Professional Documents
Culture Documents
GASTRITIS AKUT
KONSEP MEDIS
1. PENGERTIAN
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitugastro,
yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah
inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492).
Gastritis adalah segala radang mukosa lambung ( Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah ,Edisi Kedelapan hal 1062).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local. (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422).
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik,
difus atau lokal (Soepaman, 1998).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999). Gastritis
adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
2. ETIOLOGI
Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain :
1
Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori
yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun
tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun
diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan
makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering
terjadi pada masa kanak kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya
dan gastritis.
Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi
berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.
Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini
mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung,
menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi
faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12).
Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi
7
serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh.
Crohns disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis
pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan
peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala
dari Crohns disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih
dan gastritis.
10 Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya
seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal
3. TANDA DAN GEJALA
Gastritis akut sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang
sangat mencolok adalah :
a. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan
karena kehilangan darah.
b. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan
keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat
ditunjuk dengan tepat lokasinya.
c. Kadang kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
d. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
e. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja
dan secara fisis akan dijumpai tanda tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang
tidak jelas.
f. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang
mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan
hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai
gangguan kesadaran.
4. PATOFISIOLOGI
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan
dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Padaorang yang mengalami stres
akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan
produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam
lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun
makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk
menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk
memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena
penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan
mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan
pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat.
Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena
kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi
mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan
mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu
timbulnya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun
dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam
waktu 24-48 jam setelah perdarahan.
5. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock
hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik.
Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab
utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak
lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya
tersebar.
2. Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis.
3. Pemeriksaan radiology.
4. Pemeriksaan laboratorium.
5. Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada
klien dengan gastritis kronik.
6. Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang
rendah merupakan anemia megalostatik.
7. Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
8. Gastroscopy.Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area
perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.
9. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk perdarahan GI atas,
dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera.
10. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan
atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi
perdarahan.
11. Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis
(Doengoes, 1999, hal: 456).
7. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu
etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara
spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah menjadi
diet yang tidak mengiritasi.
2. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
3. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan
asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor H2,
inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
4. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer
atau cuka yang di encerkan.
5. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
6. Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet
dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasigastritis ringan. Antasida
menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung
dengan cepat.
7. Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit
tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin,
ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang
diproduksi.
KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
2. Sirkulasi
Gejala : hipotensi (termasuk postural), takikardia,
disritmia (hipovolemia / hipoksemia), kelemahan / nadi perifer lemah, pengisian
kapiler lambar / perlahan (vasokonstriksi), warna kulit : pucat, sianosis (tergantung
pada jumlah kehilangan darah), kelemahan kulit / membran mukosa = berkeringat
(menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik)
3. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak
berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misal : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit,
gemetar, suara gemetar.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastro
interitis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal: luka peptik / gaster,
gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik
feses.
Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi, bunyi usus sering hiperaktif selama
perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan. Karakteristik feses : diare, darah warna
gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea).
5.
6.
7.
8.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ( peradangan pada mukosa
lambung )
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor
biologis
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (muntah),
intake tidak adekuat
4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
3. RENCANA KEPERAWATAN
NO
NANDA
1.
Domain 12
Kelas 1
NOC
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan
selama
NIC
Pain management
Lakukan pengkajian
Kode dx (00132)
nyeri secara
Nyeri akut
komprehensif termasuk
Factor Berhubungan
hasil :
lokasi, karakteristik,
dengan:
durasi, frekuensi,
Pain level
psikologis
Agens cedera mis.
Batasan karakteristik:
jantung
Perubahan frekuensi
pernapasan
Laporan isyarat
Diaphoresis
Perilaku distraksi
Mengekspresikan
perilaku
Masker wajah
Perilaku berjaga-jaga
Focus menyempit
Indikasi nyeri yang dapat
diamati
Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
Sikap tubuh melindungi
Dilatasi pupil
Fokus pada diri sendiri
Gangguan tidur
Melaporkan nyeri secara
Pain control
Comfort level
Mampu
mengontrol
verbal dari
nyeri)
Mampu menggunakan
ketidaknyamanan
Gunakan tehnik
tehnik non-farmakologi
komunikasi terapeutik
untuk
mengurangi
untuk mengetahui
nyeri
(mencari
bantuan)
Melaporkan bahwa
presipitasi
Observasi reaksi non
menggunakan
nyeri
Evaluasi pengalaman
manajemen nyeri
Mampu mengenali
tentang
nyeri)
Menyatakan rasa
ketidakefektifan,
lampau
Bantu klien dan
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
dan menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan
yang dapat
verbal
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi factor
presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi , non
farmakologi dan
interpersonal)
Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk
menentukan intervensi
Ajarkan tentang tehnik
non farmakologi
Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter
Analgesic
administration
Tentukan lokasi ,
karakteristik, kualitas
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
secara teratur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
pertama kali
Berikan analgesic tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
2.
3.
DOMAIN 2
KELAS 5
00027
Kekurangan Volume
Cairan :
Penurunan cairan intra
vaskuler, interstisil, dan atau
mengarah intravaskuler. Ini
mengarah ke dehidrasi,
kehilangan cairan dengan
pengeluaran sodium.
Batasan Karakteristik :
Kelemahan,
kehausan,
Penurunan turgor
kulit/lidah
Membran
mukosa/kulit kering
Penigkatan denyut
nadi
Pengisian vena
menurun
Penurunan status
mental
Konsentrasi urine
meningkat
Temperatur tubuh
meningkat
Hematokrit meninggi
Kehilangan berat
badan seketika
Faktor yang
berhubungan :
Kehilangan volume
NOC :
Fluid balance
Hydration
Nutritionalstatus :
NIC :
Monitoring Cairan
Kriteria Hasil :
TD dalam rentang
Tentukan riwayat
eliminasi
Tentukan
yang diharapkan
CVP dalam rentang
kemungkinan faktor
yang diharapkan
Tekanan arteri rata-
ketidakseimbangan
resiko dari
cairan (hipertermi,
terapi diuretik,
yang diharapkan
Nadi perifer teraba
Keseimbangan intake
disfungsi hati)
Monitor berat badan
Monitor serum dan
tidak ada
Berat badan stabil
Tidak ada distensi
elektrolit urine
Monitor serum dan
vena
Tidak ada edema
osmolaritas urine
Monitor BP,HR,RR
Monitor tekanan
perifer
Hidrasi kulit
Membran mukosa
basah
Serum elektrolit dbn
Ht dbn
Tidak ada haus yang
jantung
Monitor parameter
hemodinamik invasif
Catat secara akurat
abnormal
Tidak ada sunken
eyes
Urine output normal
Mampu berkeringat
Tidak demam
perubahan irama
jumlah
Manajemen Cairan
Pertahankan posisi
tirah baring selama
mekanisme
masa akut
Kaji adanya
pengaturan
peningkatan JVP,
berbaring
Buat jadwal
masukan cairan
Timbang berat badan
secara berkala
Monitor ttv
Pantau haluaran
urine
( karakteristik,warna
, ukuran)
Keseimbangan
edema
Ukur lingkaran
abdomen , awasi
tetesan infus
Pantau albumin
serum
Kaji turgor kulit