Professional Documents
Culture Documents
Ringkasan Radiologi
Ringkasan Radiologi
FOTO THORAK
Radio-Anatomy
Superposisi dengan
m. sternokleidomastoideus
Trakea
Klavikula
Superior vena
cava
Arkus Aorta
Hilus
Trunkus Pulmonal
Ventrikel
kanan
Corakan vaskuler
(dibedakan dengan
fibrosis, dengan
mengikuti percabangannya atau dikotom
Atrium kanan
diafragma
Udara gaster
Sinus costodiafragma
Ventrikel Kiri
Arkus aorta
Retrosternal air
Arteri pulmonal
Bronkus kanan
Trunkus Pulmonal
Bronkus kiri
Retro cardial
air space
diafragma
Jarak antara artikulasio Sternoklavikularis dengan prosesus siponus kiri dan kanan
sama.
5. Densitas foto
Diskus intervertebralis terlihat 5 buah dari superior.
6. Tidak ada overlapping dengan skapula.
4
Caput
Art. Distal Inter-Phalang
Art. Proximal Inter-Phalang
Basis
Art. MetaCarpo-Phalangeal
Metakarpal
Caput metacarpal
Sesamoid
Trapezium
Basis Metacarpal
Hamatum
Trapezoid
Triquetrum
Art. Radiocarpal
Capitatum
Art. Radio-Ulnar
Styloid Ulna
Lunatum
Schapoid
Distal radius
Styloid Radius
Distal Ulna
Art. CarpoMetacarpal
Sesamoid
Hamatum
Trapezium
Capitatum
Art. Radio Carpal
Schapoid
Art. Radio-Ulnar
Triquetrum
Trapezoid
Lunatum
Psiform
Art. Metacarpo-Phalangeal
Caput Metacarpal
Basis Metacarpal
Art. Carpo-Metacarpal
Trapezium
Hamatum
Art. Radiocarpal
Trapezoid
Art. Radioulnar
Capitatum
Styloid Ulna
Triquetrum
Psiform
Schapoid
Lunatum
AP-VIEW OF SCAPULA
Art. AkromioKlavikularis
Akromion
Klavikula
Proc.
Corochoid
Caput
Humeri
Art. glenohumeri
spina
Margo
Superior
Margo
lateral
Margo
Medial
AP-VIEW SHOULDER
Art. Akromioklavikularis
Klavikula
Proc. Corachoid
Fossa Gleinodales
Glenoid Labrum
Fossa
gleinodales
Tuberositas
Klavikula
Caput
humerus
AKROMI
Surgical
Lateral view
humerus
Caput radius
Fossa olekranon
Proc.
capitellum
Proc.
olecranon
trhoclea
AP-VIEW
klavikul
Caput hemerus
Tuberosita
minor
akromio
Tuberositas
mayor
humeru
s
Epicondilus
medial
Epicondilus lateral
Fossa
Olecranon
olecranon
throcle
a
radius
ulna
throclea
Epicondylus
medial
Epicondilus
lateral
Art.
humeroradial
olekranon
humeru
s
Fossa
olekranon
Art.humerouln
ar
Proc.
coronoid
10
LAT-VIEW
Fossa
Epikondilus
medial
Proc.coronoi
d
Epicondilus lateral
Art. Humeroulnar
olecrano
n
capitatu
psiform
schapoid
triquetrum
lunatu
m
Art.
radiocarpal
Art. carpoulnar
Art.
capitellum
Epikondilus
medial
Art.
humeroulnar
Basis
Epicondilus
lateral
Fossa olecranon
AP-VIEW
10
11
SIA
S
Spina iliaka anterior
inferior
Acetubular
Trocanter mayor
Femoral
neck
Ischial
tuberosity
Art.
sacroiliaka
Sacrum
Roof
acetobulum
Ramus pubic
superior
Foramen
obturatoar
Trokanter
minor
femur
Epikondilus
medial
Epikondilus
lateral
patella
Kondilus
lateral
Kondilus
medial
Eminensia
interkondiler medial
Eminensia
interkondiler
lateral
tibia
Caput
fibula
Epifisis plate
fibula
11
Lateral
view
12
patella
Ligamentum
patellar
Tibeal
plateu
Tuberositas
tibia
Kondilus
lateral
Eminensia
interkondiler
Caput fibula
tibia
12
13
Kondilus
medial
Kondilus lateral
Kondilus lateral
tibia
Eminensia
interkondiler
Kondilus medial
tibia
tibia
fibula
Maleolus
medial
Maleolus
lateral
talus
Art. talocruris
13
Lat-view of talocruris
fibula
Talus
Neck of
talus
navicular
14
tibia
Proc.med.tal
us
Proc. Lat.
talus
calaneus
cuboid
14
15
Distal
phalang
DIP
Distal
interphalang
Medial
phalang
PIP
Art.
metatarsophalngea
sesamoi
d
Cueneform
medial
navicular
Talus
Basis
metatarsal
Art.
tarsometatarsal
Cueneform
intermedial
Cueneform lateral
cuboid
Malailus lateral
15
16
kalkane
us
fibula
Tibia
navicular
Art.
cuneonavicular
Art. thalocruris
Art.calcaneocuboi
d
cuboi
d
Art.
talocalcaneusnavicular
Cueneform
medial
Art.
tarsometatarsal
Art.tarsometatars
al
16
17
sphenoi
d
Sinus
Inominata
line
Canalis
auditorius
internus
Septum
Sela
tursika
Sinus
ethmoidalis.
ant.
Sinus
maxilaris
Cavum nasi
Occipito-frontal view of
paranasal sinus
17
18
Satura sagitalis
Sinus
frontalis
sphenoi
Sinus
ethmoidalis
Proc.mastode
us
Sinus
maxilaris
Protuberensia
mentalis
Postero-anterior of
cranial
18
19
Arcus ant.
atlas
Arcus post.atlas
Foramen
intervertebralis
Diskus
intervertebralis
Proc.
spinosus
Proc.tranversus
us
Fasies articularis
sup.
Fasies articularis
inf.
19
20
Crista
iliaka
Art. Sacro
iliaka
sacrum
sias
Spina iliaka
posterior
superior
bladder
coxic
Spina iliaka
psterior inferior
Simfisis os.
pubis
Ischial
tuberosity
Ramus pubis
inferior
Foramen
Posisi obliq
Posisi lateral
Corpus
vertebra
Foramen
intervertebra
Proc.
spinosus
Proc.
tranversus
Diskus
intervertebralis
promontoriu
m
pedike
l
20
21
pedikel
Psoas
line
Proc.spinosu
s
Facies
articularis
Proc. tranversus
Art.
sacroiliaka
sacru
m
21
22
Intravena pyelografi
Pool atas
ginjal
Calyces
superior
Calyces
medial
Pool bawah
ginjal
Calyces inferior
ureter
Pelvis renalis
Distal ureter
Vesika
urinaria
Thorakal 12
Lumbal I
renal
Psoas line
Pre peritoneal
fat
ilium
sacrum
22
23
23
24
BACA FOTO POLOS ABDOMEN
Posisi rutin untuk foto poos abdomen adalah posisi supine dan left lateral dekubitus.
Hal-hal yang dinilai:
1. Preperitoneal fat line
Menghilang pada peritonitis/ asites
2. Distribusi udara didalam usus
Menilai distribusi udara dalam usus mulai dari gaster sampai ke rektum. Jiak sampai ke
rektum maka alirannya bagus.
3. Apakah ada distensi usus
Haustra
Haustra merupakan tanda untuk distensi kolon.
Hearing bone appearance merupakan tanda untuk distensi usus halus
4. Pada foto LLD liat apakah ada air fluid level
Air fluid level merupakan gambaran dari batas udara dengan cairan. Air fluid level
menandakan adanya suatu obstruksi usus.
5. Apakah ada udara bebas.
Pada posisi supine kita nilai di para umbilikus .
Ekpertise:
Distribusi udara dinilai
dari gaster sampai ke
rektum
Pre-peritoneal fat
Ileus obstuktif
Gambaran khas :
24
25
Ada gambaran air fluid level dengan pola step leader (bertingkat).dinilai pada foto
LLD. Jika masi terlihat distribusi udara dalm rektum disebut sebagai ileus
obstuktif parsial. Dan jika tidak tampak udara sampai ke rektum berarti ileus
obstruktif total.
Hearing bone
appearance
Ileus paralitik
25
26
Gambaran khas untu ileus paralitik adalah gambaran air fluid level yag panjang-panjang dan
sejajar.
preperitoneal fat
tidak tampak jelas.
Distribusi udara
diseluruh bagian
usus
Distensi diseluruh
bagian usus
Air fluid level
sejajar dan
panjang-panjang
Identitas pasien
Diafragma dan simfisis pubis harus terlihat
Dinding perut harus terlhat.
27
Kontur ginjal.
Tampak jelas bila persiapan BNO dilakukan dengan benar.
Batas kontur ginjal adalah: pool atas setinggi TH 12 dan Pool bawah setinggi L3. Dimana
ginjal kanan lebih rentah kira-kira 1 corpus vertebre dari ginjal kiri.
PSOAS
line
Bayangan
opak
Ekpertise
27
28
Fungsi dari IVP adalah ubtuk menilai anatomi fungsi ginjal serta menili apakah ada batu
atau tidak sepanjang traktus urinarius bila tidak tampak pada pemeriksaan BNO.
PERSIAPAN
Sama dengan BNO
Kadar ureum < 60 dan kreatinin < 2
Skin test zat kontras.
Hal-hal yang dinilai
5 pertama: fungsi sekresi dan ekresi ginjal. Fungsi sekresi dikatan baik apabila tampak
kontur ginjal dengan jelas karena nefro-nefron ginjal terisi kontras dengan baik. Dan
fungsi ekresi ginjal dikatan baik apbila kontras telah mengisi sintem pelvicalices. Namun
dalam ekpertise belum boleh dikatakn baik karena pada dasarnya fungsi sekresi dan ekresi
ginjal haruslah sampai ke uretra. Kemudian nilai apakah ada pelebaran dari calices dan
bandingkan antara kanan dan kiri.
15: menilai drainase ureter: apakah kedua ureter telah terisi kontras dan sebagian vesika
urinaria juga terisi kontras. Kemudian juga dinilai bentuk kalices apakah ada pelebaran.
Normalnya berbentuk cuping. Derajat pembesaran calices ada 4 grade :
o Grade 1 : mendatar(flatering)
o Grade 2 : tumpul (blunting)
o Grade 3 : bulging
o Grade 4 : balloning
30 : menilai vesika urinaria : seluruh vesika urinaria telah terisi kontras dan dinilai
apakah ada :
o Filling defek : untuk menilai apakah ada bagian VU yang tidak terisi oleh kontras,
untuk menilai apakah ada masa di buli-buli.
o Additional shadow : kelaianan organ yang menyebabkan permukaan organ
bertambah dan kontras mengisi permukaan tersebut. Seperti diverticulosis.
o Indentasi : kontras terisi keseluruh buli-buli namun terlihat bayangan suram yang
merupakan penekanan masa diluar organ.
Post voiding (PV) : menilai residu urine. Normalnya residu urine minimal.
BNO rutin dilakukan sebelum
IVP.
Contoh ekpertise :
28
29
5 m pertama: fungsi sekresi dan ekresi ginjal tampak pada 5 menit pertama. Sistem
pelvikocalices tidak melebar.
15 menit kedua : tampak kontras mengisi kedua ureter dan sebagian vesika urinaria. Tidak
tampak pelebaran dari calices.
30 menit ketiga : tampak kontras mengisi seluruh vesika urinaria. Tidak tampak filling
defek, additional shadow.
PV : Residu Urine Minimal
K/ Fungsi sekresi dan ekresi kedua ginjal dalam batas normal.
30
Derajat listhesis :
o Derajat 1 : < korpus
o Derajat 2 : - korpus
o Derajat 3 : - korpus
o Derajat 4 : > 1 korpus
Bone : nilai densitas dari tulang. Kemudian apakah ada lesi litik maupun lesi blastik,
osteoporosis dan osteofit . Nyatakan dimana lokasinya.
Pedikel intake atau tidak.
Nilai diskus intervertebralis pakah terdapat penyempitan atau pelebaran. Menyempit pada
spondilitis dan melebar pada fraktur kompresi
Nilai jaringan lunak para vertebralis apakah ada soft tissue swelling.
Foto normal
Ekpertise:
Alignment
segaris/selaras
Densitas tulang normal,
tidak tampak lesi litik,
lesi blastik, osteofit dan
osteoporosis.
Pedikel intake
Diskus intervertebralis
tidak menyempit.
Soft tissue swelling para
vertebralis (-)
Keasan : foto vertebra
lumbo-sakral tidak
tampak kelainan.
31
Tulang sevical : densitas tulang apakah ada osteofit, osteoporosis, lesi litik, lesi blastik.dan
fraktur
Diskus intervertebralis apakah ada penyempitan
Foramen intervertebralis apakah ada penyempitan
Ligamentum nuchae, lihat apakah ada kalsifikasi.
Ekpertise :
Alignment segaris
Corpus vertebra baik
Diskus intervertebralis
tidak menyempit.
Foramen
intervertebralis tidak
menyempit
Tampak osteofit
minimal
Tidak tampak
kalsifikasi ligamentum
nuchea
K/ spondiloarthrosis
cervikalis.
31
Cranio caudal
inferior
32
32
33
TUMOR PADA TULANG
GIANT CELL TUMOR
EWING SARKOMA
Tampak gambaran
radiolusent didaerah
diafisis tulang panjang.
Terjadi dektruksi yang
berawal dari medula dan
berlanjut ke korteks.
Reaksi perostial (+)
dengan gambaran
seperti kulit
bawang(onion peel
appearance)
33
34
OSTEOKONDROMA(jinak)
Osteosarkoma
Tampak daerah
radiolusen berbatas
tidak tegas, tampak
dektruksi tulang
yang bermula dari
medulla, reaksi
periosteal (+) sun
burst apparane.
Nb: reaksi periosteal
dini berupa
gambaran garis-garis
tegak lurus pada
tulang(sun ray
appearance). Pada
stadium lajut akan
tampakdektruksi
korteks yang meluas
dan sisa reaksi
34
35
OSTEOMYELITIS
Tampak lesi litik dan
blastik caput hemerus
dengan reaksi periosteal
(+)
Dektuksi
tulang
Ekpertise :
35
36
OSTEOARTHRITIS
DISTRUBUSI TERSERING
GAMBARAN RADIOLOGIS:
36
37
37
38
k/ RA MANUS
38
39
ATHRITIS GOUT
GAMBARAN RADIOLOGIS
Kronik gout
dengan
tofus(+)
Tofi
intra
osseus
Punched
Dektruksi
tulang
39
40
ERCP merupakan metode pemeriksaan untuk menilai batu empudu, peradangan maupun tumor di
duktus cystikus, pankreatikus ataupun hepatikus dan duktus biliaris. Pemeriksaan dilakukan
dengan endoskopi dan menyuntikkan langsung zat kontras melalui ampula vater. Pemeriksaan
dilakukan dalam general anestesia.
Duktus hepatikus
dektra
Duktus hepatikus
sinistra
Duktus
hepatikus
Duktus
Cystikus
Duktus coledukus/biliaris
Papila vater
Fundus vesika
falea
Corpus
VF
Duktus
asesorius
Duktus
pankreatikus
40
41
BARIUM MEAL
Kontras di minum(bubur barium)
Setiap organ berlumen yang di isi kontras hal-hal yang penting untuk dinilai adalah?
1. Fase pengisian(full filling)
Fiiling defek
Defek pengisian karena adanya tumor didalam lumen tersebut
Additional shadow
Additional shadow
akibat sutu
diverticula
Penyempian
lumen(rat tail)
Indentasi merupakan gambaran penekan masa yang bersal dari luar lumen sehingg
akan tampak bayangan yang suram.
Nilai apakah ada penyempitan lumen
Misalnya pada achalasia esofagus dimana distal menyempit dan proximal
melebar(rat tail)
2. Fase pengosongan unutk menilai mukosa dari lumen tersebut. Apakah mukosa reguler atau
ireguler.
41
42
Gambaran erosi pada mukosa yang
terjadi secara difus sehingga mukosa
tidak lagi reguler..(gastritis erosif)
BARIUM ENEMA
Pemeriksaan single kontras
Dilakukan hanya dengan memasukkan kontras ke dalam lumen melalui anus dan kemudian
dilkukan foto.
Double kontras
Persiapan pemeriksaaan.
Syarat utama dalam pemeriksaa kontras ganda adalah bahwa kolon harus bebas
dari kotoran, maka harus dilkukan hal-hal sebagai berikut: merubah pola makan
penderita(low residu), minum sebanyak-banyaknya, pemberian pencahar.
Cara pemeriksaan:
Media kontras
Yang biasa digunakan adalah barium dengan konsentrasi 70-80 W/V. dan banyak
larutan umumnya berkisar antara 600-800 ml.
Teknik pemeriksaan
o Tahap pengisian
Pengisian kolon dengan kontras dan dikatakan cukup apabila telah
mencapaiflexura lienalis atau pertengahan kolon tranversum.
o Tahap pelapisan
Ditunggu 1-2 menit untuk memberi kesempatan kontras melapisi seluruh
mukosa dari kolon
o Tahap pengosongan
Setelah diyakini seluruh mukosa kolon terisi dengan sempurna maka sisa
larutan barium dalam lumen kolon perlu dibuang sebanyak2 nya dengan
cara memiringkan ke kiri dan menegakkan meja.
o Tahap pengembangan
Dlakuakan pemmpaan udara ke dalam lumen kolon dan jangan sampai
terjadi overdistension
o Tahap pemotretan
Setelah seluruh kolon mengembang secara sempurna dilakukan
pemotretan diakukan dalam spot view(bagian2 tertentu saja ) dan
keseluruha kolon.
42
43
FOTO NORMAL
FOTO ANTER0-POSTERIOR
Flexura
hepatik
a
Flexura
lienalis
Asendi
ng
kolon
sigmoid
Katup
ileosaekal
Kolon
desendin
g
apendik
Kaliber kolon berubah
secra perlahan mulai
dari sekum 8,5 cm
sigmoid 2,5 cm
43
44
Ekpertise:
Filling defect
gambaran apple
core
Double contras
APENDIKOGRAM
44
45
Persiapan:
Yang dinilai :
Contoh :
Apendik tak
terisi kontras
Ekpertise apendikogram :
Plain foto ; tidak tampak kelainan
Apendikogram :
Tampak apendik tidak terisi oleh kontras
K/ non Visualisasi apendik.
46
Apendikogram :
Tampak apendik terisi oleh kontras dengan bentuk dan kaliber sebagian mengecil , mukosa
dan dinding ireguler.
Kesan : apendisitis kronis.
46
47
selatursik
a
Petrosus
ridge
Ossa cranium
intak
Soft tissue
swelling (-)
Sella tursica dan
dorsum sella baik
k/ tak tampak
kelainan pada foto
47
48
Peri antral
air cell
Antrum mastoid
Prosesus
styloid
Condylus
mandibula
Perseubungan di
antrum dan
periantrum sehingga
tidak tampak
pneumatisasi mastoid
Ekspertise :
Apakah ada perselubungan di
antrum/periantrum mastoid sehingga tidak
tampak pneumotisasi mastoid
Apaaakah ada dektruksi dan sklerotik tulang
mastoid
Jika ada perselubungan maka kesan
mastoiditis
48
49
TEMPORO-MANDIBULA JOINT.(TMJ)
Temporomandibula joint
Proc.Kondylus
mandibula
Proc.
coronoid
Ramus mandibula
Angulus
mandibula
Corpus mandibula
Contoh ekspertise
Sinistra:
Open mouth: Prosesus condylaris mandibula berada dalam fosa
condylaris mandibula
Close mouth : prosesus condylaris mandibula berada anterior fossa
kondilaris mandibula
Dextra
Open mouth : procesus kondilaris mandibula berada antero-inferior
fossa kondilaris mandibula
Close mouth : prosesus kondilaris mandibula berada lebih ke inferior
fossa kondilaris mandibula
Kesan/ Dislokasi Temporo- mandibularis junction dextra.
SINUS PARANASAL
POSISI WATER
49
50
Sinus frontalis
Sinus ethmoidalis
Os. nasal
Sinus ethmoidalis
Sinus
maxilaris
Sinus
sphenoid
mandibula
Os.
zigomatikum
Ekpertise :
Tampak perselubungan
pada sinus maxilaris
terutama kanan dengan
penebalan dinding
antrum, sinus lain cerah.
Septum nasi ditengah,
tampak perselubungan di
cavum nasi dengan
penyempitan rongga
udara.
50
51
bladde
r
Uretra pars prostatika
Uretra pars
memranosa
Uretra pars
cavernosa
Bulbar uretra
Ekspertise :
Kontras tmapak mengisi uretra
cavernobulbosa, kontras tidak dapat masuk ke
vesika urinaria.
Tamapak ektravasasi kontras.
Kesan/ ruptur uretra.
RAH
Batas jantung kanan lebih
dari 1/3 diafragma kanan
dan sudut kardiofrenikus
lancip
Pada stenosis trikuspid
51
52
LAH ;
Tampak gambaran double kontur sisi
kanan jantung, aurikel menonjol dan
bronkus utama kiri terangkat.
LATERAL VIEW: menekan esofagus ke
belekang atau kesamping .atrium kii
menojol 1/3 bagian tengah belakang
Double
Jika LVH : jantung membesar ke kiri dengan
apek tertanam ke diafragma dan segmen
pulmonal tidak menonjol
Segmen pulmonal
menonjol
Tampak jantung memebesar kekiri dengan
apek terangkat(CTI >55) Dengan segmen
pulmonal menonjol. Double kontur super
posisi dengan certebra.
Pulmo : tampak hilus melebar dengan
corakan vaskular meningkat(kranialisasi).
Kesan : kardiomegali (RVH) denagan
tanda2 bendungan paru
Paling sering terjadi pada vertebra Thorako-lumbal
SPONDILITIS TB
Tipe marginal : proses dimulai dari dekat diskus intervertebralis baik atas
maupun bawah. Tampak gambaran ektruksi tulang di depan corpus vertebre
dan dapat menyebabkan gibbus. Sangat cepat merusak diskus vertebralis
Tipe sentral : proses dimulai di tengah korpus. Abses di mulai di tengah
korpus vertebra dan lambat menyebabkan kerusakan diskus
Tipe anterior/ sup periosteal : proses di mulai dari periosteoum dan ke
ligamentum longitudinal anterior. Kerusakan diskus terjadi lambat.
Trias
Destruksi tulang
52
Penyempitan sela sendi
Edema paravertebra
53
Dektruksi korpus
vertebra lumbal 4
disertai penyempitan
diskus intervertebralis
Ekpertise ;
Alignment selaras
Tampak dektruksi corpus vertebralis
L3-4 disertai penyempiatan sela sendi
dan edema paravertebralis.
Pedikel intak
k/ spondilitis lumbalis
Soft tissue
swelling / udem
para vertebral
53
54
Ekperetise:
BRAIN CT-SCAN
Radio Anatomi
Distrubisi lesi isodens, hipodens maupun Hiperdens terletak di 2 area besar yaitu supra dan infra
tentorium. Tentorium serebri adalah pemisa antara serebelum dan sereblum. Di topang oleh
os.petrosum.
54
55
Ventrikel III
Os. petrosum
pons
serebelum
Ventrikel IV
Os. Petrosum dapat dipakai sagai penanda secara anatomis apakah suatu lesi terletak di supra
ataupun infra tentorium. Jika pada slice yang tidak tampak lagi os. Petrosum maka dara tersebut
telah masuk ke supra tentorium.
Sistem Ventrikel
Ventrikel Latreal terbagi 3 kornu (tanduk) anteroir, medial dan kornu posterior. Di dikat kornu
anterior kita dapat menilai nukleus caudatus, nukleus filformis(globus palidus dan
putamen),capsula interna,capsula ekterna dan juga talamus
55
56
Nc. caudatus
Capsula eksterna
Cornu anterior
Vent. LAT
Putamen
Capsula interna
globus
palidus
talamus
Sisterna (lekukan
sulcus yang besar)
Lobus otak terbagi 4 yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal dan lobus oksipital.
Penanda lobus frontal adalah di fossa anterior (depan os. Petrosum.) lobus temporal pada di tandai
dengan fisssura silfii, apabila fissura silfii tidak tampak yang kita lihat adalah lobus parietal.
medulla
korteks
Cornu posterior
Vent.Lat
Garis
midline
56
57
Ekspertise CT-scan Kepala normal
Tidak tampak lesi isodens,hipodens maupun hiperdense di supra dan infra tentorium
Sulci dan giry tidak melebar
Sitem ventrikel dan sisterna tidak melebar
Differnsiasi korteks dan medulla baik
Tidak tampak midline shift
Cerebelum, pons, CPA baik.
57
58
Fran s Widodo
p
58