You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan pembelajaran, guru dihadapkan dengan berbagai
macam karakteristik peserta didik. Ada siswa yang dapat menempuh
kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa kesulitan, selain itu
tidak sedikit pula siswa yang justru mengalami berbagai kesulitan.
Kesulitan yang dialami peserta didik ini ditunjukkan oleh adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai tujuan, yakni hasil belajar.
Kesulitan belajar dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis,
sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar peserta didik
berada pada zona non rata-rata.
Sebagai seorang guru yang setiap hari mengajar di sekolah,
tentunya tak asing jika harus menangani peserta didiknya yang mengalami
kesulitan belajar. Misalnya saja peserta didik yang sepertinya sulit
menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis, serta
berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi mumet memikirkan
bagaimana menghadapi peserta didik seperti ini.
Berdasarkan proses wawancara dengan guru dan salah satu siswa
yang mengalami kesulitan belajar, menjadi suatu bagian problema
pendidikan yang tak pernah lepas.
Terkait hal tersebut diatas, pada penelitian ini kami dapat ikut andil
dalam perubahan dan penyelesaian masalah kesulitan belajar peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kesulitan Belajar?
2. Apa saja faktor penyebab Kesulitan Belajar?
3. Bagaimana karakteristik Kesulitan Belajar?
4. Bagaimana kondisi Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Mualimin,
Gresik?
5. Bagaimana analisa Kesulitan Belajar peserta didik?
C. Tujuan Observasi

1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui pengertian Kesulitan Belajar


Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Kesulitan Belajar
Untuk memahami karakteristik Kesulitan Belajar
Untuk mengetahui kondisi Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Mualimin,

5.

Gresik
Untuk mengetahui analisa Kesulitan Belajar peserta didik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan berarti keadaan yang sulit, sesuatu yang sulit,


kesukaran. (Depdikbud, 1991:971). Sedangkan pengertian belajar seperti
yang dikemukakan Abdillah (2002), adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan
dan pengalaman yang menyangkut aspek aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan
intelegensi

rata-rata

atau

diatas

rata-rata,

namun

memiliki

ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan


hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta
pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik
(Clement, dalam Weiner, 2003).
Kesulitan belajar tidak terlihat secara jelas dan sering disebut
hidden handicap. Terkadang kesulitan ini tidak disadari oleh orang tua
dan guru, akibatnya anak yang mengalami kesulitan belajar sering
diidentifikasi sebagai anak yang underachiever, pemalas atau aneh. Anakanak ini mungkin mengalami perasaan frustasi, marah, depresi, cemas, dan
merasa tidak diperlukan (Harwell, 2001)
B. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa
ini berkait dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun
bagian-bagiantubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa hal yang
paling berperanpada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem
syaraf

dalam

menerima,

memroses,

menyimpan,

ataupun

memunculkan kembaliinformasi yang sudah disimpan. Kalau ada


bagian yang tidak beres padabagian tertentu dari otak seorang siswa,
maka dengan sendirinya si siswaakan mengalami kesulitan belajar.
Bayangkan kalau sistem syaraf atau otakanak kita karena sesuatu dan
lain hal kurang berfungsi secara sempurna.
Akibatnya ia akan mengalami hambatan ketika belajar. Di
samping itu,siswa yang sakit-sakitan, tidak makan pagi, kurang baik

pendengaran,penglihatan ataupun pengucapannya sedikit banyak akan


menghadapikesulitan belajar. Untuk menghindari hal tersebut dan
untuk membantusiswanya, seorang guru hendaknya memperhatikan
hal-hal yang berkaitdengan kesulitan siswa ini. Seorang siswa dengan
pendengaran ataupunpenglihatan yang kurang baik, sebaiknya
menempati tempat di bagiandepan. Untuk para orang tua, terutama
ibu, makanan selama masakehamilan akan sangat menentukan
pertumbuhan dan perkembangan fisik putra-putrinya . Makanan yang
dapat membantu pertumbuhan otak dansistem syaraf bayi yang masih
di dalam kandungan haruslah menjadiperhatian para orang tua.
2.

Faktor Sosial
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika
orang tua dan masyarakat sekeliling sedikit banyak akan berpengaruh
terhadap kegiatanbelajar dan kecerdasan siswa sebagaimana ada yang
menyatakan bahwa sekolah adalah cerminan masyarakat dan anak
adalah gambaran orangtuanya. Oleh karena itu ada beberapa faktor
penyebab kesulitan belajaryang berkait dengan sikap dan keadaan
keluarga serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung siswa
tersebut untuk belajar sepenuhhati. Sebagai contoh, orang tua yang
sering menyatakan bahwa BahasaInggris adalah bahasa setan (karena
sulit) akan dapat menurunkankemauan anaknya unutuk belajar bahasa
pergaulan internasional itu. Kalau ia tidak menguasai bahan tersebut ia
akan mengatakan Ah Bapak saya tidak bisa juga. Untuk itu, setiap
guru tidak seharusnya menyatakansulitnya mata pelajaran tertentu di
depan siswanya. Tetangga yangmengatakan sekolah tidak penting
karena banyak sarjana menganggur,masyarakat yang selalu minumminuman keras dan melawan hukum, orangtua yang selalu marah,
nonton TV setiap saat, tidak terbuka ataupunkurang menyayangi
anaknya dengan sepenuh hati dapat merupakan contohdari beberapa
faktor sosial yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa.

Intinya, lingkungan di sekitar siswa harus dapat membantu


mereka untukbelajar semaksimal mungkin selama mereka belajar di
sekolah. Dengancara seperti ini, lingkungan dan sekolah akan
membantu para siswa,harapan bangsa ini untuk berkembang dan
bertumbuh menjadi lebihcerdas. Siswa dengan kemampuan cukup
seharusnya dapat dikembangkanmenjadi siswa berkemampuan baik,
yang

berkemampuan

kurang

dapatdikembangkan

menjadi

berkemampuan cukup. Sekali lagi, orang tua, guru,dan masyarakat,


secara sengaja atau tidak sengaja, dapat menyebabkankesulitan bagi
siswa. Karenanya, peran orang tua dan guru dalammembentengi para
siswa dari pengaruh negatif masyarakat sekitar, disamping perannya
dalam memotivasi para siswa untuk tetap belajarmenjadi sangat
menentukan.
3. Faktor Kejiwaan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa
ini berkaitdengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa
unutuk belajarsecara sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada siswa
yang tidak suka matapelajaran tertentu karena ia selalu gagal
mempelajari mata pelajaran itu.
Jika hal ini terjadi, siswa tersebut akan mengalami kesulitan
belajar yangsangat berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi
yangmenyebabkan kesulitan belajar. Contoh lain adalah siswa yang
rendah diri,siswa yang ditinggalkan orang yang paling disayangi dan
menjadikannyasedih berkepanjangan akan mempengaruhi proses
belajar dan dapatmenjadi faktor penyebab kesulitan belajarnya. Hasil
penelitian menunjukkanbahwa anak yang dapat mempelajari suatu
mata pelajaran dengan baikakan menyenangi mata pelajaran tersebut.
Begitu juga sebaliknya, anakyang tidak menyenangi suatu mata
pelajaran biasanya tidak atau kurangberhasil mempelajari mata
pelajaran tersebut. Karenanya, tugas utamayang sangat menentukan

bagi seorang guru adalah bagaimana membantusiswanya sehingga


mereka dapat mempelajari setiap materi dengan baik.
Yang perlu mendapatkan perhatian juga, hukuman yang
diberikan seorangguru dapat menyebabkan siswanya lebih giat belajar,
namun dapat jugamenyebabkan mereka tidak menyukai guru mata
pelajaran tersebut. Dapatjuga terjadi, si siswa lalu membenci sama
sekali mata pelajaran yang diasuhguru tersebut. Kalau hal seperti ini
yang terjadi, tentunya akan sangatmerugikan si siswa tersebut. Peran
guru memang sangat menentukan.
Seorang siswa yang pada hari kemarinnya hanya mampu
mengerjakan 3 dari 10 soal dengan benar, lalu dua hari kemudian ia
hanya mampumengerjakan 4 dari 10 soal dengan benar, gurunya harus
menghargaikemajuan tersebut. Guru hendaknya jangan hanya melihat
hasilnya saja,namun hendaknya menghargai usaha kerasnya. Dengan
cara seperti ini,diharapkan si siswa akan lebih berusaha lagi. Intinya,
tindakan seorangguru dapat mempengaruhi perasaan dan emosi
siswanya. Tindakantersebut dapat menjadikan seorang siswa menjadi
lebih baik, namun dapatjuga menjadikan seorang siswa menjadi tidak
mau lagi untuk belajar suatumata pelajaran.
4. Faktor Intelektual
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa
ini berkaitdengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat
kecerdasan siswa.Para guru harus meyakini bahwa setiap siswa
mempunyai tingkatkecerdasan berbeda. Ada siswa yang sangat sulit
menghafal sesuatu, adayang sangat lamban menguasai materi tertentu,
ada yang tidak memilikipengetahuan prasyarat dan juga ada yang
sangat sulit membayangkan danbernalar.
Hal-hal yang disebutkan tadi

dapat

menjadi

faktor

penyebabkesulitan belajar pada diri siswa tersebut. Di samping itu, hal


yang perlumendapatkan perhatian adalah para siswa yang tidak
memiliki pengetahuanprasyarat. Ketika sedang belajar matematika atau
IPA, ada siswa SLTP yangtidak dapat menentukan hasil 1/2 + 1/3, (5)

+ 9, ataupun 1 : . Siswaseperti itu, tentunya akan mengalami


kesulitan karena materi terebutmenjadi pengetahuan prasyarat untuk
mempelajari matematika ataupun IPA SLTP. Untuk menghindari hal
tersebut, Bapak atau Ibu Guru hendaknya mengecek dan membantu
siswanya menguasai pengetahuan prasyarat tersebut sehingga mereka
dapat mempelajari materi baru dengan lebih baik.
5. Faktor Kependidikan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa
ini berkaitdengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum.
Guru yangselalu meremehkan siswa, guru yang tidak bisa memotivasi
siswa untukbelajar lebih giat, guru yang membiarkan siswanya
melakukan hal-hal yangsalah, guru yang tidak pernah memeriksa
pekerjaan siswa, sekolah yangmembiarkan para siswa bolos tanpa ada
sanksi tertentu, adalah contoh darifaktor-faktor penyebab kesulitan dan
pada akhirnya akan menyebabkanketidak berhasilan siswa tersebut.
Berdasar penjelasan di atas, Bapak dan Ibu Guru sudah
seharusnya menyadari akan adanya beberapa siswa yang mengalami
kesulitan atau kurangberhasil dalam proses pembelajarannya. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktortertentu, sehingga mereka tidak dapat
belajar dan kurang berusaha sesuaidengan kekuatan mereka. Idealnya,
setiap guru harus berusaha dengan sekuattenaga untuk membantu
siswanya keluar dari setiap kesulitan yangmenghimpitnya. Namun hal
yang perlu diingat, penyebab kesulitan itu dapatberbeda-beda. Ada
yang karena faktor emosi seperti ditinggal saudara kandungtersayang
ataupun karena faktor fisiologis seperti pendengaran yang kurang.
Untuk itu, para guru harus mampu mengidentifikasi kesulitan
dan penyebabnyalebih dahulu sebelum berusaha untuk mencarikan
jalan pemecahannya.
Pemecahan masalah kesulitan belajar siswa sangat tergantung
padakeberhasilan menentukan penyebab kesulitan tersebut. Sebagai
contoh, siswa Ayang memiliki kesulitan karena penglihatan atau
pendengaran yang kurangsempurna hanya dapat dibantu dengan alat

optik atau alat elektronik tertentudan mereka diharuskan duduk di


bangku depan. Namun para siswa yangmengalami kesulitan belajar
karena faktor lingkungan dan faktor emosi tidakmemerlukan kacamata
seperti yang dibutuhkan siswa A namun merekamembutuhkan bantuan
dan motivasi lebih dari gurunya. Pengalaman sebagaiguru telah
menunjukkan bahwa ada siswa yang sering membuat ulah di
kelasdengan maksud agar diperhatikan guru dan temannya. Setelah
diselidiki ternyataia kurang mendapat perhatian orang tuanya. Untuk
anak seperti ini, sudahseharusnya para guru lebih memberikan
perhatian dan kasih sayang. Sekali lagi,kesabaran, ketekunan dan
ketelatenan para guru sangat diharapkan di dalammenangani siswa
yang mengalami kesulitan belajar. Guru dapat menyarankanorang tua
siswa tertentu untuk memberi tambahan pelajaran khusus di sore
hariuntuk siswa yang lamban. Yang lebih penting dan sangat
menentukan adalahperan guru pemandu, kepala sekolah, pengawas
maupun Kepala KantorDepdiknas di dalam menangani kesulitan
belajar siswa yang disebabkan olehfaktor-faktor kependidikan. Pada
akhirnya penulis meyakini bahwa pengetahuantentang faktor-faktor
penyebab kesulitan belajar ini akan sangat bermanfaat bagiBapak dan
Ibu Guru. Dengan membaca tulisan ini, diharapkan para guru
akanmengetahui,

selanjutnya

dapat

menggunakan

pengetahuan

tersebut dalam PBM terutama ketika ia sedang mendiagnosis kesulitan


belajar siswa. Pada akhirnya,mudah-mudahan usaha setiap jajaran
Depdiknas untuk mencerdaskan kehidupanbangsa akan berhasil
dengan gemilang.
C. Karakteristik Kesulitan Belajar
Karakteristik kesulitan belajar menurut valet (dalam sukadji, 2000)
terdapat tujuh karakteristik yang ditemui pada anak dengan kesulitan
belajar, kesulitan belajar disini diartikan sebagai hambatan dalam belajar,
bukan kesulitan belajar khusus.

1.

Sejarah kegagalan akademik berulang kali pola kegagalan dalam


mencapai

prestasi

belajar

ini

terjadi

terulang-ulang.

Seakan

memantapkan kemungkinan untuk gagal sehingga dapat melemahkan


2.

usaha.
Hambatan fisik atau tubuh dan lingkungan, berinteraksi dengan
kesulitan belajar terdapatnya kelainan fisik. Misalnya tidak dapat
melihat dengan jelas atau pendengaran yang terganggu dan
berkembang menjadi kesulitan belajar yang jauh dari kesulitan fisik

3.

awal.
Kelainan motivasional kegagalan berulang, penolakan guru serta
teman-teman sebaya, tidak adanya reinforcment. Semua ini cenderung
merendahkan dan merendahkan mutu tindakan, mengurangi minat
untuk

4.
5.

belajar,

dan

umumnya

merendahkan

motivasi

atau

memindahkan motivasi ke kegiatan yang lain.


Kecemasan yang samar-samar , mirib kecemasan yang mengambang.
Perilaku yang berubah-ubah dalam arti tidak konsisten dan tidak
terduga, rapor anak dengan kesulitan belajar cenderung tidak
konsistan. Tidak jarang berbedaan angka yang mencolok di banding
anak yang lain. Disebabkan oleh naik turunnya perhatian dan minat
terhadap pelajaran. Ketidak stabilan dan perubahan ini merupakan

6.

isyarat penting dari rendahnya prestasi itu sendiri.


Penilaian yang keliru karena data yang tidak lengkap kesulitan belajar
dapat timbul karena karena pemberian label berdasarkan data yang
tidak lengkap. Misalnya seorang anak dikatakan keterbelakangan
mental padahal terlihat prilaku akademiknya tinggi, yang tidak sesuai

7.

dengan anak yang keterbelakangan mental.


Pendidikan dan pola asuh tidak memadai. Terdapat anak yang tipe,
mutu,

penguasaan,

dan

urutan

pengalaman

belajarnya

tidak

mendukung proses belajar.


Kesalahan ini terkadang tidak terdapat pada sistem pendidikan itu
sendiri, melainkan ketidak cocokan antara kegiatan dikelas dengan
kebutuhan anak, pengalaman yang di dapat dari keluarga terkadang tidak
mendukung kegiatan belajar.

BAB III
INSTRUMEN PENELITIAN DAN ANALISIS KASUS
A. Pengumpulan Data
1. Nama Madrasah
Alamat Madrasah
2.

3.

: MI ROUDLOTUL MUALLIMIN
: Laban, Menganti-Gresik

Identitas Guru
Nama Guru
Tempat Tanggal Lahir
Alamat
Guru Kelas
Lama Mengajar

: Alkomah, S.Ag
: Gresik, 13 Oktober 1970
: Laban RT. 11 RW. 05
: Kelas 3,4,5,6
: 1999-sekarang

Identitas Siswa
Nama Siswa
Tempat Tanggal Lahir
Kelas
Jenis Kelamin
Alamat

: Safira
: Gresik, 13 November 2003
: V (lima)
: Perempuan
: Laban RT. 01 RW. 03

10

Nama Siswa
Kelas
Jenis Kelamin

: Aziz
: V (lima)
: Laki-laki

4. Kondisi Sekolah
MI Roudlotul Muallimin, Laban ini terletak disebelah
persawahan akan tetapi madrasah tersebut cukup terkenal di daerah
Menganti. Tak hanya terkenal saja, didalamnya terdapat fasilitas yang
cukup mumpuni seperti adanya

ruang kelas yang nyaman,

laboratorium, perpustakaan, serta kantin di dalam sekolah. Dan


ditunjang juga dengan pengetahuan guru yang tamatannya Strata Satu
(S1)
Didalamnya terdapat berbagai macam karakteristik siswa mulai
dari yang berprestasi sampai yang biasa saja dan beragam juga cara
belajarnya.
B. Instrumen Wawancara
1. Pewawancara Dengan Siswa (Narasumber 1)
Disekolah apa ada pelajaran yang disuka?
Ada
Pelajaran yang tidak disuka? Ada atau tidak?
Ada, seperti matematika
Tidak suka pelajaran tersebut karena apa?
Karena sulit menghafal rumus, gurunya kurang jelas dalam
menerangkan, suasana kelas yang rame sehingga membuat
semakin tidak paham
Kesulitan apa saja yang dialami ketika dikelas?
Membuat suasana kelas menjadi kondusif dan tenang
2.

Pewawancara Dengan Siswa (Narasumber 2)


Disekolah apa ada pelajaran yang disuka?
Ada, olahraga
Pelajaran yang tidak disuka? Ada atau tidak?
Ada, seperti bahasa arab, matematika, bahasa inggris
Tidak suka pelajaran tersebut karena apa?
Karena sulit, tidak hafal rumus, tidak bisa bicara bahasa
inggris
Kesulitan apa saja yang dialami ketika dikelas?

11

Biasanya guru tidak menjelaskan, tiba-tiba langsung dikasih


tugas,
3. Pewawancara Dengan Guru
Selama ibu mengajar apa ada kesulitan?
Iya ada, diantaranya seperti kesulitan peserta didik dalam
menerima pelajaran, gonta-ganti kurikulum, kenakalan peserta
didik, kurangnya sarana prasarana dan media pembelajaran.
Bagaimana cara ibu mengatasi kesulitan tersebut?
Memberi les tambahan, mengikuti pelatihan-pelatihan
kurikulum yang diadakan sekolah, memberi bimbingan dan
arahan untuk mengurangi kenakalan peserta didik, dan juga
berusaha melengkapi sarana prasarana dan media pembelajaran
yang tidak ada di sekolah.
Menurut Ibu faktor apa yang melatarbelakanginya?
Ada beberapa siswa yang kurang perhatian orang tua dirumah,
dana yang pas-pasan untuk pengadaan sarana prasarana serta
untuk media pembelajarannya
Menurut Ibu apa faktor yang menjadikan peserta didik sulit untuk
belajar?
Adanya gadget yang semakin canggih yang menjadikan kurang
minatnya peserta didik dalam membaca buku
Apakah kesulitan belajar dapat memengaruhi sifat/karakteristik
siswa dan tingkah lakunya?
Iya, karena ketika peserta didik mengalami kesulitan dalam
belajar maka dia akan menjadi malas kemudian mengganggu
peserta didik yang lain.
C. Pengolahan Data
Setelah melakukan pengumpulan data melalui wawancara, kami
memahami bahwa murid tersebut mengalami kesulitan belajar yang
berbeda. Kami menyimpulkan bahwa Aziz itu kesulitan belajarnya
dikarenakan Faktor Sosial.
D. Diagnosis

12

Setelah menyimpulkan masalah yang dialami kedua murid


tersebut. Timbulnya masalah yang dihadapi Aziz disebabkan oleh faktor
yaitu :
Setelah melihat data-data sendiri dan mendapat keterangan dari
guru kelas, dapat dilihat bahwa latar belakang keluarga yang berasal dari
buruh dan ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Dirumah Aziz kurang
diperhatikan belajarnya. Dan perhatian khusus kedua orang tuanya tentang
perkembangan belajarnya pun jarang. Ibunya sendiri yang hanya dirumah
sibuk mengurusi adik-adiknya. Walaupun sebenarnya masih ada waktu
banyak untuk meluangkan waktu untuk memerhatikan belajarnya aziz,
namun itupun tidak dilakukan. Selain kurang perhatian keluarga Aziz juga
sangat sederhana dan pas-pas an.
E. Prognosis
Setelah melakukan diagnosis kesulitan belajar murid tersebut, guru
kelas melakukan Bimbingan pribadi dan pengarahan pada wali murid
ketika pengambilan hasil belajar.
F. Evaluasi dan Follow Up
Setelah memberikan layanan bimbingan dan pengarahan, Guru
kelas melakukan evaluasi bahwa anak tersebut mendapatkan perhatian
penuh dari kedua orang tuanya. Dan pihak sekolah selalu memberikan
informasi kepada kedua orang tuanya terkait ada atau tidaknya
perkembangan hasil belajar murid tersebut.
G. Layanan Yang Telah Diberikan
Dalam memberikan pemahaman demi kelancaran dan keberhasilan
murid di MI ROUDLOTUL MUALLIMIN, pihak sekolah telah
memberikan bimbingan berupa les tambahan oleh setiap wali kelas yang
mengampuh.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

13

Berdasarkan hasil penelitian yang kami buat, dapat disimpulkan


bahwa peseerta didik kelas V MI Roudlotul Muallimin, Laban yang
memiliki kesulitan belajar adalah Aziz. Dan cara menyelesaikan atau
penanganan yang tepat terhadap kesulitan belajar tersebut adalah: Aziz
diberikan pengarahan dan bimbingan berupa les tambahan.
B. Saran
1. Guru
Kepada guru kelas diharapkan lebih tanggap jika ada peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar, memperbaiki kualitas diri
dalam mengajar, serta bekerjasama dengan pihak orang tua peserta
didik.
2. Orang Tua
Untuk orang tua, agar memberikan perhatian penuh terhadap
anak dan luangkanlah waktu untuk mengevaluasi hasil belajarnya
disekolah, serta kegiatan anak dikelas.
3. Murid
Kepada para siswa diharapkan untuk meningkatkan kualitas
belajarnya dengan mematuhi saran dari guru dan orang tua, serta
memanfaatkan dengan sungguh-sungguh jika telah diberikan les
tambahan.

14

You might also like