You are on page 1of 7

TRANSITOR BIPOLAR

Nama : Cyntia Panjaitan


Kelas : EL 1E
NIM : 1205032117

POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012/2013

Daftar Isi

1. Pengertian transistor...................................................................................................1
2. Transistor Bipolar.......................................................................................................1
a. Jenis jenis transistor bipolar ........................................................................2
b. Karakteristik transistor bipolar.......................................................................3

1. Pengertian Transistor

Transitor adalah piranti komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor
dan mempunyai tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan
pemancar (emitor). Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal, penyambung (switching)
dan stabilisasi tegangan.
Transistor berasal dari bahasa transfer yang artinya pemindahan dan resistor yang
berarti penghambat. Jadi, pengertian transistor dapat di kategorikan sebagai pemindahan atau
peralihan bahan setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu tertentu.
Fungsi dari transistor bermacam-macam dimana dapat juga berfungsi sebagai kran
listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Tegangan yang disatu terminalnya misalnya emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan
tegangan yang lebih besar daripada arus input basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus
ouutput kolektor.

Gambar Transistor

2. Transistor Bipolar
Transistor jenis BJT (bipolar junction transistor) merupakan transistor yang
mempunyai dua diode, terminal posistif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga
terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emitter (E), kolektor (C), dan basis (B).

-1a. Jenis Jenis Transistor Bipolar


PNP BJT

NPN BJT

Disebut sebagai Transistor PNP maupun NPN karena memiliki konfigurasi


sebagaimana di atas .

-2b. Arus pada Transistor


b. Karakteristik Transistor Bipolar

Karakteristik dari transistor biasanya disebut juga karakteristik statik, yang


digambarkan dalam suatu kurva yang menghubungkan antara selisih arus dc dan tegangan
pada transistor. Kurva karakteristik statik sangat membantu dalam mempelajari operasi dari
suatu transistor ketika diterapkan dalam suatu rangkaian. Namun, karena transistor
mempunyai tiga terminal, maka karakteristik kapasitor tersebut biasa digambarkan dengan
kurva paramagnetik.
Ada tiga karakteristik dasar yang sangat penting dari sebuah transistor, yaitu:
1. Karakteristik input
2. Karakteristik output, dan
3. Karakteristik transfer arus konstan
Kurva karakteristik input pada transistor dengan konfigurasi bersama (CB) untuk
transistor npn bahan silikon dapat dilihat pada gambar 3.8. Kurva ini menggambarkan
hubungan arus input IE dengan tegangan input VBE untuk berbagai variasi tegangan output
VCB. Dalam hal ini VCB sebagai parameter.
Apabila kurva karakteristik CB ini diperhatikan, maka bentuknya merupai kurva dioda
saat mendapat bias maju. Hal yang terjadi pada transistor juga demikian, karena
persambungan emitor-basis mendapat bias maju. Pada saat tegangan VBE sekitar 0,7 volt
(tegangan cut-in) arus IE akan naik dengan cepat.

Perubahan tegangan VCB dari 1 volt ke 20 Volt mempunyai pengaruh yang sangat
sedikit terhadap kurva, sehingga secara pendekatan dapat dikatakan bahwa arus emitor
hanyadipengaruhi oleh tegangan VBE. Disamping itu bentuk kurvanya hampir tegak lurus,
maka pada saat transistor aktif tegangan VBE dianggap 0,7 Volt.
Masih dalam konfigurasi basis bersama (CB), gambar 3.9 menunjukkan kurva
karakteristik output. Kurva ini menggambarkan hubungan antara arus output IC dengan
tegangan output VCB untuk berbagai variasi arus input CE. Dalam hak ini arus IE disebut
sebagai parameter.
Dalam kurva output ditunjukkan adanya tiga daerah kerja transistor, yaitu daerah aktif,
daerah jenuh(saturasi) dan daerah mati (cut-off). Daerah kerja transistor ini ditentukan
berdasarkan pemberian tegangan bias pada masing-masing persambungannya. Tabel 3.1
menunjukkan kaitan daerah kerja dengan tegangan bias tersebut. Agar dapat digunakan
sebagao prnguat linier transistor perlu diberi tegangzn bias sedemikan rupa sehingga bekerja
pada daerah aktif.

c. Rangkaian dasar untuk mengoperasikan transistor


Pada dasarnya ada tiga jenis rangkaian dasar (konfigurasi) untuk mengoperasikan transistor.
> Basis ditanahkan (Common Base-CB)
> Emiter ditanahkan (Common Emitter-CE)
> Kolektor ditanahkan (Common Collector-CC)

Daftar Pustaka
http://komponenelektronika.net/pengertian-transistor.htm
http://ungunyadani.blogspot.com/2011/04/karakteristik-transistor-bipolar.html

You might also like