You are on page 1of 26

PERTUSIS

Theodora Dolorosa
102011066
A7

Skenario 8
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawah ke
puskesmas karena batuk sejak 2 minggu yang lalu.
Saat batuk anak menjadi kesulitan bernapas karena
batuk terus menerus yang tidak kunjung berhenti,
wajah menjadi merah-kebiruan, kadang disertai bunyi
saat anak berusaha menarik nafas. Di antara episode
batuk, anak tampak baik-baik saja. Selain itu anak
juga mengalami demam naik-turun tapi tidak terlalu
tinggi.

Identifikasi istilah yang tidak diketahui


Tidak ada
Rumusan Masalah
Anak perempuan 4 tahun dengan keluhan batuk 2
minggu, yang terus-menerus sehingga kesulitan
bernafas dan wajah menjadi memerah kebiruan
disertai bunyi saat menarik nafas.

Hipotesis
Anak tersebut diduga menderita penyakit
pertusis.

Mind Mapping

Anamnesis

Aloanamnesis
Identitas pasien
Keluhan Utama
RPS
RPD
Riwayat obat, imunisasi
Sosial dan lingkungan

Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Suhu, tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi
pernapasan
Gej. sistemik: demam, malaise, keringat malam,
anoreksia, berat badan menurun.
Pemeriksaan fisik paru
- inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan serologis untuk Bordetella
pertussis :
Leukositosis (15.000-100.000/mm3)
stadium 2 (paroksimal)
ELISA
Foto toraks Infiltrat perihiler, atelektasis,
empiema

Working Diagnosis
PERTUSIS

Batuk rejan yang sering terjadi pada anak disebabkan


Bordetella pertussis. Pertusis merupakan penyakit
yang toxin mediated, toksin yang dihasilkan kuman

TB
Paru

Asma

Differensial
Diagnosis

TB Paru
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai
strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium
tuberculosis. Gejala yang timbul pada anak adalah
batuk, mengigil, dispnea, anoreksia, berat badan turun
dalam 2-3 bulan, demam, dan malaise.
Gambaran radiologi yang sering ditemukan pada kasus
TB pada anak adalah adenofati hilus, sekitar 50%
ditemukan pada anak dengan kasus asimtomatik.

Asma
Asma bronchial adalah penyakit jalan nafas obstruktif
intermitten, reversibel dimana trakheobronkhial
berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Faktor presdisposisi genetik
Faktor presipitasi :
Alergen
Perubahan cuaca
Stress
Olahraga berat

Etiologi

Berbentuk batang (coccobacilus).


Tidak dapat bergerak.
Bersifat gram negatif.
Ukuran panjang 0,5-1 um dan diameter 0,2-0,3 um.
Tidak berspora, mempunyai kapsul.
Mati pada suhu 55C selama jam, dan tahan pada
suhu rendah (0- 10C).

Epidemiologi
Pertusis adalah penyakit endemik
Sebagian besar kasus terjadi dari bulan juli sampai oktober
Pertusis sangat menular, dengan serangan setinggi 100% pada
individu rentan yang terpajan pada tetes-tetes aerosol pada
rentangan yang rapat.
Penyakit alamiah maupun vaksinasi tidak memberikan
imunitas sempurna.
Pada anak-anak, sebagian besar kasus penularan pertusis
adalah berasal dari orang dewasa yang melakukan kontak
dengan mereka.

Patofisiologi
Perlekatan sel bakteri pada sel epitel saluran
pernapasan perlawanan terhadap mekanisme
pertahanan host kerusakan total timbul
penyakit sistemik
Komponen sel bakteri :
Pertusis Toxin (PT)
Filamentous Hemaglutinin (FHA)
Adenylate Cyclase Toxin (ACT)
Lipopolosakharida (LPS)
Tracheal Cytotoxin dan Tracheal Colonization Factor

Penularan
Droplet infection
Dapat pula melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat
makan yang dicemari kuman-kuman penyakit
tersebut.

Manifestasi Klinik
Pada Pertusis, masa inkubasi 7-14 hari, penyakit
berlangsung 6-8 minggu atau lebih dan berlangsung
dalam 3 stadium yaitu :
Stadium kataralis
Stadium paroksimal
Stadium konvalesens

Stadium Kataralis 7-10 hari


Bersin
Mata berair
Nafsu makan berkurang
Demam tidak terlalu tinggi
Batuk (awalnya malam lalu sepanjang hari)

Stadium Paroksimal 10-14 hari


Batuk-batuk hebat terus menerus
Whooping cough
Sianosis akibat tersedak, apnea
Muntah
Serangan batuk sering pada malam hari
Stadium Konvalesens 4-6 minggu
Batuk semakin berkurang
Muntah semakin berkurang
Batuk pada masa paroksimal bisa berulang karena
infeksi saluran pernapasan

Penatalaksanaan
Non Medika Mentosa
Oksigen
Perawatan penunjang menjaga kebersihan,
pemberian ASI
Nutrisi

Penatalaksanaan
Medika Mentosa
Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari oral , 4 dosis (maksimal
2 gram), 14 hari
Azithromisin 10 mg/kg BB/ hari dosis tunggal selama 5
hari
Claritromisin 15 mg/kg BB/hari dibagi 2 (terbaru)
kelemahan : harga mahal
Tidak diberi bayi kuran dari 2 bulan ok bisa:
infantil hypertropic pyloric stenosis

Alternatif Trimethoprim-sulfamethoxazole 6-8


mg/kgBB/hari oral, 2 dosis (maksimal 1 gram)

Komplikasi
Bronkopneumonia
Kejang
Kurang gizi

Pencegahan
Imunisasi DPT
Dasar : 3-4-5 bulan
Ulangan : 18-24 bulan dan 5 tahun
0,5 ml intramuskular
Kombinasi dengan hepatitis B

Prognosis
Prognosis baik karena komplikasi pertusis
biasanya minimal, dan kebanyakan pasien
mengalami pemulihan penuh secara bertahap
dengan perawatan suportif dan antibiotik

Kesimpulan
Pertusis merupakan penyakit yang sangat cepat
menular melalui inhalasi droplet, tersebar diseluruh
dunia. Meskipun penyakit ini dapat menginfeksi
semua peringkat umur, anak-anak lebih muda yang
terinfeksi B.pertussis lebih rentan mengalami
komplikasi dari kuman tersebut. Program imunisasi
yang direncanakan untuk bayi adalah cara terbaik
untuk mencegah bayi dari terinfeksi oleh
kuman B.pertussis.

You might also like