Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Annas Ardiansyah
NIM A1H012025
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persiapan lahan dan pemilihan cara tanam dalam suatu budidaya tanaman
akan berpengaruh terhadap hasil panen. Pengolahan lahan dan cara tanam disesuaikan
dengan karakteristik tanaman yang dibudidayakan. Lahan untuk menanam padi tentu
akan berbeda dengan lahan untuk menanam sayuran. Demikian pula dengan cara
tanamnya, yakni penanaman dapat dilakukan dengan sebar benih secara langsung
atau melalui proses penyemaian terlebih dahulu yang dipilih sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi tanaman untuk memberikan hasil yang optimum.
B. Tujuan
1. Mengetahui persiapan lahan untuk budidaya tanaman sayuran dan padi secara SRI
(System of Rice Intensification).
2. Mengetahui cara pindah tanam pada budidaya berbagai jenis sayuran.
3. Mengetahui cara pindah tanam budidaya padi secara SRI (System of Rice
Intensification).
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III.
METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
IV.
Menanam tanaman sayuran dapat dilakukan dengan dua cara yakni sebar benih
langsung atau disemaikan terlebih dahulu pada bak persemaian sebelum
dipindahtanamkan ke lahan. Bahan tanam tanaman sayur yang ditanam langsung atau
melalui persemaian dapat berupa benih atau organ perbanyakan vegetatif tanaman
sayur. Faktor faktor yang mempengaruhi pertimbangan apakah nantinya benih akan
ditanam langsung atau disemaikan terlebih dahulu adalah faktor tanamannya dan
pertimbangan ekonomis.
SRI adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi
dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah
berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50% , bahkan di beberapa tempat
mencapai lebih dari 100%. Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak disengaja
di Madagaskar antara tahun 1983 -84 oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor
Jesuit asal Prancis yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di sana. Oleh
penemunya, metododologi ini selanjutnya dalam bahasa Prancis dinamakan Ie
Systme de Riziculture Intensive disingkat SRI. Dalam bahasa Inggris populer dengan
nama System of Rice Intensification disingkat SRI.
Pengembangan dan peningkatan dapat dilakukan dengan kegiatan pertanian
secara intensif terhadap tanaman padi. Sistem tersebut dikenal dengan metode SRI
(System Rice of Intesification). Penerapan SRI merupakan sistem pertanian yang
terhadap
semua
komponen
ekosistem
seperti
tanah,
tanaman,
bagi komponen ekosistem dan memperkuat dukungan terjadinya aliran energi dan
siklus nutrisi secara alami.
Prinsip dasar penerapan SRI yang dilakukan adalah menjaga kesehatan dan
kestabilan sifat-sifat tanah. Penambahan bahan organik selain jerami dapat dilakukan
di atas lahan sebanyak 5 7 ton/ha, bahan-bahan organik yang dapat dimanfaatkan
berupa sampah dari sisa-sisa tanaman, limbah dapur, kotoran hewan, hijauan,
kompos, limbah organik lainnya yang dapat terdekomposisi, pemberian bahan
organik dapat dilakukan secara bertahap. Bahan organik tersebut diberikan
pengolahan tanah dan aliran air dalam kondisi lembab selama 7 10 hari.
1. Teknik Budidaya Padi Organik metode SRI
a. Persiapan benih
Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam
yang cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukka telur,
maka telur akan terapung. Benih yang baik untuk dijadikan benih adala benih
yang tenggelam dalam larutan tersebut Kemudian benih telah diuji direndam
dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2 hari,
kemudian disemaikan pada media tanah dan pupuk organik (1:1) di dalam
wadah segi empat ukuran 20 x 20 cm (pipiti). Selama 7 hari. Setelah umur 710 hari benih padi sudah siap ditanam
b. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah Untuk Tanam padi metode SRI tidak berbeda dengan
cara pengolahan tanah untuk tanam padi cara konvesional yaitu dilakukan
untuk mendapatkan struktur tanah yang lebih baik bagi tanaman, terhidar dari
gulma. Pengolahan dilakukan dua minggu sebelum tanam dengan
menggunakan traktor tangan, sampai terbentuk struktur lumpur. Permukaan
tanah diratakan untuk mempermudah mengontrol dan mengendalikan air.
c. Perlakuan pemupukan
Pemberian pupuk pada SRI diarahkan kepada perbaikan kesehatan tanah
dan penambahan unsur hara yang berkurang setelah dilakukan pemanenan.
Kebutuhan pupuk organik pertama setelah menggunakan sistem konvensional
adalah 10 ton per hektar dan dapat diberikan sampai 2 musim taman. Setelah
kelihatan kondisi tanah membaik maka pupuk organik bisa berkurang
disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada
tahap pengolahan tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah.
d. Pemeliharaan
Sistem tanam metode SRI tidak membutuhkan genangan air yang terus
menerus, cukup dengan kondisi tanah yang basah. Penggenangan dilakukan
hanya untuk mempermudah pemeliharan. Pada prakteknya pengelolaan air
pada sistem padi organik dapat dilakukan sebagai berikut; pada umur 1-10
HST tanaman padi digenangi dengan ketinggian air ratarata 1cm, kemudian
pada umur 10 hari dilakukan penyiangan. Setelah dilakukan penyiangan
tanaman tidak digenangi. Untuk perlakuan yang masih membutuhkan
penyiangan berikutnya, maka dua hari menjelang penyiangan tanaman
digenang. Pada saat tanaman berbunga, tanaman digenang dan setelah padi
sehingga tanah menjadi lembab kembali. Kondisi basah dikeringkan kembali satu
minggu sebelum panen. Pengendalian OPT dilakukan secara biologis dan
menggunakan pestisida nabati dari bahan-bahan alami. Di beberapa provinsi metode
SRI dapat dilakukan dengan atau tanpa pupuk organik seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil budidaya tanaman padi metode SRI di beberapa provinsi di Indonesia
Hasil rata-rata (ton/ha)
No Provinsi
Aplikasi pupuk
SRI
Non SRI
1
Jawa Barat
8,3
4,5
Organik
2
Jawa Tengah
7,15
4,5
Organik
3
Jawa Timur
8,4
5,00
Organik
4
NTB
8,27
5,20
Semi Organik
5
NTT
6,96
3,66
Semi Organik
6
Sulawesi Selatan
7,20
4,11
Semi Organik
7
Sulawesi Tengah
8,92
4,27
Semi Organik
8
Sulawesi Tenggara 5,45
3,40
Semi Organik
Biji yang dapat langsung ditanam dan setelah berkecambah tidak mengalami
gangguan/kesulitan di dalam pertumbuhannya, maka biji tanaman sayuran tersebut
tidak perlu disemaikan. Bilamana kecambah dan tanaman muda yang berasal dari
suatu biji masih terlalu lemah, maka biji tersebut tidak boleh ditanam secara langsung
tetapi perlu disemaikan terlebih dahulu sehingga tanaman muda tersebut lebih mudah
dirawat untuk menghindari berbagai gangguan seperti sinar matahari yang terik,
hujan lebat, angin dan lain-lain.
Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman sayuran merupakan tanah yang
gembur. Hal ini disebabkan oleh perakaran tanaman sayur dangkal, memudahkan
akar dalam menyerap air dari unsur hara, memudahkan penetrasi akar ke dalam tanah
dan oksigen di dalam tanah supaya cukup tersedia untuk respirasi akar. Pada tanah
yang gembur akar tanaman sayuran akan berkembang cepat dan tumbuh dalam. Akar
dan umbi tanaman sayuran memerlukan pula tanah yang gembur untuk mendukung
pembentukkannya, yaitu pertumbuhan akar-akar supaya seragam bentuk dan
ukurannya serta bagian umbi tidak ada yang bergelombang.
Padi terdapat dua jenis, padi sawah dan padi gogo, bedanya terletak pada ada
atau tidak adanya air. Pada saat ini kita akan membahas tentang budidaya padi sawah.
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dari permukaan laut dengan
temperatur 19-27 derajat celcius, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa
naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki
tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 7.
Cara pindah tanam padi secara konvensional tidak teknik khusus untuk
menyeleksi benih. Benih hanya direndam di dalam air selama 1 hari 1 malam,
selanjutnya benih diperam selama 2 hari 2 malam, dan benih siap untuk disemaikan.
Pada metode SRI ada teknik khusus yaitu benih diseleksi dengan menggunakan
larutan garam. Dimana, air dimasukkan ke dalam toples dan masukkan sebuah telur,
kemudian masukkan garam perlahan-lahan dan aduk hingga telur mengapung
(sebagai penanda larutan siap digunakan). Kemudian masukkan benih yang akan
ditanam ke dalam larutan garam tersebut. Benih yang tenggelam adalah benih yang
kualitasnya baik. Benih yang baik diambil, disisihkan dan dibersihkan dengan air
hingga larutan garam tidak menempel. Selanjutnya benih diperam selama 1 hari 1
malam (tidak lebih) dan benih siap untuk disemaikan.
A. Kesimpulan
Prinsip dasar penerapan SRI yang dilakukan adalah menjaga kesehatan dan
kestabilan sifat-sifat tanah. bahan-bahan organik yang dapat dimanfaatkan berupa
sampah dari sisa-sisa tanaman, limbah dapur, kotoran hewan, hijauan, kompos,
limbah organik lainnya yang dapat terdekomposisi, pemberian bahan organik dapat
dilakukan secara bertahap. Bahan organik tersebut diberikan pengolahan tanah dan
aliran air dalam kondisi lembab selama 7 10 hari.
Menanam tanaman sayuran dapat dilakukan dengan dua cara
yakni sebar benih langsung atau disemaikan terlebih dahulu pada bak
persemaian sebelum dipindahtanamkan ke lahan. Bahan tanam
tanaman sayur yang ditanam langsung atau melalui persemaian dapat
berupa benih atau organ perbanyakan vegetatif tanaman sayur.
.
B. Saran
Semoga praktikum berikutnya alat-alatnya dirapikan kembali setelah dipakai,
sehingga mempermudah pengguna lain yang ingin praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Fried, George H. & George J. Hademenos. 2000. Scaums Outlines of Theory and
Problems of BIOLOGY , 2nd Edition. The McGraw-Companies
Gardner, F.P., Pearce. R.B., dan Mitchell, R.I.1991. Fisiologi Tanaman Budidaya
(diterjemahkan oleh Herawati Susilo). UI Press, Jakarta.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan tanaman. Penerbit P.T.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Noggle, G.R and Frits, G.J. 1983. Introduction Plant Physiology, Second Edition.
Mew Jersey. Prentice Hall, Inc, Englewood Clifts.
Salisbury, F.B. and. Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. (diterjemahkan
oleh Diah dan Sumaryono). Penerbit IT. Bandung.
Sudarmadji, S. dkk. 1997. Prosedur Analisis Untuk Bahan Makanan dan Pertanian,
Edisi ketiga. Liberty. Yogyakarta.