You are on page 1of 15

SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MANAJEMEN

STRATEGIS DENGAN BALANCED SCORECARD: PENGUKURAN


KINERJA PERUSAHAAN

Nama
NIM

Disusun Oleh:
: Imam Khoirul Fajri
: P100140002

TUGAS PAPER
MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan paper yang berjudul Sistem Pengendalian Dan Pengawasan
Manajemen Strategis dengan Balanced Scorecard: Pengukuran Kinerja
Perusahaan

Terselesainya paper ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah
memberikan kepada penulis berupa motivasi moril. Oleh karena itu, penulis
bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang tak
dapat saya sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya
paper ini.
Penulis

menyadari

bahwa

penyusunan

paper

ini

belum

mencapai

kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan paper ini. Akhirnya penulis
berharap semoga paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, 4 Januari 2015

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno mnagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Ricky W. Griffin
mendefinisikan

manajemen

sebagai

sebuah

proses

perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk


mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal. Didalam ilmu manajemen kita mengenal mengenai proses
pengendalian dan pengawasan, yang mana proses ini memiliki peranan yang
penting dalam terlaksananya proses manajemen secara keseluruhan.
Pengendalian merupakan bagian dari fungsi manajemen. Fungsi
manajemen meliputi Planning, Organizing, Staffing, Leading,and Controlling.
Fungsi pengendalian berperan untuk mendeteksi deviasi atau kelemahan yang
perbaikan terhadapnya menjadi umpan balik dari suatu kegiatan yang dimulai
dari tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaan. Hal-hal yang dicakup
dalam fungsi pengawasan adalah menciptakan standar atau kriteria,
membandingkan hasil monitoring dengan standar, melakukan perbaikan atas
deviasi atau penyimpangan, merevisi dan menyesuaikan metode pengendalian
sebagai respon atas hasil pengendalian dan perubahan kondisi, serta
mengkomunikasikan dan penyesuaian tersebut ke seluruh proses manajemen.
Dalam upaya mengubah diri agar berhasil dalam persaingan di masa
depan, banyak perusahaan berpaling kepada sejumlah inisiatif perbaikan.
Terobosan kinerja memerlukan manajemen yang digunakan oleh sebuah
perusahaan. Perjalanan menuju masa depan yang lebih kompetitif, padat
teknologi dan ditentukan oleh kapabilitas tidak dapat dicapai semata-mata
melalui pemantauan dan pengendalian berbagai ukuran kinerja finansial masa
lalu.
Balanced Scorecard (kartu stok berimbang) merupakan sekelompok
ukuran yang berkaitan langsung dengan strategi suatu perusahaan. Balance
Scorecard mengarahkan suatu perusahaan untuk mengaitkan strategi jangka
panjangnya dengan sasaran dan tindakan yang nyata.
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana
sistem pengendalian dan pengawasan manajemen strategis yang dikaitkan
dengan kinerja sebuah perusahaan. Oleh karena itu penulis berusaha untuk
memberikan pemahaman tentang

pertanyaan tersebut dalam paper yang

berjudul Sistem Pengendalian Dan Pengawasan Manajemen Strategis


dengan Balanced Scorecard: Pengukuran Kinerja Perusahaan. Semoga paper
ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan
yang dikaji.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan permasalahan yaitu
1. Bagaimana sistem pengendalian manajemen strategis?
2. Bagaimana sistem pengawasan manajemen strategis?
3. Bagaimana Balanced scorecard sebagai sistem manajemen dalam
pengukuran kinerja perusahaan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui system pengendalian manajemen strategis
2. Untuk mengetahui system pengawasan manajemen strategis
3. Untuk mengetahui Balanced scorecard sebagai sistem manajemen dalam
pengukuran kinerja perusahaan.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini :
1. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai
pengendalian dan pengawasan
2. Dapat dijadikan informasi dalam pengukuran kinerja perusahaan
3. Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan ilmiah

BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM PENGAWASAN
1. Defenisi pengawasan
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T.
Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di
dalamnya

memuat

pengawasan

unsur

manajemen

esensial
adalah

proses

suatu

pengawasan,

usaha

sistematik

bahwa:
untuk

menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan tujuan perencanaan,


merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang
berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai
4

dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai.


Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan
bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
2. Tahapan Pengawasan
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses
pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:

penetapan standar pelaksanaan


penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan

penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

standar

dan

3. Prinsip Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh
staf dan hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas
pokok yang harus diselesaikan oleh staf.
Fungsi pengawasan harus difahami pimpinan sebagai suatu
kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Standar unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf karena
kinerja staf akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai pertimbangan untuk
memberikan reward kepada mereka yang dianggap mampu bekerja.
4. Manfaat Pengawasan
Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan
memperoleh manfaat berupa:

Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf,


pakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya
telah digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi wasdal

akan meningkatkan efisiensi kegiatan program.


Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam

melaksanakan tugas-tugasnya.
Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi
kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.
5

Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan


Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan,

dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan.


5. Proses pengawasan
Terdapat tiga langkah penting dalam proses pengawasana manajerial
yaitu:

Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapaioleh staf atau organisasi


Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolok ukur.
Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sesuai
dengan

faktor-faktor

penyebabnya,

dan

menggunakan,

dan

menggunakan faktor tersebut untuk menetapkan langkah-langkah


intervensi.
6. Obyek Pengawasan
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima
jenis obyek yang perlu dijadikan sasaran pengawasan

Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa.

Pengawasan ini bersifat fisik.


Keuangan
Pelaksanaan program dilapangan
Obyek yang bersifat strategis
Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.

B. SISTEM PENGENDALIAN
1. Defenisi Sistem Pengendalian
Sistem pengendalian manajemen merupakan hal yang tidak asing
lagi untuk tidak dikenal ataupun dipergunakan oleh setiap organisasi,
kelompok dll. Dimana adanya sistem pengendalian dianggap penting
dalam sebuah organisasi, kelompok dll karena dengan adanya
pengendalian

mampu

meminimalisir

beberapa

masalah

yang

kemungkinan besar terjadi, baik itu dilakukan oleh manusia maupun


system (elektronik).
Menurut Robert sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat
refetatif untuk melaksanakan sekelompok aktivitas. Dalam bukunya
Suadi mengatakan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang
masing-masing saling menunjang-saling berhubungan maupun yang

tidak, yang keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan. sedangkan


dalam kamus ilmiah populer sistem memiliki arti cara yang teratur (untuk
melakukan sesuatu).
Dari beberapa definisi diatas bahwa sistem pengendalian merupakan
suatu cara yang tepat dan teratur dalam satu kesatuan yang saling
berintegrasi antara yang satu dengan yang lain untuk mencapai sebuah
tujuan. Tentunya dalam sebuah system terdiri dari berbagai langkah
kongrit yang akan digunakan oleh berbagai aktvitas.
2. Aktifitas Pengendalian Manajemen
Adapun aktifitas pengendalian manajemen dapat dibagi dalam
beberapa tahapan, yaitu :
Perencanaan
Koordinasi
Komunikasi
Evaluasi
Pengambilan Keputusan
Mempengaruhi orang untuk mengubah perilakunya
3. Pengaruh Internet atas Pengendalian Manajemen
Akses segera
Komunikasi Multi target
Komunikasi Tanpa Biaya
Kemampuan memperlihatkan gambar
Menggeser power dan control ke individu
Internet tidak dapat mengganti proses dasar yang terkait dengan

pengendalian manajemen
Implementasi strategi intinya merupakan proses sosial dan tidak dapat

diotomatisasi
Disain dan operasionalisasi sistem pengendalian yang optimal

memerlukan pertimbangan manusia


4. Proses Pengendalian Manajemen
Adapun proses pengendalian manajemen dapat dibagi dalam
beberapa tahap, yaitu :

Strategic Planning

Penyusunan Anggaran

Pengukuran Kinerja

Evaluasi Kinerja

Kompoensasi Manajemen

C. BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM MANAJEMEN


1. Definisi
Balanced scorecard dikembangkan pada tahun1993 oleh Prof.
Robert Kaplan dan David Norton, dari Harvard Businesss School dan
hingga kini masih terus diperbaiki (David, 2006 : 226). Kaplan & Norton
(2000 : 17) mengemukakan, Balanced scorecard adalah suatu kerangka
kerja untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari
strategi perusahaan, yaitu ukuran kinerja finansial masa lalu dan
memperkenalkan pendorong kinerja finansial masa depan, yang meliputi
perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta
pertumbuhan, diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan
yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan
ukuran yang nyata. Walaupun demikian, Balanced Scorecard bukan
merupakan sistem pengukuran semata. Berbagai perusahaan yang inovatif
menggunakan scorecard sebagai kerangka kerja proses manajemen
perusahaan.
Pearson and Robinson (2007 : 254) mendefinisikan balanced
scorecard sebagai satu kumpulan dari empat ukuran yang berkaitan
langsung dengan strategi suatu perusahaan: kinerja keuangan, pengetahuan
mengenai pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan.
Balanced

Scorecard

(kartu

stok

berimbang)

merupakan

sekelompok ukuran yang berkaitan langsung dengan strategi suatu


perusahaan. Balance Scorecard mengarahkan suatu perusahaan untuk
mengaitkan strategi jangka panjangnya dengan sasaran dan tindakan yang
nyata. Balanced Scorecard, seperti yang disajikan pada gambar 1,
mengandung definisi yang tepat mengenai visi dan strategi perusahaan.
Visi dan strategi tersebut dikelilingi oleh empat kotak tambahan. Setiap
kotak mencerminkan perspektif yang memiliki tujuan, ukuran, target, dan
inisiatif (Pearson and Robinson, 2007 : 255).

2. Alasan Menggunakan Balanced Score


Banyak perusahaan yang mencanangkan strategi tentang hubungan
dengan pelanggan, kompetensi utama, dan kapabilitas perusahaan ketika
proses memotivasi dan mengukur kinerja masih dilaksanakan dengan
menggunakan berbagai ukuran finansial. Tekanan pengukuran kinerja pada
ukuran finansial, yang merupakan language of business ternyata tidak
cukup. (Kaplan & Norton, 2000 : 19).
Oleh karena itu diperlukan pengukuran kinerja terpadu, yaitu
ukuran keuangan dan non
keuangan. Pengukuran kinerja terpadu adalah pengukuran keuangan yang
dipadukan dengan pelanggan (customer), proses internal, para pekerja dan
sebagainya. Salah satu bentuk pengukuran kinerja terpadu adalah
Balanced Scorecard. Balanced Scorecard tetap mempertahankan ukuran
finansial sebagai suatu ringkasan penting kinerja material dan bisnis,
hanya ditambah dengan seperangkat ukuran yang lebih luas dan terpadu,
yang mengaitkan pelanggan perusahaan saat ini, proses internal, kinerja
pekerja dan sistem dengan keberhasilan finansial jangka panjang.
Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa
lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan
ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran

memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif: finansial,


pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Empat perspektif ini memberi kerangka kerja bagi Balanced Scorecard
(David, 2006 : 450)
3. Balanced Score Sebagai Sistem Terpadu
Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis
atau operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard
sebagai sebuah system manajemen strategis, untuk mengelola strategi
jangka panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran scorecard
untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting:
1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi.
Proses scorecard dimulai dengan tim manajemen puncak yang
bersama-sama bekerja menerjemahkan strategi unit bisnis ke dalam
berbagai tujuan strategis yang spesifik. Untuk menetapkan berbagai
tujuan finansial, tim ini harus mempertimbangkan apakah akan
menitikberatkan

kepada

pertumbuhan

pendapatan

dan

pasar,

profitabilitas atau menghasilkan arus kas (cash flow). Khusus untuk


perspektif pelanggan, tim manajemen harus menyatakan dengan jelas
pelanggan dan segmen pasar yang diputuskan untuk dimasuki. Setelah
tujuan finansial dan pelanggan ditetapkan, perusahaan kemudian
mengidentifikasi berbagai tujuan dan ukuran proses bisnis internal.
Identifikasi semacam ini merupakan salah satu inovasi dan manfaat
utama dari pendekatan scorecard. Keterkaitan yang terakhir, tujuan
pembelajaran dan pertumbuhan, memberi alasan logis terhadap adanya
kebutuhan investasi yang besar untuk melatih ulang para pekerja,
dalam teknologi dan sistem informasi, serta dalam meningkatkan
berbagai prosedur organisasional. Semua investasi dalam sumber daya
manusia, sistem dan prosedur menghasilkan inovasi dan perbaikan
yang nyata pada proses bisnis internal, untuk kepentingan pelanggan
dan pada akhirnya, untuk kepentingan para pemegang saham.
2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran
strategis.

10

Tujuan

dan

ukuran

strategis

Balanced

Scorecard

dikomunikasikan ke seluruh organisasi melalui surat edaran, papan


bulletin, video dan bahkan secara elektronis melalui jaringan
komputer. Komunikasi tersebut memberi informasi kepada semua
pekerja mengenai berbagai tujuan penting yang harus di capai agar
strategi organisasi berhasil. Beberapa perusahaan berusaha untuk
menguraikan ukuran strategis tingkat tinggi scorecard unit bisnis ke
dalam ukuran yang lebih spesifik pada tingkat operasional. Scorecard
juga memberi dasar untuk mengkomunikasikan strategi unit bisnis
untuk mendapatkan komitmen para eksekutif korporasi dan dewan
direksi. Scorecard mendorong adanya dialog antara unit bisnis dengan
eksekutif korporasi dan anggota dewan direksi. Dialog tersebut tidak
hanya mengenai sasaran-sasaran finansial jangka pendek, tetapi juga
mengenai perumusan dan pelaksanaan strategi yang menghasilkan
terobosan kinerja masa depan. Di akhir proses pengkomunikasian dan
pengaitan, setiap orang di dalam perusahaan seharusnya sudah
memahami tujuan-tujuan jangka panjang unit bisnis dan juga strategi
untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
3. Merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelaraskan berbagai
inisiatif strategis
Balanced Scorecard akan memberi dampak terbesar ketika
dimanfaatkan untuk mendorong terjadinya perubahan perusahaan.
Untuk itu para eksekutif senior harus menentukan sasaran bagi
berbagai ukuran scorecard untuk tiga atau lima tahunan, yang jika
berhasil dicapai, akan mengubah perusahaan. Sasaran-sasaran tersebut
harus mencerminkan adanya perubahan dalam kinerja unit bisnis. Jika
unit bisnis tersebut adalah perusahaan publik, maka pencapaian sasaran
harus menghasilkan harga saham yang meningkat dua kali lipat atau
lebih. Sedang sasaran keuangan antara lain pelipatgandaan tingkat
pengembalian investasi modal atau peningkatan penjualan sebesar
150% selama lima tahun berikutnya. Untuk mencapai tujuan finansial
yang ambisius seperti itu, para manajer harus mengidentifikasi rentang

11

sasaran pelanggan, proses bisnis internal, tujuan pembelajaran dan


pertumbuhan. Sasaran-sasaran ini dapat berasal dari berbagai sumber.
Sasaran ukuran pelanggan seharusnya berasal dari upaya untuk
memenuhi atau melampaui ekspektasi pelanggan. Benchmarking dapat
dipakai agar praktek ternaik yang ada dapat disertakan untuk
memeriksa apakah sasaran-sasaran yang diusulkan secara internal
mampu membuat unit bisnis memenuhi berbagai ukuran strategi yang
telah ditetapkan.
4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.
Proses manajemen yang terakhir menyertakan Balanced
Scorecard dalam suatu kerangka pembelajaran strategi. Proses ini
adalah yang paling inovatif dan merupakan aspek yang paling penting
dari seluruh proses manajemen scorecard. Proses ini memberikan
kapabilitas bagi pembelajaran perusahaan pada tingkat eksekutif.
Balanced

Scorecard

memungkinkan

manajer

memantau

dan

menyesuaikan pelaksanaan strategi, dan, jika perlu membuat


perubahan-perubahan mendasar terhadap strategi itu sendiri. Proses
pembelajaran strategis mendorong timbulnya proses penetapan visi
dan strategi baru di mana tujuan dalam berbagai perspektif di tinjau
ulang, diperbaharui dan diganti agar sesuai dengan pandangan terkini
mengenai hasil strategis dan pendorong kinerja yang dibutuhkan untuk
periode mendatang. (Kaplan & Norton, 2000 : 13)

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah ada, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:

12

1. Pengawasan

merupakan

suatu

kegiatan

yang

berusaha

untuk

mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan


memastikan apakah tujuan organisasi tercapai.
2. Sistem pengendalian merupakan suatu cara yang tepat dan teratur dalam
satu kesatuan yang saling berintegrasi antara yang satu dengan yang lain
untuk mencapai sebuah tujuan.
3. Balanced Scorecard menutup lubang yang ada di sebagian besar sistem
manajemen, yaitu kurangnya proses sistematis untuk melaksanakan dan
memperoleh umpan balik sebuah strategi. Proses manajemen yang
dibangun di seputar scorecard memungkinkan adanya keselarasan dan
pemusatan perhatian kepada pelaksanaan strategi jangka panjang. Bila
digunakan secara tepat, Balanced Scorecard merupakan dasar pengelolaan
perusahaan di abad informasi.

B. SARAN
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan paper ini, kepada
rekan-rekan pembaca sekalian agar lebih meningkatkan, menggali dan
mengkaji lebih dalam tentang bagaimana system pengendalian dan
pengawasan manajemen serta hubungannya dalam pengukuran kinerja.

DAFTAR PUSTAKA
1) A.A. Gde Manunjaya. 1999. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.
2) H. Moh. Isa. 1980. Beberapa Bacaan tentang Dasar-dasar Manajemen. Jakarta:
Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Depkes RI.

13

3) Lestari Veronika Sri. 2011. Bahan Ajar Dasar Dasar Manajemen. Makassar:
UNHAS.
4) Reksohadiprodjo, S., Pengantar Manajemen, Penerbit Karunika, Universitas
Terbuka,Jakarta, 1990.
5) T. Hani Handoko. 1995. Manajemen. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE.
6) Daft, Richard L. (2002). Manajemen, Edisi Kelima Jilid 1 dan 2, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
7) David, Fred. R (2005). Strategic Management, Concepts and Cases, Pearson,
Prentice Hall.
8) David, Fred. R, (2006). Strategic Management, Manajemen Strategis, Salemba
Empat, Jakarta.
9) Grant, Robert M, (1997). Analisis Strategi Kontemporer, Konsep, Teknik,
Aplikasi, Erlangga, Jakarta.
10) Hitt, Michael.A, Ireland & Hoskisson, (2001) Manajemen Strategis, Daya Saing
dan Globalisasi, Salemba Empat, Jakarta.
11) Jauch & Glueck, W (1999). Manajemen Strategis Dan Kebijakan Perusahaan,
Erlangga, Jakarta.
12) Kaplan R.S & Norton D.P, (2000). Balanced Scorecard, Menerapkan Strategi
Menjadi Aksi, Erlangga, Jakarta.
13) Kuncoro, Mudrajad, 2006). Strategi, Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif,
Erlangga, Jakarta. Pearce J.A & Robinson R.B, (2008). Strategic Management,
Formulasi, Implementasi dan Pengendalian, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
14) Supriyono, (1998). Manajemen Strategi Dan Kebijaksanaan Bisnis, BPFE,
Yogyakarta. Thomson, Strickland, Gamble (2007). Crafting and executing
Strategy, The Quest For Competitive Advantage, Concepts & Cases, Mc. Graw
Hill, Irwin.
15) William, Chuck (2001). Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

14

You might also like