Professional Documents
Culture Documents
1. Latar Belakang
Sampai saat ini permasalahan kesehatan di Indonesia masih banyak
terjadi,
diantaranya
adalah
masalah
penyakit
menular
yang
banyak
menyebabkan kematian dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang masih
rendah di beberapa wilayah di Indonesia. Terkait penyakit menular, berdasarkan
data Riskesdas pemetaan penyakit menular menunjukkan penurunan angka
period prevalence diare dari 9,0 persen tahun 2007 menjadi 3,5 persen tahun
2013. Terjadi juga kecenderungan yang meningkat untuk period prevalence
pneumonia semua umur dari 2,1 persen (2007) menjadi 2,7 persen (2013).
Prevalensi TB paru masih di posisi yang sama untuk tahun 2007 dan 2013
(0,4%). Terjadi peningkatan prevalensi hepatitis semua umur dari 0,6 persen
tahun 2007 menjadi 1,2 persen tahun 2013 (Badan Litbangkes, 2007; 2013).
Terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam Riskesdas 2013
indikator yang dapat digunakan untuk PHBS sesuai dengan kriteria PHBS yang
ditetapkan oleh Pusat Promkes pada tahun 2011, yaitu mencakup delapan
indikator individu (cuci tangan, BAB dengan jamban, konsumsi sayur dan buah,
aktivitas fisik, merokok dalam rumah, persalinan oleh tenaga kesehatan,
memberi ASI eksklusif, menimbang balita), dan dua indikator rumah tangga
(sumber air bersih dan memberantas jentik nyamuk) (Badan Litbangkes, 2007;
2013).
Salah satu indikator yang belum banyak diteliti adalah kebiasaan
mencuci tangan memakai sabun di masyarakat. Perilaku cuci tangan pakai
sabun
masyarakat pada umumnya. Data dari survei baseline yang dilakukan oleh
Environmental Services Program (ESP-USAID) pada tahun 2006 menunjukkan
bahwa perilaku Cuci Tangan
sangat rendah yaitu: sebelum makan 14,3%, sesudah buang air besar 11,7%,
setelah menceboki bayi 8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4% dan sebelum
menyiapkan makanan 6%. Sedangkan jalur utama penularan berbagai penyakit
adalah melalui tangan yang terkontaminasi bakteri, virus atau telur cacing yang
menyebabkan diare dan berbagai penyakit ataupun kecacingan.
Cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang telah terbukti
secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare,
Infekai Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan flu burung, bahkan disarankan untuk
mencegah penularan influenza. Banyak pihak yang telah memperkenalkan
perilaku ini sebagai intervensi kesehatan yang sangat mudah, sederhana dan
dapat dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Namun demikian,
pentingnya perilaku sehat cuci tangan pakai sabun (CTPS) untuk mencegah
penyakit-penyakit menular masih belum dipahami masyarakat secara luas dan
praktiknya pun masih belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
(Panduan CTPS Depkes RI,2009).
Sistem
Kesehatan
Nasional
menyatakan
bahwa
pemberdayaan
dan
masyarakat
sosial
budaya,
belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah
pemberdayaan langgam Jawa campursari sebagai media penyampaian pesan
dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku cuci tangan pakai sabun
pada masyarakat di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur?
2. Tujuan penelitian
Tujuan umum
Mengetahui pengaruh pemberdayaan langgam Jawa campursari sebagai media
penyampaian pesan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku cuci tangan pakai
sabun pada masyarakat di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan perilaku cuci tangan pakai
sabun pada masyarakat sebelum diberikan penyuluhan dengan media
langgam Jawa campursari.
2. Mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan perilaku cuci tangan pakai
sabun pada masyarakat setelah diberikan penyuluhan dengan media
langgam Jawa campursari.
3. Menganalisis pengaruh pemberdayaan langgam Jawa campursari
sebagai media penyampaian pesan terhadap pengetahuan, sikap dan
perilaku cuci tangan pakai sabun pada masyarakat.
3. Manfaat
a. Bagi pemangku kebijakan.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak berkepentingan dalam
perencanaan promosi kesehatan program CTPS kepada masyarakat.
b. Bagi masyarakat
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku cuci tangan pakai sabun bagi masyarakat sebagai salah satu
indicator PHBS.
c. Bagi pelaksana program
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan alternatif metode bagi
pelaksana program
dalam rangka
Desain penelitian ini adalah pre-post test designs, tanpa kelompok control.
Penelitian ini menggambarkan kekuatan pengaruh pemberdayaan langgam
Jawa campursari sebagai media penyampaian pesan terhadap pengetahuan,
sikap dan perilaku cuci tangan pakai sabun pada masyarakat di Kabupaten
Pasuruan Jawa Timur. Variabel pengetahuan, sikap dan perilaku merupakan
data numerik yang diukur dari skor pengetahuan, sikap dan perilaku antara
sebelum dan setelah intervensi. Intervensi yang diberikan yaitu penyuluhan
dengan cara bernyanyi bersama lagu langgam Jawa campursari yang liriknya
tentang cara cuci tangan pakai sabun dan diiringi dengan alat music
campursari.
Humaniora,