You are on page 1of 19

BAB I

BERKAS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama

: An AZM

Jenis kelamin

: Perempuan

Tanggal lahir

: 17 Maret 2013

Usia

: 1 tahun 4 Bulan

IDENTITAS ORANG TUA


Nama orangtua

: Tn. D / Ny. S

Usia orangtua

: 32 thn / 29thn

Pekerjaan orangtua: Pedagang / ibu rumah tangga


Alamat

: Pulo Gundul

Tanggal masuk

: 17 Juli 2014

Jaminan kesehatan : BPJS


ANAMNESIS (Alloanamnesis ibu kandung pasien, 14 Juli 2014)
Keluhan Utama
Berat badan turun
Keluhan Tambahan
Muntah, diare dan demam
Riwayat penyakit Sekarang
Pasien datang dibawa oleh ibunya dengan keluhan berat badan anaknya semakin
turun dan tidak naik. Berat badan saat umur 6 bulan 7 kg. Saat ini pasien berusia 1 tahun 3
bulan, namun berat badan tidak naik dan turun menjadi 6 kg. Berat badan pasien tetap 6 kg
hingga usia kurang lebih 1 tahun 4 bulan, kemudian menjadi 5,5 kg. Pasien juga mengalami
muntah yang memberat sejak 2 minggu SMRS,muntah 2 x dalam sehari, muntah berwarna
putih seperti susu dan tidak terdapat darah,muntah tidak ada darah. Muntah ini sejak pasien
berusia 8 bulan,sempat sembuh dan muntah berulang kembali. Sejak 8 hari SMRS, pasien
juga mengalami demam, dirasakan muncul langsung tinggi, terus-menerus sepanjang hari.
Pasien sempat dibawa berobat ke tempat praktik bidan dan saat diukur suhu mencapai 39 0C.
Pasien tidak diberikan obat-obatan, hanya diberi banyak air putih yang dianjurkan oleh

bidan. Demam menurut orangtua dirasakan berkurang setelah pasien banyak minum (suhu
tidak diukur).
Keluhan diare juga sebenarnya sudah dirasakan berulang sejak usia 11 bulan. Diare
tersebut sempat berhenti saat dirawat dirumah sakit 2 bulan yang lalu. Namun sejak 7 hari
SMRS diare terjadi lagi,dalam sehari 3-4 x/sehari, konsistensi cair, berbau asam, dan
kadangkala bercampur darah/lendir. Dokter di rumah sakit menganjurkan untuk mengganti
susu formula beberapa kali (terakhir menggunakan susu formula SGM LLM plus. Biasanya,
BAB pasien setengah padat, air lebih banyak daripada ampas (seperti bubur) warna kuning,
dan sehari mengganti popok 5-6 kali. Sehari-hari, pasien dapat minum susu formula 120 ml
sehari, namun sejak 3 bulan SMRS pasien sering tidak mau minum, tampak menangis saat
diberi minum, dan sehari hanya minum susu formula 30 ml atau kurang. Jumlah diare
menurut orang tua tetap tidak berkurang walaupun pasien minum hanya sedikit.
Keluhan lain seperti batuk/pilek tidak ada, keluar cairan dari telinga tidak ada, muntah
tidak ada, menangis/tampak kesakitan saat BAK tidak ada, ruam/ lesi pada kulit tidak ada.
Oleh karena kekhawatiran ibu yang berat badannya tidak naik bahkan semakin turun
maka ibu pasien datang ke Puskesmas lalu di cek maka pasien diketahui HIV positif saat
dilakukan Rapid Test di Puskesmas Kecamatan Johar Baru bulan Juli 2014.Ibu pasien
mengakui bahwa ibu juga mendapatkan pengobatan ARV, karena HIV positif pada Januari
2014 di RSUD Tarakan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya pernah dirawat di RSUD Tarakan 2 kali karena muntah berulang,
dan diare.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan batuk-batuk lama penyakit TB atau flek paru pada keluarga tidak ada. Ayah
dan kakak pasien diketahui HIV negatif.
Riwayat kontak penderita campak pada keluarga atau lingkungan sekitar disangkal.
Ibu pasien diketahui HIV positif bulan Januari 2014 di RSUD Tarakan, sekarang sedang
menjalani pengobatan ARV. Ibu pasien juga mengakui bahwadirinya sering berganti
pasangan karena tuntutan pekerjaannya. Hal ini dilakukan oleh ibu pasien sudah lama,
sebelum dirinya menikah.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien merupakan anak kedua. Pasien tinggal bersama ibu, ayah dan kakak. Untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari, ayah pasien bekerja sebagai pedagang, sedangkan ibu
pasien tidak bekerja. Penghasilan keluarga Rp.1.500.000 2.000.000,- per bulan.
penghasilan tersebut untuk membiayai 4 orang anggota keluarga. Ibu pasien sering pulang
malam har i bahkan tidak pulang dengan alasan kerja membuat kue ditempat orang lain.
Ayah sebagai kepala keluarga, sering mengikuti kegiatan bakti yang diadakan bersama
warga lainnya, seperti mengikuti gotong royong membersihkan selokan, dan poskamling.
Ny. Surtiyem, yang jarang bergaul dengan tetangga sebelah.
Riwayat kebiasaan
Keluarga yang terdiri dari suami, Tn.Deri, kesehariannya bekerja sebagai pedagang,
dari pukul

08.00- 15.00 WIB. Sementara istrinya, Ny. Surtiyem, melakukan aktivitas

sebagai ibu rumah tangga dan jarang mengurusi anaknya karena ibunya jarang ada
dirumah,jika sedang pergi biasanya ibu pasien menitipkan anaknya pada tetangga. Menurut
ibu, anggota keluarganya makan setiap hari dengan frekuensi antara dua sampai tiga kali.
Pasien minum ASI eksklusif sejak lahir hingga usia 6 bulan, menyusu tiap 1-2 jam, setiap
kali menyusu kurang lebih 20 menit, tidak terputus-putus dan setelah menyusu bayi tampak
kenyang. Saat usia pasien 6 bulan ibu merasa produksi ASI berkurang, sehingga pasien
diberikan susu formula biasa untuk bayi, tidak menggunakan formula rendah laktosa atau
formula khusus lainnya. Pasien biasa minum susu 5 kali sehari, setiap kali minum 90 cc
(masing-masing 3 sendok takar), berat badan pasien saat itu 7 kg.
Pasien mulai makan biskuit Milna sejak usia 6 bulan, sehari satu keping biskuit.
Makan bubur susu dan nasi tim saring saat usia 8 bulan, sehari 1 porsi (kurang lebih 4
sendok makan) bubur susu. Mulai makan nasi tim sejak usia 12 bulan.
Sejak 3 bulan SMRS pasien sering tidak mau/menolak saat diberi makan dan
minum, tampak menangis saat minum. Jumlah makan/minum pasien berkurang. Dalam
sebulan terakhir pasien biasa minum susu formula 4 kali sehari, tiap kali minum hanya
beberapa isapan sampai paling banyak 10 cc (sehari habis 30-60cc). Sejak mulai demam,
pasien juga diberikan air putih selain susu formula, sehingga susu formula paling banyak
habis 30 cc. Nasi tim makan 3 kali, 5 sendok makan per kali. Biskuit 2 gigitan per hari.
Orang tua pasien juga mengeluh sejak 1,5 bulan lalu pasien sering muntah jika diberikan
minum 90 ml dalam sehari, dan akhir-akhir ini sudah muntah jika diberikan minum 60 ml
dalam sehari.
3

Riwayat Tumbuh Kembang


Saat usia 0-6 bulan, berat badan pasien bertambah rata-rata setengah kilogram per
bulan, saat usia 6 bulan berat badan pasien 7 kg, setelahnya pasien mulai mengalami diare
dan berat badan pasien menjadi 6 kg. Berat badan pasien tetap 6 kg hingga usia kurang lebih
1 tahun 4 bulan, kemudian menjadi 5,5 kg.
Pasien saat ini sudah bisa tengkurap (sejak usia 4 bulan), belum bisa duduk,
merangkak, atau berdiri. Baru bisa berbicara beberapa kata, seperti papa dan mama,
belum bisa merangkai 2 kata.
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Selama kehamilan ibu rutin periksa hamil di bidan, konsumsi obat-obatan hanya vitamin
dan suplemen yang diberikan bidan. Selama kehamilan ibu merasa kondisi tubuhnya sehat,
hanya dua atau tiga kali batuk pilek yang sembuh sendiri. Pasien merupakan anak kedua,
lahir di bidan, usia kehamilan 37 minggu, spontan, langsung menangis, tidak biru, tidak
kuning, dan tidak pucat. Berat badan lahir 2800 gram, panjang badan lahir 49 cm, lingkar
kepala tidak diingat ibu pasien.
Riwayat Imunisasi
Pasien telah diberikan imunisasi dasar BCG, Hepatitis B (tiga kali), DPT (tiga kali),
polio (tiga kali) terakhir saat usia 6 bulan, dan belum diberikan imunisasi campak.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Sakit ringan
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign :
- Nadi
: 190 kali/ menit, regular, isi cukup
- Pernapasan
: 45 x/ menit
- Suhu
: 38,3oC
- Berat Badan
: 5,5 kg

STATUS GIZI

Berat badan: 5,5 kg


4

Panjang badan = 69 cm

Lingkar kepala = 42,5 cm

Lingkar lengan atas 8 cm (LiLA/U = < - 3 SD ).


Weight/age = z score < -3
Length/age = z score < -3 (height age = 8 bulan)
Weight/ length = z-score < -3
Arm circumference/ age = z-score -3
Kesimpulan status gizi pasien ini adalah gizi buruk.

Tabel 1. Status Gizi secara klinik dan antropometri

4. Status Generalis:
Kulit

: warna kuning langsat, ,tidak ada hematom, terdapat mottling pada daerah

perut, tidak ikterik.


Kepala : Normosefal, tidak ada deformitas, rambut warna kemerahan (rambut
jagung), tersebar merata. Ubun-ubun besar tertutup.
Mata : Conjunctiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
Thoraks
Cor
: BJ I BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
5

Abdomen
Inspeksi : membuncit, iga gambang ada
Auskultasi : bising usus positif meningkat
Palpasi : lemas; nyeri tekan tidak ada; hepar teraba pada 2 cm bawah arcus costae
dan 2 cm bawah prosesus xifoideus, tepi tajam, permukaan rata, tidak nyeri tekan;
lien tidak teraba; ascites tidak ada
Ekstremitas
Baggy pants ada, akral hangat, capillary refill time <2 detik, edema tidak ada,
refleks fisiologis (patella) +2 / +2
4. Status neurologis:
GCS

: E4 M5 V5 = 14

Pupil di tengah bulat isokor, ukuran 3mm/3mm


Tabel 2. Pemeriksaan Ekstremitas
Tungkai

Gerakan
Tonus
Trofi
Edema

Lengan

Kanan

Kiri

Kanan

Kiri

Bebas
Normal
Eutrofi
-

Bebas
Normal
Eutrofi
-

Bebas
Normal
Eutrofi
-

Bebas
Normal
Eutrofi
-

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan Darah Rutin
Hb

: 8,2 g/dL (10,1-12,9)

Ht

: 25,1% (32 44)

Leukosit

: 16.600

Hitung Jenis Leukosit

: 0,13/1,3/0/36,3/48,7/13,4

Trombosit

: 379.000

2. Analisa Tinja
Makroskopik
6

Warna

: Kuning

Konsistensi

: Encer

Lendir

: Positif

Darah

: Negatif

Pus

: Negatif

Mikroskopik
Leukosit

: 5-8 /LPB

Eritrosit

: 3-6/ LPB

Telur cacing

: negatif

Amoeba

: tidak ditemukan

3. Rapid Test
Anti HIV

: reaktif

Kultur urin

: kuman E.coli >105/ml

Kultur feses

: Pseudomonas

Berkas Keluarga
A. Profil Keluarga
1. Karakterisktik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama
:Tn. D
Usia
:29Tahun
b. Identitas Istri
Nama
:Ny. S
Usia
:32 tahun
c. Identitas Anak
Nama
: An. Z
Usia
: 3 tahun
Nama
: An. AZM
Usia
: 1 tahun 4 bulan
7

d. Struktur komposisi keluarga


Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
Kedudukan
No.

Nama

dalam

Gender

keluarga
1.

Tn. D

KepalaKeluarga

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

KeteranganTambahan

SMP

Pedagang

Suami Pasien

(tahun)
Laki-laki

29

Penghasilan
2.000.000/bulan
2.

Ny. S

Istri

Perempuan

32

SMP

Ibu

Ibu pasien

Rumah
tangga
3.

An.Z

Anak

Laki-laki

Kakak pasien

4.

An.Azm

Anak

Laki-laki

1 tahun

Pasien

4 bulan

Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status Kepemilikan Rumah :Milik Sendiri
Daerah Perumahan :Daerah padat penduduk
Karakteristik Rumah dan
Lingkungan
Luasrumah :5 x 6 m2
Jumlah penghuni dalam

Kesimpulan
An. AZM

tinggal

bersama

kedua

satu

orangtua dan kakaknya di daerah yang


rumah : 4 orang
padat penduduk. Rumah terdiri dari satu
Luas halaman rumah :tidak memiliki
kamar tidur, satu ruang keluarga, satu
halaman
kamar mandi, dan dapur. Lantai
Bertingkat : Tidak bertingkat
Lantai rumah dari :keramik
beralaskan keramik dan dinding
Dinding rumah dari :tembok
tembok. Terdapat jamban dan air bersih.
Jamban keluarga : ada
Tempat bermain :tidakada
Penerangan listrik :1000 watt
Ketersediaan air bersih :ada
8

Tempat pembuangan sampah :ada


b. Kepemilikan barang-barang berharga
Satu sepeda motor
Satu kipas angin
Satu setrika
Satu kompor gas
Satu TV berukuran 21 inch.
Kedua orangtua pasien memiliki telepon genggam.

c. Denah rumah

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Tempat Berobat :Puskesmas Kelurahan Johar Baru 3
b. Asuransi/JaminanKesehatan :BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. PelayananKesehaatan
Faktor
Cara mencapai pusat

Keterangan
Kesimpulan
Jalan kaki Pasien berobat kepuskesmas dengan

pelayanan kesehatan
Tarif pelayanan

atau motor
Gratis

kesehatan
Kualitas pelayanan

Cukup

kesehatan

memuaskan

berjalan kaki atau menggunakan motor


dari rumahnya. Tarif berobat gratis.
Untuk kualitaspelayanan kesehatan
dikatakan cukup memuaskan.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan
Ny.S mempunyai pola makan teratur. Ny. S dapat makan sebanyak dua
sampai tiga kali sehari dengan menu makanan yang bervariasi. Pasien terkadang
masak sendiri terkadang jajan. Makanan yang sering dimasak adalah nasi dengan
tempe tahu, telur, sayur-sayuran, ikan.Keluarga Tn. D jarang mengkonsumsi buah10

buahan.Anak pertama masih diberikan susu. Anak kedua sudah berhenti ASI dan
sekarang diberikan susu formula.
b. Menerapkan pola gizi seimbang
Menu makanan keluarga yang hampir selalu ada setiap harinya ialah nasi dengan
ikan, tempe tahu atau telur dan sayur-sayuran. Keluarga juga sering membuat bubur
untuk dimakan pasien sehari-hari,minum susu formula,makan biskuit marie,bubur
nasi,bubur ayam . Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :
a) Tanggal 11 Juli 2014
i. Pagi
: bubur ayam (100 gr = 35 kal) susu formula 25 ml
ii. Siang
: biskuit marie 1 keping ( 7 gr =33 kal)
iii. Malam
: bubur nasi (85 gr = 35 kal), sayur bayam (45 gr
= 50 kal), tahu goreng (40 gr = 70 kal),susu formula 40
ml
b) Tanggal 12 Juli 2014
i. Pagi
: bubur nasi (85 gr = 35 kal), tempe goreng
(50 gr = 175 kal),susu formula 20 ml
ii. Siang
: biscuit marie 1 keping ( 7 gr = 33 kal)
iii. Malam
: nasi (50 gr = 87,5 kal), tahu goreng (40 gr= 70 kal ),
tempe goreng (50 gr = 175 kal).susu formula 30 ml
c) Tanggal 13 Mei 2014
i. Pagi
: bubur nasi (85 gr = 35 kal), telur rebus (50
gr = 75 kal),susu formula 30 ml.
ii. Siang
: biskuit marie 1 keping ( 7 gr =33 kal)
iii.
Malam
: bubur nasi (85 gr = 35 kal), telur dadar
(45gr = 100 kal),susu formula 30 ml.
Kebutuhan kalori pasien:
BBI (Berat badan Ideal)

= (Umur dalam tahun x 2) + 8


= (1 x 2) + 8
= 10 kg

Kebutuhan kalori:
100 kal/kg BBI, yaitu 100 x 10kg = 1000 kal/hari
-

Protein 10% dari total kalori = (10% x 1000 kal) : 4 = 25 gram


Lemak 20% dari total kalori = (20% x 1000 kal) : 9 = 22,23 gram
Karbohidrat, sisa dari total kalori di kurangi prosentase protein dan lemak = (70% x
1000 kal) : 4 = 175 gram
11

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga
- Ibu pasien sadar akan penyakit yg diderita anaknya karena ibunya melihat
badan anaknya yang kurus dan pucat serta seringnya dirawat dengan keluhan
yang sama. Suami pasien tidak keberatan untuk mengantar pasien ke
puskesmas menggunakan motor.Transportasi sangat mendukung untuk pergi
ke puskesmas.
b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga
Dalam kasus ini anggota keluarga kurang mengetahui penyebab dari penyakit
yang saat ini sedang diderita anaknya, belum mengerti penyebab penyakit yang
sering dialaminya, cara penanganan pertama penyakit yang sedang diderita anaknya,
belum mengetahui penyebab terkendalanya bagi pertumbuhan dan perkembangan
anaknya,belum mengetahui gizi seimbang agar anaknya mempunyai berat badan
yang sesuai. Hal ini dilatar-belakangi oleh tingkat pendidikan yang masih rendah.
Selain itu, kebiasaan dan adat yang berlaku di masyarakat cukup mempengaruhi
pemikiran dan sikap keluarga dalam membesarkan, mengasuh dan mendidik anak.
Hal ini tergambar dari ibu yang berpikir anak yang selalu bergerak, tidak ingin di
gendong ibunya, bermain, adalah kurang baik, sementara anak yang lebih pendiam,
lebih senang dalam gendongan ibunya adalah yang baik.

B. Genogram
1. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari suami (Tn.
D), istri (Ny. S), anak pertama (An. Z), anak kedua (An.AZM) yang tinggal dalam satu
rumah.
2. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut Duvall (1984) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. D berada pada
tahapan siklus keluarga yang ketiga, yaitu keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak
tertua berusia 3 tahun)
3. Family Map
Gambar 1 : family map keluarga Tn.D
Tn.
MB 47
th

Ny.D
45
th

Tn. J
52 th

Ny.
M
46
th

12

Tn. D
29 th

Ny.
R
25
th

Ny.
S
31
th

Sdr.K
21 th

Sdr.D
18 th

An.
N
14
th

An.Y
13 th

An.AZM
An.Z
1 tahun 4
bulan
3th

Keterangan:
: Laki-laki masih hidup

: Perempuan masih hidup


: Perempuan dengan Gizi buruk dan HIV

: Tinggal satu rumah

: Hubungan pernikahan

: Garis keturunan

C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga


- Masalah dalam organisasi keluarga
Menurut pengakuan sang ibu, pasien sering mengalami muntah dan diare,berat
badan yang terus menurun. Pasien juga jarang diurus oleh ibunya, karena sang ibu
yang selalu sibuk diluar rumah.
- Masalah dalam fungsi biologis
13

Ibu pasien menderita penyakit HIV dan sedang menjalani pengobatan ARV. Ayah
dan kakak pasien diketahui bahwa negatif HIV dan tidak ada penyakit yang lainnya.
Pada anaknya yang kedua terdapat penyakit HIV dengan Gizi Buruk. Sebelumnya
pasien juga sering mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Masalah dalam fungsi psikologi
Menurut pengakuan sang ibu, pasien jadi rewel dan tidak mau beraktivitas,pasien
tidak lagi aktif bermain dengan permainannya.
- Masalah dalam fungsi ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai pedagang, sementara ibu pasien sebagai ibu rumah
tangga dan jarang mengurus anak dirumah karena keluar rumah dengan alasan
membantu teman bikin kue,jalan bersama teman dan itu biasanya pulang malam
hari. Menurut ibu pasien, suaminya bekerja dan dengan penghasilannya kurang
mencukupi biaya kebutuhan sehari-hari.

- Masalah lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan yang padat dan kumuh. Kebersihan rumah pasien cukup
terjaga dengan baik, terdapat selokan yang mengalir dengan baik dan sampah yang
jarang diangkut petugas kebersihan.
- Masalah perilaku kesehatan
Selama ini jika sakit dianggap ringan

oleh anggota keluarga, seperti

diare,muntah,demam anggota keluarga datang ke warung terdekat membeli obat dan


meminum air putih. Keluarga juga berpikir bahwa anaknya sakit itu tanda mau besar
sebagai contoh jika anak demam. Namun jika keluhan tak kunjung berkurang,
anggota keluarga segera datang ke Puskesmas Kelurahan Johar Baru 3. Latar
belakang pendidikan Tn. Deri

lulusan SMP dan Ny. Surtiyem

lulusan SMP,

mempengaruhi perilaku kesehatan anggota keluarga ini. Dalam hal ini, anggota
keluarga kurang mengetahui penyebab penyakit yang saat ini anaknya derita, cara
penularan penyakit, cara pencegahan penyakit, pola pemberian gizi seimbang pada
anaknya, perlunya keaktifan dan perhatian orang tua dalam menciptakan tumbuh
kembang yang baik bagi anak.

14

BAB II
Diagnosis Holistik ( Multiaksial)
1. Aspek Personal
- Alasan kedatangan:
Pasien datang berobat ke puskesmas dengan diantar ibunya , karena ibu pasien ingin
mengetahui penyakit yang diderita anaknya dan merasa berat badan anaknya tidak
seperti berat
- Harapan :
Ibu pasien memiliki harapan agar keluhan yang dirasakan anaknya sekarang hilang
dan anaknya tidak rewel,tidak gelisah,tumbuh kembang dengan berat badan yang
semestinya.
- Kekhawatiran :
Ibu pasien memiliki kekhawatiran terhadap penyakit anaknya, karena mempengaruhi
terhadap pertumbuhan dan perkembangan dan takut semakin memburuk terhadap
nyawanya.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
disimpulkan sebagai berikut :
- Diagnosis kerja : HIV dengan Gizi Buruk
3. Aspek Risiko Internal
- Genetik :
Pasien memiliki penyakit yang ditularkan oleh ibu pasien melalui jalan lahir.
- Pola makan :
Jumlah gizi seimbang pasien berkurang
- Kebiasaan :
Minum susu formula yang semakin berkurang, nafsu makan yang menurun.
- Spiritual :
Ibu pasien tahu dan percaya bahwa penyakit yang di alami anaknya adalah cobaan
dari Allah SWT. Ibu pasien selalu bersabar dan bertawakal. Dan sekarang ibu pasien
sering berusaha dan berdoa agar penyakit anaknya ini cepat sembuh.

15

4. Aspek Psikososial Keluarga


Pasien merupakan anak kedua dari pasangan suami istri, ayah pasien bekerja
sebagai pedagang. Orang tua pasien mengetahui tentang keluhan pasien dan membantu
dalam proses pengobatan agar pasien sehat. Ibu pasien juga mendukung pasien dengan
menjaga pola gizi seimbang, namun belum sepenuhnya bisa merubah kebiasaan
pasien,minum ASI harus dihentikan oleh karena ibu pasien menderita penyakit HIV. Ibu
Pasien juga sekarang memiliki kartu BPJS untuk pengobatan anaknya.
5. Aspek Fungsional
Menurut skala WONCA pasien termasuk derajat 2 dimana pasien merasa sedikit
terganggu aktivitasnya namun masih mampu melakukan gerakan.
Rencana Penatalaksanaan
Aspek
Aspek
Personal

Kegiatan
- Menjelaskan kepada ibu pasien
tentang penyakit pasien penyakit

Sasaran

Waktu

Pasien dan ibu

Pada saat

pasien

diPuskesma

memahami mengenai

penyakitnya anaknya.
-Ibu dan pasien tidak
khawatir
dengan
keadaan pasien
-Keluarga memahami
bahwa gizi buruk dan
HIV dapat dilakukan
perbaikan
kondisi
pasien.

HIV (penyebab, akibat, dan

Biaya
Gratis

pengobatan,komplikasi)
- Menjelaskan kepada ibu pasien
bahwa pasien bisa sembuh
- Menjelaskan kepada ibu pasien
untuk rutin minum obat
- Menjelaskan kepada ibu pasien
tentang Gizi Buruk

Hasil yang
diharapkan
-Ibu pasien

(penyebab,cara mengatasi) agar


Aspek
Klinik

berat badan sesuai umurnya


- Memberikan terapi yang sesuai

Pasien

Pada saat

Gratis

diPuskesma

dengan penyakit pasien seperti

Pasien

mengalami

perbaikan

status

Paracetamol syrup 3x1/2 cth,L-bio

dan

2 x 1 sachet,Zink 1 x 10 mg

dalam

kesehatannya
kualitas

hidup

pasien meningkat.

dilarutkan dalam air 100 cc, Infus


KaEN 3B 23 tpm micro, Resomal
Aspek

50 ml/diare, dan F75, NGT

Sasaran

Biaya
Waktu

Glukosa,Kotrimoksazol syrup
3x1/2 cth

Hasil yang
diharapkan

16

Kegiatan

- Memberikan makanan untuk


tumbuh kejar:
* Energi : 100-110 Kkal/kg
BB/hari
*Protein

: 3 4 gr/kg BB/hari

- Bila anemia: tablet besi diberikan


setelah 2 minggu ( setelah fase
stabilisasi )
- Berikan setiap hari multivitamin
dan asam folat.
- Rencana pemberian ARV dan
Rujuk
Aspek
Risiko
Internal

-Memberi edukasi kepada ibu


pasien agar memberikan pemerian

Pasien
dan Keluarga

gizi sesuai dengan yang ditentukan

Pada saat
kunjugan
rumah

oleh petugas kesehatan.


-Memberi edukasi kepada ibu

menyempatkan waktu
untuk

merawat

memperhatikan
pemberian obat ARV

rawat inap untuk memperhatikan

jika telah diberikan,

tumbuh kembang anaknya dan

kenaikan berat badan

menerapkan pola gizi seimbang


-Mematuhi
edukasi
tentang

buruk terhadap

pasien

anaknya,

pasien untuk setelah pulang dari

pemberian obat pada anaknya.


Aspek
- Menjelaskan kepada suami
Psikososial
pasien mengenai penyakit pasien
Keluarga
serta dampak gangguan gizi

Ibu

yang signifikan
Keluarga

Pada saat di

Suami pasien lebih

puskesmas

memperhatikan

dan

memberikan
dukungan kepada ibu

pertumbuhan

pasien

dan perkembangan pasien dan

untuk

tidak

putus asa

penyakit virus yang dideritanya.


- Memberikan motivasi kepada
keluarga pasien agar hal ini bisa
Aspek

tanpa komplikasi lainnya

Sasaran

Waktu
Hasil yang

Kegiatan

diharapkan

-Memberi edukasi bahwa penyakit

17

HIV

nya

ini

mendiskriminasikan

jangan
anaknya

sendiri dan terjaga rahasianya

Aspek
- Menyarankan kepada ibunya
Fungsional
agar pasien untuk dirawat inap
- Menyarankan kepada ibu pasien
untuk

mau

mengikuti

Keluarga

Pada saat di

Pasien dapat

Puskesmas

meningkatkan
kualitas hidupnya

saran

petugas kesehatan dirawat inap

D. Prognosis
1. Ad vitam
2. Ad sanasionam
3. Ad fungsionam

: dubia
: dubia ad malam
: dubia ad malam

DAFTAR PUSTAKA

1) http://healthefoundation.eu/blobs/hiv/73758/2011/27/diagnosis_and_treatment.pdf
18

2) http://www.spiritia.or.id/Dok/pedomanart2011.pdf
3) Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal
Bina KesehatanMasyarakat
Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pedoman Respon Cepat. Penanggulanngan Gizi
Buruk , 2008

19

You might also like