You are on page 1of 7

MAKALAH

Praktek-Praktek Kode Etik dalam Penggunaan Teknologi


Informasi

Oleh :
Amrin Sitorus
19111021
4KA43

JURUSAN SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
0

Pendahuluan
Kode etik dalam penggunaan teknologi informasi sangat diperlukan demi
terjaganya pekerjaan yang efektif dan menciptakan pekerja yang professional. Ada
8 bagian dari prinsip-prinsip dan tujuan kode etik profesi,
-

Prinsip Standar Teknis

Prinsip Integritas Pelaku profesi

Prinsip Kompetensi

Prinsip Obyektivitas

Prinsip Tanggung Jawab

Prinsip Kerahasiaan, dan

Prinsip Perilaku Profesional.

Profesi
-

Prinsip Kepentingan Publik

Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai
prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau
developer TI dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi
profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Oleh karena hal tersebut, maka
seorang programmer professional tidak dapat membuat program semau dia, harus
memperhatikan kode etik profesinya, harus sesuai dengan persetujuan organisasi
atau perusahaan yang terkait.

Pembahasan
Terdapat prinsip-prinsip penting dari sebuah rencana keamanan informasi
(information
(Integrity),

security), yaitu: kerahasian (Confidentiality), keutuhan data


dan ketersediaan (Availability). Biasanya ketiga aspek ini sering

disingkat menjadi CIA. CIA adalah standar yang digunakan banyak pihak
untuk mengukur keamanan sebuah sistem. Prinsip-prinsip keamanan informasi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Privacy / Confidentiality
Defenisi : menjaga informasi dari orang yang tidak berhak mengakses.

Privacy : lebih kearah data-data yang sifatnya privat , Contoh : e-mail seorang
pemakai (user) tidak boleh dibaca oleh administrator.
Confidentiality

: berhubungan dengan data yang diberikan ke pihak lain

untuk keperluan tertentu dan hanya diperbolehkan untuk keperluan tertentu


tersebut.
Contoh : data-data yang sifatnya pribadi (seperti nama, tempat tanggal lahir,
social security number, agama, status perkawinan, penyakit yang pernah
diderita, nomor kartu kredit, dan sebagainya) harus dapat diproteksi dalam
penggunaan dan penyebarannya.
Bentuk Serangan : usaha penyadapan (dengan program sniffer).
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan privacy dan
confidentiality adalah dengan menggunakan teknologi kriptografi.
2. Integrity
Defenisi : informasi tidak boleh diubah tanpa seijin pemilik informasi.
Contoh : e-mail di intercept di tengah jalan, diubah isinya, kemudian
diteruskan ke alamat yang dituju.
Bentuk serangan : Adanya virus, trojan horse, atau pemakai lain yang
mengubah informasi tanpa ijin, man in the middle attack dimana seseorang
menempatkan diri di tengah pembicaraan dan menyamar sebagai orang lain.
3. Availability
Defenisi : berhubungan dengan ketersediaan informasi ketika dibutuhkan.
Contoh hambatan :
denial of service attack (DoS attack), dimana server dikirimi permintaan
(biasanya palsu) yang bertubi-tubi atau permintaan yang diluar perkiraan
sehingga tidak dapat melayani permintaan lain atau bahkan sampai down,
hang, crash.

mailbomb, dimana seorang pemakai dikirimi e-mail bertubi-tubi (katakan


ribuan e-mail) dengan ukuran yang besar sehingga sang pemakai tidak dapat
membuka e-mailnya atau kesulitan mengakses e-mailnya.

Prinsip dan Tujuan dari kode etik


Ada 8 hal pokok yang merupakan prinsip dasar dari kode etik profesi:
1. Prinsip Standar Teknis. Setiap anggota profesi harus melaksanakan jasa
profesional yang relevan dengan bidang profesinya.
2. Prinsip Kompetensi. Setiap anggota profesi harus melaksanakan pekerjaan
sesuai jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan
ketekunan
3. Prinsip Tanggung Jawab Profesi. Setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukan
4. Prinsip Kepentingan Publik. Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa
bertindak memberikan jasa profesionalnya dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme.
5. Prinsip Integritas Pelaku profesi harus menjunjung nilai tanggung jawab
profesional dengan integritas setinggi mungkin untuk memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik yang menggunakan jasa profesionalnya.
6. Prinsip Obyektivitas. Setiap anggota harus menjaga obyektivitas dan bebas
dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
7. Prinsip Kerahasiaan. Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan
informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak
boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan,

kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
8. Prinsip Perilaku Profesional. Setiap anggita harus berperilaku konsisten
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi yang diembannya

Kode Etik dalam penggunaan internet


Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah:
1. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung
berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.
2. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi
menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras
(SARA),

termasuk

didalamnya

usaha

penghinaan,

pelecehan,

pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk pelanggaran hak atas


perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi lain.
3. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi
untuk melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia
dan ketentuan internasional umumnya.
4. Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah
umur.
5. Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi
dan informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking
dan cracking.
6. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar/foto, animasi, suara
atau bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri
harus mencantumkan identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan
bersedia untuk melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan

keberatan serta bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin


timbul karenanya.
7. Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk,
sumberdaya (resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.
8. Menghormati

etika

dan

segala

macam

peraturan

yang

berlaku

dimasyarakat internet umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya


terhadap segala muatan/ isi situsnya.
9. Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat
melakukan teguran secara langsung.
Prinsip-prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda satu
dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan adat, kebiasaan, kebudayaan,
dan peranan tenaga ahli profesi yang didefinisikan dalam suatu negara tidak sama.
Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan dalam
kode etik (Code of conduct) profesi adalah:
1. Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab
terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya.
2. Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa
yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etika
dalam pekerjaan.
3. Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan
fungsi-fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan-kelakuan yang
jahat dari anggota-anggota tertentu.
4. Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moralmoral dari komunitas, dengan demikian standar-standar etika menjamin
bahwa para anggota profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik)
profesi dalam pelayanannya.

5. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan


integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi.
6. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum
(atau undang-undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik
profesi akan menerima sangsi atau denda dari induk organisasi profesinya.

Pendapat, Alasan
Menurut saya kode etik dalam seorang pengguna internet tidak boleh asal
mempublikasi informasi seharusnya memeprtimbangkan keuntungan dan resiko
yang akan dihadapi, sesuai dengan norma dan kode etik penggunaan internet
dalam Teknologi Informasi selayaknya kita saling menjaga kerahasiaan orang lain.
Saran,
Perlunya kesadaran antar pengguna internet, programer dan development
untuk sama-sama menjaga perkembangan teknologi yang semakin maju dan tidak
membelakangkan budaya indonesia untuk saling menghargai.

Sumber :
syatantra.staff.gunadarma.ac.id
http://slideplayer.info/slide/2546271/
https://plus.google.com/+AmeliaCheramu/posts/CVAtdXYgUA5

You might also like