Professional Documents
Culture Documents
(4201412012)
(4201412106)
(4201412121)
Rombel 03
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
KAIDAH SELEKSI
A. TRANSISI RADIATIF
Apa yang terjadi ketika sebuah elektron pergi dari satu keadaan ke keadaan lain?
Ketika merumuskan teori atom hidrogen Bohr telah dipaksa untuk mengambil
postulat bahwa frekuensi radiasi v yang dipancarkan atom yang loncat dari tingkat energi
Em ke tingkat energi yang lebih rendah En ialah
v=
E m En
h
Tidak sukar untuk menunjukkan bahwa hubungan ini muncul secara wajar dari teori
kuantum untuk atom. Titik tolaknya ialah pernyataan langsung bahwa elektron atomik
yang kedudukan rata-ratanya terhadap inti konstan terhadap inti konstan terhadap waktu
tidak akan memancarkan, sedangkan elektron yang jarak rata rata relatif terhadap inti
berosilasi memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang sama
dengan frekuensi osilasi itu.
Fungsi gelombang bergantung waktu
dengan bilangan kuantum n dan energi En merupakan perkalian dari fungsi gelombang
bebas waktu n
vn =
En
h
Jadi,
( i E )t
n= n e
iE
(
)t
e
(6.30)
(6.31)
n n dx
x n
iE
iE
(
(
)
)
e
t dx
x
x
x
x
n n dx
(6.32)
dan
merupakan fungsi koordinat saja. Elektronnya tidak berosilasi dan tidak terjadi radiasi.
Mekanika kuantum meramalkan bahwa atom pada suatu keadaan kuantum tertentu tidak
memancarkan, hal ini cocok dengan eksperimen, walaupun tidak cocok dengan fisika
klasik.
Sekarang tiba saatnya untuk membahas elektron yang berubah dari suatu keadaan
energi ke keadaan lainnya. Marilah kita merumuskan suatu persoalan tertentu: atom itu
berada dalam keadaan dasar ketika t = 0, kemudian semacam proses eksitasi (misalnya,
berkas radiasi, atau tumbukan dengan partikel) mulai bekerja. Segera kita lihat bahwa
atom itu memancarkan radiasi yang bersesuaian dengan transisi dari tingkat eksitasi
keadaan energi Em ke keadaan dasar, dan kita simpulkan bahwa pada suatu saat dalam
selang waktu antara-nya atom itu tereksitasi ke keadaan m. Berapakah frekuensi
radiasinya?
Fungsi gelombang
(6.33)
Dengan a*a menyatakan peluang elektron tersebut berada dalam keadaan n dan b*b
menyatakan
x
m
a n +b
( a n+ b m ) dx
x
b n m +b 2 m m
a m n+ a
a2 n n +b
dx
(6.34)
Di sini, seperti yang lalu kita tulis a*a = a2 dan b*b = b2 . Integral suku pertama
dan terakhir ialah konstan, menurut persamaan 6.32, sehingga hanya suku kedua dan
ketiga saja yang memberi kontribusi (sumbangan) pada perubahan <x> terhadap waktu.
Dengan pertolongan persamaan 6.30 dan 6.31, kita bisa menguraikan persamaan 6.34
sehingga
x
(x) a
n dx+ ba x
iE
iE
t
(
(
)
)
e
e
dx
+
iE
(
)t
e
+ab x
iE
x
t
(
)
2
dx+ b x
me
m m dx
(6.35)
Dalam kasus persoalan sistem terbatas untuk kedua keadaan, seperti yang kita
dapatkan dalam persoalan ini maka:
n m m n
and
a*b = b*a
Sehingga kita dapat menggabungkan kedua suku bergantung waktu dari persamaan
6.35 menjadi satu suku.
x
a*b
()
[e
i
( Em En ) t
( i )
+e
( Em En ) t
dx (6.36)
Sekarang
e i + ei =2 cos
Jadi persamaan 6.36 dapat disederhanakan menjadi
x
EmE n
2a*b cos
t x n m dx
E E
t = cos 2 (
t
( E E
)
h )
m
= cos 2 vt
Jadi kedudukan elektron berosilaso sinusoidal pada frekuensi
v=
E m En
h
(6.37)
Dan rumus lengkap utuk harga ekspektasi (x) dari kedudukan elektron ialah
x
2
x a
n dx+ b
m m dx
x
x
+2 ab cos 2 vt x n m dx
(6.38)
Jika elektron berada dalam keadaan n atau m, peluang b2 atau a2 bergantian berharga
nol, dan harga ekspektasi kedudukan elektron konstan. Jika elektron melakukan transisi
antara kedua keadaan itu, kedudukannya berosilasi dengan frekuensi v . Frekuensi ini
identik dengan frekuensi menurut postulat Bohr dan telah terbukti secara eksperimental.
B. KAIDAH SELEKSI
Dalam fisika, aturan seleksi atau ktentuan transisi secara resmi membatasi
kemungkinan transisi dari sistem dari satu keadaan kuantum yang lain. Aturan seleksi
telah diturunkan untuk elektronik, getaran dan rotasi transisi dalam molekul. Aturan
seleksi dapat berbeda sesuai dengan tekhnik yang digunakan untuk mengamati
transisi. Tidak semua transisi diperbolehkan terjadi. Dengan memecahkan persamaan
Schrdinger didapatkan bahwa transisi yang berpeluang paling besar untuk terjadi
adalah yang mengubah l sebanyak satu satuan.
Syarat umum yang diperlukan suatu atom dalam keadaan eksitasi untuk
memancarkan radiasi ialah integral
x
x n m dx
x
Tidak nol, karena intensitas radiasi berbanding lurus dengan besaran ini.
Transisi yang bersesuaian dengan harga tertentu (berhingga) dari integral itu disebut
transisi diperbolehkan, sedangkan yang integralnya nol disebut transisi terlarang dan
jarang terjadi.
Dalam kasus atom hidrogen, ada tiga bilangan kuantum untuk menentukan
keadaan awal dan akhir yang bersangkutan dalam transisi radiatif. Jika bilangan
kuantum total, orbital dan magnetik berturutan untuk keadaan awal ialah n, l, mi
dan untuk keadaan akhir ialah n, l mi, dan koordinat u menyatakan salah satu dari
koordinat x, y, z persyaratan transisi yang diperbolehkan menjadi
x
(6.39)
n , l ,mi n , l ,mi du 0
Jika u diambil sama dengan x, misalnya, radiasi yang timbul sesuai dengan
radiasi yang ditimbulkan oleh antena dwi-kutub biasa yang terletak pada sumbu x.
Karena fungsi gelombang
n ,l , mi
6.39 dapat dicari untuk u = x, u = y, dan u = z untuk setiap pasang keadaan yang
berbeda dengan satu atau lebih bilangan kuantum. Jika hal ini dilakukan, didapatkan
bahwa transisi yang dapat terjadi ialah yang memiliki perubahan bilangan kuantum
dengan +1 atau -1 dan bilangan kuantum magnetik mi tidak berubah atau berubah
dengan +1 atau -1, dengan perkataan lain, persyaratan transisi yang diperbolehkan
ialah
6.40
1= 1
6.41
mi = 0, 1
Persamaan 6.40 dan 6.41 dinamakan kaidah seleksi untuk transisi yang
diperbolehkan (gambar 6-13).
meradiasi dengan cara memancarkan foton yang membawa momentum sudut yang
sama dengan perbedaan antara momentum sudut keadaan awal atom dan keadaan akhir
atom. Analog klasik sebuah foton bermomentum sudut ialah gelombang elektromagnetik yang terpolarisasi lingkaran, sehingga gerak seperti ini bukan sesuatu yang
unik yang muncul dalam teori kuantum saja.
Analisis berikut ini mengenai transisi radiatif sebuah atom berdasarkan campuran
konsep klasik dan konsep kuantum. Harga ekspektasi kedudukan elektron atomik
berosilasi dengan frekuensi v dari persamaan 6.37 ketika loncat dari keadaan eigen
awal ke keadaan lain yang energinya lebih rendah. Secara klasik muatan berosilasi
seperti itu menimbulkan gelombang elektromagnetik, berfrekuensi sama v, dan
memang radiasi yang diamati memiiki frekuensi itu. Namun, konsep klasik tidak selalu
dapat diandalkan dalam proses atomik, dan diperlukan perlakuan yang lebih mendalam.
Perlakuan semacam itu disebut elektrodinamika kuantum yang memodifikasi
gambaran yang lalu dengan menunjukkan bahwa foton tunggal berenergi hv
dipancarkan ketika terjadi transisi dari keadaan m ke n alih alih radiasi dwikutub
listrik seperti yang diramalkan secara klasik.
Disamping itu, elektrodinamika kuantum menerangkan mekanisme yang
menimbulkan transisi spontan sebuah atom dari suatu keadaan energi ke yang lebih
rendah. Semua medan listrik dan magnetik ternyata berfluktuasi tetap di sekitar E dan B
yang diharapkan secara klasik. Fluktuasi seperti itu terjadi juga ketika secara klasik, E =
B = 0. Fluktuasi inilah (yang biasa disebut fluktuasi vakum dan beranalogi dengan
getaran titik-nol pada osilator harmonik) yang mengimbas pancaran foton spontan oleh
atom dalam keadaan eksitasi.
Contoh Soal
1. Hitung ketiga tingkat energi pertama untuk elektron-elektron bebas dalam suatu
sumur empat persegi panjang tak hingga yang lebarnya 6
Jawab :
Tingkat-tingkat energinya diberikan oleh
n 2h 2
n 2 (hc ) 2
n 2 (12,4 103 eV.) 2
1,04n 2eV
2
2
2
6
2
8(mc )a
8(0,511 10 eV )(6 )
En = 8ma
Oleh karena itu, E1 = 1,04 eV, E2 = 4,16 eV, E3 = 9,36 eV.
m1
-1
-1
-2
-2
m2
1
2
1
-2
1
2
1
-2
1
2
1
-2
1
2
1
-2
1
2
1
-2
L=0
l=1
l=2
- -1,5
n=3
- -3,4
n=2
- -13,6
n=1
S
L=0
P
l=1
D
l=2
- -1,5
n=3
- -3,4
n=2
- -13,6
n=1
c hc 12,4keV.
0,62
h
20keV
5. Sebuah bahan yang tepi absorpsinya 0,15 disinari dengan sebuah sinar-X 0,10 .
Berapakah energi kinetik elektron-elektron foto yang dipancarkan kulit K?
Jawab :
Energi ikat kulit K adalah
Ek
hc 12,4keV.
82,7 keV
K
0,15
hc 12,4keV.
124keV
0,10
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur (The Houw Liong).1986.Concept Of Modern Physiccs, 3rd Edition (Konsep
Fisika Modern, Edisi 3).Erlangga: Bandung