Professional Documents
Culture Documents
Peluang Dan Prospek Budidaya Di Lahan Rawa
Peluang Dan Prospek Budidaya Di Lahan Rawa
Pangaribuan
Abstact
Out of 162.4 million ha land resources in Indonesia, about 13.28 million hectares are characterized by
monotonous swampy land. In agricultural practices we are faced by two main constraints,i.e; flooding in the
rainy season and drought in the dry season, and the time is unpredictable. In the dry season, the land
becomes drought and can be used as a secondary horticultural crop cultivation. The longer periode of
drought, the wider the land could be cultivated. The technology used by the farmers is very simple that is
indigenous knowledge, and this is also a reason for the low productivity. Drought problem is frequently
causing a crop harvest failure. Therefore, a technology is needed in order to increase the land productivity.
The research result found that vegetables like tomato, cabbage, pariah, and cucumber were suitable for the
land condition. The technology of land management through the application of weed biomass mulching insitu and organic matter could improve the plant growth and increase plant yield. The availability of land
resources and the finding of a new cultivation technology, make vegetable crops meet their prospective and
opportunity that could be developed in agribisnis scale, so that it can also increase the income and the
prosperity of the farmers themselves. The vegetable crops gave a greater contribution for farmers income
ranged from 28.8- 43.5%.
KEYWORDS : Opportunity and prospective, vegetable,monotonous swampy land.
Abstrak
Lahan rawa lebak di Indonesia luasnya mencampai 13,28 juta hektar. Budidaya pertanian pada
lahan ini dihadapkan dengan dua kendala utama yakni kebanjiran pada musim hujan dan kekeringan pada
musim kemarau, dan waktunya sulit diperkirakan. Pada musim kemarau lahan menjadi kering dan dapat
dimanfaatkan untuk pertanaman tanaman palawija maupun hortikultura. Semakin lama periode kering maka
semakin luas lahan yang dapat ditanami. Teknologi budidaya tanaman sayuran yang dilakukan oleh petani
masih sederhana dengan pengetahuan lokal sehingga produktivitas dibawah potensi komoditasnya. Masalah
kekeringan sering mengakibatkan gagalnya panen, oleh karena itu perlu ditemukan teknologi yang mampu
meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman. Hasil-hasil penelitian, telah ditemukannya varietas
komoditas sayuran seperti tomat, kubis, pare dan mentimun yang sesuai dengan kondisi lahan. Teknologi
pengelolaan lahan dengan pemberian mulsa biomassa gulma in-situ, pemberian bahan organik dapat
memperbaiki pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil. Tersedianya sumberdaya lahan dan
ditemukannya teknologi budidaya, maka tanaman tomat, kubis, pare dan mentimun cukup prospektif dan
berpeluang untuk dikembangkan di lahan rawa lebak dalam skala agribisnis sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani. Tanaman sayur-sayuran memberikan kontribusi yang paling besar
terhadap pendapatan petani, yakni 28,8 - 43,5%.
Kata kunci
PENDAHULUAN
Lahan rawa lebak merupakan tipologi lahan
non pasang surut, dan sesuai dengan topografinya
lahan ini mengalami penggenangan baik secara
periodik maupun secara permanen. Di Indonesia
116
Agroscientiae
117
450
400
350
300
250
200
150
100
50
Jan
118
Peb
Mrt
Aprl
Mei
Jun
Jul
Agust Sept
Okt
Nop
Des
ISSN 0854-2333
Permata
Ratna
Mutiara
Idola
Mirah
Geulis
Mitra
Epoch
Oval
Berat
Berangkasan
(g/tan.)
35,95 bc
32,54 abc
31,89 abc
43,13 c
33,78 abc
33,11 abc
27,00 ab
30,71 abc
22,94 a
Diameter buah
(cm)
3,5 ab
3,9 b
3,9 b
3,6 ab
4,7 ab
4,0 ab
3,8 b
3,7 b
3,1 a
Panjang buah
(cm)
3,8
3,7
3,4
4,2
3,8
3,9
3,5
3,7
3,5
bc
ab
a
c
bc
bc
ab
ab
ab
Berat buah
(g/biji)
25,36
32,81
23,62
23,15
45,91
31,62
28,70
28,87
15,55
b
c
b
b
d
bc
bc
bc
a
Hasil
-1
(t ha )
10,65 b
13,78 c
10,34 b
10,56 b
19,28 d
13,28 bc
12,04 bc
12,12 bc
6,53 a
Agroscientiae
119
Tabel 3. Keragaan pertumbuhan dan hasil sayuran kubis di lahan rawa lebak Kalimantan Selatan, pada
MK.2005
Table 3. Growth performance and cabbage yield in South Kalimantan monotonous swampy land in 2005 dry
season.
Tinggi
Diameter
Lingkar Krop
Bobot
Hasil
-1
Varietas Kubis
tanaman
Kanopi (cm)
(cm)
(g)
(t ha )
(cm)
KK-Cross
22,7 a
45,0 a
45,1 a
826,6 a
27,28 a
Gianty
18,9 b
40,6 ab
29,7 b
292,6 b
9,71 b
Summer Power
16,8 bc
37,8 bc
29,4 b
192,0 b
6,37 b
Green Hero
14,8 c
34,8 c
21,9 b
125,9 b
4,18 b
Sumber : Fauziati et al., (2005)
Tabel 4. Pengaruh pengelolaan lengas tanah dan varietas terhadap jumlah buah dan hasil pare di lahan
lebak tengahan MK. 2004
Table 4. Effect of moisture management and variety to pariah yield on the middle monotonous swampy land
in 2004 dry season.
-1
Hasil (t ha bh segar) dengan pengelolaan lengas
tanah
Varietas Pare
Rata-rata
Diberi mulsa
Tanah diolah dalam
Kontrol
gulma in-situ
barisan + gulma
in-situ
Siam 71 F1
Giok 9 F1
Maya
Rata-rata hasil
9,01 ab
11,38 a
7,55 b
14,79 a
15,46 a
11,55 b
10,07 a
10,51 a
8,01 a
11,19 a
12,45 a
9,04 b
9,32 a
13,94 b
9,53 a
ISSN 0854-2333
Perilaku
lahan
rawa
lebak
dapat
digambarkan bahwa semakin panjang musim
kemarau (periode kering semakin lama), maka
semakin bertambah luas lahan rawa lebak yang
dapat ditanami untuk tanaman sayur-sayuran.
Keadaan ini menggambarkan bahwa lahan rawa
lebak adalah sebagai lahan penyeimbang ekologi
disaat terjadi El-Nino, dimana pada ekosistem lainnya
mengalami kekeringan dan penurunan produktivitas.
Cukup
adaptifnya
beberapa
varietas
tanaman sayuran (tomat, kubis, pare dan mentimun)
yang dapat ditanam di lahan rawa lebak dan
tersedianya teknologi budidaya yang sesuai, artinya
sayuran ini berpeluang dan memiliki prospek yang
baik untuk dikembangkan di lahan rawa lebak
sebagai usaha keluarga untuk dikonsumsi sendiri
sehingga pemenuhan kebutuhan gizi dapat terpenuhi
dengan baik, dan
sangat dimungkinkan pula
pengembangan tanaman sayuran ini dilakukan dalam
skala agribinis untuk mendukung pendapatan dan
kesejahteraan petani. Hasil penelitian Rina et al.,
(2006), bahwa tanaman sayur-sayuran memberikan
kontribusi yang paling besar terhadap pendapatan
petani, yakni 28,8 - 43,5%.
Di Kalimantan Selatan dari total luas lahan
rawa lebak (208.893 ha), sekitar 78.544 ha telah
difungsikan untuk tanaman pangan, berpotensi untuk
pengembangan tanaman pangan (padi, palawija dan
hortikultura) sekitar 152.994 ha. Seandainya, dari
luas lahan yang telah difungsikan atau yang
berpotensi tersebut sebagian dimanfaatkan untuk
80
70
60
50
40
Pukan
30
Gulma
20
Kontrol
10
0
Agust.
Sept. 1
Sept. 2
Sept. 3
Okt.
Nop.
Gambar 2. Pola
lengas
tanah
pada
pertanamanMentimun periode MK-II2004 di lahan lebak tengahan di Desa
Tawar, Kabupaten HSS, Kalsel,
Figure 2.
Tabel 4. Pengaruh pengelolaan lengas tanah dan varietas terhadap jumlah buah dan hasil mentimun di lahan
lebak tengahan, Desa Tawar, Kab. HSS, Kalsel MK. 2004
Table 5. Effect of moisture management and variety to cabbage yield on middle monotonous swampy land in
2004 dry season at Tawar village,Hulu Sungai Selatan Regency, South Kalimantan.
Varietas Mentimun
Panda
Hijau Roket
Hercules
Rata-Rata
19,82
Sumber : Simatupang et al., (2006)
Agroscientiae
Rata-rata
(Average)
17,69 a
9,82 a
32,23 a
18,77 a
10,12 a
27,37 a
18,56
9,43
29,99
19,92
18,75
CV=18,9
121
SIMPULAN
Lahan rawa lebak termasuk dalam kategori
sebagai lahan bermasalah karena hampir sepanjang
tahun tergenang. Namun demikian, lahan ini masih
dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang
potensial karena sifat kimia (kesuburan) tanahnya
mendukung terutama apabila pemanfaatannya
dilakukan pada musim kemarau dimana lahan rawa
lebak menjadi kering. Semakin panjang musim
kemarau (periode kering semakin lama) maka
semakin bertambah luas pula lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk usaha pertanian.
Tanaman sayuran seperti mtomat, kubis,
pare dan mentimun beradaptasi baik pada lahan
rawa lebak. Selain pertumbuhan beberapa varietas
tanaman sayur-sayuran yang keragaan agronomis
cukup baik, tanaman juga memberikan hasil yang
tinggi: tomat varietas Permata dan Ratna hasilnya
-1
10,65 dan 13,78 t ha , kubis varietas KK-Cros
-1
hasilnya 27,28 t ha , pare varietas Siam 71 F1 dan
-1
Giok 9 F1 hasilnya 11,19 dan 12,45 t ha
dan
-1
mentimun varietas Hercules 29,99 t ha .
Tersedianya sumberdaya lahan rawa lebak
yang cukup luas, dan tersedianya teknologi budidaya
tanaman sayuran yang sesuai dan spesifik lokasi,
maka pengembangan tanaman sayuran ini cukup
prospektif dilakukan di lahan rawa lebak untuk
memenuhi kebuthan gizi keluarga maupun dalam
skala luas untuk mendukung sistem agribisnis
sehingga kesejahteraan dan pendapatan petani
meningkat. Berkaitan dengan itu, maka diperlukan
suatu kebijakan dari pemerintah untuk mendorong
terlaksananya pengembangan sistem usahatani
berorientasi agribisnis di lahan rawa lebak.
DAFTAR PUSTAKA
Alkusuma. 2002. Identifikasi dan karakterisasi lahan
rawa lebak untuk pengembangan padi sawah
dalam rangka antisipasi dampak El-Nino.
Balai Penelitian Tanah. Puslibang Tanah dan
Agriklimat. Bogor.
Alihamsyah,T. 2005. Pengembangan Lahan Rawa
Lebak untuk Usaha Pertanian.
Balai
Penelitian Pertanian Lahan Rawa Badan
Litbang Pertanian. Banjarbaru. 53 p.
Arifin, M. Z., K. Anwar., dan R.S. Simatupang. 2006.
Karakteristik dan potensi lahan rawa lebak
untuk
pengembangan
pertanian
di
Kalimantan Selatan. Dalam Prosiding
122
Agroscientiae
123