di atas, harus disiapkan dan mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pekerjaan paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana
akhir lokasi penghamparan Lapis Pondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan
tempat-tempat yang kurang dari 100 meter panjangnya, seluruh formasi
itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi agregat dihampar.
Penghamparan
Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang
merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang
disyaratkan , Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.
Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang
merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi
yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka
lapisan- lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode
yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar
dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti
dengan bahan yang bergradasi baik.
Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran
terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20
cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
Pemadatan
Segera setelah pencampuran
dan pembentukan
akhir, setiap lapis

harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan


memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit
100 % dari kepadatan kering maksimum .
Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda
karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja
dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis
Pondasi Agregat.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada
dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas
kadar air optimum, dimana kadar air optimum
adalah seperti yang
ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum.
Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang
bersuperelevasi, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan
bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan
harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata.
Pemadatan agregat pokok dilakukan dengan menggunakan three wheel roller
hingga butiran tersebut tidak lagi bergeser dan goyang.
7. Lapis Perekat (Prime Coat)
Penyiapan Permukaan Yang Akan Disemprot Aspal
Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan
pada permukaan perkerasan jalan yang ada atau bahu jalan yang ada,
semua kerusakan perkerasan maupun bahu jalan harus diperbaiki.
Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan
pada perkerasan jalan baru atau bahu jalan baru, perkerasan atau bahu
itu harus telah selesai dikerjakan sepenuhnya, sesuai dengan lokasi dan
jenis permukaan yang baru tersebut.
Permukaan yang akan disemprot itu harus dipelihara sebelum pekerjaan
pelaburan dilaksanakan.
Sebelum penyemprotan
aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan
dengan memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya.
Bilamana peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benarbenar bersih, penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat
yang kaku.
Pembersihan harus dilaksanakan
melebihi 20 cm dari tepi bidang yang
akan disemprot.
Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya harus disingkirkan
dari permukaan dengan memakai penggaru baja atau dengan cara lainnya
yang telah disetujui atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan bagian
yang telah digaru tersebut harus dicuci dengan air dan disapu.
Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas
A, permukaan akhir yang telah disapu harus rata.
Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan
telah disiapkan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Permukaan dasar yang akan diperbaiki dibersihkan hingga debu dan
kotoran lainnya hilang.
Penyemprotan aspal yang telah dipanaskan dengan suhu yang ditentukan
dengan menggunakan asphalt sprayer.
Cairan prime coat yang telah disiapkan didalam asphalt sprayer dipanaskan
hingga suhu tertentu.
Sebelum dilakukan penghamparan lapisan prime coat, permukaan yang

akan dilapisi dipastikan telah bebas dari debu, sehingga dilakukan pembersihan
debu dengan menggunakan compressor.
Hamparan prime coat ini harus merata pada bidang hamparan.

Setelah penghamparan prime coat ini pelaksana lapangan menjaga agar prime
coat tersebut tidak berkurang akibat pengaruh lalu lintas ataupun cuaca.
8.

Lapisan Dasar Hotmix AC-WC, t = 5 cm


1. Bahan dan Alat yang digunakan
- Hotmix AC-BC
- Asphalt Finisher, Tandem Roller, Pnumatic Tire Roller, Dumptruck
- Alat Bantu
2. Pelaksanaan Pekerjaan
Transportasi material hotmix menggunakan Dump Truck dari Asphalt Mixing
Plan menuju lokasi. Pemeriksaaan suhu hampar dilakukan pada saat awal
pekerjaaan.
Bila suhu pada material masih dalam ambang batas penghamparan, maka
selanjutnya dilakukan proses penghamparan dengan menggunakan asphalt
finisher, dimana tinggi hamparan gembur hotmix tersebut sesuai dengan
ujicoba trial mix yang telah ditetapkan bersama dengan pihak direksi.
Beberapa orang dengan dibantu alat yang sesuai merapikan pinggiran
hamparan lapisan hotmix tersebut, sehingga pinggiran hamparan tersebut
rata dan lurus.
Tandem roller digunakan sebagai proses pemadatan pertama, yang
kemudian diikuti dengan pemadatan yang menggunakan Pnumetic Tire
Roller.

III. PEKERJAAN AREA PARKIR.


Pada pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan selama 4 minggu dimulai dari minggu ketiga

1. Pembersihan Lokasi Kerja dari Semak /Sampah


Sebelum melakukan kegiatan dilapangan (aktion) seperti Penggalian Penempatan
Bahan urugan dan material lainnya terlebih dahulu membersihkan lapangan
pekerjaan dari segala macam rintangan yang terdapat disekitar lapangan
pekerjaan tersebut sebelum dimulai pekerjaan.
Stripping (Pengupasan permukaan Tanah) dan penyebarannya kembali sebelum
penggalian dan penimbunan untuk Grading, terlebih dahulu dilakukan pengupasan
tanah permukaan sampai seluruh lapisan humus terangkat.
Materi-materi yang dapat dari stripping harus disimpan disuatu tempat terpisah
sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Dan untuk dipergunakan
sebagai bahan / material untuk pengurugan.
2. Penyiapan tanah dasar
Penyiapan tanah dasar dilakukan untuk menimbun kekurangan elevasi yang
diinginkan atau mengganti tanah yang sudah menjadi lumpur atau terlalu basah.
Tanah ini biasanya diambil dari tempat lain dan tidak untuk di stok dilapangan.
Kebutuhan tanah dasar langsung diambil dari quary untuk menghindari tanah
akan menjadi berair.
3. Penimbunan badan jalan t = 30 cm
Sebelum melakukan penimbunan sangat disarankan agar areal badan jalan dalam
kondisi kering. Badan jalan yang kering akan mudah dipadatkan. Jenis yang baik
biasanya dengan tanah lempung kepasiran yang berwarna kekuningan yang
sangat gampang untuk dipadatkan. Pemgiriman tanah dengan menggunakan truk
besar dan dihampar bisa menggunakan motor greader atau bulldozer dan
dipadatkan dengan compactor. Pemadatan dapat dilakukan berulang-ulang untuk

mencapai hasil maksimal.


4. Lapisan pondasi bawah dengan agregat klas C, t = 30 cm.
Material campuran harus disetujui oleh direksi sebelum pekerjaan dimulai.
Lapisan pondasi agregat kelas c menggunakan campuran batu dan tanah yang
mudah dipadatkan. Waktu penghamparan tidak disarankan dalam kondisi cuaca
sedang hujan. Karena material akan kelebihan kadar air optimum sehingga sangat
susah dipadatkan. Kelebihan air pada material yang sudah di stok sebaiknya
lakukan penjemuran. Begitu juga jika material terlalu kering, maka disarankan
untuk menambah air.
Penghamparan dilakukan bertahap tidak sekaligus agar mendapatkan kepadatan
yang optimum pada
cuaca yang cerah, pemadatan juga dilakukan secara
berulang.
IV.

PEMBUATAN JEMBATAN PLAT BETON UKURAN 0.8 X 7 METER.


Pada pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan selama 4 minggu dimulai dari minggu keempat

1. Galian tanah konstruksi.


Galian tanah lobang pondasi dilaksanakan secara padat karya atau manual oleh tenaga
manusia dengan peralatan sederhana seperti cangkul, sekop, linggis dan sundak.
Galian tanah dimulai dari galian untuk pondasi pasangan batu kali dengan ukuran
sesuai gambar kerja atau petunjuk direksi. Titik awal galian tersebut ditentukan
berdasarkan gambar kerja atau petunjuk direksi, hasil galian tanah dipindahkan
ketempat yang tidak menggangu pelaksanaan pekerjaan.
2. Pasangan batu kali untuk abutmend.
Pasangan pondasi batu kali dilakukan di atas kayu cerocok dan di lobang sesuai tempat yang
telah digali. Pemilahan batu yang sesuai dengan spesipikasi atau petunjuk dari direksi.
Bahan perekat batu kali tersebut menggunakan campuran semen dan pasir dengan
perbandingan 1:4.

3. Penyokong perancah cor beton.


Penyokong atau bekisting sangat penting untuk pekerjaan pengecoran. Bahan yang
digunakan untuk penyokong perancah bisa dari bamboo atau kayu keras seperti broti .
Pasangan pondasi batu kali dilakukan di atas kayu cerocok dan di lobang sesuai tempat yang
telah digali. Pemilahan batu yang sesuai dengan spesipikasi atau petunjuk dari direksi.
Bahan perekat batu kali tersebut menggunakan campuran semen dan pasir dengan
perbandingan 1:4.
4. Beton rabat lantai kerja abutmend
Beton rabat di laksanakan setelah pekerjaan galian dilakukan dan elevasi sudah
sesuai dengan gambar kerja. Beton rabat ini terdiri dari campuran semen, pasir
dan kerikil. Untuk tebalnya biasanya minimal 5 cm.
5. Pembesian/penulangan
Pembesian/penulangan harus memakai besi yang sesuai dengan gambar dan
spesifikasi. Jarak pembesian juga sangat diperhatikan karena menyangkut
kekuatan jembatan. Untuk pengikatan besi atas atau bawah menggunakan kawat
beton.
6. Cor beton lantai
Pengecoran lantai dilakukan dengan alat seperti mesin molen atau mixer yang
mana komposisi campuran sudah disetujui oleh direksi dan sudah disepakati
dalam kontrak.

7. Pekerjaan plasteran
Pekerjaan Plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan plesteran pada
dinding dinding tembok bata dan bidang -bidang beton, meliputi penyediaan
bahan, tenaga kerja dan peralatannya.
Pemakaian Bahan.
Untuk pekerjaan plasteran pada pekerjaan ini memakai komposisi adukan sesuai
Spesifikasi sebagai berikut:
Campuran 1 pc : 2 Pasir untuk permukaan beton atau daerah basah dan dinding
luar yang tidak tertutup rapat.
Campuran 1 Pc : 4 Pasir Untuk Plesteran dinding Bata. Material Semen, pasir dan
air sama dengan yang dipergunakan pada pekerjaan beton lainnya.
Uraian Pelaksanaan .
Untuk Plesteran Batu Bata :
Sebelum diplester, permukaan dinding bata harus dibersihkan dan dibasahi
Plesteran pada sudut-sudut pengakhiran dilakukan dengan campuran semen air
(beton getuk) Permukaan Plasteran agar diaci agar mulus dan licin.
V.

PEMBUATAN JEMBATAN PLAT BETON UK. 0.4 X 7M.


Pada pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan selama 4 minggu dimulai dari minggu pertama
bulan kedua

1. Galian tanah konstruksi.


Galian tanah lobang pondasi dilaksanakan secara padat karya atau manual oleh tenaga
manusia dengan peralatan sederhana seperti cangkul, sekop, linggis dan sundak.
Galian tanah dimulai dari galian untuk pondasi pasangan batu kali dengan ukuran
sesuai gambar kerja atau petunjuk direksi. Titik awal galian tersebut ditentukan
berdasarkan gambar kerja atau petunjuk direksi, hasil galian tanah dipindahkan
ketempat yang tidak menggangu pelaksanaan pekerjaan.
2.

Pasangan batu kali untuk abutmend.


Pasangan pondasi batu kali dilakukan di atas kayu cerocok dan di lobang sesuai tempat yang
telah digali. Pemilahan batu yang sesuai dengan spesipikasi atau petunjuk dari direksi.
Bahan perekat batu kali tersebut menggunakan campuran semen dan pasir dengan
perbandingan 1:4.

3.

Penyokong perancah cor beton.


Penyokong atau bekisting sangat penting untuk pekerjaan pengecoran. Bahan yang
digunakan untuk penyokong perancah bisa dari bamboo atau kayu keras seperti broti .
Pasangan pondasi batu kali dilakukan di atas kayu cerocok dan di lobang sesuai tempat yang
telah digali. Pemilahan batu yang sesuai dengan spesipikasi atau petunjuk dari direksi.
Bahan perekat batu kali tersebut menggunakan campuran semen dan pasir dengan
perbandingan 1:4.

4.

Beton rabat lantai kerja abutmend


Beton rabat di laksanakan setelah pekerjaan galian dilakukan dan elevasi sudah
sesuai dengan gambar kerja. Beton rabat ini terdiri dari campuran semen, pasir
dan kerikil. Untuk tebalnya biasanya minimal 5 cm.

5. Pembesian/penulangan
Pembesian/penulangan harus memakai besi yang sesuai dengan gambar dan
spesifikasi. Jarak pembesian juga sangat diperhatikan karena menyangkut
kekuatan jembatan. Untuk pengikatan besi atas atau bawah menggunakan kawat

beton.
6.

Cor beton lantai


Pengecoran lantai dilakukan dengan alat seperti mesin molen atau mixer yang
mana komposisi campuran sudah disetujui oleh direksi dan sudah disepakati
dalam kontrak.

7.

Pekerjaan plasteran
Pekerjaan Plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan plesteran pada
dinding dinding tembok bata dan bidang -bidang beton, meliputi penyediaan
bahan, tenaga kerja dan peralatannya.
Pemakaian Bahan.
Untuk pekerjaan plasteran pada pekerjaan ini memakai komposisi adukan sesuai
Spesifikasi sebagai berikut:
Campuran 1 pc : 2 Pasir untuk permukaan beton atau daerah basah dan dinding
luar yang tidak tertutup rapat.
Campuran 1 Pc : 4 Pasir Untuk Plesteran dinding Bata. Material Semen, pasir dan
air sama dengan yang dipergunakan pada pekerjaan beton lainnya.
Uraian Pelaksanaan .
Untuk Plesteran Batu Bata :
Sebelum diplester, permukaan dinding bata harus dibersihkan dan dibasahi
Plesteran pada sudut-sudut pengakhiran dilakukan dengan campuran semen air
(beton getuk) Permukaan Plasteran agar diaci agar mulus dan licin.
VI. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pada pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan efektifnya
selama 3 minggu
1. Foto Dokumentasi

Bahan dan Alat yang digunakan


Camera
Pelaksanaan Pekerjaan
Foto dan dokumentasi dilakukan pada titik titik yang sama sehingga
didapatkan dokumentasi visual tentang kemajuan progress dilapangan. Foto
diambil sebelum pelaksanaan, saaat pelaksanaan dan setelah selesai
dikerjakan.
2. Pembuatan Papan Nama Proyek
Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini
dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data
proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu
pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.
Membuat papan nama proyek yang ditempatkan di lokasi- lokasi tertentu
menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah
terbitnya surat penyerahan lapangan.
Papan Nama Kegiatan dibuat dari tripleks dengan ukuran yang telah ditentukan
dicat warna dasar putih diberi logo dan nama dinas/instansi terkait, nama
kegiatan, nama pekerjaan, nilai kontrak, masa pelaksanaan dari tanggal s/d
tanggal bulan tahun, nama perusahaan kontraktor pelaksana, Nama konsultan
Perencana dan nama konsultan Pengawas.
Papan nama kegiatan dipasang dengan tiang kayu 2 x 2 tinggi 160 cm. Dipasang
di tempat terbuka dan mudah terbaca di lokasi pekerjaan.
Pelaporan
Segala kegiatan dilokasi dibuat laporan harian ,mingguan, bulanan dan dilaporkan
kepada pegawas/koordinator pengawas/PPTK kegiatan dan disesuaikan dengan
persentase kegiatan yang telah selesai dikerjakan.

Gambar realisasi atas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan, dibuat atas
persetujuan dan penelitian pengelola proyek.
Medan, 06 Mei 2015
Diketahui oleh:
CV. PUTRA NOFRIST

Dibuat oleh:

ERIKSON JAMES SINAMBELA


Wakil Direktur

SYAFRIZAL
Tenaga Teknis

You might also like