Professional Documents
Culture Documents
Nama
: Agus Purwanto
NPM
: 40112396
Kelas
: 3DC02
Materi
Universitas Gunadarma
2015
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1
Latar Belakang.......................................................................1
1.2
Rumusan Masalah...................................................................2
1.3
Tujuan Pembahasan Masalah.....................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3
2.1
Serikat Pekerja.......................................................................3
2.1.1
Pengertian Serikat Pekerja...................................................3
2.1.2
Asas, Sifat dan Tujuan........................................................5
2.1.3
Fungsi Serikat Pekerja........................................................5
2.2
Pembentukan Serikat Pekerja.....................................................5
2.2.1
Dasar Pembentukan Serikat Pekerja.......................................6
2.2.2
Prosedur Mendirikan Serikat Pekerja......................................6
2.3.3
Tujuan Didirikannya Serikat Pekerja....................................11
2.3
Keanggotaan Serikat Kerja......................................................12
2.3.1
Hak-Hak Anggota :..........................................................13
2.3.2
Kewajiban Anggota :........................................................14
2.4
Perkembangan Serikat Pekerja Di Indonesia................................15
2.4.1
Perkembangan Sebelum Kemerdekaan..................................15
2.4.2
Perkembangan Setelah Kemerdekaan...................................15
2.4.3
Perkembangan Dalam Era Demokrasi Terpimpin.....................15
2.4.4
Perkembangan Setelah Pemerintah Orde Baru.........................16
2.5
Kebijakan Publik Dan Organisasi Industri, Mengatasi Hambatan Dalam
Menciptakan Hubungan Industrial Yang Harmonis........................17
BAB III PENUTUP..........................................................................19
3.1
Kesimpulan.........................................................................19
3.2
Saran.................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serikat pekerja di indonesia erat hubunganya dengan Sejarah Pergerakan
Buruh Indonesia. Dan semua ini juga hasil dari kemerdekaan negara Republik
Indonesia.
Pada 15 September 1945 lahir sebuah organisasi massa buruh yang bernama
BBI (Barisan Buruh Indonesia). BBI mengutamakan barisan buruh untuk
memudahkan mobilisasi oleh serikat sekerja dan Partai Buruh. Dalam kongresnya
pada bulan September 1945 yang dihadiri oleh kaum buruh dan tani, tercetuslah
Partai Buruh Indonesia. BBI juga sepakat untuk menuntaskan revolusi nasional.
Untuk mempertahankan tanah air dari serangan musuh, BBI membentuk Laskar
Buruh bersenjata di pabrik pabrik. Untuk kaum perempuan dibentuk Barisan
Buruh Wanita (BBW).
BBI dilebur menjadi GASBI (Gabungan Serikat Buruh Indonesia) pada
1946. Serikat buruh yang tidak sepakat dengan struktur GASBI keluar dan
membentuk GASBV (Gabungan Serikat Buruh Vertikal). Tetapi pada bulan
November, tahun yang sama, atas usaha Alimin dan Harjono, GASBI dan GASBV
berhasil dilebur menjadi SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia).
SOBSI sempat mengalami perpecahan akibat perbedaan sikap dalam
menanggapi perjanjian Renville pada 1948. Tetapi tidak lama kemudian SOBSI
berhasil kembali mengkonsolidasikan pecahan-pecahannya. Bahkan dalam
pernyataan politiknya tahun 1948, SOBSI kemudian menegaskan menolak
perjanjian Renville. SOBSI kemudian menyatakan keluar dari HISSBI (Himpunan
Serikat-serikat buruh Indonesia) karena perbedaan garis politik.
Soekarno mengeluarkan dua konsepsi mengenai kabinet karya dan dewan
nasional pada tahun 1957. Kabinet karya ini adalah kabinet eksekutif yang
1
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Serikat Pekerja
2.
3.
pekerja.
Lembaga perunding mewakili pekerja.
Melindungi dan membela hak hak dan kepentingan kerja.
Wadah pembinaan dan wahana peningkatan pengetahuan pekerja.
Wahana peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Wakil pekerja dalam memperjuangkan kepemilikan saham di perusahaan.
Wakil pekerja dalam lembaga lembaga ketenagakerjaan
Wakil untuk dan atas nama anggota baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
2.2
(ayat 4)
UU No. 18 th. 1956 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 98 mengenai Hak
Pekerja
UU No. 21 th. 2000 tentang Serikat Pekerja (SP)
UU No. 13 th. 2003 tentang Ketenagakerjaan
UU No. 2 th. 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
(PPHI)
Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Serikat Pekerja yg
bersangkutan
(1) Setiap serikat pekerja, federasi dan konfederasi serikat pekerja harus memiliki
ad/art.
(2) Anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya
harus memuat:
a. nama dan lambang;
b. dasar negara, asas, dan tujuan;
c. tanggal pendirian;
d. tempat kedudukan;
e. keanggotaan dan kepengurusan;
f. sumber dan pertanggungjawaban keuangan; dan
g. ketentuan perubahan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga.
Setelah proses pembentukannya selesai, maka tahapan yang harus dilakukan
berikutnya adalah memberitahukan secara tertulis kepada instansi pemerintah
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan (Dinas Tenaga Kerja dari
pemerintah Kabupaten atau wali kotamadya di mana perusahaan berdomisili)
untuk dilakukan pencatatan atas pembentukan SP tersebut. Hal ini diatur di dalam
Pasal 18 UU Serikat Pekerja/Serikat Buruh, yang berbunyi:
(1) Serikat pekerja, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang
telah terbentuk memberitahukan secara tertulis kepada instansi pemerintah
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat untuk dicatat.
(2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan dilampiri:
a. daftar nama anggota pembentuk;
b. anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
c. susunan dan nama pengurus.
Selain itu, ditentukan pula bahwa nama dan lambang serikat pekerja tidak boleh
sama dengan nama dan lambang serikat pekerja yang telah tercatat terlebih dahulu
berdasarkan Pasal 19 UU Serikat Pekerja.
Dalam proses pembentukannya, tidak boleh ada pihak yang menghalang-halangi
atau memaksa pekerja untuk membentuk serikat pekerja dengan cara melakukan
pemutusan hubungan kerja. Barangsiapa menghalang-halangi atau memaksa
pekerja/buruh untuk membentuk SP, dikenakan sanksi pidana paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling sedikit Rp100
juta dan paling banyak Rp500 juta berdasarkan Pasal 28 jo. Pasal 43 ayat (1) UU
Serikat Pekerja.
Setelah seluruh proses pembentukan SP ini selesai, pengurus serikat
pekerja/serikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan harus
memberitahukan secara tertulis keberadaannya kepada pihak perusahaan
(manajemen perusahaan). Hal ini diatur dalam Pasal 23 UU Serikat Pekerja/yang
berbunyi:
Pengurus
serikat
pekerja,
federasi
dan
konfederasi
serikat
Anda tidak harus menunggu banyak anggota untuk membentuk SP/SB; sepuluh
orang cukup. Undanglah sepuluh orang untuk rapat dan ambillah kesepakatan
untuk membentuk SP/SB dan tentukan pengurusnya.
Catatlah nama-nama yang hadir dalam rapat pendirian SP/SB tersebut, keputusan
yang diambil, dan pengurusnya dalam notulen rapat. Ini Anda perlukan ketika
mau mendaftarkan SP/SB ke instansi terkait.
Keempat, daftarkanlah SP/SB Anda ke instansi terkait untuk mendapatkan
bukti nomor pencatatan.
SP/SB baru disebut resmi kalau sudah mendapat nomor bukti pencatatan dari
instansi terkait (Dinas Tenaga Kerja dari pemerintah Kabupaten atau
walikotamadya di mana perusahaan berdomisili.)
Buatlah surat permohonan kepada instansi terkait agar SP/SB Anda dicatat di
instansi pemerintah.
Pasal 18, UU No. 21/2000, menyebutkan,
1. Serikat
pekerja/serikat
buruh,
federasi
dan
konfederasi
serikat
Misalnya, pengurus dilarang membentuk serikat pekerja / serikat buruh karena ada
kasus yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
Kelima, informasikanlah kehadiran SP/SB ke menejemen perusahaan Anda.
Anda perlu memberitahukan kepada menejemen perusahaan bahwa karyawan
telah membentuk serikat pekerja / serikat buruh. Berikanlah satu salinan anggaran
dasar dan anggaran tumah tangga dan juga nomor bukti pencatatan SP/SB sebagai
informasi buat menejemen perusahaan.
Keenam, komunikasikanlah kehadiran SP/SB kepada karyawan.
Berikanlah informasi tentang kehadiran, tujuan dan keuntungan dari kehadiran
SP/SB di perusahaan. Informasikanlah bahwa SP/SB adalah mitra menejemen
untuk mengelola perusahaan dan ajaklah karyawan untuk ikut menjadi anggota
SP/SB.
Ketujuh, catatlah daftar anggota SP/SB dalam buku anggota.
Sesuai undang-undang, hanya anggota yang tercatat di Buku Anggota yang resmi
jadi anggota SP/SB. Jadi, usahakanlah agar karyawan mengisi formulir
pendaftaran anggota dan tulislah nama-nama anggota yang telah mendaftar di
Buku Anggota.
2.3.3 Tujuan Didirikannya Serikat Pekerja
Anda bisa juga membuat Kartu Anggota SP/SB sebaga bukti anggota
SP/SB. Adapun tujuan pendirian serikat pekerja/buruh, federasi maupun
konfederasi tidak lain adalah sebagai berikut :
a.
b.
11
c.
d.
e.
f.
2.3
Seorang pekerja /buruh tidak boleh menjadi anggota lebih dari satu serikat
pekerja/serikat Buruh disatu perusahaan.
2.
12
Pasal 15
Pekerja/buruh yang menduduki jabatan tertentu di dalam satu perusahaan dan
jabatan itu menimbulkan pertentangan kepentingan antara pihak pengusaha dan
pekerja/buruh, tidak boleh menjadi pengurus serikat pekerja/serikat buruh di
perusahaan yang bersangkutan.
Pasal 16
1.
Setiap serikat pekerja/serikat buruh hanya dapat menjadi anggota dari satu
federasi serikat pekerja/serikat buruh.
2.
Setiap federasi serikat pekerja/serikat buruh hanya dapat menjadi anggota dari
satu konfederasi serikat pekerja/serikat buruh.
Pasal 17
1.
2.
3.
13
(Serikat Pekerja).
Mengamankan dan melaksanakan keputusan-keputusan dalam programprogram organisasi serta membantu pimpinan dan pengurus dalam
14
2.4
Pada tahun 1912 dari serikat serikat pekerja yang ada, Serikat Islam
mendirikan Gabungan Serikat Pekerja maka lahirlah Gabungan Serikat Islam
yang pertama di Indonesia.
b.
c.
b.
2.4.4
a.
b.
c.
Dari ikrar MPBI ini pada 20-02-1973 lahirlah deklarasi persatuan buruh
seluruh indonesia
d.
Ada dua hal yang sangat bersejarah dengan lahirnya FBSI tersebut yaitu, :
Pertama, serikat pekerja telah berhasil disatukan dalam satu wadah yang
selama ini telah menjadi obsesi setiap pimpinan serikat pekerja. Kedua,
serikat pekerja telah berhasil melepaskan diri dari kegiatan politik dan
menjadi serikat pekerja yang profesional dan mandiri.
16
2.5
17
a)
Menjaga dan meningkatkan tanggung jawab, disiplin dan etos kerja, serta
manghormati hak pengusaha
Memegang prinsip bahwa mogok kerja atau unjuk rasa merupakan upaya
terakhir dalam penyelesaian perselisihan industrial
f)
Bila terpaksa mogok kerja atau unjuk rasa tidak merusak aset perusahaan dan
tidak mengganggu ketertiban umum
18
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
yang dimaksud dengan ketenagakerjaan itu sendiri adalah segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa
kerja. Jadi hukum ketenagakerjaan dapat diartikan sebagai peraturan-peraturan
yang mengatur tenaga kerja pada waktu sebelum selama dan sesudah masa kerja.
Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,
mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di
dalam atau di luar negeri.
Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa serikat pekerja adalah
organisasi yang dibentuk oleh pekerja dan mempunyai sifat bebas, terbuka,
mandiri, demokratis dan bertanggungjawab. Adapun tujuan dari serikat pekerja
adalah memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
3.2
Saran
1.
2.
3.
4.
5.
19
DAFTAR PUSTAKA
-------
20