Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Clararida Riawan
(145070307111001)
Yuni Kumalasari
(145070307111004)
(145070301111051)
(145070301111052)
(145070301111053)
Waritsah Assilmi
(145070301111054)
Fepy Sisiliay
(145070300111024)
(145070300111020)
(145070307111005)
Safira Mirahantini
(145070301111058)
Daftar Isi
Daftar Isi ..................................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................................................................1
Tujuan .....................................................................................................................2
Rumusan Masalah ..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian
i. Pengertian Instant Food .......................................................................3
ii. Pengertian Mi .......................................................................................3
iii. Pengertian Mie Instan ..........................................................................3
Sejarah Mie Instan ..................................................................................................4
Karakteristik Fisik, Kimia, dan Mikrobiologi .........................................................5
Keamanan Pangan ..................................................................................................6
Peraturan dan Undang-undang ...............................................................................7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................................................9
Saran ........................................................................................................................9
Daftar Pustaka .......................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kondisi perkembangan global yang semakin meningkat, menuntut
masyarakat yang berkembang didalamnya untuk mengikuti keadaan yang ada.
Mobilisasi serta kegiatan yang serba cepat memaksa masyarakat untuk mengikuti
ritme kehidupan yang cepat pula. Hal tersebut sangat mempengaruhi pola gaya
hidup terutama faktor pola makan manusia saat ini. Mereka lebih banyak memilih
makanan yang cepat saji dengan alasan efisiensi waktu ketimbang makanan
makanan yang membutuhkan waktu lama dalam masa pengolahannya. Dengan
begitu berpengaruh juga pada pandangan atau mindset
masyarakat terhadap
pentingnya kandungan gizi dalam sebuah makanan yang akan dikonsumsi. Maka
dari itu, pada akhirnya makanan siap sajilah yang menjadi pilihan mayoritas
dengan tuntuntan hidup yang serba cepat di zaman globalisasi.
Makanan cepat saji atau Instan Food adalah istilah bagi makanan yang
disajikan secara cepat dengan masa pengolahan yang cepat pula. Beberapa
makanan cepat saji atau Instan Food disajikan di restaurant atau toko-toko yang
melayani makanan dengan kualitas rendah dan kemasan yang mudah untuk
dibawa pergi. Makanan cepat saji ini banyak bentuknya , tidak hanya yang dijual
direstoran restoran seperti yang dikenal dengan fast food atau junk food namun
juga makanan makanan yang masa pengolahnnya cepat dilakukan. Seperti contoh
mie instan, makanan beku siap konsumsi yang cukup di panaskan dalam proses
pengolahannya maupun bentuk jenis makanan lainnya yang cepat pemasakannya.
Maka dari itu pilihan masyarakat tertuju pada menu makanan yang
semacam itu. Walaupun tidak secara keseluruhan, namun dapat dipastikan
mayoritas mengkonsumsi hal tersebut. Dari perubahan gaya hidup itulah yang
akhirnya menimbulkan berbagai dampak termasuk penyakit penyakit baru yang
bermunculan. Sebagai contoh adalah obesitas, jantung koroner dan diabetes. Hal
tersebut dipicu karena tidak terkontrolnya pola hidup dan makan seseorang akibat
waktu yang menuntut mereka serba cepat. Tidak hanya penyakit tersebut, masih
banyak berbagai dampak lain yang timbul karena perubahan gaya hidup yang
mengacu pada kondisi buruk itu. Kondisi kondisi tersebut yang nantinya akan
dibahas pada makalah kali ini. Diharapkan dengan pengetahuan berbagai dampak
tersebutlah yang nantinya akan dapat menghadirkan solusi baru dalam
penyelamatan generasi selanjutnya pada resiko penyakit kronik.
2. Tujuan Penulisan
Makalah ini dituliskan bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian dari instant food dan mie instan
2. Mengetahui sejarah bermulanya produksi mie instan
3. Mengetahui karakteristik kimia, fisik, dan mikrobiologi dari Instan Food dan
mie instan khususnya
4. Mengetahui batasan keamanan konsumsi dan juga peraturan undang-undang
mengenai instant food
3. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pendapat para ahli mengenai pengertian dari Instan Food dan mie
instan?
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Instan Food
Instant Food adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap
disantap. Jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah
dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri
pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif
untuk
instant food biasanya berupa lauk-pauk dalam kemasan, mie instan, fried chicken,
nugget, hamburger, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan. Instant
food memiliki ciri kandungan gizi tidak seimbang. Kebanyakan mengandung
kalori tinggi, dan juga rendah serat. Selain itu tinggi kandungan lemak.
Pengertian Mie
Mie adalah salah satu bentuk makanan pokok yang cukup diminati oleh
masyarakat Indonesia. Mie merupakan salah satu bentuk produk hasil pertanian
yang harganya relatif murah dan praktis dalam pengolahannya. Mie merupakan
salah satu produk olahan yang terbuat dari bahan dasar gandum (tepung terigu)
dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lainnya yang diizinkan. Dalam ilmu
pangan, mie dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu mie segar atau mie
mentah, mie basah, mie kering dan mie instan. Mie segar atau mie mentah adalah
mie yang tidak mengalami proses tambahan setelah pemotongan dan mengandung
kadar air sekitar 35 %, umumnya digunakan untuk bahan baku mie ayam. Mie
basah adalah jenis mie yang mengalami proses perebusan setelah tahap
pemotongan dan mengandung kadar air 52%. Mie kering adalah mie segar yang
telah dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 8- 10%. Sedangkan mie instan
adalah mie yang dihasilkan dari proses penggorengan setelah diperoleh mie segar.
Kadar air mie instan umumnya 5- 8%, sehingga memiliki daya simpan yang lama.
peluang ini, semakin banyak para perusahaan yang mendirikan pabrik pengolahan
mie instan. Apalagi kini, mie instan disajikan dengan berbagai kemasan dan rasa
yang terus beraneka ragam. Mulai dari yang hanya mie goreng, hinga citarasa
nusantara seperti soto, kari, bakso, ayam bawang, gulai, ikan cakalang, dan masih
banyak lagi.
Mengenai pengertian dari mie instan, ada beberapa pakar yang
memberikan pendapatnya, diantaranya:
1. Kim (1996): Mie Instan adalah mie yang telah mengalami proses
gelatinisasi, sehingga untuk menghidangkannya cukup dengan di rebus
dengan air mendidih, Mie instan biasanya mengacu pada produk-produk
yang dikukus dan digoreng dalam minyak (stemed & deep fried).
2. Astawan (2003): Mie instan juga dikenal dengan nama ramen. Mie ini
dibuat dengan penambahan beberapa proses setelah menjadi mie segar.
Tahap-tahap tersebut yaitu pengukusan, pembentukan dan pengeringan.
Kadar air mie instan umunya mencapai 5-8% sehingga memiliki daya
simpan yang relatif lama.
3. Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01- 3351- 1994: mie instant
didefinisikan sebagai produk makanan kering yang terbuat dari tepung
terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan
tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie dan siap
dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih selama 34 menit.
untuk
memasak
mi
tersebut.
Inovasi
berikutnya
termasuk
Jepang abad ke-20, (Karaoke di urutan kedua dan CD hanya di urutan ketiga).
Hingga 2002, setidaknya ada 55 juta porsi mie instan dikonsumsi setiap tahunnya
di seluruh dunia, termasuk salah satunya adalah Indonesia.
Karakteristik Fisik, Kimia, dan Mikrobiologi
Beberapa parameter kualitas fisik mie adalah cooking time, hidrasi, rasio
pengembangan, cooking loss, daya putus dan dayapatah. Cooking time adalah
waktu yang dibutuhkan untuk memasakkan/mematangkan mie.
Rasio pengembangan sangat dipengaruhi oleh kemampuan mie dalam
menyerap air. Nilai rasio pengembangan yang terlalutinggi tidak diinginkan
karena semakin tinggi rasio pengembangan maka granula pati akan mudah pecah
dan menyebabkankebocoran amilosa. Nilai rasio pengembangan berkorelasi
positif dengan nilai hidrasi. Semakin tinggi hidrasi mie keringmaka semakin besar
pula nilai rasio pengembangan mie kering (Kusrini, 2008).
Daya patah adalah sifat fisik yang berhubungan dengan tekanan untuk
mematahkan produk. Daya patah miemenggambarkan ketahanan mie selama
penanganan produksi terutama terhadap perlakuan mekanis (Yuwono [1998]
dalam Kusrini [2008]).
Daya putus merupakan besarnya gaya tiap satuan luas penampang bahan
yang dibutuhkan untuk memutuskan suatu produk.(Yuwono [1998] dalam Kusrini
[2008]). Semakin tinggi gaya yang diberikan menunujukkan mie semakin elastis.
Secara fisik, mie kering memiliki tekstur yang lebih keras daripada mie
instan sebelum dimasak (dalam keadaan kering). Halini dimungkinkan karena
rongga-rongga di dalam adonan mie kering digantikan dengan udara akibat proses
pengeringan,sedangkan pada mie instan rongga didalam adonan digantikan
dengan minyak. Akibatnya mie instan memiliki tekstur yanglebih empuk. Tekstur
mie dapat diketahui (dirasa) oleh daya kekuatan menahan gigitan dan sapuan
permukaan mie dengan permukaan mulut.
Mie harus nampak putih opaque, meskipun beberapa konsumen ada yang
menghendaki mie berwarna tertentu, untuk itu adonan biasanya ditandahi zat
pewarna.
Di dalam mie instan, karakteristik kimianya adalah memiliki kadar air 7%,
protein 10%, lemak 21% dan pati 62%. Karena tinggi kandungan lemaknya, maka
Keamanan Pangan
Mengonsumsi makanan dengan berbagai bahan tambahan pangan (BTP)
bukan tanpa resiko. Sebenarnya, selama dilakukan konsumsi secara wajar, maka
tidak akan menimbulkan dampak yang signifikan. Meskipun begitu, tetap harus
ada batas-batas yang diberikan agar seseorang bisa mengetahui sejauh manakah
makanan yang dikonsumsi itu aman bagi tubuh dan kesehatan. Oleh karena itu,
ada semacam istilah yang disebut keamanan pangan.
Berdasarkan UU RI no.7 Tahun 1996 Tentang Perlindungan Pangan, yang
dimaksud keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Beberapa bahan aditif yang ditambahkan pada mie instan memberi
kecenderungan bagi pengonsumsinya untuk terus mengonsumsinya (kecanduan). Bila
ini terus berlanjut, maka dapat menimbulkan bahaya yang tidak sederhana. Bahaya ini
tidak hanya berlaku pada mie instan, tetapi juga pada berbagai instant food pada
umunya. Menurut World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural
batas yang diizinkan yakni, 250 mg/kg, sedangkan 62 sampel lainnya sama sekali
tidak mengandung zat tersebut.
Selain itu, selama semester I/2010 juga telah dilakukan pengambilan dan
pengujian 323 item sampel mie instan yang terdaftar dari peredaran. Hasil
pengujian itupun menunjukkan bahwa sampel kecap yang ada dalam kemasan mie
instan, meski mengandung Methyl p-hydoxybenzoate namun tidak ada yang
melebihi batas maksimum yang diizinkan.
Berdasarkan standar codex Allimentarius Commitee (CAC) dan kajian
ilmiah terhadap risiko kesehatan, juga berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
No.722/1988
tentang
bahan
tambahan
makanan,
bahwa
Menthyl
P-
CAC
menetapkan
batas
penggunaan
maksimal
Methyl
P-
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin sibuknya aktifitas
masyarakat, terdapat tuntutan dimana segalanya harus serba praktis, mudah, dan
cepat. Salah satunya yang juga mengalami pergeseran perubahan adalah
perubahan pola konsumsi masyarakat yang kini serba instan. Telah banyak produk
olahan hasil pertanian yang telah ditambahkan dengan berbagai bahan aditif
sehingga lebih mudah untuk diolah, seperti hanya perlu menggoreng,
memanaskan, atau merebus saja dalam waktu singkat. Produk inilah yang kita
kenal sebagai instant food. Ada banyak sekali produk instant food, seperti nugget,
sosis, frozen food, fried chicken, french fries, termasuk juga mie instan.
Mengonsumsi mie instan dalam waktu yang lama dan terus menerus akan
menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Oleh karena itulah, pemerintah
melalui peraturan dan undang-undang yang dikeluarkannya, berusaha membatasi
dan memberikan rambu-rambu dalam penggunaannya.
Saran
Semakin tingginya kesibukan seseorang, mengonsumsi makanan yang
serba praktis menjadi pilihan. Bukan tidak boleh mengonsumsi Instan Food
seperti mie instan, hanya saja perlu diperhatikan rambu-rambu keamanan pangan.
Ini berguna agar dapat meminimalisasi efek buruk atau dampaknya bagi
kesehatan.
Daftar Pustaka
Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Badan Standardisasi Nasional. 1994. Standar Nasional Indonesia Mie Instan No.
3551-1994. BSN .Jakarta.
Winarto, F.G. 2009. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama