You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Defek septum ventrikel jantung atau ventricular septal defect (VSD) adalah
kelainan kongenital yang terjadi akibat terbukanya septum interventricularis yang
memungkinkan terjadinya hubungan darah antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.
Septum interventricularis adalah pemisah antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan, yang
terdiri atas pars membranacea dan pars muskularis. VSD disebabkan oleh malformasi
embriogenik dari septum interventricularis. Kejadian ini dapat berdiri sendiri atau
bersamaan dengan kelainan kongenital jantung lainnya. Defek biasanya terjadi pada
septum interventricularis pars membranacea. Aliran darah yang melalui defek itu lebih
sering bertipe left to right shunt dan bergantung pada besarnya defek, dan resistensi
pembuluh darah pulmoner. Kelainan fungsi jantung yang dialami penderita biasanya
tergantung dari besarnya defek septum dan keadaan pembuluh darah pulmoner.1,2

Gambar 1. Aliran darah pada VSD

VSD adalah penyebab tersering pada malformasi jantung, terhitung kira-kira


seperlima

dari

seluruh

kelainan

jantung

kongenital.

Defek

pada

septum

interventricularis ini, pertama kali dideskripsikan oleh Roger (1879), yang menamakan
defek septum interventricularis asimptomatik sebagai maladie de Roger. Penyakit ini
biasanya terdiagnosis pada usia kanak-kanak. Pada orang dewasa, penyakit ini jarang
terdiagnosis karena pada umumnya defek septum interventricularis yang besar segera
dikoreksi dengan pembedahan, dan defek septum interventricularis yang kecil biasanya
tertutup secara spontan.3,4
VSD menduduki peringkat pertama yang tersering dari seluruh cacat pada
jantung. Kejadian pada VSD terhitung kira-kira 25-40% dari seluruh kelahiran dengan
cacat jantung bawaan.1 Di Indonesia, khususnya di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita,
tipe perimembranus adalah yang terbanyak ditemukan (60%), kedua adalah subarterial
(37%), dan yang terjarang adalah tipe muskuler (3%). VSD sering ditemukan pada
kelainan-kelainan kongenital lainnya, seperti Sindrom Down. 5,6
TUJUAN PENULISAN
1. Laporan kasus ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang defek septum
ventrikel (VSD) pada anak.
2. Memenuhi sebagian syarat Program Pendidikan Profesi Kepanitraan Bagian Ilmu
Kesehatan Anak di RSUD Arjawinangun.

BAB II
LAPORAN KASUS

I.

II.

IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat

: by. I
: 27 hari
: Laki - laki
: Gempol

Nama Ayah
Umur
Pendidikan
Pekerjaan

: ID
: 27 tahun
: SMP
: Buruh Bangunan

Masuk RS
Tgl. Diperiksa

: 2 April 2015
: 2 April 2015

Nama Ibu
Umur
Pekerjaan

: BW
: 25 Tahun
: Ibu Rumah Tangga

ANAMNESIS
(anamnesis/alloanamnesis terhadap : Ibu pasien)
1. Keluhan Utama: Seluruh Badan Terlihat Kuning
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Bayi (usia 27 hari) datang ke IGD RSUD Arjawinangun pada
tanggal 2 April 2015 dengan keluhan badan terlihat kuning sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Awalnya setelah lahir di RS Mitra disinar
dengan lampu biasa namun tampak kulit kekuningan pada muka, tangan
dan kaki, lalu keluarga pasien membawa pasien pulang ke rumah, setelah 3
hari di rumah warna kuning pada kulit terlihat diseluruh badan. Sehingga
bayi di bawa ke IGD RSUD Arjawinangun. Selain warna kekuningan pada
bagian muka, tangan dan kaki, pasien juga pernah sesak nafas 2 hari
sebelum masuk RS, sesak nafas dirasakan pasien sampai pasien badan
pasien terlihat membiru.
Ibu bayi mengatakan belum memeriksakan ke dokter dan
memberikan obat apapun. Saat lahir bayi tidak langsung menangis, dan
kalau menangis bayi hanya merintih. Berat badan anaknya adalah 2100
gram, namun saat ditimbang di IGD saat ini berat badan anaknya 1700
gram. Selama hamil, ibu dan ayah pasien sehat dan tidak mengalami sakit
3

serius. Riwayat minum obat-obatan, alkohol, dan merokok disangkal oleh


kedua orang tua pasien.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada
4.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Keluarga tidak ada yang memiliki gejala penyakit yang sama dengan
pasien.
5. Silsilah/Ikhtisar keturunan:

Keterangan:
: ayah pasien
: ibu pasien
: pasien

6. Riwayat Pribadi:
Riwayat kehamilan:
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang diinginkan dan merupakan
kehamilan pertama. Ibu tidak pernah mengalami sakit yang serius
selama hamil. Riwayat minum alkohol dan merokok disangkal. Ibu
memeriksakan kehamilannya di bidan cukup teratur.

Riwayat persalinan:

Pasien lahir dengan persalinan spontan dibantu oleh bidan. Pasien lahir
kurang bulan di Rumah Sakit Mitra, tidak langsung menangis, kalau
menangis hanya merintih, berat lahir 2100 gram, panjang lahir 38 cm.
Riwayat pasca lahir:
Tidak ada keluhan
7. Riwayat Makanan:
Ibu pasien mengatakan sejak anaknya lahir ibu hanya memberikan ASI.
8. Perkembangan:
Usia
20 hari

Motorik kasar
-

Motorik halus
-

Bicara
-

Sosial
-

9. Imunisasi:
(Ibu pasien tahu mengenai imunisasi yang telah diterima oleh pasien)

BCG

:-

DPT

:-

Polio

:-

Campak

:-

Hepatitis B

:+

Ulangan / booster : -

Imunisasi lain

:-

10. Sosial Ekonomi dan Lingkungan


Sosial Ekonomi:
Ayah pasien bekerja sebagai kuli bangunan. Pendapatan ayah tidak
menentu, berkisar Rp 500.000 per bulan untuk menghidupi keluarga.
Sedangkan ibu tidak bekerja.
Lingkungan:
5

Pasien tinggal di Gempol. Tinggal bersama ayah dan ibunya. Rumah


sederhana, sirkulasi udara dan pencahayaan kurang baik. Di kamar
terdapat ventilasi udara. Rumah terdiri dari 1 kamar tidur, 1 kamar
mandi, dan dapur.
III. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 2 April 2015)
A. Pemeriksaan Umum
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 144 x/menit, teraba kuat, teratur,

Frekuensi napas

: 48 x/menit

Suhu

: 37,7 0Celsius

4. Status Gizi:
Klinis: tampak kurus, tidak edema
Antropometris:
Berat Badan (BB)

1700 gram

Tinggi/Panjang Badan(TB/PB)

38 cm

Lingkar kepala

cm

Lingkar lengan atas

cm

BB/U

SD

TB/U

SD

BB/TB

SD

(Gunakan kurva CDC/NCHS dan standard WHO-NCHS)


Simpulan status gizi : gizi
B. Pemeriksaan Khusus
1. Kulit

: terlihat ikterik, tidak ada hematom, dan tidak terdapat mottling.

2. Kepala : Tidak ada deformitas, rambut hitam, tidak mudah dicabut.


3. Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat

isokor, reflek cahaya langsung dan tidak langsung positif.


4. Leher

: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening, trakea berada


ditengah.

5. Telinga : Normal, tidak terdapat serumen.


6. Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada penapasan cuping hidung.
7. Tenggorok : Faring tidak hiperemis, tonsil t1- t1, tidak ada perdarahan dan
sekret.
8. Mulut

: Gusi tidak hipertrofi, tidak ada perdarahan, lidah tidak


makroglosia.

9. Dada

a. Jantung
Inspeksi : iktus kordis di sela iga ke 5 medial linea midclavicularis
sinistra
Palpasi

: tidak teraba thrill

Perkusi

: (Tidak dilakukan)

Auskultasi: Bunyi jantung 1 dan 2 normal, terdengar murmur sistolik


dan tidak terdengar gallop.
b. Paru
Kanan

Kiri

Depan:
Inspeksi

Gerakan simetris

Gerakan simetris

Palpasi

fremitus normal

fremitus normal

Perkusi

Sonor

Sonor

Auskultasi

Tidak terdengar

Tidak terdengar ronki dan

ronki dan wheezing

wheezing

Kanan

Kiri

Belakang:
Inspeksi

Pergerakan simetris

Pergerakan simetris
7

Palpasi

Fremitus normal

Fremitus normal

Perkusi

Sonor

Sonor

Tidak terdengar ronki

Tidak terdengar ronki dan

dan wheezing

wheezing

Auskultasi

10. Abdomen :

Lemas, turgor kulit kembali cepat, Bising usus terdengar

meningkat.
Hepar : Tidak teraba
Lien

: Tidak teraba

11. Ekstremitas:
Tungkai
kanan

Lengan
kiri

Gerakan

: Normal

Normal

Trofi

: normotrofi

Tonus

Baik

Baik

Kekuatan

Klonus

Refleks Fisiologis

: Normal

Refleks Patologis

Sensibilitas

Baik

normotrofi

kanan

kiri

Normal
normotrofi

Normal
normotrofi

Baik

Baik

Normal
Baik

Normal
-

Normal
-

Baik

Baik

Tanda Rangsang Meningeal : negatif


Akral teraba hangat, tidak sianosis
12. Anogenital : terdapat anus, tidak ada perianal rash, genitalia perempuan (normal)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium

Darah Lengkap (2 April 2015)


WBC

: 12.060 /L

RBC

: 4,08 x 106 /L

HGB

: 14,3 g/dL

HCT

: 45,9 %

PLT

: 163.000 /L

Netrofil segmen

: 68 %

Limfosit

: 26 %

Gula Darah Sewaktu

: 62 g/dL

Kimiawi (2 April 2015)

Bilirubin total

: 24,45

Bilirubin Direct

: 0,87

Bilirubin Indirect

: 23,51

V. RINGKASAN DATA DASAR


A . ANAMNESIS
Bayi (usia 27 hari) datang dengan keluhan badan terlihat kuning
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya tampak kulit
kekuningan pada muka, tangan dan kaki, lalu setelah 3 hari di rumah
warna kuning pada kulit terlihat diseluruh badan. Pasien juga pernah sesak
nafas 2 hari sebelum masuk RS, sesak nafas dirasakan pasien sampai
pasien badan pasien terlihat membiru.
Saat lahir bayi tidak langsung menangis, dan kalau menangis bayi
hanya merintih. Berat badan anaknya adalah 2100 gram, namun saat
ditimbang di IGD saat ini berat badan anaknya 1700 gram. Bayi lahire
kurang bulan yaitu tujuh bulan.

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Kulit

: terlihat ikterik pada seluruh tubuh

2. Kepala

: rambut hitam, tidak mudah rontok.

3. Mata

: konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik

4. Dada

: jantung dalam batas normal

5. Paru.

: vesikuler seluruh lapang paru

6. Perut

: Bising usus terdengar

7. Ekstremitas : tidak terdapat edema, akral hangat


8. Anogenital : tidak terdapat perianal rash
VI.

DIAGNOSIS KERJA
Neonatal Hiperbilirubinemia dengan Ventrukuler Septal Defect

VII.

DIAGNOSIS BANDING

Atrial Septal Defect

VIII. RENCANA PENGELOLAAN


A. Rencana Pemeriksaan Penunjang
- Cek darah lengkap
- Cek fungsi hati
B. Rencana Penatalaksanaan dan Diet
1. Medikamentosa

O2 1 liter/menit

Intravena fluid KAEN 3B 6 tetes per menit mikro drip

Injeksi Cefotaxime 3 x 65 mg

Pemasangan NGT, bila kosong susu formula 6 x 5cc

C. Rencana Pemantauan
1. Pantau tanda vital pasien
2. Pantau gejala penyakit penyerta
10

3. Pantau pemberian antibiotik


4. Pantau hasil laboratorium
5. Pantau intake makanan
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

FOLLOW UP

Follow Up tanggal 3 April 2015


S : sesak nafas, kulit tampak kuning
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 144 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 42 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1700 gram

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 4 April 2015


S : kulit tampak kuning
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 144 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 42 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1650 gram

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

11

Follow Up tanggal 5 April 2015


S : kulit tampak kuning
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 142 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 42 x/menit


Suhu

: 36,7o Celsius

BB

: 1600 gram

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 6 April 2015


S : kulit tampak kuning, pasien aktif
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 144 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 40 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1680 gram

Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap (6 April 2015)
WBC

: 12.190 /L

RBC

: 4,08 x 106 /L

HGB

: 14,6 g/dL

HCT

: 44,7 %

PLT

: 39.000 /L

12

Netrofil segmen

: 35 %

Limfosit

: 60 %

Gula Darah Sewaktu

: 129 g/dL

Kimiawi (6 April 2015)

Bilirubin total

: 10,45

Bilirubin Direct

: 0,59

Bilirubin Indirect

: 9,43

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 7 April 2015


S : kulit tampak kuning, Konsul dokter spesialis Jantung
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 144 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 42 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1700 gram

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 8 April 2015


S : kulit tampak kuning
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 140 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 42 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

13

BB

: 1600 gram

Pemeriksaan Laboratorium
Kimiawi (8 April 2015)

Bilirubin total

: 6,64

Bilirubin Direct

: 0,45

Bilirubin Indirect

: 6,19

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 9 April 2015


S : kulit tampak kuning
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 144 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 42 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1600 gram

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 10 April 2015


S : kulit tampak kuning
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 142 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 46 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 2100 gram

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

14

Follow Up tanggal 11 April 2015


S : kulit tampak kuning
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 142 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 44 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1800 gram

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 12 April 2015


S : kulit tampak kuning
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 145 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 48 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1800 gram

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 13 April 2015


S : kulit tampak kuning, anemia, Dypsnoe
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 142 x/menit, teratur

Frekuensi napas : 44 x/menit


15

Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1880 gram

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 14 April 2015


S : kulit tampak kuning, anemia, dyspnoe
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 143 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 43 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1900 gram

Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap (14 April 2015)
WBC

: 7.400 /L

RBC

: 4,08 x 106 /L

HGB

: 10,4 g/dL

HCT

: 29,8 %

PLT

: 333.000 /L

Netrofil segmen

: 37 %

Limfosit

: 56 %

Gula Darah Sewaktu

: 30 g/dL

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 15 April 2015


S : kulit tampak kuning, KA +/+, dypsnoe, refleks nafas +
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

16

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 146 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 44 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1800 gram

Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap (15 April 2015)

GDS

: 39 g/dL (pukul 15.07)


50 g/dL (pukul 18.55)

Kimiawi (15 April 2015)

Bilirubin total

: 15,96

Bilirubin Direct

: 0,62

Bilirubin Indirect

: 15,34

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 16 April 2015


S : kulit tampak kuning, dyspnoe, anemia, refleks nafas +, Sauff +,
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 140 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 48 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1880 gram

Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap (16 April 2015)
Gula Darah Sewaktu

: 38 g/dL

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 17 April 2015


S : kulit tampak kuning,

17

O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 144 x/menit, teratur, isi cukup pada keempat ekstremitas

Frekuensi napas : 46 x/menit


Suhu

: 36,7o Celsius

BB

: 1800 gram

Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap (16 April 2015)
Gula Darah Sewaktu

: 25 g/dL (pukul 10.35)


: 153 g/dL (pukul 11.46)

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 18 April 2015


S : kulit tampak kuning
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 144 x/menit, teratur,

Frekuensi napas : 44 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1850 gram

Pemeriksaan Laboratorium
Kimiawi (18 April 2015)

Bilirubin total

: 9,79

Bilirubin Direct

: 0,61

Bilirubin Indirect

: 9,8

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

18

Follow Up tanggal 19 April 2015


S : kulit tampak kuning
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 144 x/menit, teratur

Frekuensi napas : 44 x/menit


Suhu

: 36,7o Celsius

BB

: 1850 gram

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

Follow Up tanggal 20 April 2015


S : kulit tampak kuning
O : Pemeriksaan fisik
1. Kesan Umum

: tampak sakit sedang

2. Kesadaran

: composmentis

3. Tanda Utama
Frekuensi nadi

: 140 x/menit, teratur

Frekuensi napas : 40 x/menit


Suhu

: 36,8o Celsius

BB

: 1850 gram

Diagnosis: Hiperbilirubinemia neonatal dengan Ventrikuler septal defek

19

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang
kemungkinan terjadi sejak lahir dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan.
Anak adalah merupakan potensi dan penerus dari cita-cita bangsa untuk
melanjutkan pembangunan sehingga anak perlu dicaga agar terhindar dari
penyakit.
VSD (Ventrikulare Septal Defek) adalah contoh lain dimana gejala-gejala
berhubungan dengan kerusakan yang berat. VSD adalah suatu lubang didinding
antara kedua ventricles. Ketika kerusakannya kecil, anak-anak tidak menderita
gejala-gejala, dan satu-satunya tanda VSD adalah suara desiran jantung yang
keras. Jika lubangnya besar, bayi dapat mengembangkan gagal jantung, kurang
gizi dan pertumbuhan yang lambat. Pada kasus-kasus yang lebih maju dengan
pengembangan pulmonary hypertension yang permanen (kenaikan tekanan darah
yang parah pada arteri-arteri dari paru-paru), cyanosis dapat berkembang.
VSD (Ventrikulare Septal Defek) merupakan suatu keadaan dimana
ventrikel tidak terbentuk secara sempurna sehingga pembukaan antara ventrikel
kiri dan kanan terganggu, akibat darah dari bilik kiri mengalir kebilik kanan pada
saat sistole.
B. ETIOLOGI VSD (Ventricular Septal Defect)
Penyebab VSD (Ventricular Septal Defect):
Penyebab dari Ventricular Septal Defect (VSD) belum dapat diketahui
secara pasti. Namun, penyakit VSD lebih sering ditemukan pada anak-anak dan
seringkali merupakan suatu kelainan jantung bawaan. Pada anak-anak,
lubangnya sangat kecil, tidak menimbulkan gejala dan seringkali menutup
dengan sendirinya sebelum anak berumur 18 tahun. Pada kasus yang lebih
berat, bisa terjadi kelainan fungsi ventrikel dan gagal jantung.
VSD (Ventricular Septal Defect) bisa ditemukan bersamaan dengan kelainan
jantung lainnya.
Faktor prenatal yang mungkin berhubungan dengan VSD:
- Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil
20

- Gizi ibu hamil yang buruk


- Ibu yang alkoholik
- Usia ibu diatas 40 tahun
- Ibu menderita diabetes.

Gejala VSD (Ventricular Septal Defect):


Pada penyakit VSD (Ventrikular Septal Defect) ini, darah dari paru-paru
yang masuk ke jantung, kembali dialirkan ke paru-paru. Akibatnya jumlah
darah di dalam pembuluh darah paru-paru meningkat dan menyebabkan:
- Sesak nafas
- Bayi mengalami kesulitan ketika menyusu
- Keringat yang berlebihan
- Berat badan tidak bertambah.

C. KLASIFIKASI VSD (Ventricular Septal Defect)


a.
VSD kecil dengan tahanan pada arterior pulmonalis masih normal.
b.
VSD sedang dengan tahanan pada arterior pulmonalis masih normal.
c.
VSD besar dan sudah disertai hipertensi pulmonal yang dinamis, hipertensi
pulmonal terjadi karena bertambahnya volume darah pada arterior pulmonalis
tetapi belum ada kenaikan tahanan arterior pulmonalis atau belum ada
arteriosklerosis arterior pulmonalis.
D. CARA MENGATASI VSD (Ventricular Septal Defect)
Pengobatan.
Terhadap lubang yang kecil tidak perlu dilakukan penutupan, karena
lubang ini seringkali menutup dengan sendirinya pada masa kanak-kanak atau
remaja.
Tetapi jika lubangnya besar, meskipun gejalanya minimal, dilakukan
penutupan lubang untuk mencegah terjadinya kelainan yang lebih berat.
Biasanya lubang ini ditutup dengan sebuah tambalan, pada beberapa kasus
hanya perlu dilakukan penjahitan tanpa harus menambal lubang.
Pembedahan biasanya dilakukan pada usia pra-sekolah (2-5 tahun). Jika
terjadi gagal jantung kongestif, diberikan obat digitalis dan diuretik.

Pencegahan.
o

Persiapan kehamilan
Pada awal masa kehamilan terutama tiga bulan pertama dimana
terjadi pembentukan organ tubuh antara lain jantung, sebaiknya ibu tidak
21

mengkonsumsi jamu berbahaya dan obat obat yang dijual bebas di pasaran.
Menghindari minuman beralkohol . Perbanyak asupan makanan bergisi
terutama yang mengandung protein dan zat besi juga asam folat tinggi.
Protein bisa didapat dari sumber hewani, misal ikan, daging, telur dan susu
maupun tumbuh tumbuhan sayur mayur segar. Pencegahan anemia dengan
makan aneka sayuran

yang mengandung zat besi juga

teratur

mengkonsumsi tablet zat besi yang diresepkan dokter atau bidan.


Menghindari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen
berulang pada masa kehamilan, ibu hamil tidak merokok baik secara aktif
maupun terkena asap rokok dari suami atau anggota keluarga
disekitarntya. Hindari polusi asap kendaraan dengan menggunakan masker
pelindung agar tidak terhisap zat - zat racun dari karbon dioksida.
o

Pencegahan infeksi pada masa hamil


Segera lakukan pencegahan

sebelum masa kehamilan seperti

imunisasi MMR untuk mencegah penyakit morbili (campak) dan rubella


selama hamil. Pola hidup sehat dan cukup olahraga yang sesuai dengan
kondisi ibu hamil agar meningkatkan daya tahan tubuh dan istirahat yang
cukup agar tidak mudah terserang penyakit infeksi sejak hamil muda.
Ibu hamil dengan faktor resiko antara lain kehamilan dengan usia
ibu di atas 40 tahun, ada riwayat penyakit dalam keluarga seperti diabetes,
kelainan genetik down sindrom , penyakit jantung dalam keluarga perlu
waspada dengan faktor resiko meskipun kecil kemungkinannya.

E. PATOFISIOLOGI
VSD (Ventrikal Septal Defek) ditandai dengan adanya hubungan septal yang
memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel biasanya dari kiri ke
kanan. Diameter defek bervariasi dari 0,5 3,0 cm. Kira kira 20% dari defek ini
pada anak adalah defek sederhana, banyak diantaranya menutup secara spontan.
Kira- kira 50 % - 60% anak-anak menderita defek ini memiliki defek sedang dan
menunjukkan gejalanya pada masa kanak-kanak. Defek ini sering terjadi bersamaan
dengan defek jantung lain. Perubahan fisiologi yang terjadi sebagai berikut :

22

1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah
kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikei kanan.
2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya
dipenuhi darah dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vaskular
pulmonar.
3. Jika tahanan pulmonar ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat
menyebabkan pirau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari
ventrikel kanan ke kiri menyebabkan sianosis ( sindrom eisenmenger ).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK
1. Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel
2. EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri
3. Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
4. Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang
dilakukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan
5.

perdarahan
Elektrokardiorafi
Pada VSD kecil gambaran EKGnya normal.
Pada VSD sedang dan besar biasanya gambaran EKGnya hipertensi
ventrikel kiri dengan hipertrofi atrium kiri atau hipertrofi biventrikular

6.

dengan hipertrofi atrium kiri.


Radiologi
Pada VSD kecil gambaran radiologi thorax menunjukkan besar jantung
normal dengan/tanpa corakan pembuluh darah berlebih.

G. KOMPLIKASI
Gagal jantung kronik
Endokarditis infektif
Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonary
Penyakit vaskular paru progresif
Kerusakan sistem konduksi ventrikel
H. PENATALAKSANAAN
1) VSD kecil tidak perlu dirawat, pemantauan dilakukan di poliklinik kardiologi
anak.
2) Berikan antibiotik seawal mungkin.
3) Vasopresor atau vasodilator adalah obat-obat yang dipakai untuk anak dengan
VSD dan gagal jantung misal dopamin (intropin) memiliki efek inotropik positif
pada miokard menyebabkan peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan
sistolik serta tekanan nadi. Sedang isoproterenol (isuprel) memiliki efek

23

inotropik posistif pada miokard menyebabkan peningkatan curah jantung dan


kerja jantung.
4) Bayi dengan gagal jantung kronik mungkin memerlukan pembedahan lengkap
atau paliatif dalam bentuk pengikatan/penyatuan arteri pulmonari. Pembedahan
tidak ditunda sampai melewati usia prasekolah.
Pembedahan yang dilakukan untuk memperpanjang umur harapan hidup,
dilakukan pada umur muda, yaitu dengan 2 cara :
-

Pembedahan : menutup defek dengan dijahit melalui cardiopulmonal bypass


Non pembedahan : menutup defek dengan alat melalui kateterisasi jantung

DAFTAR PUSTAKA
1. Milliken JC, Galovich J. Ventricular septal defect [online]. 2010 [cited 2010 Dec
28]. Available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/162692-print
2. Fauci AS, Braunwald E, Isselbacher KJ, Wilson JD, Martin JB, Kasper DL, et al,
editors. Harrisons principles of internal medicine 17thed. New York: McGraw
Hill, Health Professions Division; 2008.
3. Singh VN, Sharma RK, Reddy HK, Nanda NC. Ventricular septal defect
imaging [online]. 2008 [cited 2010 Dec 28]. Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/351705-print
4. McMahon C, Singleton E. Plain radiographic diagnosis of congenital heart
disease [online]. 2009 [cited 2010 Dec 28]. Available from: URL:
http://www.bcm.edu/radiology/cases/pediatric/text/2b-desc.htm
5. Rilantono LI. Defek septum ventrikel. Dalam: Rilantono LI, Baraas F, Karo SK,
Roebiono PS, editor. Buku ajar kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 1996. h. 232-5.
6. Wikipedia. Ventricular septal defect [online]. 2010 [cited 2010 Dec 28].
Available from: URL: http://en.wikipedia.org/wiki/Ventricular_septal_defect
7. Cecily L. Bets, Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3,
Jakarta : EGC, 2002.

24

8. Ilmu Kesehatan Anak 2, Bagian ilmu Kesehatan FKUI, Staf pengajar Ilmu
Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta.
9. Judith M. Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keparawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC, edisi 7 jakarta, EGC, 2007.
10. M.D. Donald C. Flyar, Kardiologi anak Nadas, Gajah Mada, University Press,
1996.
11. http://www.totalkesehatananda.com/congenital2.html
12. http://medicastore.com/penyakit/417/Defek_Septum_Ventrikel_VSD_Ventricula
r_Septal_Defect.htm

25

You might also like