Professional Documents
Culture Documents
meningitis kronik.
Pada pars petrosa os temporalis dapat terjadi Bells palsy, fraktur,
sindroma Rumsay Hunt, dan otitis media.
Penyebab kelumpuhan fasialis bilateral antara lain Sindrom Guillain
Barre, mononeuritis multipleks, dan keganasan parotis bilateral.
Penyebab hilangnya rasa kecap unilateral tanpa kelainan lain dapat
terjadi pada lesi telinga tengah yang meliputi Korda timpani atau nervus
lingualis, tetapi ini sangat jarang.
Gangguan nervus fasialis dapat mengakibatkan kelumpuhan otot-otot
wajah, kelopak mata tidak bisa ditutup, gangguan air mata dan ludah,
gangguan rasa pengecap di bagian belakang lidah serta gangguan
pendengaran (hiperakusis). Kelumpuhan fungsi motorik nervus fasialis
mengakibatkan otot-otot wajah satu sisi tidak berfungsi, ditandai dengan
hilangnya lipatan hidung bibir, sudut mulut turun, bibir tertarik kesisi
yang sehat. Pasien akan mengalami kesulitan mengunyah dan menelan.
Air ludah akan keluar dari sudut mulut yang turun. Kelopak mata tidak
bisa menutup pada sisi yang sakit, terdapat kumpulan air mata di
kelopak mata bawah (epifora). Refleks kornea pada sisi sakit tidak ada.
8. Saraf Vestibulokoklearis
Kelainan pada nervus vestibulokoklearis dapat menyebabkan gangguan
pendengaran dan keseimbangan (vertigo).
Kelainan yang dapat menimbulkan gangguan pada nervus VIII antara
lain:
Gangguan pendengaran, berupa :
Tuli saraf dapat disebabkan oleh tumor, misal neuroma akustik.
Degenerasi misal presbiaksis. Trauma, misal fraktur pars petrosa os
temporalis, toksisitas misal aspirin, streptomisin atau alkohol, infeksi
misal, sindv rubella kongenital dan sifilis kongenital.
Tuli konduktif dapat disebabkan oleh serumen, otitis media,
otoskleroris dan penyakit Paget.
Gangguan Keseimbangan dengan penyebab kelainan vestibuler
Pada labirin meliputi penyakit meniere, labirinitis akut, mabuk
kendaraan, intoksikasi streptomisin.
Pada vestibuler meliputi semua penyebab tuli saraf ditambah
neuronitis vestibularis.
Pada batang otak meliputi lesi vaskuler, tumor serebelum atau tumor
ventrikel IV demielinisasi.
Pada lobus temporalis meliputi epilepsi dan iskemia.
9. Saraf Glosofaringeus (N. IX) dan Saraf Vagus (N. X)
Gangguan pada komponen sensorik dan motorik dari N. IX dan N. X
dapat mengakibatkan hilangnya refleks menelan yang berisiko
terjadinya aspirasi paru.
Kehilangan refleks ini pada pasien akan menyebabkan pneumonia
aspirasi, sepsis dan adult respiratory distress syndome (ARDS) kondisi
demikian bisa berakibat pada kematian. Gangguan nervus IX dan N. X
menyebabkan persarafan otot-otot menelan menjadi lemah dan lumpuh.
Cairan atau makanan tidak dapat ditelan ke esofagus melainkan bisa
masuk ke trachea langsung ke paru-paru.
Kelainan yang dapat menjadi penyebab antara lain :
Lesi batang otak (Lesi N IX dan N. X)
Syringobulbig (cairan berkumpul di medulla oblongata)
Pasca operasi trepansi serebelum
Pasca operasi di daerah kranioservikal
10.
Saraf Asesorius (N. XI)
Gangguan N. XI mengakibatkan kelemahan otot bahu (otot trapezius)
dan otot leher (otot sterokleidomastoideus). Pasien akan menderita bahu
yang turun sebelah serta kelemahan saat leher berputar ke sisi
kontralateral.