Professional Documents
Culture Documents
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESIS
A.Identitas Penderita
Nama
: Ny. S
Umur
: 38 tahun
Alamat
: Mojolaban Sukoharjo
No RM
: 01 15 53 73
Tanggal Masuk
: 14 November 2014
Tanggal Periksa
: 19 November 2014
HPMT
: 18 April 2014
HPL
: 13 Januari 2015
Umur Kehamilan
: 30 minggu
B. Keluhan Utama :
Pasien merupakan kiriman dari klinik swasta dengan PEB
C.Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang G3P1A1, 38 tahun, umur kehamilan 30 minggu. Datang kiriman
dari klinik Permata Hati dengan keterangan PEB pada multigravida hamil 31
minggu. Pasien merasa hamil 7 bulan. Gerakan janin masih dirasakan pasien.
Kenceng-kenceng teratur belum dirasakan. Air kawah belum dirasakan keluar,
lendir darah belum dirasakan keluar. Riwayat mondok di RSDM selama 9 hari
dari tanggal 4-12 November 2014 dengan diagnosa PEB dan pasien APS. Pusing
(-), pandangan kabur (-), nyeri ulu hati (-).
D.Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit hipertensi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat penyakit DM
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
E. Riwayat Fertilitas
Baik
F. Riwayat Obstetri
Kurang Baik
G.Riwayat Haid
Menarche
: 14 tahun
Lama haid
: 6-7 hari
Siklus haid
: 28 hari
H.Riwayat Perkawinan
Menikah satu kali, selama 20 tahun.
I. Riwayat Keluarga Berencana
Pasien sebelumnya menggunakan KB suntik 3 bulan.
II. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 14 November 2014
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik, compos mentis, gizi kesan cukup
Tanda vital
:
Tek. Darah
: 180 / 110
Nadi
: 88x/menit
Suhu
: 370 C
Kepala
: Mesocephal
Mata
THT
Leher
Thorax
Cor
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Sonor / sonor
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Genital
Palpasi
Abdomen
Ekstremitas :
Auskultasi
DJJ (+) 155 x / mnt
Pemeriksaan Dalam
VT : Vulva/uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio lunak, eff
10%, belum ada pembukaan, kulit ketuban dan penunjuk belum dapat
dinilai, air ketuban (-), STLD (-).
C. Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Darah (14-11-2014):
Urinalisis:
Hb
: 12,1 g/dL
Protein
Hct
: 36,0 %
AE
: 4,28106/UL
AL
: 7,5.103/UL
AT
: 295.103/UL
Gol. Darah : O
PT
: 11,8 detik
APTT
: 28,6 detik
GDS
: 97 mg/dL
Ureum
: 40 mg/dL
Creatinin
: 1,6 mg/dL
Albumin
HBsAg
: (-)
: +3
SGOT
: 42 u/l (naik)
SGPT
: 58 u/l (naik)
Na
: 136 mmol/L
: 3,8 mmol/L
Cl
LDH
USG 14 November 2014 : tampak janin tunggal, intra uterine, melintang, DJJ (+),
dengan fetal biometri : BPD= 7.89, FL= 5.80, AC= 26.9, EFW= 1619 gram.
Placenta insersi di korpus grade I. Air ketuban kesan cukup. . Tak tampak jelas
kelainan kongenital mayor
Kesan : janin saat ini dalam kondisi baik
III.
KESIMPULAN
Seorang G3P1A1, 38 tahun, Umur Kehamilan 30 minggu, riwayat
fertilitas baik, riwayat obstetrik kurang baik, teraba janin tunggal, intra uterin,
melintang (kepala di kiri punggung diatas), his (-), DJJ (+), TBJ 1619 gram.
Portio lunak, eff 10%, belum ada pembukaan, kulit ketuban dan penunjuk belum
dapat dinilai, air ketuban (-), STLD (-).
IV.
DIAGNOSIS
PEB partial HELLP syndrome pada multigravida h.pretem bdp + hipoalbumin
(2.7)
V.
PROGNOSIS
Dubia
VI.
PLANNING
-
Mondok HCU
NST reaktif
Protap PEB:
o O2 3 lpm
o Inf. RL 12 tpm
o Inj. MgSO4 20% 4 gr (syringe pump) maintenance MgSO4 20%
1 gr/jam selama 24 jam (infus pump)
o Nifedipine 3 x 10 mg (jika tekanan darah 160/110)
o Pasang DC
:-
: 84x/menit
: 36,70C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
DIAGNOSIS
PEB respon terapi partial HELLP Syndrome pada multigravida hamil preterm
belum dalam persalinan + hipoalbumin (2,7).
TERAPI
1.
2.
3.
4.
5.
: sesak napas
: 120x/menit
Mata
Thorax
: 36,70C
: distended, nyeri tekan (+), pekak alih (+), undulasi (+), teraba
janin tunggal intrauterine melintang kepala di kiri, punggung
di atas, his (-), DJJ (+) 130x/mnt
Genital
Protab PEB
o
O2 3 lpm
o
Infus RL 12 tpm
o
Inj. MgSO4 selesai
o
Awasi KU/VS/ BC tanda-tanda impending eklamsi
o
Nifedipin 3 x 10 mg jika TD 160/110
SF 1x1
Konsul Paru
Informed consent
Konsul anestesi
Usul perawatan post SC di ICU
Konsul fetomaternal
:-
: 92x/menit
: 370C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
DIAGNOSIS
Post SCTP-em + insersi IUD DPH 0 a/i PEB tidak respon terapi partial HELLP
Syndrome pada multigravida hamil preterm belum dalam persalinan +
hipoalbumin (2,7) + ascites + insufisiensi renal (Ur 47 cr 1,3).
TERAPI
-
Protab PEB :
o O2 3 lpm
o Infus RL 12 tpm
o Infus MgSO4 20% 10gr dalam 500 cc RL dengan kecepatan 1-2 gr /
jam
o Pasang DC
o Nifedipin 3 x 10 mg jika TD 160/110
Inj. Ceftriaxone 2 gr/24 jam
Konsul Cardio
:-
: 92x/menit
Suhu
: 36,60C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
DIAGNOSIS
Post SCTP-em + insersi IUD DPH I a/i PEB tidak respon terapi partial HELLP
Syndrome pada multigravida hamil preterm belum dalam persalinan +
hipoalbumin (2,7) + ascites + insufisiensi renal (Ur 47 cr 1,3).
TERAPI
-
Protab PEB :
o O2 3 lpm
o Infus RL 12 tpm
o Infus MgSO4 20% 10gr dalam 500 cc RL dengan kecepatan 1 gr / jam
dalam 24 jam
o Nifedipine 3 x 10 mg jika TD 160/110
Inj. Ceftriaxone 2 gr/24 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
Cek lab PEB hari ini
Usul pindah bangsal setelah MgSO4 selesai
Terapi
: Metildopa 3 x 250 mg
Inj. Furosemid 20 mg / 24 jam
: 10,2 g/dL
Hct
: 30,0 %
AE
: 3,47.106/UL
AL
: 14,2.103/UL
AT: 269.103/UL
SGOT
: 97 u/l (naik)
SGPT
: 93 u/l (naik)
: 68 mg/dl (naik)
LDH
:-
: 84x/menit
Suhu
: 36,60C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
DIAGNOSIS
Post SCTP-em + insersi IUD DPH II a/i PEB tidak respon terapi partial
HELLP Syndrome pada multigravida hamil preterm belum dalam persalinan +
hipoalbumin (2,8) + ascites + insufisiensi renal (Ur 68 cr 1,2).
TERAPI
-
O2 3 lpm
Infus RL 12 tpm
Inj. Ceftriaxone 2 gr/24 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
Inj Furosemid 40 mg / 6 jam
Metildopa 3 x 250 mg
:-
Mata
: 84x/menit
Suhu
: 36,60C
Thorax
Abdomen
Genital
DIAGNOSIS
Post SCTP-em + insersi IUD DPH III a/i PEB tidak respon terapi partial
HELLP Syndrome pada multigravida hamil preterm belum dalam persalinan +
hipoalbumin (2,8) + ascites + insufisiensi renal (Ur 68 cr 1,2).
TERAPI
-
O2 3 lpm
Infus RL 12 tpm
Metildopa 3 x 250 mg
Cefadroxil 2 x 1
SF 1 x 1
Vit C 2 x 1
Asam mefenamat 3 x 1
Metil Prednisolon 2 x 8 mg
Medikasi luka luka kering usul BLPL
ANALISIS KASUS
Pasien merupakan rujukan dari Klinik Permata Hati dengan keterangan PEB
pada multigravida hamil 31 minggu.
Dari anamnesis saat ini kami dapatkan pasien usia 38 tahun hamil ketiga dan
pasien merasa hamil 7 bulan. Gerakan janin masih dirasakan pasien. Kencengkenceng teratur belum dirasakan. Air kawah belum dirasakan keluar, lendir darah
belum dirasakan keluar. Riwayat mondok di RSDM selama 9 hari dari tanggal 4-12
November 2014 dengan diagnosa PEB dan pasien APS. Pusing (-), pandangan kabur
(-), nyeri ulu hati (-). Riwayat hipertensi sebelumnya (-), sakit jantung (-), diabetes
(-), alergi (-), asma (-).
merekomendasikan bahwa semua ibu hamil yang memiliki salah satu dari gejala
tersebut hendaknya dilakukan pemeriksaan apusan darah, jumlah trombosit dan
enzim hepar serta tekanan darah ibu. Diagnosis HELLP sindrom ditegakkan
berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium. Pada pasien ini
didiagnosis dengan HELLP syndrome karena dari hasil pemeriksaan laboratorium
darah SGOT: 42 u/l, SGPT : 58 u/l, LDH : 629 u/l.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
didapatkan diagnosis kerja pada pasien adalah PEB partial HELLP syndrome pada
multigravida hamil preterm belum dalam persalinan dengan hipoalbumin (2,7 g/dl).
Pada pasien ini umur kehamilan 34 minggu ( < 35 minggu ) dan tidak didapatkan
adanya tanda-tanda impending eklampsi yaitu seperti nyeri kepala frontal, nyeri ulu
hati, pandangan kabur, sehingga diberikan pengobatan konservatif (stabilisasi
hemodinamik) untuk mencegah ibu jatuh dalam keadaan eklampsia.
Penatalaksanaan protap PEB dengan pemberian oksigen nasal 3 lpm agar
oksigenasi ibu dan janin baik, infus RL 12 tpm dan injeksi MgSO4 yang dapat
diberikan karena syarat-syarat pemberian, yaitu refleks patela (+), tidak ada depresi
pernafasan, produksi urin 25cc/jam dan tersedia antidotum, yakni kalsium glukonat
terpenuhi. MgSO4 diberikan dengan tujuan sebagai antihipertensi ringan, antikejang
ringan, sedatif ringan, diuretik ringan, dan untuk memperbaiki sirkulasi
uteroplasenter. Nifedipin sebagai Calcium Channel Blocker yang mempunyai efek
vasodilatasi kuat arteriolar diberikan jika tekanan darah 160/110 mmHg. Dosis: 10
mg per oral, dapat ditingkatkan sampai dosis maksimal 120 mg/ hari. Penggunaan
bersamaan
dengan
MgSO4
dapat
menyebabkan
hipotensi
dan
blokade
neuromuskular. Pada pasien ini telah diberikan protab PEB selama 24 jam namun
tidak respon terapi.
Sindrom HELLP bukan merupakan indikasi segera untuk dilakukannya
terminasi kehamilan dengan SC. Persalinan per vaginam menjadi pilihan utama bila
tidak ada kontraindikasi obstetrik. Jika serviks sudah matang, maka dapat dilakukan
induksi persalinan dengan oksitosin per infus. Jika serviks belum matang dapat