You are on page 1of 8

Teori

tentang konsep kebijakan public dalam system Negara demokrasi agar

dapat berdaya dan berhasil guna bagi masyarakat luas.


Berikut ada beberapa pendapat para ahli mengenai tahapan dalam membuat
kebijakan public :
a. James Anderson
1) Formulasi masalah
2) Formulasi kebijakan
3) Penentuan Kebijakan
4) Implementasi Kebijakan
5) Evaluasi Kebijakan
b. A G . S u b a r s o n o

1 ) Pe ny u s u n a n a ge n d a
2)For mulas i kebij akan
3)Adopsi kebijakan
4)Implementasi kebijakan
5)Evaluasi kebijakan
c. R a n d a l B . R i p l e y

1)Agenda setting
2)Formulation and legitimation of goals and programs
3)Program implementation
4 ) E va l u a t i o n o f i mp l e m e n t a t i o n

d. J a m e s P. L e s t e r d a n J o s e p h S t ewa r t J r

1)Agenda setting
2)For mulas i kebij akan
3)Implementasi kebijakan
4)Evaluasi kebijakan
5)Perubahan kebijakan
6)Ter minasi kebijakan
e. .William N. Dunn

1 ) Pe n e t a p a n a g e n d a ( a g e n d a s et t i n g )
2)Per umusan kebijakan
3)Penerimaan kebijakan
4)Pelaksanaan kebijakan
5)Pengkajian kebijakan
6)Perbaikan kebijakan
7)Penerusan kebijakan
8)Pengakhiran kebijakan
Dari

pendapat

para

ahli

diatas

mengenai

tahapan

ke b i j a k a n p u b l i k d a p a t d i a m b i l ga r i s b e s a r nya ya i t u :
1. AGENDA SETTING

2. POLICY FORMULATION
3. POLICY IMPLEMENTATION
4. POLICY EVALUATION
5. POLICY TERMINATION

Penjelasan dari tahapan-tahapan diatas adalah :


1. Agenda Setting/Agenda Kebijakan

Agenda

setting

merupakan

tahapdimana

diputuskan

masalah yang menjadi perhatianpemerintah untuk dibuat


menjadi

kebijakan(Kusumanegara

2010,

p.

12).

Pemerintahdihadapkan pada berbagai issue (masalah) yang ada di


sekitarnya.

Untuk

itu,

pada

saat

tertentupemerintah

harus

memutuskan isu apa yang menjadi dasar dibuatnya suatu kebijakan


public.
Tidak semua isu yang akan masuk ke dalamagenda
kebijakan. Isu-isu tersebut harusberkompetisi satu sama lain dan
masalah

yang

dianggap

menang

akan

masuk

kedalam

agendakebijakan. Namun semakin anyak kriteriakondisi dimiliki


suatu

isu,

semakin

layak

baginya

diformulasikan

dalam

kebijakan.Lester dan Stewart menyatakan bahwa suatu isu akan


mendapatkan perhatian bila memenuhibeberapa kriteria, yaitu

pertama, bila suatu isu telah melampui proporsi suatu krisis dan
tidak dapat terlalu lamadidiamkan, misalnya kebakaran hutan.

Kedua,suatu isu akanmendapat perhatian bila isu tersebut


bersifat partikularistas,dimana isu tersebut menunjukkan dan
mendratisir isu yang lebih besar seperti kebocoranlapisan ozon dan
pemanasan global.

Ketiga,mempunyai aspek emosional dan mendapat perhatian media


massakarena faktorhuman interest.

Keempat,mendorong
munculnya
pertanyaan
kekuasaan dan legitimasi, danmasyarakat.

menyangkut

Kelima, isu tersebut sedang menjadi trend atau sedang diminati


oleh banyak orang
2. Policy Formulation/Formulasi Kebijakan Publik

Formulasi merupakan tahap yang terjadi setelahisu


diagendakan.

Raymond

85)menyatakan

bahwa

prosestransformasi
menyatakan

proseskebijakan

perumausan

input

formulasi
dalam

Bauer(Kusumanegara

menjadi

kebijakan
mana

kebijakan

output.
sebagai

sebuah

isu

Lester
sebuah
yang

2010,

p.

public

adalah

dan

Stewart

tahap

dalam

menjadi

agenda

pemerintah diteruskan dalam bentuk hukum public.pengagendaan isu


pada dasarnya proses artikulasi dan agregasi yang merupakanfungsi
input.Sedangkan yang dimaksud hukum public adalah ouput sistem
politik.Hasil yang diharapkan dalam formulasi kebijakan adalah solusi
terhadap masalah public.Formulasi merupakan aktivitas kebijakan yang
tidak netral dari politik, sehingga kebijakan angterbentuk merupakan
resultante kompromi politik dari para actor yang berperan merumuskan

3. Policy Implementation

Setelah proses legislasi kebijakan selesai, maka kebijakan public


diimplementasian. Dalam tahapimplementasi, isi kebijakan dan
akibat-akibatnya mungkin akan mengalami modifikasi danelaborasi
bahkan mungkin akan dinegasikan.Bernadine R. wijaya dan
SusiloSupardo

(2006:81d a l a m ( P a s o l o n g ,

57)mengatakan

bahwa

2 0 0 7,

implementas i

p.

adalah

prosesmentransformasikan suatu rencana ke dalam


p r a k t e k . Oraang sering menganggap bahwa implementasi
hanya

merupakan

pelaksanaan

dari

apayang diputuskan

legislative atau para pengambil keputusan, seolah-olah tahap ini


kurang berpengaruh.Akan tetapi dalam kenyataan dapat dilihat
sendiri bahwa baiknya rencana yang telah dibuat tidak ada gunana
apabila tidak dilaksanakan dengan baik dan benar. Ia membutuhkan
pelaksana yangbenar-benar jujur, untuk menghasilkan apa yang
menjadi tujuannya, dan benar-benarmemperlihatkan rambu-rambu
pemerintah yang berlaku. Sayangnya, implementasi seringdigunakan
sebagai ajang melayanikepentingan kelompok, pribadi dan
bahkan

kepentinganpartai.

Implementasi

pada

dasarnya

operasionalisasi dari berbagai aktivitas guna mencapai tujuan.


4. Policy Evaluation/Evaluasi Kebijkan

Sebagian besar ahli kebijakan berpendapat(Kusumanegara ,


2010, p.121)bahwa tahap akhirdari proses kebijakan disebut
tahapan

evaluasi.

Lester

dan

Stewart

(2000)

menyatakan

evaluasikebijakan

pada

hakekatnya

mempelajari

konsekuensi-

konsekuensi kebijakan public. Kajian yangmemberi deskripsi dan


eksplanasi atas eksistensi kebijakan tidak termasuk dalam studi
evaluasi
Evaluasi digunakan untuk memperlajari tentang hasil yang diperoleh
dalam

suatu

proses

untuk dikaitkan

dengan

pelaksanaannya,

mengendalikan tingkah laku dari orang-orang yangbertanggungjawab


terhadap pelaksanaan program, dan mempengaruhi respon dari
mereka yangberada diluar lingkungan politik. Evaluasi, tidak saja
berguna untuk menjustifikasikan kegunaandari program yang sedang
berjalan,

tetapi

juga

untuk

melihat

kegunaan

program

dan

insiatif baru, meningkatkan efektivitas manajemen dan administrasi


program, danmempertanggungjawabkan hasil kepada pihak yang
mensponsori

program

tersebut.

(Rossi

danFreeman,

1993:3

dalam(Pasolong, 2007, p. 60)


5. Policy Change/Perubahan Kebijakan

Setelah evaluasi tahap berikutnya dalam siklus kebijakan adalah


perubahan kebijakan disusuldengan terminasi. Dalam dua tahap ini
kebijakan direiew dan mungkin akan dihentikan ataumengalami
perubahan. Setelah itu siklus kebijakan dimulai dari awal lagi,
kebijakan akandirefomulasi dan direimplementasi. Para ilmuwan
politik

biasanya

merupakan

akibat

berpandangan
dari

kelompok dimasyarakat

bahwapembuatan

perjuangan
dengan

kekuasaan

berbagai

dari

kebijakan
berbagai

sumberdaya

dan

kepentingan. Perjuangan tesebut terjadi strukturkelembagaan yang


ada dalam lingkungan sosial ekonomi yang berubah-ubah. Dengan
demikianimpikasinya adalah perubahan dan terminasi kebijakan
menjadi sangat penting untuk diobservasioleh ilmuwan politik karena
dipandang sebagai awal keanjutan dari perjuangan kekuasaan
dalamkehidupan politik.
6. Policy Termination

Istilah terminasi kebijakan mengarah pada penghapusan agensi,


mengarahkan

kembali

kebijakandasar,

penghapusan

program,

penghapusan sebagian (agensi, kebijakan dasar, dan program),


danpengurangan

anggaran.Sebagai

konsep,

terminasi

kebijakan

menjadi objek pembahasan dalamstudi kebijakan public mulai tahun


1970an. Ketika itu, para ilmuwan menitikberatkan perhatianpada
penghapusan eksistensi organisasi sebagai cara untuk mengakhiri
kebijakan atau programyang dianggap gagal mencapai tujuannya.
Terminasi sebenarnya merupakan fase tersulitdilakukan dalam siklus
kebijakan public
Sejak

1970an

perhatian

terhadap

terminasi

kian

meningkat

disebabkan oleh dua alasan pokok,yaitu:a.Beberapa kebijakan dan


program

ternyata

tidak

efektif

sehingga

perlu

dihauskan.b.Adanya suasana politik yang tidak mendukung


pelaksanaaan program serta penguranganfiscal yang biasanya
berwujud penyusutan anggaran

You might also like