You are on page 1of 45

MAKALAH BAHAN ELEKTRIK

Serat Optik dan Pemanfaatannya

Disusun Oleh :
1. Ricno Sumi Maharani

(12030224008)

2. Audio Mega Cahya R.

(12030224013)

3. Desi Nurillah

(12030224029)

4. Laila Mufida

(12030224206)

5. Rastia Dwi Prahesti

(12030224210)

6. Ahamad Qomaruddin

(12030224220)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2015

DAFTAR ISI

RINGKASAN MATERI
1. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang ..................................................... 1

1.2

Rumusan Masalah .................................................. 4

1.3

Tujuan ............................................................... 4

1.4

Manfaat ................................................................ 4

2. URAIAN MATERI FIBER OPTIK


2.1

Pengertian Serat Optik .............................................. 5

2.2

Sejarah Serat Optik ................................................. 5


2.2.1 Kronologi Perkembangan .................................. 7
2.2.2 Sistem Komunikasi .......................................... 10

2.3

Struktur Serat Optik ................................................ 13

2.4

Pembuatan Serat Optik ........................................... 14

2.5

Teori Dasar Serat Optik ........................................... 16

2.6

Prinsip Kerja Serat Optik .......................................... 17

2.7

Jenis jenis Serat Optik ........................................... 19

3. APLIKASI FIBER OPTIK


3.1 Fiber Optik sebagai Sistem Komunikasi ......................... 22
3.1.1 Serat Optik pada LAN, MAN, dan WAN ................... 24
3.1.2 Sistem Komunikasi Kapal Laut ............................ 26
3.1.3 VCSEL pada Radio Fiber .................................... 27
3.1.4 Serat Optik Dalam Bidang Kedokteran ................... 28
3.2

Serat Optik di Indonesia ........................................... 31

3.3 Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optic ......................... 35


4. KESIMPULAN ................................................................37
5. GLOSSARIUM ............................................................... 39
DARTAR PUSTAKA ............................................................. 43

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Perkembangan Serat Optik


Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang pesat di

semua bidang, tak terkecuali di bidang fotonika. Fotonika sendiri merupakan


bidang ilmu yang berkaitan dengan optik dan rekayasa optik, terutama yang
berhubungan dengan partikel foton dalam spektrum elektromagnetik. Salah
satu contoh pemanfaatan teknologi di bidang fotonika adalah penggunaan
serat optik dalam kehidupan sehari-hari. Serat optik merupakan satu jenis
kabel yang terbuat dari bahan kaca atau sejenis plastik yang sangat halus dan
lebih kecil dari sehelai rambut, serta dapat digunakan untuk mengirim sinyal
cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
Pada dasarnya media untuk berkomunikasi sangat beragam, ada yang
memanfaatkan media wireless dan ada juga yang menggunakan media kabel.
Komunikasi dengan menggunakan media wireless dapat dijumpai pada
penggunaan Wi-Fi, Bluetooth, Infrared, GSM, CDMA dan lain sebagainya. Pada
komunikasi

wireless(nirkabel)

ini

tidak

diperlukan

lagi

kabel

yang

menghubungkan sumber berita dengan pemakai berita, sehingga hubungan


komunikasi menjadi lebih fleksibel dan menunjang mobilitas dari pengguna.
Sedangkan komunikasi menggunakan media kabel dapat dijumpai, diantaranya
adalah penggunaan kabel UTP, LAN, kabel telepon dan sebagainya. Pada
komunikasi ini, masih diperlukan adanya kabel penghubung sebagai media
transmisi data. Penggunaan media wireless maupun media kabel masingmasing memiliki kekurangan dan kelebihan, baik dari sisi faktor loss ataupun
jarak yang bisa ditempuh oleh masing-masing media.
Untuk perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini, penggunaan
serat optik mampu menggantikan keberadaan kabel tembaga yang memiliki
kekurangan pada jarak transmisinya, dimana pada media tembaga memiliki
faktor loss yang tinggi. Loss yang terjadi pada fiber optik berkisar antara 0,2
0,5 dB/km. Sementara itu, kabel UTP yang sering dipakai dalam local area
network (LAN) yaitu kabel UTP Cat 5, memiliki loss antara 7 220 dB/km
dalam range frekuensi 64 kHz 100 MHz. Loss yang kecil pada media fiber
optik

ini

akan

berpengaruh

pada

semakin

sedikitnya

jumlah
1

repeater/amplifier yang dibutuhkan untuk transmisi jarak jauh. Selain dapat


menempu jarak yang sangat jauh dengan sedikit repeater, fiber optik mampu
menyediakan kecepatan yang sangat tinggi. Jika dibandingkan media wireless,
media fiber optik mampu menyediakan kecepatan yang paling tinggi, sama
dengan kecepatan wireless SATCOM seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan media fiber optik dengan media lain


(Sumber : Aga, S., 2003)

Media fiber optik adalah media transmisi yang paling baik, dimana tahan
terhadap interferensi. Selain itu ukuran kabel ini sangat ringan, jika
dibandingkan dengan kabel tembaga. Kabel tembaga dengan panjang 700 km
memiliki berat 200 ton, sedangkan untuk kabel fiber optik dengan panjang
yang sama memiliki berat 7 kg. pemanfaatan kabel fiber optik juga dirasa
lebih aman dari pencurian, karena tidak memiliki harga jual yang tinggi seperi
kabel tembaga.
Pemanfaatan media fiber optik pada dasarnya memanfaatkan media
cahaya dalam mengirimkan data. Penggunaan cahaya pada media fiber optik
sebenarnya tidak menghalangi sifat-sifat cahaya, yaitu cahaya sebagai
gelombang merambat dan cahaya sebagai aliran partikel atau kumpulan
energi. Kedua sifat ini sangat diperlukan untuk memahami komunikasi optik.
Teknologi dengan memanfaatkan media serat optik lahir dikarenakan untuk
mengatasi kelemahan pada teknologi sebelumnya, yaitu menggunakan media
kabel. Perkembangan media transmisi dari kabel tembaga sampai fiber optik
dapat diilustrasikan pada gambar 2.
2

Gambar 2. Perkembangan media transmisi


(Sumber : Aga, S., 2003)

Pada gambar 2, dapat dilihat bahwa teknologi fiber optik lahir pertama
kali namun tidak bisa langsung menggantikan kabel tembaga. Pada awalnya
penggunaan fiber optik ini masih menggunakan repeater kabel tembaga
dimana sinyal optik harus dikonversi terlebih dahulu ke sinyal elektrik. Setelah
sinyal elektrik dikonversikan menjadi sinyal optik, maka akan dikuatkan oleh
electrical repeater. Selanjutnya sinyal elektrik akan dikonversikan lagi
menjadi sinyal optik kemudian data akan dikirim kembali melalui media fiber
optik. Namun seiring dengan perkembangan zaman, repeater untuk fiber optik
saat ini sudah ada.
Tidak disangkal lagi bahwa serat optik akan memberikan kemungkinan
yang lebih baik bagi jaringan telekomunikasi. Serat optik adalah salah satu
media transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar
dengan keandalan yang tinggi. Berlainan dengan media transmisi lainnya,
dikarenakan pada serat optik gelombang pembawanya bukan berupa
gelombang elektromagnet atau listrik, akan tetapi berupa sinar/cahaya
laser.Sistem telekomunikasi ini sebenarnya sudah diteliti sejak lama, namun
masih terhambat banyak kendala pada saat itu, seperti banyaknya kesulitan
atau hambatan yang timbul terutama di dalam usaha menghilangkan kotoran
dalam pembuatan serat optik. Kotoran di dalam serat optik dapat
mengakibatkan rugi-rugi transmisi dan dispersi yang tidak sempurna.
3

Perkembangan telekomunikasi dunia yang pesat, tentu memberikan


dampak secara langsung maupun tidak langsung dalam perkembangan sistem
pertelekomunikasian di Indonesia. Beroperasinya satelit telekomunikasi
palapa dan kemudian di ikuti dengan penggunaan SKSO (Sistem Komunikasi
Serat Optik) merupakan bukti bahwa Indonesia mengikuti dan menggunakan
teknologi serat optik di bidang telekomunikasi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu serat optik?
b. Bagaimana sejarah perkembangan dari serat optik?
c. Bagaimana struktur dari serat optik?
d. Bagaimana proses pembuatan serat optik?
e. Teori apa saja yang menjadi dasar dari serat optik?
f. Bagaimana prinsip kerja serat optik?
g. Apa saja jenis- jenis serat opik?
h. Bagaimana pemanfaatan dari serat optik?
1.3

Tujuan
Di seluruh dunia hampir semua manusia memanfaatkan adanya serat

optik, salah satunya dalam penggunaan kabel yang sering dikenal dengan
istilah kabel fiber optik. Hanya saja, kebanyakan dari mereka tidak
mengetahui apa saja kegunaan, serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
selain digunakan sebagai kabel penghubung. Untuk itu pembahasan tentang
serat optik ini diperlukan agar semua orang mengetahui secara menyeluruh
apa itu serat optik.
1.4

Manfaat
Manfaat dari pembahasan ini adalah agar semua orang paham mengenai

serat optik yang sebenarnya, serta dapat mengetahui apa saja aplikasi yang
dapat digunakan dari penggunaan serat optik.

BAB II
URAIAN MATERI
2.1 Pengertian Serat Optik (Fiber Optic)
Serat optik (Fiber Optic) adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang
terbuat dari kaca atau plastic yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai
rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu
tempat ke tempat lain (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Serat_optik).
Serat optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta
berdiameter

sebesar

rambut

manusia

(Sumber

http://optics-

optics.blogspot.com/2013/03/prinsip-kerja-fiber-optik.html).
Serat Optik (Fiber Optic) adalah suatu pemandu gelombang cahaya (light
wave guide) yang berupa suatu kabel tembus pandang (transparent), yang
mana penampang dari kabel tersebut terdiri dua bagian, yaitu bagian tengah
yang disebut core dan bagian luar yang disebut cladding.
Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan
pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur
(bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data
menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel
konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan terutama
dalam

aplikasi

sistem

telekomunikasi.

Pada

prinsipnya

serat

optik

memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.


Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun
gelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap
oleh serat optik. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau
LED. Kabel ini berdiameter kurang lebih 120 mikrometer. Cahaya yang ada di
dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar
daripada indeks.
2.2 Sejarah Serat Optik
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah
banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para
ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya
melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong
cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan,
5

namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi.


Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuan Inggris pada tahun 1958
mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang
terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun
1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang
berhasil membuat jenis serat optic yang mampu mentransmisikan gambar.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya
melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk menjinakkan
cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser
beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau
ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.
Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan
merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat
rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah
pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu
itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada
banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.
Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optic yang kemurniannya sangat
tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya
serat yang sangat bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian
murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu semurni serat optik, dengan
pencahayaan cukup mata normal akan dapat menonton lalu-lalangnya
penghuni dasar Samudera Pasifik.
Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap
pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak
efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik
pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi
(kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi
material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara
perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.

2.1.1 Kronologi Perkembangan Serat Optik

1917 Albert Einstein memperkenalkan teori pancaran terstimulasi


dimana jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi.

1954 Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger dari


Universitas Columbia USA, mengembangkan maser yaitu penguat
gelombang mikro dengan pancaran terstimulasi, dimana molekul
dari gasamonia memperkuat dan menghasilkan gelombang
elektromagnetik. Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun
sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat
dari osilasi frekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan
gelombang dengan panjang gelombang pendek pada gelombang
radio.

1958

Charles

Townes

dan

ahli

fisika

Arthur

Schawlow

mempublikasikan penelitiannya yang menunjukan bahwa maser


dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan
spektrum tampak, dan menjelaskan tentang konsep laser.

1960 Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya


William Bennett, Jr., dan Donald Herriott menemukan sebuah
pengoperasian secara berkesinambungan dari laser helium-neon.

1960 Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro


dari Hughes Research Laboratories, menemukan sumber laser
dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai
medium.

1961

Peneliti

industri

Elias

Snitzer

dan

Will

Hicks

mendemontrasikan sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas


yang tipis(serat optik). Inti serat gelas tersebut cukup kecil yang
membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi
banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk
komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati
jarak yang sangat jauh.

1961 Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi untuk


keperluan medis di Charles Campbell of the Institute of
Ophthalmology at Columbia-Presbyterian Medical Center dan
7

Charles

Koester

menggunakan

of

the

prototipe

American

ruby

laser

Optical

Corporation

photocoagulator

untuk

menghancurkan tumor pada retina pasien.

1962 Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan
MITs Lincoln

Laboratory secara simultan mengembangkan

gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara


langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan
selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD player
serta penggunaan pencetak laser.

1963 Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu


heterostructures, kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor
dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan energi untuk
laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien.
Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon
seluler dan peralatan elektronik lainnya.

1966 Charles Kao dan George Hockham yang melakukan


penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris
mempublikasikan penelitiannya tentang kemampuan serat optik
dalam mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugiruginya dengan menggunakan serat kaca yang sangat murni. Dari
penemuan ini, kemudian para peneliti lebih fokus pada
bagaimana cara memurnikan bahan serat kaca tersebut.

1970 Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter


Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan serat optic
yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan
Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas
gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugirugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer, yang
selanjutnya pada 1972, tim ini menemukan gelas dengan rugirugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Dan juga pada tahun
1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories
dengan

tim

Ioffe

Physical

Institute

dari

Leningrad,

mendemontrasikan laser semikonduktor yang dapat dioperasikan


8

pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan


terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik.

1973

John

MacChesney

dan

Paul

O.

Connor

pada

Bell

Laboratories mengembangkan proses pengendapan uap kimia ke


bentuk ultratransparent glass yang kemudian menghasilkan serat
optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil dan diproduksi
secara masal.

Gambar 2.1. Proses pengendapan uap kimia untuk memodifikasi serat optic
(Sumber : id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:OF-MCVD.svg)

1975 Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan Laser


Semikonduktor, laser komersial pertama yang dapat dioperasikan
pada suhu kamar.

1977 Perusahaan telepon memulai penggunaan serat optik yang


membawa lalu lintas telepon. GTE membuka jalur antara Long
Beach dan Artesia, California, yang menggunakan transmisi LED.
Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada sistem telepon
di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang
menghubungkan 2 switching station.

1980 Industri serat optik benar-benar sudah berkibar, sambungan


serat optic telah ada di kota kota besar di Amerika, AT&T
mengumumkan akan menginstal jaringan serat optik yang
menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C.,
kemudian dua tahun kemudian MCI mengumumkan untuk
9

melakukan hal yang sama. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT


atau STL mulai memainkan peranan dalam mendalami riset-riset
serat optik.

1987 David Payne dari Universitas Southampton memperkenalkan


optical amplifiers yang dikotori (dopped) oleh elemen erbium,
yang

mampu

menaikan

sinyal

cahaya

tanpa

harus

mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik.

1988 Kabel Translantic yang pertama menggunakan serat kaca


yang sangat transparan, dan hanya memerlukan repeater untuk
setiap 40 mil.

1991 Emmanuel Desurvire dari Bell Laboratories serta David


Payne

dan

P.

J.

Mears

dari

Universitas

Southampton

mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan


kabel serat optic tersebut. Dengan keuntungannya adalah dapat
membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel dengan
penguat elektronik (electronic amplifier).

1996 TPC-5 merupakan jenis kabel serat optik yang pertama


menggunakan penguat optik. Kabel ini melewati samudera
pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii,
dan Miyazaki, Jepang, dan kembali ke Oregon coast dan mampu
untuk menangani 320,000 panggilan telepon.

1997 Serat optik menghubungkan seluruh dunia, Link Around the


Globe (FLAG) menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia
yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.

2.1.2 Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)


Berdasarkan penggunaannya maka SKSO dibagi atas beberapa
generasi yaitu :
Generasi Pertama (mulain 1975)
Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem
generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding : mengubah
input (misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah
sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan
panjang gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar
10

sinyal gelombang repeater : sebagai penguat gelombang yang


melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal gelombang
menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding :
mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater
bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal
gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian
diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang.
Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas
transmisi sebesar 10 Gb.km/s.
Generasi Kedua (mulai 1981)
Untuk

mengurangi

efek

dispersi,

ukuran

teras

serat

diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit


dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan
sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang
gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini
generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100
Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.
Generasi Ketiga (mulai 1982)
Terjadi

penyempurnaan

pembuatan

serat

silika

dan

pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm.


Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya
dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai
1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkankapasitas transmisi
menjadi beberaparatus Gb.km/s.
Generasi Keempat (mulai 1984)
Dimulainya

riset

dan

pengembangan

sistem

koheren,

modulasinya yang dipakai bukanmodulasi intensitas melainkan


modulasifrekuensi,
intensitasnya

masih

sehingga

sinyal

yang

dapatdideteksi.

Maka

sudahlemah
jarak

yang

dapatditempuh, juga kapasitas transmisinya,ikut membesar.


Pada tahun 1984kapasitasnya sudah dapat menyamaikapasitas
sistem

deteksi

langsung.Sayang,

generasi

ini

terhambatperkembangannya karena teknologi pirantisumber dan


11

deteksi modulasi frekuensimasih jauh tertinggal. Tetapi tidak


dapatdisangkal bahwa sistem koheren ini punyapotensi untuk
maju pesat pada masa-masayang akan datang.
Generasi Kelima (mulai 1989)
Pada generasi ini dikembangkan suatupenguat optik yang
menggantikan fungsirepeater pada generasi-generasisebelumnya.
Sebuah penguat optik terdiridari sebuah diode laser InGaAsP
(panjanggelombang 1,48 mm) dan sejumlah seratoptik dengan
doping erbium (Er) diterasnya. Pada saat serat ini disinaridiode
lasernya, atom-atom erbium didalamnya akan tereksitasi dan
membuatinversi populasi*, sehingga bila adasinyal lemah masuk
penguat

dan

lewat

didalam

serat,

atom-atom

itu

akan

serentakmengadakan deeksitasi yang disebut emisiterangsang


(stimulated

emission)Einstein.

Akibatnya

sinyal

yang

sudahmelemah akan diperkuat kembali oleh emisiini dan


diteruskan

keluar

penguat.Keunggulan

penguat

optik

ini

terhadaprepeater adalah tidak terjadinya gangguanterhadap


perjalanan sinyal gelombang,sinyal gelombang tidak perlu diubah
jadilistrik dulu dan seterusnya seperti yangterjadi pada repeater.
Dengan adanyapenguat optik ini kapasitas transmisimelonjak
hebat sekali. Pada awalpengembangannya hanya dicapai 400
Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitastransmisi sudah
menembus harga 50 ribu Gb.km/s.
Generasi Keenam
Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem
komunikasi soliton.Soliton adalah pulsa gelombang yangterdiri
dari

banyak

komponen

panjang

gelombang.

Komponen-

komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya


sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton
hanya10-12 detik dan dapat dibagi menjadibeberapa komponen
yang saling berdekatan,sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton
merupakan informasi yang terdiridari beberapa saluran sekaligus
(wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan
12

bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masingmasing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran
dapat dibuatmenjadi dua kali lipat lebih banyak jika digunakan
multiplexing polarisasi, karenasetiap saluran memiliki dua
polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yangtelah diuji
mencapai 35 ribu Gb.km/s. Cara kerja sistem soliton ini adalah
efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama
akan merambat denganlaju yang berbeda di dalam suatu
bahanjika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini
kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga
soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal
ini

sangat

menguntungkan

karena

tingkat

kesalahanyang

ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak


bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik
akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang
mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang
sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya
yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat
dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat optik.
2.3

Struktur Serat Optik

Gambar 2.2

Stuktur fiber optik biasanya terdiri atas 3 bagian, yaitu :


1. Inti (core)
Bagian yang paling utama dinamakan bagian inti (core), dimana
gelombang cahaya yang dikirimkan akan merambat dan mempunyai
indeks bias lebih besar dari lapisan kedua. Terbuat dari kaca (glass)
yang berdiameter antara 2m-125m, dalam hal ini tergantung dari
jenis serat optiknya.
2. Cladding
13

Bagian kedua dinamakan lapisan selimut / selubung (cladding).Cladding


berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar dapat
merambat ke ujung lainnya.Dengan adanya cladding ini cahaya dapat
merambat dalam core serat optik. Cladding terbuat dari bahan gelas
dengan indeks bias yang lebih kecil dari core. Cladding merupakan
selubung dari core. Diameter cladding antara 5m-250m, hubungan
indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi perambatan
cahaya pada core (yaitu mempengaruhi besarnya sudut kritis). terbuat
dari kaca.
3. Jaket (coating)
Coating berfungsi sebagai pelindung mekanis pada serat optik dan
identitas kode warna terbuat dari bahan plastic elastik.Berfungsi untuk
melindungi serat optik dari kerusakan.
2.4

Pmbuatan Serat Optik


Bahan yang digunakan dalam pembuatan serat optik ini adalah kaca serat

optik yang hampir selalu dibuat dari silika, namun beberapa bahan lainnya,
seperti fluorozirconate, fluoroaluminate, dan kaca chalcogenide, digunakan
untuk aplikasi-riak gelombang inframerah. Seperti kaca lainnya, kaca ini
memiliki refractive index sekitar 1,5.
Pembuatan Fiber/serat optic dibuat dari gelas optik yang sangat murni
yang mengandung sangat sedikit sekali pengotor (impurities). Langkah-langkah
pembuatannya adalah :

Membuat Preform Blank


Gelas untuk preform ini dibuat dengan suatu proses yang disebut
dengan Modified Chemical Vapor Deposition (MOCVD). Prosesnya adalah
sebagai berikut :
Pada proses ini, gas oksigen disuntikkan dalam bentuk gelembunggelembung ke larutan silikon klorida (SiCl4), germanium klorida (GeCl4)
dan atau larutan kimia lainnya. Campuran ini harus bersifat presisi
dalam sifat fisik maupun optiknya, meliputi : indeks refraksi, koefisien
pemuaian, titik lelehnya dan sebagainya. Uap gas tersebut lalu
diarahkan ke dalam tabung silika atau kuarsa sintetik pada mesin lathe
khusus. Saat lathe bekerja, obor akan digerakkan ke atas dan bawah
14

disisi luar tabung. Panas yang tinggi dari obor tersebut akan
menyebabkan

Silikon dan

germanium bereaksi

dengan

oksigen,

membentuk silikon dioksida (SiO2) dan germanium dioksida (GeO2).


Silikon dioksida dan germanium dioksida yang berada di dalam
tabung akan menumpuk dan melebur membentuk gelas. Lathe akan
berputar terus menerus untuk membuat coating yang rata dan
konsisten

pada

blank.

Kemurnian

dari

blank

dijaga

dengan

menggunakan plastik tahan korosi pada sistem pengaliran gas-nya (blok


katup, pipa, segel) dan mengontrol ketat aliran dan komposisi dari
campuran. Proses pembuatan preform blank ini berjalan otomatis dan
membutuhkan waktu beberapa jam. Setelah preform blank dingin,
pengujian kualitas (indeks refraksi) harus dilakukan.

Menarik fiber dari perform


Setelah preform blank selesai diuji, preform blank lalu dimasukkan
ke fiber drawing tower. Blank dimasukkan ke dapur grafit (3,542
3,992oF) dan pada ujungnya meleleh hingga gumpalan lelehan jatuh
akibat gravitasi. Saat jatuh, gumpalan tersebut akan mendingin dan
membentuk benang. Operator lalu memasang untaian tersebut melalui
suatu seri coating cup dan UV Curing Ovenke kumparan yang ditarik.
Mekanisme tractor secara perlahan akan menarik serat dari preform
blank yang dipanaskan dan secara presisi dikendalikan menggunakan
laser micrometer untuk menentukan diameter serat dan memberikan
informasi kembali pada mekanisme tractor tadi. Serat tersebut ditarik
dari blank dengan kecepatan 10 20 m/s dan dijadikan kumparan yang
dapat menampung hingga 2,2 km serat optik tersebut.

Menguji Produk Serat Optik


Pengujian untuk produk akhir serat optik mencakup :
-

Tensile Strength minimum 100.000 lb/in2.

Profil indeks refraktif menunjukkan numerical aperture dan


juga cacat optiknya.

Geometri serat memastikan diameter inti, dimensi cladding,


diameter coating sama.

15

Attenuation (pelemahan) menentukan tingkat degradasi


panjang gelombang beragam sinyal cahaya setelah jarak
tertentu.

Kapasitas informasi yang dibawa (bandwidth) menunjukkan


jumlah sinyal yang dapat dibawa pada suatu saat.

Dispersi kromatik menunjukkan sebaran beragam panjang


gelombang

cahaya

melalui

inti

(sangat

penting

untuk

bandwidth).
Saat serat telah melewati pengujian tersebut, serat-serat ini dijual
ke perusahaan telepon, perusahaan kabel dan penyedia jaringan. Banyak
perusahaan yang saat ini sedang mengganti sistem lama mereka yang
berdasarkan pada kawat tembaga dengan sistem serat optik untuk
meningkatkan kecepatan, kapasitas dan kejernihannya.
2.5 Teori Dasar Serat Optik
Fiber

optik

merupakan

suatu

light

waveguide

(pemandu

gelombang cahaya) yang berisi bahan dielektrik dengan indeks bias


tertentu yang dapat digunakan untuk merambatkan energi cahaya.
Suatu sistem komunikasi fiber optik memiliki perangkat penting, yaitu
transmitter, kabel fiber optik, dan receiver.
a. Transmitter mengirim informasi dalam bentuk pulsa elektrik dari kabel
tembaga,

kemudian

diterjemahkan

menjadi

pulsa

cahaya

yang

bersesuaian. Untuk membangkitkan pulsa cahaya tersebut, dapat


digunakan LED atau LD. LED umumnya digunakan untuk fiber optik
multimode dan LD biasanya digunakan untuk fiber optik singlemode.
b. Kabel fiber optik berfungsi untuk merambatkan sinyal optik dari
transmitter ke receiver.
c. Receiver menerima sinyal optik, kemudian mengkonfirmasikannya
kembali menjadi sinyal elektrik aslinya. Jenis detector cahaya yang
dapat digunakan adalah photodetector.
Karena media transmisi fiber optik selalu memiliki redaman meskipun
kecil, maka pada saat tertentu dimana gelombang-gelombang informasi yang
ditransmisikan sudah melemah mendekati ambang batasnya, diperlukan
sebuah perangkat penguat ulang untuk menghasilkan besaran penguatan yang
16

sama seperti keluaran terminal, perangkat ini disebut repeater. Di dalam


sebuah repeater, terdapat amplifier sebagai penguatnya. Pada saat ini ada
dua jenis repeater yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
-

Digital Repeater, yaitu penguat ulang di tingkat elektrik. Cara


penguatannya adalah dengan mengubah gelombang cahaya menjadi
elektrik kemudian dikuatkan dan pada tahap akhir diubah kembali dari
gelombang elektrik menjadi gelombang cahaya dan kemudian siap
ditransmisikan kembali ke fiber optik.

Optical Repeater, yaitu penguatan ulang di tingkat elektrik. Cara


penguatannya adalah dengan mencampur gelombang cahaya yang
lemah tadi dengan gelombang cahaya yang baru yang lebih kuat dari
pompa cahaya. Setelah gelombang cahaya cukup kuat seperti keluaran
terminal, maka gelombang cahaya siap diumpankan kembali ke fiber
optik.

Repeater hanya menguatkan sinyal cahaya yang datang, sehingga noise


yang datang juga ikut terkuatkan. Oleh karena itu, untuk jarak yang
cukup jauh, seperti SKKL (Sistem Komunikasi Kabel Laut), diperlukan
optical regenerator untuk mengatasi pelemahan sinyal.

2.6

Prinsip Kerja dan Macam-macam Serat Optik


Secara garis besar kabel serat optic terdiri dari 2 bagian utama, yaitu

cladding dan core. Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding
mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali
cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.

Gambar 2. Bagian-bagian serat optik jenis single mode


(Sumber : id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Singlemode_fiber_structure.png)

Dalam aplikasinya serat optik biasanya diselubungi oleh lapisan resin


yang disebut dengan jacket, biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat
17

menambah kekuatan untuk kabel serat optik, walaupun tidak memberikan


peningkatan terhadap sifat gelombang pandu optik pada kabel tersebut.
Namun lapisan resin ini dapat menyerap cahaya dan mencegah kemungkinan
terjadinya kebocoran cahaya yang keluar dari selubung inti. Serta hal ini
dapat juga mengurangi cakap silang (cross talk) yang mungkin terjadi.
Kode warna pada kabel serat optic
1) Selubung Luar
Dalam standarisasinya kode warna dari selubung luar (jacket) kabel
serat optic jenis Patch Cord adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kode Warna Selubung Luar Serat Optik dan Artinya


(Sumber : id.m.wikipedia.org/wiki/Serat_optik)

2) Konektor
Pada kabel serat optik, sambungan ujungterminal atau disebut juga
konektor,biasanya memiliki tipe standar seperti berikut:
a. FC (Fiber Connector) : digunakan untukkabel single mode dengan
akurasi yangsangat tinggi dalam menghubungkan kabeldengan
transmitter maupun receiver.Konektor ini menggunakan sistem
drat

ulirdengan

posisi

yang

dapat

diatur,

sehinggaketika

dipasangkan ke perangkat lain,akurasinya tidak akan mudah


berubah.
b. SC (Subsciber Connector) : digunakanuntuk kabel single mode,
dengan systemdicabut-pasang. Konektor ini tidakterlalu mahal,
simpel, dan dapat diatursecara manual serta akurasinya baik
biladipasangkan ke perangkat lain.
c. ST (Straight Tip) : bentuknya sepertibayonet berkunci hampir
mirip dengankonektor BNC. Sangat umum digunakan baikuntuk
kabel multi mode maupun singlemode. Sangat mudah digunakan
baikdipasang maupun dicabut.
18

d. Biconic : Salah satu konektor yang kalipertama muncul dalam


komunikasi fiberoptik. Saat ini sangat jarang digunakan.
e. D4 : konektor ini hampir mirip denganFC hanya berbeda
ukurannya saja.Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagianferrulenya.
f. SMA : konektor ini merupakan pendahuludari konektor ST yang
sama-samamenggunakan penutup dan pelindung. Namunseiring
dengan berkembangnya ST konektor,maka konektor ini sudah
tidak berkembanglagi penggunaannya.
g. E200 Selanjutnya jenis-jenis konektor tipekecil:
LC
SMU
SC-DC
Selain itu pada konektor tersebut biasanya menggunakan warna tertentu
dengan maksud sebagai berikut:

Tabel 1. Warna Konektor Serat Optik dan Keterangan


(Sumber : id.m.wikipedia.org/wiki/Serat_optik)

2.7 Jenis-jenis Serat Optik


Berdasarkan keperluan yang berbeda-beda, maka serat optik dibuat
dalam dua jenis utama yang berbeda, yaitu single-mode fibers dan multimode fibers.
1. Serat Optik Single-mode Fibers
Single-mode Fibers mempunyai inti sangat kecil (yang memiliki
diameter sekitar 9x10-6 meter atau 9 mikro meter).Gambar 2.2
menunjukkan bagaimana perambatan gelombang terjadi pada sistem
single-mode fibers. Cahaya yang merambat secara paralel di tengah
membuat

terjadinya

sedikit

dispersi

pulsa.Single-mode

fibers
19

mentransmisikan cahaya laser inframerah (panjang gelombang 1300 1550 nm).Jenis serat ini digunakan untuk mentransmisikan satu sinyal
dalam setiap serat.Serat ini sering dipakai dalam pesawat telepon dan
TV (televisi) kabel.

Gambar 2.2 Perambatan Gelombang pada Single-mode Fibers

2. Serat Optik Multi-mode Fibers


Multi-mode Fibers mempunyai ukuran inti lebih besar (berdiameter
sekitar 6,35x10-5meter atau 63,5 mikro meter) dan mentransmisikan
cahaya inframerah (panjang gelombang 850-1300 nm) dari lampu lightemitting diodes (LED) dan pada Gambar 2.3 dapat dilihat bagaimana
perambatan gelombang terjadi pada sistem multi-mode fibers.
Serat ini digunakan untuk mentransmisikan banyak sinyal dalam setiap
serat dan sering digunakan pada jaringan komputer dan Local Area
Networks (LAN).

Gambar 2.3 Perambatan Gelombang pada serat optic Multi-mode Fibers

Berdasarkan susunan indeks biasnya, serat optik Multimode memiliki dua


profil yaitu:
Graded Index
Serat optik mempunyai indeks bias cahaya yang merupakan fungsi dari
jarak terhadap sumbu/poros serat optik, sehingga cahaya yang
menjalar melalui beberapa lintasan pada akhirnya akan sampai pada
ujung lainnya pada waktu yang bersamaan.
Step Index
Serat optik mempunyai indeks bias cahaya sama. Sinar yang menjalar
pada sumbu akan sampai pada ujung lainnya dahulu (dispersi). Hal ini
dapat terjadi karena lintasan yang melalui poros lebih pendek
20

dibandingkan sinar yang mengalami pemantulan pada dinding serat


optik, sehingga terjadi pelebaran pulsa atau dengan kata lain
mengurangi lebar bidang frekuensi. Oleh karena hal ini, maka yang
sering dipergunakan sebagai transmisi serat optik Multimode adalah
Graded Index.

21

BAB III
APLIKASI FIBER OPTIK
Dalam aplikasinya

serat

optik biasanya diselubungi


oleh

lapisan

disebut

resin

dengan

yang
jacket,

biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat menambah kekuatan untuk


kabel serat optik, walaupun tidak memberikan peningkatan terhadap sifat
gelombang pandu optik pada kabel tersebut. Namun lapisan resin ini
dapat menyerap cahaya dan mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran
cahaya yang keluar dari selubung inti. Serta hal ini dapat juga mengurangi
cakap silang (cross talk) yang mungkin terjadi.

Gambar B. Cara Kerja Fiber Optik

3.1 Fiber Optic sebagai Sistem Komunikasi:


Koneksi Kabel Fiber Optic Bisa Mencapai Jarak 70km tanpa sambungan.
Itu hanyalah jenis kabel fiber optic yang ada di Indonesia. Untuk diluar negeri,
kabel fiber optic yang diproduksi bisa mencapai jarak lebih jauh lagi. Misalnya
kabel fiber optic bawah laut yang menghubungkan benua asia dengan benua
amerika. Kabel fiber optic merupakan kabel jaringanyang dapat mentransmisi
cahaya. Dibandingkan dengan jenis kabel lainnya, kabel fiber optic ini lebih
mahal. Namun, kabel fiber optic memiliki jangkauan yang lebih jauh dari 550
meter sampai ribuan kilometer, tahan terhadap interferensi elektromagnetik
dan dapat mengirim data pada kecepatan yang lebih tinggi dari jenis kabel
lainnya. Kabel fiber optic tidak membawa sinyal elektrik, seperti kabel
22

lainnya yang menggunakan kabel tembaga. Sebagai gantinya, sinyal yang


mewakili bit tersebut diubah ke bentuk cahaya. Hal ini yang menyebabakan
kenapa kabel fiber optic tidak terpengaruh radiasi atau induk listrik.
Kabel

Optic

fiber

bisa

menjangkau

jarak

sangat

jauh

karena

menggunakan media cahaya untuk mengirim signal dari satu titik ke titik lain.
Oleh karena kabel fiber optic menggunakan media cahaya, tentu kabel fiber
optic bisa menempuh jarak yang sangat jauh sekali, misalnya antar benua.
Konektor kabel fiber optic terdiri dari dua jenis-konektor model ST yang
berbentuk lingkaran dan konektor SC yang berbentuk persegi. Penggunaan
kabel ini harus disesuaikan dengan jenis perangkat yang anda gunakan dan
harus competible. Hal ini untuk memastikan koneksi kabel fiber optic bisa
sempurna.
Mutu atau Kwalitas koneksi fiber optic sangat dipengaruh oleh kwalitas
proses instalasi kabel fiber optic, fo wallmount rack, fo connector, fo buffer
tubing kits, patch cord fo, switch converter yang tepat dan benar. Disamping
kwalitas proses instalasi fiber optic, fo wallmount rack, fo connector, fo
buffer tubing kits, patch cord fo, switch converter yang tepat dan benar, hal
lain yang penting juga untuk diperhatikan adalah keaslian produk fiber optic
yang terpasang. Kami pastikan anda akan mendapatkan produk yang terbaik
dari kami dengan koneksi kabel fiber optic yang terbaik juga.
Kecepatan transmisi fiber optik sangat tinggi sehingga sangat bagus
digunakan sebagai saluran komunikasi seperti telepon, TV kabel, atau
internet. Fiber optik juga digunakan untuk keperluan pemotretan medis,
sensor, dan optik pencitraan. Komunikasi di dunia tidak akan berkembang
demikian cepat tanpa adanya teknologi yang satu ini.
Serat optik dalam aplikasinya, umumnya dipergunakan sebagai
jaringan backbone ataupun jaringan utama penghubung telekomunikasi
dalam

satu

negara

contohnya

di Indonesia ataupun

jalur

utama

penghubung telekomunikasi di dunia, biasanya ini diterapkan pada


Sistem Komunikasi Kabel Laut. Namun seiring dengan berkembangnya
zaman,

teknologi

serat

optik

tidak

hanya

dipergunakan

sebagai

penghubung utama jaringan, tetapi juga sudah bisa diaplikasikan pada


jaringan seperti LAN, MAN ataupun WAN.
23

3.1.1 Serat Optik pada LAN, MAN dan WAN


Suatu jaringan, khususnya jaringan lokal, umumnya dibangun
dengan menggunakan kabel koaksial (tembaga), namun seiring
dengan cepatnya perkembangan teknologi, kabel-kabel tersebut
mulai ditinggalkan, dan kabel serat optik mulai dipakai. Teknologi
1 Gbps dan 10 Gbps Ethernet atau biasa disebut 1000Base -T bukan
tidak mungkin diterapkan saat ini pada LAN, MAN ataupun WAN
dengan adanya serat optik. Ide di balik 1 Gbps & 10 Gbps Ethernet,
yaitu tetap menggunakan Medium Access Control (MAC) seperti yang
digunakan di teknologi 10Base-T yang kita pakai hari ini di banyak LAN.

Tapi dengan memperlebar kecepatan hingga sangat tinggi, bahkan


karena menggunakan media fiber optik, terutama Single Mode Fiber,
akses tersebut bisa dikembangkan menjadi WAN dengan jarak beberapa
puluh kilometer, bukan hanya sekedar LAN yang jaraknya hanya
beberapa ratus meter saja. Dengan protokol MAC IEEE 802.3 yang sama
dengan ethernet yang kita gunakan hari ini. Tabel berikut menjelaskan
evolusi dari Ethernet :
Dapat

dilihat

bahwa,

teknologi

ethernet

yang

sekarang

dipergunakan, beberapa di antaranya sudah menggunakan media serat


optik, dan tipe serat optik yang paling baik adalah serat optik jenis
24

single mode, karena jarak yang dapat ditempuh olehnya mencapai 10


km. Ada beberapa perbedaan yang menyolok antara 1Gbps & 10Gbps
ethernet. Pada 1Gbps yang sering dikenal juga sebagai 1000Base-T,
masih diusahakan menggunakan jaringan fisik kabel UTP (Unshielded
Twisted Pair). Pada 1000Base-T Teknik modulasi Multi-Level Analog
Signaling (MAS) ditambah Forward Error Correction (FEC) pada proses
equalisasi memungkinkan sepasang kabel UTP digunakan pada kecepatan
250Mbps (dengan bandwidth 62MHz). Artinya sebuah kabel UTP Category
5 sebanyak empat (4) pasang dapat digunakan untuk memperoleh
kecepatan 1Gbps pada jarak 100 meter.
Pada kecepatan 10Gbps, kabel UTP sama sekali tidak digunakan.
Jaringan fisik fiber optik digunakan secara ekslusif dan full duplex
(bolak-balik). Single Mode Fiber & Multi Mode Fiber (MMF) dapat
digunakan pada 10Gbps ethernet. Teknik Multi-Level Analog Signaling
(MAS) yang digunakan untuk memodulasi data pada kecepatan 10Gbps
sebetulnya dapat di paksa untuk bekerja s/d 40Gbps. MAS sendiri
diturunkan dari Pulse Amplitude Modulation (PAM) yang secara sederhana
merupakan proses On-Off Keying cocok untuk memodulasi sinar laser.
Umumnya menggu=Reed Solomon Forward Error Correction (FEC) untuk
memperoleh Bit Error Rate (BER) sekitar 10-14 (sangat tinggi sekali).
Dengan teknologi Silicon CMOS submicron dengan lebar gate 0.18um
diperoleh gate delay sekitar 30 ps (sekitar 30GHz frekuensi cut off).
Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan
LAN kecepatan tinggi ini, misalnya :

Interkoneksi server untuk cluster server.

Switch pada server.

Aggregasi beberapa 1000BASE-T menjadi 10GbE (Gbit Ethernet).

Sambungan antar gedung.

Penggunaan Media Single Mode Fiber dan Multi Mode Fiber


Bagi ISP / Network Service Provider (NSP) penggunaan teknologi
Gbps Ethernet (GbE) ini menarik dipandang dari beberapa aplikasi
seperti:

Interkoneksi Server Farm (peternakan server).


25

Sambungan intra-POP menggunakan Multi Mode Fiber

POP uplink untuk Inter-POP

Akses Metropolitan Area Access MAN melalui Wavelength Division


Multiplexing (WDM).

Menggunakan media dark fiber, SONET, TDM dll.

3.1.2 Sistem Komunikasi Kabel Laut


Semua penyelenggara ISP di Indonesia menggunakan serat optik
sebagai backbone utamanya, gempa di Taiwan beberapa waktu lalu telah
mengganggu jalur komunikasi di beberapa negara termasuk di Indonesia,
terutama koneksi internet internasional yang sudah menjadi konsumsi
utama komunikasi di masyarakat. Namun hal ini bisa diantisipasi dengan
memindahkan jalur komunikasi yang melewati Taiwan, ke jalur alternatif
yakni jalur dengan kabel SEA-ME-WE 4 (South East Asia-Middle East-West
European 4). SEA-ME-WE merupakan salah satu Sistem Komunikasi
Kabel Laut (SKKL) serat optik yang menghubungkan beberapa
negara termasuk Indonesia, yang terkadang bisa dijadikan sebagai
backup jika jalur utama terputus karena adanya bencana ataupun
hal lain. SEA-ME-WE ini telah berevolusi hingga ke tahap 4, di
mana setiap tahap menghubungkan negara-negara dengan jalur
yang berbeda dan jarak yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
1. SEA-ME-WE yang berjarak 13.500 KM menggunakan kabel koaksial
yang

menghubungkan Singapore

dan

Perancis

dengan landing

points di Indonesia, Sri Lanka, Djibouti, Saudi Arabia, Mesir and Italy.
Secara resmi dibuka pada tanggal 8 September 1986.
2. SEA-ME-WE 2 yang berjarak 18.000 KM menggunakan kabel serat optik
yang menghubungkan Singapore dan Perancis dengan landing points di
Indonesia, Sri Lanka, India, Djibouti, Saudi Arabia, Mesir, Cyprus,
Turkey, Tunisia, Algeria and Italy. Di Indonesia mulai dioperasikan pada
tahun 1993/94.
3. SEA-ME-WE 3 yang berjarak 40.000 KM menggunakan kabel serat optik
yang menghubungkan Australia, Belgium, Brunei, PR China, Cyprus,
Djibouti, Mesi, Perancis, Yunani, Hong Kong, India, Indonesia, Italy,
Jepang, Korea Selatan, Macau, Malaysia, Morocco, Myanmar, Oman,
26

Pakistan, Filipina, Portugal, Saudi Arabia, Singapore, Sri Lanka,


Thailand, Turkey, Uni Emirat Arab, Inggris, Vietnam. Mulai beroperasi
tanggal 30 Agustus 1999, Pembuat kabelnya adalah Alcatel Submarine
Networks, AT&T - SSI, KDD-SCS and Pirelli.
4. SEA-ME-WE 4 yang juga menggunakan kabel serat optik merupakan
proyek terakhir yang saat ini digunakan, dengan panjang mencapai
20.000 KM dan kapasitas hingga 1.2 Terabyte Per Second, sistem ini
mulai bisa dioperasikan sejak tahun 2004. Juga digunakan untuk
menghubungkan Singapore danPerancisdengan landingpoints di Malaysi
a, Thailand, Bangladesh, India, SriLanka, Pakistan, UnitedArabEm
irates, Saudi Arabia, Egypt, Italy, Tunisia, dan Algeria.

Gambar di atas menunjukkan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL)


yang sudah terinstalasi di berbagai belahan dunia. Selain SEA-ME-WE,
yang menghubungkan negara-negara dia atasmasih banyak lagi
Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang mengaplikasikan serat
optik sebagai medianya, di antaranya Black Sea Fibre Optic Cable
Systems (BSFOCS), Trans Atlantic Cables, Trans Pacific Cables, Fiber
Optic Link Around The Globe (FLAG), LEV-Med1 dan lain sebagainya.
3.1.3 VCSEL Pada Radio Fiber
Radio Over Fiber merupakan sistem radio yang memanfaatkan jalur
fiber optik sebagai media transmisi. Sistem komunikasi optik memiliki
pengirim, media transmisi dan penerima. Media pengirim pada sistem
optik dapat berupa LED (Light Emitting Diode) atau laser, sedangkan
penerimanya berupa PIN (PositiveIntrinsicNegative) fotodioda.VCSEL
27

(Vertical Cavity Surface Emitting Laser) adalah salah satu sumber optik
yang sedang dikembangkan akhir-akhir ini. Hal ini disebabkan karena
VCSEL mendukung performa layanan yang tinggi, sistem transmisi yang
murah serta cocok untuk layanan komunikasi dengan data rate yang
besar jika dibandingkan denganlaseryanglain. Kualitas sebuah sistem
komunikasi dilihat dari besarnya S/N pada penerima.
S/N adalah perbandingan sinyal informasi yang dikirim terhadap
noise di penerima. Sinyal informasi dan noise akan mengalami atenuasi
pada kanal radio, sehingga LNA (Low Noise Amplifier) akan dapat
memisahkan noise dan sinyal informasi. Noise level setelah melewati LNA
akan lebih tinggi daripada RIN pada laser, berarti noise pada link optik
tidak terlalu berpengaruh pada nilai S/N,sehingga dapat dibedakan oleh
linkradio. RIN laser dan noise di penerima dalah sumber utama noise
pada link optik, sehingga bisa diasumsikan bahwa noise dapat dipisahkan
oleh laser jika atenuasi optik tidak besar dan noise power laser lebih
tinggi dibandingkan noise thermal pada receiver.
Loss pada link optik dipengaruhi oleh arus noise dari penerima
(Noise Current Density), RIN, Daya output laser, dan Rensponsivity photo
dioda. S/N pada link optic dipengaruhi. VCSEL beroperasi pada panjang
gelombang 850nm, dan photo detector pada saat itu memiliki optical
reflection yang tinggi, sehingga nilai SFDR (Spurious Free Dynamic Range)
ini cocok untuk aplikasi Radio over Fiber. VCSEL memiliki kurva SFDR
yang tidak halus. Hal ini terjadi karena ketika laser mentransmisikan
data secara simultan pada baseband dan pada kanal radio, sinyal carier
yang di mux dengan sinyal baseband akan menghasilkan distorsi.
Rendahnya index modulasi juga mengakibatkan turunnya BER (Bit Error
Rate).
3.1.4

Aplikasi Serat Optik Dalam Bidang Kedokteran Endoskop

Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organorgan di dalam badan secara visual, sehingga dapat dilihat sejelasjelasnya setiap kelainan yang timbul pada organ yang diperiksa. Jadi
jelas bahwa endoskop adalah suatu alat untuk membantu menegakkan
diagnosa. Alat ini digunakan dalam pemeriksaan endoskopi, berbentuk
28

pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke


lambung atau ke rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat
dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh
di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat lainnya
berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di
samping itu, kedua serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi
yang bisa digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk
memasukkan atau mengisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga
dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil,sika terkecil,dan
lain-lain. Endoskop dapat diarahkan ke atas-bawah dan ke kiri-kanan
sewaktu dimasukkan ke dalam tubuh.Mikro-endoskop dapat dimasukkan
melalui

hidung

ke

rongga

sinus;atau

melewati

bagian

belakang

tenggorokan dan saluran eustachius menuju telinga;atau melalui


pembuluh darah,menuju jantung;atau turun melalui saluran pencernaan
dan menuju ke hati dan kantung empedu;atau melalui saluran kencing ke
ginjal.
Endoskopi tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga
untuk

melakukan

tindakan

medis

seperti

pengangkatan

polip,

penjahitan, dan lain-lain. Selain itu, endoskopi juga dapat digunakan


untuk mengambil sampel jaringan jika dicurigai jaringan tersebut
terkena kanker atau gangguan lainnya.Beberapa jenis gangguan yang
dapat dilihat dengan endoskopi antara lain: abses, sirosis biliaris,
perdarahan, bronkhitis, kanker, kista, batu empedu, tumor, polip, tukak,
danlain-lain.Prosedur medis yang menggunakan endoskopi mempunyai
berbagai macamnama,tergantung jenis dan organ yang diperiksa dalam
dunia kedokteran. Berikut beberapacontohnya:
-

Thorakoskopi, pemeriksaan pleura, rongga pleura, mediastinum


dan perikardium (bagian-bagian paru-parudanjantung).

Proktoskopi

(sigmoidoskopi

dan

proktosigmoidoskopi),

untuk

memeriksa rektum dan kolon sigmoid.


-

Laringoskopi,untukmemeriksalaring(salahsatubagiansalurannapas).

29

Laparoskopi,untuk melihat lambung, hati, dan organ-organ lain di


dalam rongga perut.

Gastroskopi,untuk melihat dinding dalam esofagus, lambung, dan


usus halus.

Sistoskopi,untuk melihat saluran kencing, kandung kencing dan


prostat.

Kolposkopi, untuk memeriksa vagina dan mulut rahim.

Kolonoskopi,untuk memeriksa bagian dalam usus besar.

Bronkhoskopi,untuk melihat trachea dan cabang-cabang bronkhus


(bagian dari saluran napas)

Arthroskopi, untuk melihat sendi.

JARLOKAF (Jaringan Lokal Akses Fiber)


Selama ini fiber hanya dipakai untuk transmisi antar sentral, sebagai
jaringan backbone, dan digunakan untuk komunikasi jarak jauh. Lalu mulai
dikembangkanlah suatu jaringan local bahkan sampai ke terminal pelanggan
dengan media fiber. Sistem transmisi fiber optik yang digunakan pada jaringan
local tersebut dinamakan Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf). Jarlokaf
merupakan sebuah solusi strategis bagi jaringan akses pelanggan. Namun,
ketepatan dalam segi perencanaan dan operasional, serta pemilihan arsitektur
dan teknologi jaringan yang digunakan akan sangat mempengaruhi kesuksesan
kegiatan

operasi,

perawatan,

efektivitas

investasi,

serta

kemudahan

pengembangan jaringan dan layanan jasa.


Ruang lingkup Jarlokaf berdasarkan lebar pita, dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu narrowband dan broadband. Narrowband, dengan transmisi
kurang dari 2 Mbps, mampu memberikan layanan voice (telepon). Broadband,
dengan transmisi diatas 2 Mbps, dapat memberikan layanan yang lebih
beragam seperti voice, data, dan citra, baik diam maupun bergerak.
Teknologi JARLOKAF adalah teknologi yang sedang berkembang sehingga
berbagai metoda transmisi dimungkinkan untuk diterapkan dan relatif masih
terbatas jumlah implementasinya dilapangan. Teknologi Jarlokaf yang saat ini
sudah berkembang dangan baik antara lain: DLC (Digital Loop Carrier), PON
(Passive Optical Network), dan AON (Active Optical Network) dan HFC (Hybrid
Fiber Coax). DLC, PON dan AON, merupakan teknologi jarlokaf dan dapat
30

terintegrasi dengan copper pair, sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf


yang terintegrasi dengan coaxial.
3.2 Serat Optik di Indonesia
Meskipun saat ini penggunaan jaringan serat optik di Indonesia jarang
terdengar, tetapi jumlah jaringan yang berbasis serat optik terus mengalami
perkembangan baik dalam kuantitas maupun kualitas. Contoh penggunaan
jaringan serat optik di Indonesia antara lain pada jaringan JUITA (Jaringan
Universitas Indonesia Terpadu), INHERENT (Indonesia Higher Education
Network), Palapa Ring, dan kabel bawah laut yang menghubungkan Jakarta
dengan Batam. Pada makalah ini akan dibahas beberapa contoh penggunaan
serat optik di Indonesia, dari segi topologi dan teknologi serat optik yang
digunakan.
INHERENT (Indonesia Higher Education Network)
Pada jaringan INHERENT, serat optik digunakan untuk membentuk
jaringan yang menghubungkan seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Pada tahap awal, terdapat 33 perguruan tinggi yang menjadi simpul awal pada
jaringan INHERENT. Ke 33 perguruan tinggi tersebut antara lain:
Perguruan Tinggi

Kota/Propinsi

1. Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh/NAD

2. Universitas Sumatera Utara

Medan/Sumatera Utara

3. Universitas Riau

Pekanbaru/Riau

4. Universitas Andalas

Padang/Sumatera Barat

5. Universitas Jambi

Jambi/Jambi

6. Universitas Sriwijaya

Palembang/Sumatera Selatan

7. Universitas Bengkulu

Bengkulu/Bengkulu

8. Universitas Lampung

Bandar Lampung/Lampung

9. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Tangerang/Banten

10. Universitas Indonesia

Jakarta/DKI

11. Institut Teknologi Bandung

Bandung/Jawa Barat

12. Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta/Jogjakarta

13. Universitas Diponegoro

Semarang/Jawa Tengah

14. ITS

Surabaya/Jawa Timur

15. Universitas Brawijaya

Malang/Jawa Timur
31

Perguruan Tinggi

Kota/Propinsi

16. Universitas Udayana

Denpasar/Bali

17. Universitas Mataram

Mataram/NTB

18. Universitas Nusa Cendana

Kupang/NTT

19. Universitas Tanjungpura

Pontianak/Kalimantan Barat

20. Universitas Lambung Mangkurat

Banjarmasin/Kalimantan Selatan

21. Universitas Palangkaraya

Palangkaraya/Kalimantan Tengah

22. Universitas Mulawarman

Samarinda/Kalimantan Timur

23. Universitas Hasanuddin

Makassar/Sulawesi Selatan

24. Universitas Tadulako

Kendari/Sulawesi Tenggara

25. Universitas Haluoleo

Palu/Sulawesi Tengah

26. Universitas Sam Ratulangi

Manado/Sulawesi Utara

27. Universitas Negeri Gorontalo

Gorontalo/Gorontalo

28. Universitas Pattimura

Ambon/Maluku

29. Universitas Khairun

Ternate/Maluku Utara

30. Universitas Cendrawasih

Jayapura/Papua

31. Universitas Negeri Papua

Manokwari/Irian Jaya Barat

32. Universitas Terbuka

Jakarta/DKI

33. DIKTI

Jakarta/DKI

Tabel diatas merupakan Daftar Perguruan Tinggi yang menjadi simpul


jaringan INHERENT (bisa bertambah seiring waktu karena Dikti menggunakan
sistem kompetisi untuk bisa tersambung ke Jaringan Inherent).
Perguruan-perguruan tinggi di atas berlaku sebagai simpul lokal di
tingkat

propinsi.

Simpul-simpul

lokal

diharapkan

dapat

memfasilitasi

sambungan universitas-universitas yang ada di daerahnya.


Sambungan antara universitas-universitas lain dengan simpul lokal pada
jaringan

INHERENT

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan

topologi star atau bus, tergantung dari lokasi univeristas, dan peralatan yang
tersedia. Jenis kabel serat optik yang digunakan adalah serat optik single
mode. Serat optik single mode dipilih karena memiliki jarak maksimum tanpa
pengulang yang lebih jauh, dan juga karena serat optik single mode sudah
mencukupi dari segi kapasitas kanal untuk sambungan antar universitas.

32

Gambar . Konfigurasi jaringan INHERENT

Pada gambar di atas dapat dilihat konfigurasi dari jaringan INHERENT.


Simpul-simpul lokal yang terhubung dengan menggunakan serat optik baru
terdapat di pulau Jawa saja. Sedangkan sambungan antara simpul-simpul lokal
lainnya dilakukan dengan menggunakan E2 dengan kapasitas 8 Mbps. Khusus
untuk daerah Maluku dan Papua sambungan antara simpul-simpul lokal
dilakukan melalui satelit atau VSAT (Very Small Aperture Terminal) dengan
kapasitas 2 Mbps.
Pada

jaringan

INHERENT

juga

terdapat

redundant

link

yang

menghubungkan jaringan antar pulau. Redundant link berfungsi sebagai


cadangan bila jalur transmisi utama mengalami gangguan. Dengan adanya
redundant

link

sambungan

antara

simpul-simpul

lokal

masih

dapat

dipertahankan, meskipun terjadi gangguan yang besar pada salah satu


sambungan utama. Sambungan untuk redundant link juga menggunakan VSAT
dengan kapasitas 1 Mbps.
JUITA (Jaringan Universitas Indonesia Terpadu)
Pada

jaringan JUITA,

jaringan

serat

optik

digunakan

untuk

menghubungkan seluruh fakultas yang ada di Universitas Indonesia, Depok.


Kabel serat optik diletakkan dibawah tanah, dan mengelilingi lingkungan
Universitas Indonesia memebentuk topologi ring yang menghubungkan setiap
fakultas. Teknologi yang dipakai dalam jaringan ini adalah FDDI (Fiber
Distributed Data Interface).
Teknologi FDDI merupakan standar untuk transmisi data pada LAN (Local
Area Network) dengan jangkauan mencapai 200 kilometer. FDDI menggunakan
dua buah kabel fiber optik yang mentransmisikan data pada arah yang
33

berlawanan. Kabel pertama berfungsi sebagai kabel utama yang digunakan


dalam transmisi data dengan kecepatan 100 Mbit/s, sedangkan kabel kedua
berfungsi sebagai cadangan bila kabel utama mengalami kerusakan. Tetapi
jika jaringan tidak membutuhkan kabel cadangan, kabel kedua dapat
digunakan bersamaan dengan kabel utama, dan menambah kapasitas jaringan
menjadi 200 Mbit/s.
Palapa Ring
Palapa Ring merupakan kelanjutan dari proyek CSO-N (Cincin Serat Optik
Nasional) yang bertujuan untuk membangun jaringan serat optik nasional yang
menjangkau 33 propinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan
total panjang kabel laut mencapai 35.280 km.
Jaringan Palapa Ring membentuk cincin terintegrasi yang membentang
dari Sumatera Utara hingga Papua bagian Barat dengan kapasistas sebesar 300
Gbps sampai 1000 Gbps. Aplikasi yang akan didukung oleh jaringan Palapa
Ring sangat beragam, mulai dari pembelajaran jarak jauh, pengobatan jarak
jauh, dan siaran TV yang murah ke desa-desa.
Jika dilihat dari kapasitas dan banyaknya aplikasi yang digunakan, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa bagianbackbone pada jaringan Palapa Ring
akan menggunakan kabel serat optik multimode dengan teknologi DWDM
(Dense Wavelength Division Multiplexing) dan EDFA (Erbium Doped Fiber
Amplifier). Kedua teknologi ini dipilih karena memiliki efisiensi kanal yang
tinggi, dan mudah untuk dikembangkan jika terdapat aplikasi baru yang ingin
diterapkan ke dalam jaringan.
Dari contoh-contoh aplikasi yang telah disebutkan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa perkembangan jaringan serat optik di Indonesia sudah
mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Penggunaan jaringan serat optik
tidak hanya pada skala LAN saja, tetapi sudah memasuki skala WAN yang
mencakup seluruh kepulauan Indonesia. Melihat perkembangan yang pesat ini,
maka tidak mengherankan bila dalam waktu singkat aplikasi FTTH (Fiber to
the Home) menjadi hal yang umum di Indonesia.

34

3.3 Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik


3.3.1 Kelebihan
a. Fiber optik memiliki banyak kelebihan di antaranya adalah informasi
yang ada ditransmisikan dengan kapasitas (bandwidth) yang besar.
b. Fiber optik dapat dipergunakan dengan kecepatan yang tinggi,
hingga mencapai beberapa gigabit/detik. Karena murni terbuat dari
kaca dan plastik maka signal tidak terpengaruh pada gelombang
elektromagnetik dan frekuensi radio.
c.

Ukurannya

kecil

dan

ringan

sehingga

sangat

memudahkan

pengangkutan dan pemasangan di lokasi.


d. Fiber optik juga sangat aman dipasang di tempat-tempat yang
mudah terbakar karena tidak akan terjadi hubungan api pada saat
kontak atau terputusnya fiber optik.
e. Fiber optik memerlukan daya listrik yang relatif tidak terlalu besar.
Karena fiber optik tidak digunakan untuk melewatkan sinyal-sinyal
listrik, maka fiber optik tidak akan mengalami kepanasan dan
penipisan akibat tegangan listrik yang lewat di dalamnya.
f.

Fiber optik bisa ditanam di tanah jenis apapun atau digantung di


daerah manapun tanpa harus cemas mengalami korosi/berkarat.

g.

Komunikasi menggunakan fiber optik lebih aman karena informasi


yang lewat tidak mudah untuk disadap atau dikacaukan dari luar.

h. Pada umumnya serat optik tidak akan patah bila dilengkungkan


dengan radius 5 mm. Oleh karenanya kabel serat optik mempunyai
kelenturan yang sama dengan kabel transmisi biasa, sehingga teknik
pemasangannya sama atau tidak jauh berbeda dengan pemasangan
kabel yang biasa digunakan.
i.

Bahan silica sebagai bahan dasar dari serat optik mempunyai serat
kimia yang sangat stabil karenanya tidak mungkin berkarat.

j.

Tidak dapat dicabangkan Serat optik mempunyai ukuran sangat kecil


atau sangat tipis. Oleh karenanya sangat sulit untuk dicabangkan
maka harus menggunakan multimode bila ingin diperbanyak.

k.

Tidak menggunakan bahan tembaga Serat optik menggunakan bahan


silica yang tidak menggunakan unsur logam, bahkan serat optik
35

menggunakan Multikomponent Glass, unsur campuran logam sangat


kecil
3.3.2

Kekurangan

Di antara begitu banyak kelebihan yang dimilikinya, fiber optik juga


memiliki kekurangan di antaranya:
a. harganya yang cukup mahal untuk aplikasi daerah sempit dan bila
jaraknya dekat
b. Fiber optik ini susah untuk disambung dibandingkan kabel biasa karena
metode penyambungannya yang harus menggunakan teknik dan alat
khusus serta ketelitian yang tinggi.
c. Bersifat Non konduktor, karena serat optik tidak dapat dialiri arus
listrik, maka tidak dapat memberikan catuan untuk perangkat terminal
atau repeater, oleh karena itu perlu digunakan kabel tersendiri jika
akan menggunakan sistem catuan jarak jauh.
d. Konstruksi serat optik yang cukup lemah, sehingga perlu penanganan
yang cermat saat instalasi dan penyambungan.
e. Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar
yang berlebihan.

36

BAB IV
KESIMPULAN
Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari
kaca/plastik yang sangat halus dan berukuran lebih kecil dari sehelai
rambut, digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu
tempat ke tempat lain.
Sejarah perkembangan serat optic sebenarnya diawali oleh teori Albert
Einstein (1917) mengenai

pancaran terstimulasi atom dalam tingkatan

energi yang tinggi. Selain itu perkembangan teori serat optic juga
didukung oleh eksperiment para ilmuwan Jerman pada tahun 1930-an
mengenai transmisi cahaya melalui bahan yang bernama serat optic.
Setelah adanya beberapa kali eksperiment lain oleh ilmuwan ilmuwan
lainnya, sekitar tahun 60-an ditemukan serat optic yang kemurniannya
sangat tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Sampai akhirnya pada
tahun 1997 Serat optik menghubungkan seluruh dunia, Link Around the
Globe (FLAG) menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia yang
menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.

Secara umum struktur serat optic biasanya terdiri atas 3 bagian yaitu Inti
(core), Cladding, dan Jaket (coating), serta bagian lainnya sepeti kabel
serat optic dan beberapa konektor

Serat optik dibuat dalam dua jenis utama yang berbeda, yaitu singlemode fibers dan multi-mode fibers. Pada single-mode fibers yang
mempunyai inti sangat kecil, perambatan gelombangnya terjadi pada
sistem single-mode fibers dan digunakan untuk mentransmisikan satu
sinyal dalam setiap serat. Sedangkan pada multi-mode fibers mempunyai
ukuran inti lebih besar, perambatan gelombang terjadi pada sistem multimode fibers, dan digunakan untuk mentransmisikan banyak sinyal dalam
setiap serat.

Aplikasi pemanfaatan Serat Optik sebagai Sistem Komunikasi yang dapat


mengirim data pada kecepatan yang lebih tinggi dari jenis kabel lainnya
dan tidak terpengaruh oleh radiasi atau induk listrik dapat dilihat pada
jaringan LAN, MAN dan WAN, Sistem Komunikasi Kabel Laut, VCSEL

37

Pada Radio

Fiber, serta

dalam bidang

Kedokteran (Endoskopdan

JARLOKAF).

38

GLOSSARIUM
A
Atenuasi:

Atenuasi adalah melemahnya suatu sinyal


yang disebabkan oleh adanya jarak yang
semakin jauh, yang harus ditempuh oleh
suatu sinyal tersebut dan karena frekuensi
sinyal tersebut semakin tinggi.

B
Bandwidth:

Nilai

hitung

atau

perhitungan

konsumsi

transfer data telekomunikasi yang dihitung


dalam satuan bit per detik atau yang biasa
disingkat bps yang terjadi antara komputer
server dan komputer client dalam waktu
tertentu dalam sebuah jaringan komputer.
Bit:

"Binary Digit", yang berarti digit biner. Binary


digit adalah unit satuan terkecil dalam
komputasi digital.

C
CDMA:

Code division multiple access (CDMA) adalah


sebuah bentuk pemultipleksan(bukan sebuah
skema

pemodulasian)

dan

sebuah

metodeakses secara bersamayangmembagi


kanal

tidak

padaTDMA)

berdasarkan
atau

padaFDMA),

waktu

frekuensi

namun

dengan

(seperti
(seperti
cara

mengkodekan data dengan sebuah kode


khusus yangdiasosiasikan dengan tiap kanal
yang

ada

dan

menggunakan

sifat-

sifatinterferensikonstruktif dari kode-kode


khusus itu untuk melakukan pemultipleksan.
Coaxial cable:

Suatu jenis kabel yang menggunakan dua


buah konduktor.

39

D
Dark fiber:

Dark Fiber adalah istilah yang umum dipakai


pada komunikasi Fiber Optik, dan dipakai
untuk merujuk pada lembaran (core) Fiber
Optik single mode yang sudah terpasang
tetapi ujung-ujungnya sama sekali belum
terhubung ke perangkat apapun.

Desibel:

Desibel (Lambang Internasional = dB) adalah


satuan untuk mengukur intensitas suara.

Dispersi:

Perubahan

bentuk

gelombang ketika

gelombang merambat pada suatu medium.


E
Ethernet:

Keluarga

teknologi jejaring

komputer untuk jaringan

wilayah

setempat (LAN).
G
GSM:

GSM (singkatan bahasa Inggris: Global System


for

Mobile

salah

satu

Communications,GSM)
standar

sistem

adalah

komunikasi

nirkabel (wireless) yang bersifatterbuka.


I
IEEE 802.3:

IEEE 802.3 adalah sebuah kumpulan standar


IEEE yang mendefinisikan lapisan fisik dan
sublapisan media access control dari lapisan
data-link dari standar Ethernet berkabel.

Interferensi:

Interaksi antar gelombang di dalam suatu


daerah.

L
LAN:

Local Area Network biasa disingkat LAN


adalah jaringan komputer yang jaringannya
hanya

mencakup

wilayah

kecil;

seperti

jaringan komputer kampus, gedung, kantor,


dalam rumah, sekolah atau yang lebih kecil.
40

LED:

Komponen

elektronika

yang

dapat

memancarkan cahaya monokromatik ketika


diberikan tegangan maju.
LNA:

Low-noise amplifier (LNA) merupakan suatu


bentuk dari penguat elektronik atau penguat
yang digunakan dalam sistem telekomunikasi
untuk menguatkan sinyal yang sangat lemah
yang diterima oleh suatu antena.

M
MAN:

Metropolitan area network adalah suatu


jaringan dalam suatu kota dengan transfer
data

berkecepatan

menghubungkan

berbagai

tinggi,

yang

lokasi

seperti

kampus, perkantoran, pemerintahan, dan


sebagainya.
P
Patch cord:

Kabel utp jenis stranded atau serabut yang


berfungsi untuk menghubungkan perangkat
pasif ke aktif.

S
SFDR:

Rasio kekuatan sinyal fundamental terhadap


sinyal palsu terkuat di output. Hal ini juga
didefinisikan sebagai ukuran yang digunakan
untuk

menentukan

analog-to-digital

dan

digital-ke-analog konverter (ADC dan DAC)


dan penerima radio
SONET:

Protokol standar yang mentransfer beberapa


aliran bit digital serentak melalui serat optik
menggunakan laser atau cahaya yang sangat
koheren dari LED.

Spektrum elektromagnetik:

Rentang semua radiasi elektromagnetik yang


mungkin. Spektrum elektromagnetik dapat

41

dijelaskan

dalam panjang

gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton.


T
TDM:

Transmisi informasi dari beberapa sumber


yang berbeda menggunakan satu saluran
atau sinyal umum.

W
WAN:

Jaringan komputer yang mencakup area yang


besar

sebagai

contoh

yaitu

jaringan

komputer antar wilayah, kota atau bahkan


negara,
sebagai

atau

dapat

jaringan

didefinisikan

juga

komputer

yang

membutuhkan router dan saluran komunikasi


publik.
WDM:

Teknologi

yang

me-multipleks

sejumlah

sinyal pembawa optik ke serat optik tunggal


dengan menggunakan panjang gelombang
yang berbeda dari cahaya laser.

42

Daftar Pustaka
Aga, S. 2003. Ilmu komputer.com
Elektro Indonesia. (2000, April). Sistem Komunikasi Optik. Elektron Nomor 5,
Tahun Tersedia:http://www.elektroindonesia.com/elektro/el0400b.html
[7 April 2015].
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotonika
http://dewihacchan.blogspot.com/2012/03/sejarah-perkembangan-danstruktur-fiber.html

43

You might also like