You are on page 1of 4

Deskripsi Singkat tentang KTSP dan Kurikulum 2013

a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang dikembangkan
oleh dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan pendidikan. Dalam hal ini, sekolah diberi
keleluasaan untuk mengembangkan kurikulumnya. Namun demikian, tidak berarti sekolah bebas
tanpa batas untuk mengembangkan kurikulumnya. Dalam pelaksanaannya tetap berpegang atau
merujuk pada prinsip-prinsip dan rambu-rambu operasional standard yang dikembangkan oleh
pemerintah, serta merujuk pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standard Isi (SI) yang
telah ditetapkan melalui Permen Nomor 23 Tahun 2006 untuk Standar Kompetensi Lulusan, dan
Permen Nomor 22 Tahun 2006 untuk Standar Isi.
b. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6
tahun. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi
pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan (diintegrasikan) dan materi yang ditambahkan.
Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan
materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut (terutama
Matematika) disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah
berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Model Pengembangan Kurikulum
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternative prosedur dalam rangka
mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu
kurikulum. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu
proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar
keberhasilan pendidikan. (Ruhimat, T. dkk 2009: 74). Model pengembangan kurikulum
dikategorikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut.
Jenis Model

Karakteristik
1. Administrative / line Gagasan, inisiatif, & upaya pengembangan kurikulum dari atas (dari
staff

administrator pendidikan)
1

2. Grass-root

Gagasan, inisiatif, & upaya pengembangan kurikulum dari bawah,

sekolah, dan guru-guru


3. Demonstration model Bersifat grass-root, beberapa sekolah/guru mengadakan penyempurnaan
kurikulum/komponen kurikulum
4. Beauchamps system Lima langkah: menentukan lingkup wilayah, personalia, organisasi &
5. Tabas inverted

prosedur pengembangan, implementasi, dan evaluasi


Lima langkah: menyusun unit eksperimen, menguji unit eksperimen,
revisi & konsolidasi, pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum,

implementasi dan diseminasi


6. Rogers interpersonal Empat langkah: penentuan sasaran pendidikan, partisi-pasi guru dalam
relation

pengalaman kelompok, pengembangan pengalaman kelompok intensif


dalam satu kelas/mata pelajaran, partisifasi orang tua dalam kegiatan

7. Systematic action
research
8. Emerging technical

kelompok
Dua langkah: kajian tentang maslah kurikulum dan rencana untuk
mengatasinya, implementasi dari rencana tersebut.
Perkembangan model kurikulum berbasis teknologi: analisis tingkah
laku, analisis sistem, computer based.

models

Analisis Model Pengembangan KTSP dan Kurikulum 2013


1. Model Pengembangan KTSP
Model pengembangan KTSP berbasis dukungan dari stakeholders, disebut sebagai
pendekatan grass-roots yang mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pembentukan dan penetapan kelompok model (pengembang) KTSP di sekolah,
mencakup kepala sekolah, guru, dan nara sumber.
b. Penyelenggaraan focus group discussion (FGD) antara kelompok pengembang dan
stakeholders untuk menyusun atau mengembangkan draft KTSP, dengan mengacu
Permendiknas No.22/2006; Permendiknas No. 23/2006; dan panduan penyusunan KTSP
berbasis dukungan stakeholders.
c. Dalam proses pengembangan draft KTSP, kepala sekolah atau wakil kepala sekolah dapat
melakukan supervisi, baik dalam konteks proses maupun hasil (draft)
d. Sebagai tindak lanjut hasil draft KTSP, kepala sekolah atau wakil bidang kurikulum perlu
melakukan validasi kepada komite sekolah, dan legalisasi draft kepada dinas pendidikan
kota/kabupaten.
2

e. Draft KTSP yang telah disupervisi, divalidasi dan dilegalisasi, berikutnya menjadi
dokumen KTSP implementatif untuk sekolah yang bersangkutan.
2. Model Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 menggunakan pendekatan Scientific (saintifik)
dengan model pengembangan Tabas Inverted yang disertai dengan Grass-Root Rationale.
Model pengembangan kurikulum yang dikembangan Taba adalah model terbalik yang
didapatkan atas dasar data induktif, dan dilaksanakan dengan terlebih dahulu mencari data
dari lapangan dengan cara mengadakan percobaan, kemudian disusun teori atas dasar hasil
nyata, kemudian diadakan pelaksanaan. Pengembangan kurikulum 2013 didasarkan pada
prinsip-prinsip berikut:
a. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata
pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
b. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan
kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi
Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
c. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum
berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan,
ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata
pelajaran.
d. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan
yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan
dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis
kompetensi.
e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,


dan seni.
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
i. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
j. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan
yang dimiliki setiap siswa atau sekelompok siswa. Kekurangan tersebut harus segera
diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki
seorang atau sekelompok siswa.

You might also like