Professional Documents
Culture Documents
Dalam kurun waktu 4 tahun setelah disusunnya Handout ini, telah terjadi perkembangan dan
peningkatan materi Program PEKERTI/AA. Mulai tahun 2002, Buku Materi PEKERTI telah
dikembangkan menjadi 16 Modul, sedangkan Buku Materi Applied Approach (AA) menjadi 12
Modul. Materi dalam handout ini sebagian besar masih diambil dari Program PEKERTI/AA,
ditambah dengan pustaka lain (dari internet).
Pada waktu yang lalu materi pelatihan lebih berfokus pada Evaluasi Hasil Belajar menggunakan
Tes atau Ujian sebagai alat ukur (asesmen). Dengan diberlakukannya Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), maka perlu pula diperhatikan bentuk asesmen menggunakan instrumen
non-tes dan Asesmen Alternatif.
Handout ini dipersiapkan bagi staf pengajar, khususnya bagi staf pengajar pada perguruan tinggi
swasta (dalam Lingkungan KOPERTIS WILAYAH IX SULAWESI) sebagai bekal untuk
melaksanakan sendiri ujian negara untuk mata kuliah yang diasuhnya.
Harapan kami, kiranya Handout ini berguna bagi staf pengajar di perguruan tinggi dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya kualitas Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
Terima kasih kepada Drs J.G.Nelwan, mantan Ketua P3AI-UNHAS yang telah menginisiasi
penyusunan materi Pengukuran, Tes dan Penilaian Hasil Belajar ini.
Mei 2004
Ketua P3AI-UNHAS
Drs Frans A.Rumate, Apt
DAFTAR ISI
Halaman
BAB
BAB
II
BAB III
Desain Instruksional
BAB IV
Praktikum
BAB
Instrumen Non-Tes
10
BAB
VI
Asesmen Alternatif
17
BAB VII
Tes / Ujian
23
BAB VIII
28
BAB IX
BAB X
Pengadministrasian Tes
43
BAB XI
46
BAB
Analisis Soal
52
XII
34
ii
Tujuan Pembelajaran atau Tujuan Instruksional ialah kemampuan atau perilaku (behavior) yang
harus dapat ditampilkan oleh mahasiswa setelah mengikuti suatu proses pembelajaran (aktivitas
instruksional). Oleh karena itu maka belajar diartikan juga sebagai perubahan perilaku
mahasiswa. Perubahan perilaku ini terlihat pada tercapai tidaknya tujuan instruksional yang
sudah dirancang sebelumnya, yang diukur menggunakan instrumen tertentu atau melalui
pengamatan / observasi.
KepMenDikNas N0.045/U/2000:
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di
bidang pekerjaan tertentu.
Definisi lain (Competency Identification)
Competency is defined as an intellectual, attitudinal and a motor capability derived from a
specified role and setting, and stated in terms of performance as a broad class or domain
of behavior. The statements begin with present tense action verbs (evaluates, interprets,
selects, etc.). This form is used because competencies are performed
Dari definisi tersebut dapat disimak bahwa kompetensi ialah tujuan instruksional yang meliputi
ketiga ranah (domain) : kognitif, afektif dan psikomotor. Masing-Masing ranah memiliki rincian
sub ranah yang tersusun secara bertahap dan hirarkis, mulai dari sub ranah yang sederhana
sampai pada sub ranah yang kompleks; dan sub ranah yang lebih rendah menjadi dasar bagi
subdomain di atasnya.
Taksonomi Tujuan Instruksional
Taksonomi adalah usaha pengelompokan yang disusun dan diurut berdasarkan ciri-ciri tertentu.
BLOOM dkk. membedakan 3 jenis domain dan sub domain proses psikologis sebagai berikut:
KOGNITIF
berorientasi pada kemampuan berpikir (kemampuan intelektual)
Ranah Kognitif (Taksonomi Bloom)
Evaluasi (memecahkan masalah instr.secara sistematis)
Sintesis (menyusun Desain Instr. untuk pelatihan tertentu)
Analisis (menjabarkan PLU menjadi PLK)
Penerapan (membuat gambar kegiatan proyek
Pemahaman (membedakan fungsi meja dan kursi)
Pengetahuan (mendefinisikan manajemen)
PSIKOMOTOR
berorientasi pada keterampilan motorik (gerakan tubuh atau aktivitas fisik)
Ranah Psikomotor (Anita Harrow)
-
kreativitas
penyesuaian pola gerak
gerakan kompleks
gerakan terbiasa
gerakan terbimbing
kesiapan
AFEKTIF
berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati.
Ranah Afektif (Bloom & Masia)
-
KONSEP SINONIM
Alat Ukur
Pengukuran (Asesmen)
Penilaian (Evaluasi)
WUJUD
Tes Hasil Belajar (THB),
Pedoman Observasi,
Skala Penilaian
Sifat, Karakter (Skor)
Nilai
Hampir semua mata kuliah hanya menggunakan tes sebagai alat ukur, pasahal sudah banyak
dikembangkan cara asesmen lain, misalnya non-tes dan asesmen alternatif (alternative
assessment).
Keabsahan (Validity) dan Keterandalan (Reliability) Alat Ukur
Dalam evaluasi hasil belajar perlu digunakan alat ukur atau instrumen yang valid (sahih, absah)
dan reliable (terandalkan). Alat untuk mengukur berat sesuatu tidak bisa menggunakan
meteran, demikian pula sebaliknya, tidak dapat menggunakan timbangan untuk mengukur
panjang suatu benda.
Sama halnya pada pengukuran hasil belajar, perlu diperhatikan validitas alat ukur (asesmen),
misalnya Tes atau Ujian digunakan pada pengukuran tujuan pada ranah Kognitif, dan Observasi
digunakan pada pengukuran tujuan instruksional pada ranah Afektif dan Psikomotor. Jadi
tidaklah absah (valid) apabila asesmen semua jenis tujuan instruksional menggunakan tes atau
ujian sebagai alat ukur.
Keterandalan (reliability) suatu alat ukur lebih mengacu pada keterulangannya (reproducibility)
hasil ukur pada pengukuran sampel berbeda dari populasi yang sama. Oleh karena itu dalam
pelatihan ini akan dibicarakan pula berbagai jenis instrumen pengukuran selain ujian atau tes.
Contoh : Pengukuran dan Penilaian
JENIS
PROFESI
Dokter Umum
Dosen (Guru)
ALAT UKUR
Termometer
Tensimeter
Timbangan
Meteran
Tes Hasil Belajar
Pedoman Observasi
Skala Sikap,
Angket (Kuesioner)
HASIL
PENGUKURAN
Suhu,
Tekanan darah
Berat badan
Tiinggi badan
Kebanyakan
pertanyaan dapat
dijawab
Mahasiswa tidak
pernah terlambat
HASIL
PENILAIAN
Pasien mengidap
penyakit darah
tinggi
Murid termasuk
5 besar dalam
kelasnya
Mahasiswa
termotivasi
untuk kuliah
Elemen Kompetensi
a. Landasan kepribadian (MPK)
b. Penguasaan ilmu dan keterampilan (MKK)
c. Kemampuan berkarya (MKB)
d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan
keterampilan yang dikuasai (MPB)
e. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam
berkarya (MBB)
III
Rancangan proses belajar mengajar merupakan bagian dari kurikulum seperti terlihat pada
KepMenDikNas. Hasil rancangan ini adalah sistem instruksional yang disebut Garis-Garis Besar
Program Pengajaran (GBPP) suatu mata kuliah atau course outlines, sedangkan
perancangannya menggunakan suatu model yang dinamakan Model Pengembangan Instruksional
(MPI) yang terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut.
TIK
Apakah semua PLK yang diperlukan untuk mencapai TIU telah teridentifikasi ?
Apakah semua PLK telah dijabarkan dengan baik dan relevan dengan TIU ?
Apakah semua kata kerja dalam PLK dapat diobservasi dan diukur ?
Apakah kata kerja dalam PLK telah bervariasi dari tingkat rendah sampai tinggi
dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik ?
5. Apakah sudah dipikirkan baik-baik sistematika PLK yang dituangkan dalam suatu
bagan, yakni struktur prosedural, hirarkikal, pengelompokan ?
6. Apakah sudah diberi nomor urut dalam bagan analisis instruksional, mulai dari
PLK yang pertama akan diajarkan sampai pada TIU ?
7. Apakah sudah diidentifikasi perilaku awal dan sudah ditempatkan pada bagan
analisis instruksional dengan diberi tanda garis-garis putus ?
4. Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dengan komponen ABCD.
Semua tujuan khusus yang diidentifikasi itu perlu dirumuskan dengan mempertimbangkan
A (audience), siapa mahasiswa yang mengikuti kuliah, B (behavior) perilaku yang ingin
dicapai, C (condition) dalam kondisi bagaimana atau alat bantu apa mahasiswa harus
menampilkan behavior itu, dan D (degree) sampai sejauh mana atau kriteria persyaratan
apa perilaku itu ditampilkan. Rumusan komponen ABCD ini penting, karena merupakan
patokan pada penyusunan soal ujian/tes atau jenis asesmen lain dan pada pengembangan
materi.
Kegunaan TIK :
Merupakan Dasar Pengembangan Instruksional :
Menyusun Kisi-Kisi tes
Menguji validitas isi tes
Mengembangkan materi pelajaran
Memilih metode instruksional
Merupakan ukuran keberhasilan mahasiswa
Review TIK
Apakah semua PLK yang terdapat dalam bagan analisis instruksional sudah
disempurnakan menjadi rumusan TIK ?
Apakah ada TIK yang memerlukan kelengkapan rumusan ABCD (Audience,
Behavior, Condition, Degree) ?
Apakah nomor urut PLK dalam bagan analisis instruksional sudah sama dengan
nomor urut TIK di daftar GBPP ?
Apakah TIK dapat dicapai dalam kondisi di perguruan tinggi anda ?
8. Evaluasi Instruksional
Langkah terakhir melakukan evaluasi (proses) untuk memperbaiki kekurangankekurangan dalam perencanaan..
9. Hasil GBPP (sistem instruksional)
IV.
INSTRUMEN NON-TES
yang
10
Seperti telah diuraikan sebelumnya, Kompetensi lulusan meliputi ketiga ranah, yaitu Kognitif,
Afektif dan Psikomotor. Informasi tentang hasil belajar mahasiswa tidak hanya dapat diperoleh
melalui tes atau ujian, tetapi dapat juga diperoleh melalui alat pengukuran bukan tes seperti
pedoman observasi, skala sikap, daftar cek, catatan anekdotal, dan jaringan sosiometrik.
Pedoman observasi baik digunakan untuk kerja lapangan maupun untuk kerja laboratorium,
yang mengutamakan pengukuran hasil belajar dalam bidang kemampuan dan keterampilan
(psikomotorik), karena memberikan informasi hasil pengukuran yang lebih akurat.
11
Alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar non-tes dapat digunakan untuk pengukuran
perubahan tingkah laku dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotor, terutama yang lebih
menekankan pada apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh mahasiswa, dibanding apa yang
diketahui atau dipahaminya. Dengan kata lain, alat ukur ini terutama berhubungan dengan
penampilan (performance) yang dapat diamati, dibanding dengan pengetahuan dan proses mental
lainnya yang tidak dapat diamati dengan indera. Alat ukur non-tes ini merupakan kesatuan
dengan alat ukur tes, karena tes atau ujian pada umumnya mengukur apa yang diketahui,
dipahami, diaplikasikan atau dapat dikuasai mahasiswa dalam tingkatan proses mental yang lebih
tinggi. Tetapi belum ada jaminan bahwa yang mereka miliki dalam kemampuan mental itu dapat
didemonstrasikan (ditampilkan) dalam tingkah lakunya. Karena itu dibutuhkan beberapa alat ukur
lain yang dapat memeriksa kemampuan dan penampilan yang telah diketahui dan dimiliki itu
dalam tindakan sehari-hari.
Alat ukur keberhasilan belajar non-tes yang umum digunakan ialah :
12