Professional Documents
Culture Documents
Perhatian.
Sejarah keracunan obat sering tak dapat dipercaya. Karenanya orang perlu
mempunyai besar kecurigaan dan mengasumsikan kemungkinan dari suatu terlalu
banyak campuran yang mencakup konsumsi alkohol.
* Lihatlah pada lampiran sumber keracunan umum di Singapura.
Mengutamakan pengujian phisik untuk mendapatkan tanda petunjuk tentang jenis
keracunan obat.
Pasien dengan penurunan kesadaran dengan suatu kecurigaan keracunan obat
harus dilakukan ECG untuk meniadakan kemungkinan keracunan obat
antidepressant dan memeriksa glukosa kapiler melakukan untuk menyingkirkan
hypolycaemia. Pertimbangkan juga penyebab penurunan kesadaran yang lain.
Lihat pada bab penurunan kesadaran.
Ingat bahwa manajemen bijaksana yang baik meliputi perhatian tanpa
menghiraukan status pasien psikhiatri di samping manajemen efek klinis dari
keracunan obat.
Gastric Lavage seharusnya tidak dilakukan secara rutin untuk tiap kasus
keracunan obat. Mengaculah pada bagian dekontaminasi lambung secara detil.
Nadi / irama
BRADIKARDI (PACE)
P Propanolol (beta blockers)
A Anticholinesterase drugs
C Clinidine, calcium channel
E Ethanol/alcohols
TACHYCARDIA (FAST)
F Free base (cocaine)
A Anticholinergics, antihistamin,
amphetamines
S Sympathomimetic (cocaine)
T Theophyline
DYSRHYTMIAS
Digoxin
Cyclic antidepressants
Sympathomimetics
Phenothiazines
Chloral hydrate
Anticonvulsants
Riwayat.
Pastikan keracunan obat atau ragu-ragu keracunan obat.
Apa, kapan, berapa banyak, bagaimana, dimana, mengapa ? adakah gejala yang
nampak ?
Adakah resiko bunuh diri ? jika tinggi, konsul psikiatri di emergenci departemen.
Psikiatri dan riwayat pengobatan (termasuk obat yg dikonsumsi)
Adakah percobaan bunuh diri sebelumnya?
Pemeriksaan fisik.
Tanda-tanda vital
Lihat tabel 1 untuk detailnya.
Bau-bau
Jelas berbau : bensin/bahan-bahan peledak/insektisida
Bau-bau lain pelajari pada table 2.
OVERDOSIS
Blood pressure
HYPOTENSION (CRASH)
C Clonidin (or any antihypertensive)
R Reserpine
A Antidepressant
S Sedative hypnotics
H Heroin (opiates)
HYPERTENSION (CT SCAN)
C Cocain
T Theophyline
S Sympathomimetics
C Caffeine
A Anticholinergics, amphetamines
N Nicotine
Respiratory
HYPOVENTILATION
Opioids
HYPERVENTILATION
Salisilates
CNS stimulant drugs
Cyanide
Kemungkinan racun
Ethanol
Comphor/ naphtolene
Cyanide
Cyanide
Carbon monoxide
Telur busuk
Hydrogen sulphide
Bawang putih
Arsenic/ parathion
Tanaman wintergreen
methylsalicylate
Catatan : carbon monosida berbau. Bau gas bocor sebab bahan berbau busuk disebut
mercaptans
Pemeriksaan neurologi
Derajat kesadaran : lihat dibawah penyebab obat dan racun yang menyebabkan
coma atau pingsan.
Hipoksia sel
Carbon monoksida
cyanide
Hydrogen sulfide
Methaemoglobinaemia
Sympatholytic agents
Clinodine
Methyldopa
Opiates
Pupil : obat dan racun tertentu dan bahan yang berakibat pada pupil pelajari
dibawah ini.
MIOSIS (COPS)
C Cholinergics, clonidine
O Opiates, organophosphates
P Phenothiazines, pilocarpine, perdarahan
Pontine
S Sedative-hypnotics
MYDRIASIS (AAAS)
A Antihistamines
A Antidepressants
A Anticholinergics, atropine
S Sympathomimetics
(cocaine, amphetamine)
O Organophosphates
T Cyclic antidepressants
I Insulin, isoniazid
S Sympathomimetics
C Camphor, cocaine
A Amphetamines
M Methylxanthines
P PCP (phencyclidine)
B
E
L
L
Beta-blockers
Ethanol
Lithium
Lead
Kulit
warna :
merah : anticholinergic
cyanide
carbon monoxide
blue : methaemoglobinemia
lukajarum : opioids
Toxidromes
Opioids
1. coma
2. depresi napas
3. pinpoint pupils
4. Hipotensi
5. bradikardi
U Urination
D Defaecation
G Gastric emptying
E Emesis
1. tenggelem dalam cairan sekresinya sendiri.
a. bronchorrhea
b. bronchospasm
c. odema paru
2. Penurunan kesadaran
3. kelemahan kulit dan paralysis
4. bau bawang putih
Salisilat
1. panas
2. takikardi
3. muntah
4. letargi (jarang koma)
5. tinitus
Haemoglobinopathies
1. carboxyhaemoglobinemia
a. sakit kepala
b. mual dan pusing, seperti sakit flu
c. pingsan, takipnue, takikardia
d. koma, kejang
e. kolap kardiovaskular, gagal napas
2. Methaemoglobinaemia
a. Gejala klinik utama adalah sianosis (darah coklat)
b. Asimtomatik (< 30% methaemoglobin level)
c. Lemas, kelemahan, pusing, sakit kepala (30-50% level
methaemoglobin)
d. Lethargi, stupor, depresi napas (>55 % level methaemoglobin)
DIAGNOSIS AIDS
Laboratorium
Darah lengkap : peningkatan sel lekosit : infeksi/zat besi/theophyllin/hidrocarbon
Elektrolit serum
1. Anion gap = [Na+] [ HCO3- ] [ Cl-]
2. Anion gap normal = 8 sampai 16 mEq/l
Foto
Urea serum dan kreatinin : untuk mengetahui adanya keadaan gangguan ginjal.
Pemeriksaan tosikologi : level kadar obat berguna pada
1. Parasetamol
2. Salisilat
3. Kolinesterase
4. besi
5. lithium
6. theophylline
7. carbon monoksida
Dada
1. Bahan-bahan racun paru, misalnya hidrokarbon/ gas beracun/ paraquat
2. Odema paru non kardiogenik,
misalnya opiate/phenobarbital/salisilat/karbonmonoksida
Abdominal : racun-racun radio opaq pada X-ray ( CHIPES)
C Chloral hydrate
H Heavy metals
I Iron
P Phenothiazine
E Enteric-coated preps (salicylates)
S Sustained-release products (theophylline)
ECG
Siklik antidepresan mempengaruhi system konduksi jantung. Misalnya
pemanjangan PR dan interval QRS.
Penatalaksanaan
Pasien dengan penurunan kesadaran atau hemodinamik tidak stabil harus di tatlaksana di
area pelayanan pasien kritis. Kemudian semua kasus keracunan obat dapat di tatalaksana
di area pelayanan intermediet.
Kasus-kasus pelayanan pasien kritis
Perlengkapan Airway manajemen harus secepatnya siap.
Catatan : Pasien dengan oksigenasi yang adekuat yang mempunyai gangguan gag
reflek dan yang membutuhkan kumbah lambung akan membutuhkan persiapan
oroparingeal intubasi.
Obat-obat resusitasi haruslah secepatnya dipersiapkan.
Suplemen oksigen untuk menjaga Saturasi O2 sekurang 95%.
Monitor : ECG, tanda vital tiap 5 -15 menit, pulse oximetry.
Coma Cocktail
Sensitivitas (%)
79
75
67
92
Spesifisitas (%)
94
85
95
76
Sensitivitas (%)
20
22
15
24
Spesifisitas (%)
80
88
60
96
Flumazenil (Anexate):
Cara kerja Benzodiazepin (BZD) susunannya berkaitan dengan midazolam. Flumazenil
berkompetisi dengan benzodiazepin yang lain pada reseptor omega 1 yang terletak pada
susunan syraf pusat.
Efek klinik
Tergantung pada bahan yang terkait, persiapkan pelindung yang harus digunakan.
Pada level minimal, staf seharusnya melakukan tindakan pencegahan umum.
Prosedur dekontaminasi: m
1. pindahkan pada daerah kontaminasi.
2. tanggalkan pakaian.
3. Sikat semua kontaminasi serbuk dari kulit untuk menghindari reaksi
ekotermik ketika sedang kontak dengan dekontaminasi air.
4. Gosok semua area dengan air dan atau sabun cair (dan shampoo untuk
rambut). Gunakan scrub lembut jika memungkinkan.
5. Daerah terkonsentrasi adalah kepala, axilla, groin, dan punggung.
6. Sikat dibawah kuku.
7. Irigasi mata jika terkontaminasi.
8. Semua luka terbuka harus ditambahkan dekontaminasi dengan air.
Tujuan dekontaminasi:
1. Hingga ada pengurangan nyeri, jika terdapat paparan pada kulit.
2. Untuk kontaminasi di dalam mata, hingga keluhan nyeri berkurang dan atau
terdapat perubahan pada warna kertas PH lakmus tergantung bahan yang
terkait.
3. Tidak ada keluhan pada dekontaminasi seharusnya 5 8 menit.
Dekontaminasi Lambung
Pengenceran : air/susu.
Cuci lambung seharusnya tidak dilakukan secara rutin pada tatalaksana pasien
keracunan. Pada studi ekperimental, sejumlah petanda dihilangkan dengan cuci
lambung adalah tinggi variasinya dan berkurang dengan waktu. Tidak bukti kuat
yang mendasari bahwa tidak ada hasil perbaikan klinik dan ini menyebabkan
morbiditas yang siknifikan.
Indikasi
Tidak seharusnya mempertimbangkan sedikit pasien yang telah
meminum adalah potensial mengancam jiwa dengan sejumlah racun dalam 1 jam
diminum. Bahkan kemudian , keuntungan klinik tidak terdapat dalam kontrol
studi.
Kontraindikasi terminum bahan korosif.
Tertelan minyak tanah.
Kejang berkelanjutan.
Tidak terminum racun.
Tertelan bahan tajam.
Perdarahan yang signifikan.
Prosedur gunakan tabung yang paling besar jika memungkinkan.
Lindungi jalan napas.
Letakkan pasien pada left lateral dan posisi sedang trendelenburg.
Koreksi letak tube yang benar.
Aspirasi kandungan lambung dan retensi bahan untuk dikirim ke ruang
dengan pasien.
Charcoal aktiv
1. Dosis tunggal : seharusnya tidak diberikan secara rutin pada tatalaksana
pasien keracunan. Berdasar pada studi sukarelawan, efektifitas charcoal
aktif menurun menurut waktu, paling bermanfaat adalah tertelan selama 1
jam.
2. Indikasi : mungkin dipertimbangkan jika pasien telah menelan potensiasi
beracun beberapa bahan racun (yang mana diketahui diserap oleh
charcoal). Selama 1 jam setelah menelan. Tidak bukti bahwa pemberian
aktif charcoal meberikan perbaikan klinik.
3.
Dosis multiple : ulangi pemberian (> 2 dosis) dengan oral charcoal aktif
dengan kandungan meningkatkan eliminasi obat. Dosis multipel charcoal
aktif dipikirkan untuk menghasilkan efek yang menguntungkan dengan :
a. Berikatan beberapa obat yang bergabung dari sirkulasi kedalam lumen
pencernakan. Setelah diserap, suatu obat akan masuk kembali ke usus
dengan difusi pasif yang tampak jika konsentrasi lebih rendah
daripada di darah. Rata-rata difusi pasif tergantung pada gradien
konsentrasi dan aliran darah. Dibawah ini kondisi-kondisi sink,
gradien konsentrasi adalah setiap kali dan obat melewati bertahap
kedalam lumen usus dimana ini diserap oleh charcoal. Proses ini
disebut gastrointestinal dialysis.
b. Menyela entero hepatik dan sirkulasi obat-obatan enterogastrik.
4. Indikasi : dosis multiple charcoal aktif seharusnya dipertimbangkan hanya
jika pasien telah menelan carbamazepin, dapsone, phenopharbitone,
quinine atau theophyllin. dalam jumlah mengancam jiwa.
5. obat-obatan yang diserap oleh chacoal:
Acetaminophen
Amphetamine
Arsenic
Aspirin
Chlorpheniramine
Chlorpromazine
Cocaine
Digoxin
Ethchlorvynol
Glutethamine
Imipramine
Iodine
Ipecac
Izoniazid
Meprobamate
Mercuric chloride
Methylsalicylate
Morphine
Nortryptiline
Paraquat
Phenobarbitone
Phenylpropanolamin
Phenytoin
Propoxyphene
Quindine
Quinide
Salicylates
Secobarbitone
Katartik : pemberian katartik sendiri tidak ada aturan dalam manajemen pasien
keracunan dan tidak direkomendasikan seperti metode dekontaminasi saluran
cerna. Berdasarkan data, rutin digunakan katartik dalam campuran dengan
charcoal aktif atidak direkomendasikan. Jika katartik digunakan, ini
seharusnya dibatasi dengan dosis tunggal untuk meminimalkan efek samping.
Mekanisme kerja penurunan waktu transit (controversi)
Netralisir efek konstipasi dari charcoal aktif
Juga berguna untuk irigasi lubang usus.
Kontra indikasi sebelumnya terdapat diare.
Obstruksi usus/ileus.
Keadaan penurunan volume
Neonatus
Gagal ginjal kontra indikasi menggunakan katartik yang mengandung
Magnesium.
Trauma abdominal.
Meningkatkan eliminasi
Diurisis alkalin kuat
Alkalinisasi alkalinisasi pada urine meningkatkan pengurangan asam lemah
yang terbatas untuk salisilat, phenobarbital, dan herbisid 2,4
(diklorophenoxyacid [2,4-D].
Regimen 1 siklus 1.5/cairan/3 jam:
500 ml 5 % dextrose + 8.4% NaHCO3 pada 1-2 ml/kgBB
500 ml 5% dextrose + 30 ml dari 7.45% potasium chloride
500 ml normal saline
IV furosemide 20 mg pada akhir tiap sikus
Monitor serum pH dan elektrolit: pH urin seharusnya dipertahankan pada
pH 8.
Perhatian pada orang tua
Pasien jantung
Pasien sakit ginjal
Meminum racun yang mana racun terhadap jantung dan ginjal.
N-acetylcysteine (parvolex)
(tiap ml mengandung 200
mg parvolex)
Arsenic, mercury,lead
Atropine
Benzodiasepines
Carbon monoxide
BAL (dimercaprol)
physosstigmine
Flumazenil (Anexate)
oxygen
Cyanide
Ethylene glycol,methanol
Iron
Lead
Nitrites
Organophosphates
Opioids
Phenothiazine
Isoniazid (INH)
Digoxin,digitoxin,oleander