You are on page 1of 51

KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA

MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN


UNSRAT
SKRIPSI

Oleh:
Randy Vincent Suhartono Kindangen
100 111 151

Dosen Pembimbing:
dr. D.H.C. Pangemanan,M.Kes,AIFM,AIFO
dr. J.N.A. Engka,M.Kes,AIFM, AIFO

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2014
!
!

KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA


MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSRAT

Oleh:
Randy Vincent Suhartono Kindangen
100 111 151

SKRIPSI SARJANA KEDOKTERAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2014
!
!

ABSTRACT
ANALYTICAL SKILL ON BIOPHYSICS MODULE SCORE OF CLASS 2013
UNSRAT FACULTY OF MEDICINE
Randy V.S. Kindangen, D.H.C. Pangemanan, J.N.A Engka
Department of Physiology, Faculty of Medicine University of Sam Ratulangi
Manado
Analytical skill is the ability to visualize, express, and solve problems or
concepts both simple and complex and make the right decisions based on the
available information. Analytical skill is necessary to perform activities that
require critical thinking skills effectively such as learning process. Studies
showed positive effects of critical thinking skills on academic achievement and
analytical skill on learning process. This study aims to determine the effect of
analytical skills on academic achievement using Biophysics module grade as a
reference. The study is an observational analytic with cross-sectional study
method. Subjects in this study are 1st semester students of class 2013 Sam
Ratulangi University Faculty of Medicine. Data of analytical skill were obtained
by using Intelligence Structure Test (IST). The data then analyzed with Kendall's
tau b correlation test. Statistical test of Kendall's tau b shows the correlation
coefficient of 0.120 and p = 0.206 (> 0.05), which means there is no significant
effect of analytical skill on Biophysics module score of the students of class
2013 of the University of Sam Ratulangi Faculty of Medicine.

Key word : Analytical skill, biophysics module, academic achievement

i"
"

ABSTRAK
KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA
MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSRAT
Randy V.S. Kindangen, D.H.C. Pangemanan, J.N.A Engka
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Kemampuan analisis adalah kemampuan untuk memvisualisasikan,


mengekspresikan, dan memecahkan masalah atau konsep baik yang kompleks
maupun sederhana dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi
yang tersedia. Kemampuan analisis dibutuhkan untuk dapat mengerjakan
aktivitas yang membutuhkan kemampuan berpikir kritis seperti proses belajar
secara efektif. Terdapat penelitian yang menunjukkan pengaruh positif
kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar dan kemampuan analisis
terhadap proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kemampuan analisis terhadap prestasi belajar dengan menggunakan nilai modul
Biofisika sebagai acuan. Penelitian bersifat observasional analitik dengan
metode cross-sectional study. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa
semester 1 angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Data
kemampuan analisis diperoleh dengan menggunakan Intelligenz Structure Test
(IST). Data yang didapat kemudian dianalisa dengan uji korelasi Kendalls tau b.
Uji statistik Kendalls tau b menunjukkan correlation coefficient sebesar 0,120
dan p = 0,206 (>0,05) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan oleh
kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika pada mahasiswa angkatan
2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

Kata Kunci : kemampuan analisis, modul biofisika, prestasi belajar

ii"
"

KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA


MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSRAT

Oleh :
Randy Vincent Suhartono Kindangen
100111151

Telah diajukan pada ujian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam


Ratulangi
Pada 13 Februari 2014, serta telah disetujui oleh :

dr. D.H.C. Pangemanan, M.Kes, AIFM, AIFO


Pembimbing I

dr. J.N.A. Engka, M.Kes, AIFM, AIFO


Pembimbing II

dr. H. I. S. Wungouw, MsAppSc, MMedEd, AIFM, AIFO


Kepala Bagian Fisiologi

Prof. Dr. dr. S. M. Warouw, Sp.A (K)


Dekan Fakultas Kedokteran UNSRAT

iii"
"

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber bacaan baik
yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila
dikemudian hari hal ini tidak benar, maka saya bersedia menanggung segala
resiko.

Manado, 13 Februari 2014


Yang membuat pernyataan

Randy V.S. Kindangen


NRI: 100111151

iv"
"

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


Sebagai civitas akademik Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi,
yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Randy V.S. Kindangen

NIM

: 100111151

Program Studi

: Pendidikan Dokter

Fakultas

: Kedokteran

Jenis Karya

: Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, setuju untuk memberikan kepada


Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Hak bebas royalti Noneksklusif
(Nonexclusive Royalty Free right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA
MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Royalti Noneksklusif
ini Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan memplubikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Manado
Pada tanggal : 13 Februari 2014
Yang menyatakan

Randy V.S. Kindangen

v"
"

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
telah

melimpahkan

rahmat

dan

karunia-Nya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul :


KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA
MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi
persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Segala bimbingan, perhatian, dan doa
dari berbagai pihak dan orang-orang disekitar sungguh menjadi bantuan yang
besar bagi penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1.

Prof. Dr. dr. Sarah. M. Warouw, SpA(K) selaku Dekan Fakultas


Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, beserta para pembantu
Dekan.

2.

dr. P. M. Wowor, Mkes, SpFK selaku Koordinator Program Studi


Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado.

3.

dr. Herlina. I.S. Wungouw, MsAppSc, MMedEd, AIFM, AIFO selaku


Kepala Bagian Fisiologi dan Dosen Penguji I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan kritik dan saran serta masukan yang sangat
berguna dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

vi"
"

4.

dr. Damajanty H.C. Pangemanan, M.Kes, AIFM, AIFO selaku Dosen


Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk
memberikan bimbingan, masukan, dan nasehat bagi penulis dan dengan
ikhlas terus membantu penulis selama ini.

5.

dr. Joice N.A Engka, M.Kes, AIFM, AIFO selaku Dosen Pembimbing II
yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk memberikan
bimbingan, masukan, dan nasehat bagi penulis dan telah sabar kendati
penulis sering melakukan kesalahan.

6.

dr. Jorry J.V. Rampengan, AIFM, AIFO selaku Dosen Penguji II yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan kritik, saran, dan masukan
kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

7.

dr. Jimmy F. Rumampuk, M.Kes, AIFO selaku Dosen Pembimbing


Akademik yang telah membimbing dan memberikan nasehat selama
menempuh studi di Fakultas Kedokteran UNSRAT Manado.

8.

Terima kasih kepada Papa, Mama, Ria, Kevin, Oma dan Opa serta
seluruh keluarga besar atas doa, kasih sayang, nasehat, dukungan,
motivasi, pelajaran dalam hidup dan pengorbanan yang diberikan kepada
penulis. Kalianlah yang telah membentuk penulis hingga dapat menjadi
pribadi seperti sekarang ini.

9.

Terima kasih kepada teman-teman dalam kelompok belajar Villy, Sintha,


Tia, Putu, Patrick, Hardy, Daniel, Chiko, Ezha, Andy, Eby, Seila,
Reynaldo, Alfa, Nadya atas doa, dukungan, segala kegembiraan dan
sebagai teman seperjuangan penulis dalam menempuh pendidikan di
bidang Kedokteran. Perjuangan kita belum berakhir disini.

vii"
"

10. Teman-teman ruang 8 abadi angkatan 2010 Visia, Putu, Icad, Inka,
Tifany, Ela, Nandy, Indri, Ekel, Ira, Glo, Indra, Fajrul, Deden, Rocky,
Faris, Beteng, Ditha, dan Denis.
11. Teman-teman KTIS di Fisiologi : Ivanny, Putu, Andy, Inka, Ezha,
Beteng, Etik, Rinto, Fia, Andre, Ray, Kak Nana terima kasih atas
bantuan, kerja sama dan dukungannya selama ini.
12. Elixir angkatan 2010 terima kasih atas bantuan dan kebersamaan kita.
14. Mahasiswa angakatan 2013 Fakultas Kedokteran UNSRAT yang telah
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
15. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak sempat
disebutkan disini, terima kasih atas semua bantuan dan dukungan yang
diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini, masih
banyak kekurangan. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, akan sangat bermanfaat untuk perbaikan Karya Tulis ini.

Manado, 13 Februari 2014

Penulis

viii"
"

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ....................................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. v
KATAPENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Maasalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
A. Kognisi .............................................................................................. 5
B. Kecerdasan ........................................................................................ 5
1. Definisi Kecerdasan .................................................................... 5
2. Model Kecerdasan ...................................................................... 6
C. Kemampuan Analisis ........................................................................ 7
D. Otak................................................................................................... 7
1. Forebrain ................................................................................... 8
2. Midbrain .................................................................................... 9
3. Hindbrain ................................................................................... 9
4. Otak dan Kemampuan Analisis ................................................. 10
E. Intelligenz Structure Test .................................................................. 10
F. Kerangka Teori ................................................................................. 11
G. Hipotesis ........................................................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 13
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................... 13
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 13
C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 14
D. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................ 14
E. Variabel Penelitian............................................................................ 14
F. Definisi Operasional"..............................................................................."14
G. Analisis Data .................................................................................... 15
H. Skema Penelitian ............................................................................. 16

ix"
"

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 17


A. Hasil Penelitian ................................................................................ 17
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 17
2. Karakteristik Responden ............................................................ 17
3. Kemampuan Analisis pada Mahasiswa Semester 1 Fakultas
Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sam
Ratulangi .................................................................................... 18
4. Nilai Ujian Modul Biofisika pada Mahasiswa Semester 1
Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Sam Ratulangi......................................................... 21
5. Pengaruh Kemampuan Analisis terhadap Nilai Modul Biofisika
pada Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran Program Studi
Pendidikan Dokter Universitas Sam Ratulangi ......................... 23
B. Pembahasan ...................................................................................... 24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 28
A. Kesimpulan ....................................................................................... 28
B. Saran ................................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 29


RIWAYAT HIDUP ....................................................................................................... 37

x"
"

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ........... 18


2. Distribusi Nilai Kemampuan Analisis Responden Penelitian ................ 18
3. Kemampuan Analisis Menurut Karakteristik Responden Penelitian ..... 20
4. Distribusi Nilai Ujian Modul Biofisika Responden Penelitian............... 21
5. Nilai Modul Biofisika Menurut Karakteristik Responden Penelitian ..... 22

xi"
"

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Lembar Persetujuan Penelitian ............................................................... 31


2. Data Sampel ............................................................................................ 32
3. Analisis Statistik ..................................................................................... 35
4. Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 36

xii"
"

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Institusi pendidikan kedokteran memiliki misi untuk mempersiapkan


mahasiswa untuk menjadi dokter yang berkompeten. Dengan menggunakan
standar kompetensi dokter sebagai kerangka acuan sehingga dokter yang
dihasilkan dari berbagai institusi memiliki kesetaraan. Mahasiswa diharapkan
untuk mampu mengerjakan tugas profesi dokter, mengorganisasikan tugas agar
pekerjaannya dapat dilaksanakan, segera tanggap dan tahu apa yang harus
dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula,
menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah di bidang
profesi dokter, dan melaksanakan tugas dengan kondisi berbeda(1).
Masalah yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini
adalah kurangnya jumlah tenaga dokter yang tersedia. Jumlah dokter yang tercatat
hingga tahun 2010 yang memiliki surat tanda registrasi (STR) berjumlah 92.918
orang dengan rincian 73.585 dokter umum dan 19.333 dokter spesialis(2).
Berdasarkan data sensus penduduk dari Biro Pusat Statistik, jumlah penduduk di
Indonesia mencapai 237.556.363 orang pada tahun 2010 dan diperkirakan akan
terus bertambah. Data tersebut menunjukan rasio dokter umum per 100.000
penduduk adalah sebesar 30,98. Rasio ini masih tergolong rendah dan jauh dari
rasio ideal berdasarkan Indikator Indonesia Sehat tahun 2010(3).

!1

Rasio dokter umum per 100.000 penduduk yang rendah menunjukan perlu
adanya peningkatan jumlah tenaga dokter di Indonesia. Pada tahun 2010 terhitung
adanya 71 institusi pendidikan dokter di Indonesia dengan jumlah mahasiswa S1
sebanyak 38.292 orang tahun akademik 2008/2009. Dan dengan angka kelulusan
dokter dengan STR sebanyak 6.938 per tahun diharapkan dapat mencukupi
kebutuhan tenaga dokter di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Namun,
selain kuantitas dibutuhkan juga kualitas dari lulusan dokter dalam mengatasi
masalah kurangnya tenaga medis di Indonesia(3).
Menanggapi tuntutan jumlah tenaga dokter, dibutuhkan pertumbuhan
tenaga dokter yang dapat menyeimbangi laju yang cepat dari pertumbuhan
penduduk. Hal ini dapat kita lihat dimana institusi pendidikan dokter diharapkan
untuk menghasilkan tenaga dokter yang mampu dengan lebih cepat menggunakan
kurikulum yang lebih padat untuk mempersingkat waktu dalam kuliah.
Mahasiswa dalam hal ini juga diharapkan untuk mampu dalam menghadapi
tuntutan tersebut, disini kemampuan kognitif berperan penting dan dalam
penelitian ini khususnya kemampuan analisis.
Bidang pendidikan berkaitan erat dengan aspek kognitif, begitu juga pada
pendidikan dokter umum. Aspek kognitif seperti kecerdasan atau inteligensi dan
kognisi mempengaruhi kemampuan seseorang dalam proses berpikir. Tingkat
kecerdasan dan kognisi yang baik sangat diperlukan untuk mencapai kompetensi
dokter umum. Kemampuan ini dipergunakan untuk melaksakan tugas dari yang
sederhana hingga kompleks seperti kemampuan untuk belajar, mengingat,
membuat keputusan, menyelesaikan masalah, dan memusatkan perhatian.

!2

Berbagai pekerjaan dari mahasiswa kedokteran dapat dipecahkan menjadi bagianbagian kecil yang memerlukan proses berpikir yang berbeda untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut dengan sukses. Sebagai contoh, mengikuti kuliah pakar
diperlukan setidaknya: kemampuan berbahasa (menginterpretasi suara yang
didengar), motorik (menulis catatan), memori (mengingat informasi), konsentrasi
(mendengar sambil menulis), dan kemampuan analisis sintesis (mengerti
informasi yang didapat)(1,4).
Kemampuan analisis yang cukup diperlukan oleh mahasiswa untuk
menanggapi standar pendidikan pada masa sekarang seperti yang disampaikan
Mellow GO dkk (5), mengenai perkembangan pendidikan sesuai dengan tuntutan
era globalisasi dimana ilmu terus berkembang dengan pesat dan teknologi yang
makin modern, seperti pada bidang kedokteran. Pembelajaran dengan metode
problem solving pada kurikulum yang digunakan dalam institusi pendidikan
dokter merupakan salah satu cara untuk melatih penggunaan kemampuan analisis
dalam proses belajar, dimana penelitian oleh Zhang Z dkk (6) menunjukkan hasil
yang signifikan dalam meningkatkan proses belajar yang efektif.
Berdasarkan teori yang ada, kemampuan analisis dibutuhkan untuk dapat
mengerjakan aktivitas yang memerlukan kemampuan berpikir kritis seperti dalam
proses belajar secara efektif. Oleh karena itu penulis ingin meneliti pengaruh
kemampuan analisis terhadap prestasi belajar yang dalam penelitian ini
menggunakan nilai modul Biofisika sebagai acuan pada mahasiswa angkatan
2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

!
!3

!
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika
mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh kemampuan analisis terhadap nilai modul
Biofisika mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menunjukan pengaruh kemampuan analisis
terhadap nilai modul Biofisika mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi.
2.Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian mengenai kemampuan
analisis pada mahasiswa.

!
!
!
!
!
!
!
!4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kognisi
Kognisi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah kegiatan atau
proses memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui
pengalaman sendiri. Kognisi merupakan interpretasi internal dan transformasi dari
informasi yang diperoleh dan terjadi ketika kita mendapat implikasi atau asosiasi
dari observasi, fakta, atau peristiwa. Kognisi sendiri merupakan suatu kumpulan
proses berpikir seperti persepsi, emosi, representasi memori jangka panjang,
encoding, daya ingat, perhatian, proses eksekutif, decision making, problem
solving, reasoning, kognisi motorik, dan kemampuan berbahasa(7).
B. Kecerdasan
1. Definisi Kecerdasan
Kecerdasan atau inteligensi adalah kemampuan seseorang untuk belajar
dari pengalaman menggunakan proses metakognitif untuk meningkatkan
pembelajaran, dan kemampuan untuk beradaptasi untuk lingkungan sekitar. Hal
ini mungkin memerlukan adaptasi yang berbeda dalam konteks sosial dan budaya.
Kecerdasan berhubungan dengan proses-proses berpikir seperti perhatian selektif
dan terbagi, daya ingat, penalaran, pemecahan masalah, pengambilan keputusan,
dan pembentukan konsep(6,7).
Kecerdasan merupakan suatu konsep yang dipandang sebagai yang
mengikat seluruh psikologi kognitif. Mengenai tentang apa sebenarnya
kecerdasan itu masih belum dipahami melebihi definisi dasarnya. Namun para

!5

psikolog kognitif yang ahli dalam penelitian inteligensi berpendapat pentingnya


pembelajaran dari pengalaman dan adaptasi terhadap lingkungan terhadap
kecerdasan. Mereka juga menekankan pentingnya metakognisi yang adalah
kesadaran dan kontrol seseorang terhadap proses berpikirnya sendiri(7).
2. Model Kecerdasan
Kecerdasan memiliki berbagai model menurut beberapa teori. Tiga model
kecerdasan yang sering dipakai dan berguna dalam menghubungkan kecerdasan
manusia dengan kognisi, yaitu the three stratum model, model kecerdasan
multipel, dan the triarchic theory. The three stratum model menunjukkan bahwa
kecerdasan terdiri dari hierarki kemampuan kognitif yang terkandung dalam tiga
lapisan/strata, yaitu Strata 1 yang termasuk kemampuan spesifik seperti
kemampuan mengeja dan kecepatan penalaran, Strata 2 yang termasuk berbagai
kemampuan luas seperti fluid intelligence, crystallized intelligence, memori
jangka pendek, penyimpanan dan mengingat memori jangka panjang, dan
kecepatan pemrosesan informasi, dan Strata 3 yang merupakan kecerdasan umum.
Model kecerdasan multipel mengemukakan bahwa kecerdasan memiliki konsep
multipel dan independen bukan tunggal dan merupakan kesatuan. Kecerdasankecerdasan tersebut adalah kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika,
kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan fisik-kinestetik, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan natural. Sedangkan
berdasarkan the triarchic theory, kecerdasan terdiri dari tiga aspek, yaitu
kemampuan kreatif untuk membentuk suatu ide, kemampuan analitis untuk

!6

memastikan ide dari diri sendiri atau orang lain merupakan benar, dan
kemampuan praktikal untuk mengimplementasikan ide tersebut(7).
C. Kemampuan analisis
Untuk dapat menjelaskan arti dari kemampuan analisis pertama-tama kita
perlu menganalisis arti kata dari analisis itu sendiri. Analisis menurut Strauss
(2008) mempunyai makna yang dapat ditunjukan oleh dua fitur yang koheren,
yaitu mengidentifikasi dan membedakan. Identifikasi dalam hal ini mempunyai
makna yaitu beberapa fitur yang bersatu. Makna dari indentifikasi tersebut
bersifat universal dan tidak berdiri sendiri sehingga dikatakan bahwa sintesis
(identifikasi) tidak bertentangan dengan analisis namun bertautan dengan
distinguishing (membedakan) sebagai makna analisis(8). Kemampuan analisis
adalah kemampuan untuk memvisualisasikan, mengekspresikan, dan memecahkan
masalah atau konsep baik yang kompleks maupun sederhana dan membuat
keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang tersedia. Kemampuan ini dapat
diajarkan, dipelajari, dan dikembangkan dengan latihan. Berbeda dengan
pengetahuan yang dipelajari lewat kuliah, kemampuan analisis dipelajari dengan
melakukan dan dari pengalaman(9).
D. Otak
Otak adalah massa besar lunak jaringan saraf yang terdapat di dalam
kranium; bagian kranial dari sistem saraf pusat. Otak tersusun dari neuron (sel-sel
saraf) dan neuroglia atau sel penyokong. Otak terdiri dari substansia alba dan
grisea. Substansia grisea umumnya terdiri dari badan dari sel neuron dan
terkonsentrasi pada korteks serebral dan pada nuclei dan basal ganglia. Substansia

!7

alba terdiri dari axon yang menghubungkan bagian otak yang satu dan yang lain
dan medula spinalis(10-12).
Otak merupakan organ tubuh yang secara langsung mengontrol pikiran,
emosi, dan motivasi. Tiap bagian dari otak memiliki peran tersendiri dalam
mengatur kemampuan yang spesifik dan tingkah laku. Secara umum otak dibagi
menjadi tiga region, yaitu forebrain, midbrain, dan hindbrain. Bagian-bagian besar
yang terdapat dalam tiap region ialah cerebrum, thalamus, hipotalamus,
serebelum, dan batang otak (medulla, pons, dan otak tengah)(10-15).
1. Forebrain
Forebrain adalah region dari otak yang mencakup bagian depan dan atas
dari otak. Forebrain terdiri dari cortex cerebral, ganglia basalis, sistem limbik,
thalamus, dan hipothalamus. Korteks Serebral merupakan bagian luar dari
hemisfer cerebral dengan lapisan tipis dari neuron yang merupakan bagian
fungsionalnya.

Bagian otak ini memegang peran penting dalam berpikir dan

proses mental. Korteks Serebral terlibat dalam penerimaan dan pemrosesan


informasi sensoris, berpikir, proses kognitif lainnya, dan perencanaan dan
pengiriman informasi motorik. Ganglia basalis yang merupakan kumpulan nuclei
dan serat neural berperan penting dalam fungsi sistem motorik. Sistem limbik
yang terdiri dari hipocampus, amygdala, dan septum terlibat dalam pembelajaran,
emosi, dan motivasi. Lebih spesifik, hipocampus berperan dalam pembelajaran
dan memori, amygdala berpengaruh terhadap emosi dan agresi, dan septum
mempengaruhi rasa takut(10,16).

!8

Thalamus merupakan bagian yang berhubungan dengan korteks serebral


dalam penerimaan dan pengiriman informasi sensorik. Korteks dan thalamus
beroperasi dalam hubungan yang erat dan bisa dianggap merupakan satu unit
anatomis dan fungsional, sehingga dengan alasan tersebut thalamus dan korteks
sering disebut sistem thalamokortikal. Hipotalamus mengontrol sistem endokrin
dan sistem saraf otonom, terlibat dalam pengaturan perilaku yang berhubungan
dengan kelangsungan hidup seperti fighting, fleeing, makan dan, kawin.
Hipotalamus juga berpengaruh dalam kesadaran dan terlibat dalam emosi,
kegembiraan, nyeri, dan stres(10-16).
2. Midbrain
Midbrain membantu dalam mengontrol gerak dan kordinasi mata dan
fungsi pendengaran. Bagian reticular activating system (RAS) yang membentang
hingga hindbrain terlibat dalam kesadaran, fungsi kardiorespirasi, perhatian, dan
gerakan. Bagian lainnya seperti substansia grisea, substansia alba, dan region
ventral berperan dalam gerakan(10).
3. Hindbrain
Hindbrain terdiri dari medula oblongata, pons, dan serebelum. Medula
oblongata yang merupakan tempat persilangan nervus berperan fungsi
kardiorespirasi, pencernaan, dan menelan. Pons yang juga merupakan bagian dari
RAS berperan kesadaran, menghubungkan transmisi neural dari satu bagian otak
ke yang lain, dan berpengaruh terhadap saraf fasialis. Serebelum mengontrol
koordinasi tubuh, keseimbangan, dan tonus otot, juga berbagai aspek memori
yang berhubungan dengan prosedur gerakan(10).

!9

4. Otak dan Kemampuan Analisis


Kemampuan analisis merupakan asosiasi dari beberapa kemampuan
kognitif seperti problem-solving, memori, dan persepsi dari yang diatur pada
berbagai regio dari otak, seperti halnya dengan konsep berpikir dimana
berdasarkan teori holistik tentang berpikir, berpikir merupakan hasil dari pola
stimulasi terhadap beberapa bagian sistem saraf pusat secara bersamaan, termasuk
diantranya korteks serebral, thalamus, sistem limbik, dan sebagian batang otak.
Hingga saat ini para peneliti masih mencoba untuk memahami konsep berpikir
dengan aktivitas pada otak secara fisiologi tapi belum mendapat hasil yang
memuaskan, namun menurut Stuss DT (2011) lobus frontalis memiliki peran
penting dalam fungsi eksekutif yang berarti berfungsi untuk mengatur proses
berpikir kognitif. Hal ini mungkin dikarenakan lobus frontalis memiliki hubungan
resiprokal yang luas dengan regio otak lainnya sehingga dapat dengan mudah
mengintegrasi informasi dari regio-regio tersebut.(10-18)
E. Intelligenz Structure Test (IST) (19-22)
IST merupakan salah satu tes inteligensi berdasarkan model inteligensi
terstruktur. Tes ini mengukur kecerdasan verbal, numerik, dan figural-spasial.
Bagian-bagian inteligensi tersebut diukur dalam sembilan subtes, yaitu:
a. Satzergazjung (SE) mengukur kemampuan common sense, kemandirian
berpikir, fokus pada konkrit praktis dan sense of reality.
b. Wortauswahl (WA) mengungkap kemampuan menangkap inti makna yang
disampaikan dalam bentuk bahasa, berpikir induktif, kemampuan menyelami
perasaan, empati dan kemampuan reseptif.

!10

c. Analogien (AN) mengukur kemampuan menghubungkan atau menyusun


kombinasi, fleksibilitas berpikir, logika berpikir, dan kemampuan untuk berpikir
eksploratif.
d. Gemeinsamkeiten (GE) mengukur kemampuan membentuk pemahaman,
abstraksi bahasa, dan berpikir logis dengan bahasa.
e. Rechen Aufgaben (RA) kemampuan berpikir matematis, bernalar dan berpikir
praktis dengan angka serta berpikir runut dalam membuat kesimpulan.
f. Zahlen Reihen (ZR) mengukur kemampuan berpikir teoritis dan berpikir
induktif dengan angka, fleksibilitas berpikir dalam melakukan pemecahan
masalah dan aspek ritmis atau berirama.
g. Form Auswahl (FA) mengukur kemampuan membayangkan, berpikir visual dan
berpikir konstruktif.
h. Wurfel Aufgaben (WU) mengukur kemampuan membayangkan ruang, aspek
teknis konstruktif serta berpikir analitis
i. Matrices (MA) mengukur kemampuan mengingat, atensi dan kedalaman
ingatan.
Yang kemudian dapat dikategorikan ke dalam enam kelompok, yaitu Baik Sekali
(>130), Baik (115-129), 3), Cukup (100-114), Sedang (85-99) Kurang (71-84),
Kurang Sekali (70).
F. Kerangka Teori
Kemampuan analisis merupakan salah satu aspek dari kecerdasan dan
kognisi yang dapat mempengaruhi kemampuan seorang dalam proses berpikir.
Kemampuan ini dapat diukur dengan berbagai jenis tes inteligensi namun dalam

!11

penelitian ini digunakan Intelligenz Structure Test (IST). Dalam penelitian ini
diupayakan agar hanya kemampuan analisis yang mempengaruhi prestasi belajar,
namun hal yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti seperti pengetahuan umum
oleh sampel yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan nilai modul pedidikan
kedokteran.

!
!
Kemampuan!
!
Analisis
!
!
!
! Prestasi Belajar
!
!
!
Pengetahuan
Umum
!
Gambar 1. Skema Kerangka Teori
!

Inteligensi &
Kognisi

Nilai Modul
Biofisika

G. Hipotesis
H 1:

Ada pengaruh kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika (B 0)

H 0:

Tidak ada pengaruh kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika


(B=0) & p < 0,05

!12

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian bersifat observasional analitik dengan menggunakan metode
cross-sectional study.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan selama bulan November sampai Desember, lokasi
pelaksanaan tes dilakukan di aula Fakultas Kedokteran UNSRAT di Kleak,
Manado.
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ialah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran
UNSRAT. Sampel adalah bagian dari populasi, yaitu mahasiswa Fakultas
Kedokteran angkatan 2013 yang memenuhi kriteria inklusi. Pemilihan sampel
menggunakan metode purposive sampling/ non-probability sampling dengan
kriteria sebagai berikut.
1. Kriteria Inklusi
a. Mahasiswa yang aktif kuliah dan terdaftar di Fakultas Kedokteran
UNSRAT tahun ajaran 2013/2014
b. Sehat jasmani dan rohani
c. Mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran modul Biofisika
d. Bersedia untuk ikut dalam penelitian ini dan menandatangani informed
consent

!
!13

2. Kriteria Eksklusi
a. Tidak mengikuti ujian modul Biofisika
D. Alat dan Bahan Penelitian
1. Intelligenz Structure Test (IST)
E. Variabel Penelitian
Variabel Bebas

: Kemampuan Analisis

Variabel Terikat

: Nilai ujian modul Biofisika

F. Definisi Operasional
1. Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Umum Universitas Sam
Ratulangi adalah mahasiswa yang terdaftar pada Program Studi Pendidikan
Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang diterima
pada tahun 2013 melalui berbagai jalur penerimaan serta aktif dalam kegiatan
perkuliahan.
2. Kemampuan Analisis adalah salah satu dari kemampuan kognisi yang
diperlukan dalam proses berpikir yang dapat dinilai dengan menggunakan tes
inteligensi seperti Intelligenz Structure Test (IST). Hasil yang didapat untuk subtes
Analogien (AN), Zahlen Reihen (ZR), Form Auswahl (FA), Wurfel Aufgaben
(WA) kemudian dijumlahkan dan dibagi empat untuk mendapatkan nilai
kemampuan analisis. Nilai kemampuan analisis dikategorikan ke dalam enam
kelompok, yaitu Baik Sekali (>130), Baik (115-129), 3), Cukup (100-114),
Sedang (85-99) Kurang (71-84), Kurang Sekali (70).

!14

3. Modul Biofisika adalah salah satu modul yang diterima mahasiswa kedokteran
pada semester 1 yang akan digunakan untuk melihat hasil penggunaan
kemampuan analisis dalam belajar.
G. Analisis Data
Hasil penelitian didapat dari penghitungan data yang diperoleh dengan
menggunakan analisis dengan perangkat lunak SPSS versi 20 menggunakan uji
Kendalls tau b untuk melihat adanya korelasi antara nilai kemampuan analisis
dengan nilai modul Biofisika. Deskripsi data penelitian disajikan dalam bentuk
tabel. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk grafik, rangkuman dan tabel.

!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!15

H. Skema Penelitian

Meminta persetujuan kepada responden dan Fakultas

Purposive sampling populasi terjangkau yang


memenuhi kriteria inklusi

Pengisian informed consent subjek

Pelaksanaan IST untuk mengumpulkan data nilai


Kemampuan Analisis

Pencatatan Data

Pengambilan data nilai ujian modul Biofisika

Analisis hasil dengan uji Kendalls tau b

Pembuatan laporan penelitian

!16

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang menjadi lokasi
penelitian merupakan salah satu fakultas di Universitas Sam Ratulangi. Fakultas
Kedokteran didirikan pada tanggal 28 Mei 1959 dengan alamat Kampus Unsrat,
Bahu, Manado. Fakultas Kedokteran memilik tiga program studi S1 yaitu
Program Studi Pendidikan Dokter, Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi dan
Program Studi Ilmu Keperawatan. Program Studi Pendidikan Dokter sendiri
memiliki mahasiswa dengan jumlah 1162 orang dan khususnya angkatan 2013
yang merupakan sampel penelitian berjumlah 258 orang.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin (laki-laki dan
perempuan) memiliki distribusi yang seimbang, yaitu sebesar 50%. Berdasarkan
umur, responden dengan umur 17-18 tahun memilliki distribusi terbanyak yaitu
sebesar 89% atau sebanyak 89 orang, responden dengan umur 19-20 tahun
memiliki distribusi paling sedikit yaitu sebesar 5% atau sebanyak 5 orang,
responden dengan umur 15-16 tahun memiliki distribusi sebesar 6% atau
sebanyak 6 orang. Lebih rinci dan lengkap mengenai karakteristik responden
penelitian dapat dilihat di Tabel 1.

!
!
!17

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin


Karakteristik

Jenis Kelamin

Laki-laki
Perempuan

50
50

50
50

Umur

15-16
17-18
19-20

6
89
5

6
89
5

!
3. Kemampuan Analisis pada Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran
Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sam Ratulangi

Distribusi nilai kemampuan analisis terhadap 100 responden yang diteliti

didapatkan nilai kemampuan analisis dalam kategori baik sebesar 8% atau


sebanyak 8 orang, nilai kemapuan analisis cukup sebesar 58% atau sebanyak 58
orang, nilai kemampuan analisis sedang sebesar 34% atau sebanyak 34 orang,
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Nilai Kemampuan Analisis Responden Penelitian
Kemampuan Analisis

Baik sekali
Baik
Cukup
Sedang
Kurang
Kurang Sekali

0
8
58
34
0
0

0
8
58
34
0
0

Total

100

100

Berdasarkan karakteristik responden, kemampuan analisis dengan kategori


Sedang memiliki distribusi yang paling besar pada jenis kelamin perempuan yaitu
sebesar 67,6% atau sebanyak 23 orang, sedangkan distribusi kemampuan analisis
dengan kategori Sedang pada jenis kelamin laki-laki sebesar 32,4% atau sebanyak

!18

11 orang, kemampuan analisis dengan kategori Cukup memiliki distribusi terbesar


pada jenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 53,4% atau sebanyak 31 orang,
sedangkan distribusi kemampuan analisis dengan kategori Cukup pada jenis
kelamin perempuan sebesar 46,6% atau sebanyak 27 orang, dan kemampuan
analisis dengan kategori Baik memiliki distribusi pada jenis kelamin laki-laki
sebesar 100% atau sebanyak 8 orang. Berdasarkan karakteristik umur,
kemampuan analisis dengan kategori Sedang memiliki distribusi terbesar pada
umur 17-18 tahun yaitu sebesar 94,1% atau sebanyak 32 orang, distribusi
kemampuan analisis dengan kategori Sedang pada umur 19-20 tahun sebesar
5,9% atau sebanyak 2 orang, kemampuan analisis dengan kategori Cukup
memiliki distribusi terbesar pada umur 17-18 tahun yaitu sebesar 93,1% atau
sebanyak 54 orang, distribusi kemampuan analisis dengan kategori Cukup pada
umur 15-16 tahun sebesar 5,1% atau sebanyak 3 orang, distribusi kemampuan
analisis dengan kategori Cukup pada umur 19-20 tahun sebesar 1,7% atau
sebanyak 1 orang, dan kemampuan analisis dengan kategori Baik memiliki
distribusi terbesar pada umur 15-16 dan 17-18 yaitu sebesar 37,5% atau sebanyak
3 orang untuk masing-masing kategori umur, distribusi kemampuan analisis
dengan kategori Baik pada umur 19-20 sebesar 25% atau sebanyak 2 orang, lebih
lengkapnya mengenai karakteristik responden sesuai dengan kemampuan analisis
dapat dilihat pada Tabel 3 pada halaman 20.

!
!
!
!19

Tabel 3. Kemampuan Analisis Menurut Karakteristik Responden Penelitian


Kemampuan Analisis
Karakteristik Responden

Baik Sekali

Baik

Cukup

Sedang

Kurang

Kurang
Sekali

Jenis Kelamin

Laki-laki
Perempuan

0
0

0
0

8
0

100
0

31
27

53,4
46,6

11
23

32,4
67,6

0
0

0
0

0
0

0
0

Umur (Tahun)

15-16
17-18
19-20

0
0
0

0
0
0

3
3
2

37,5
37,5
25,0

3
54
1

5,1
93,1
1,7

0
32
2

0
94,1
5,9

0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
0
0

!
!
!
!
!
!

!20

4. Nilai Ujian Modul Biofisika pada Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran


Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sam Ratulangi

Distribusi nilai ujian modul Biofisika pada 100 responden yang diteliti

didapatkan nilai ujian modul Biofisika A sebesar 9% atau sebanyak 9 orang, nilai
ujian modul biofisika B dengan distribusi terbesar yaitu sebesar 81%, nilai ujian
modul Biofisika C sebesar 9%, nilai ujian modul Biofisika D sebesar 0%, dan
nilai ujian modul Biofisika E sebesar 1%, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Nilai Ujian Modul Biofisika Responden Penelitian
Nilai Ujian Modul Biofisika

A
B
C
D
E

9
81
9
0
1

9
81
9
0
1

Total

100

100

Berdasarkan karakteristik responden, nilai ujian modul Biofisika dengan


nilai E memiliki distribusi sebesar 100% atau sebanyak 1 orang pada umur 17-18
tahun, nilai ujian modul Biofisika dengan nilai C memiliki distribusi terbanyak
pada umur 17-18 tahun yaitu sebesar 77,7% atau sebanyak 7 orang. Nilai ujian
modul Biofisika dengan nilai B memiliki distribusi terbanyak pada umur 17-18
tahun yaitu sebesar 90,1% atau sebanyak 73 orang, dan nilai ujian modul
Biofisika dengan nilai A memiliki distribusi terbanyak pada umur 17-18 yaitu
sebesar 88,9% atau sebanyak 8 orang, lebih lengkapnya mengenai karakteristik
responden sesuai dengan nilai modul Biofisika dapat dilihat pada Tabel 5.

!21

Tabel 5. Nilai Modul Biofisika Menurut Karakteristik Responden Penelitian


Nilai Modul Biofisika
Karakteristik Responden

66,7
33,3

39
42

48,1
51,9

4
5

44,4
55,6

0
0

0
0

1
0

100
0

0
0
0

0
0
0

0
1
0

0
100
0

Jenis Kelamin

Laki-laki
Perempuan

6
3

Umur (Tahun)

15-16
17-18
19-20

1
8
0

11,1
88,9
0

4
73
4

!22

5,0
90,1
4,9

1
7
1

11,1
77,7
11,1

5. Pengaruh Kemampuan Analisis terhadap Nilai Modul Biofisika pada


Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Sam Ratulangi

Berdasarkan hasil uji Kendalls tau b didapatkan nilai B = 0,120 yang

menunjukan kekuatan korelasi antara nilai modul Biofisika dan kemampuan


analisis yang kurang kuat, sedangkan nilai p = 0,206 (>0,05) menunjukan tidak
adanya pengaruh kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika yang
bermakna pada mahasiswa semester 1 Fakultas Kedokteran program studi
pendidikan dokter Universitas Sam Ratulangi. Tabel analisis mengenai pengaruh
kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika pada mahasiswa semester 1
program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
(lihat Lampiran 3, Tabel 1).

!
!
!
!

!23

B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden memiliki
kemampuan analisis dalam kategori cukup yaitu sebesar 58%. Hasil penelitian ini
memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Husain H dkk
(2012) yang meneliti tentang kemampuan analisis pada Electrical and
Engineering Students Universiti Kebangsaan Malaysia. Penelitian tersebut
menunjukan sebagian besar mahasiswa memiliki kemampuan analisis cukup(23).
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, responden dengan jenis kelamin
laki-laki memiliki nilai kemampuan analisis tertinggi dengan nilai 118,25, nilai
kemampuan analisis terendah dengan nilai 92, dan rata-rata nilai kemampuan
analisis sebesar 105,32 dibandingkan dengan responden jenis kelamin perempuan
yang memiliki nilai kemampuan analisis tertinggi dengan nilai 112,75, nilai
kemampuan analisis terendah dengan nilai 89, dan rata-rata nilai kemampuan
analisis sebesar 100,04. Hasil ini menunjukkan bahwa responden laki-laki
memiliki nilai kemampuan analisis yang lebih tinggi dari responden perempuan.
Menurut Reilly D(2012), ada perbedaan kemampuan kognitif antara laki-laki dan
perempuan yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, kesetaraan gender, dan
kebudayaan dari tiap negara, namun perbedaan tersebut hanya terdapat pada
aspek-aspek tertentu dari kemampuan kognitif dan tidak mempengaruhi
kemampuan analisis. Kemungkinan hasil ini disebabkan oleh karena pada waktu
pelaksaan tes inteligensi, responden perempuan telah mengikuti tes daya tahan
terhadap stres yaitu tes Pauli dimana diperlukan adanya beban stres pada
responden sebelum mengikuti tes tersebut, dalam hal ini telah mengikuti kuliah

!24

selama empat jam penuh. Berbeda dengan responden jenis kelamin laki-laki, tes
inteligensi dilakukan sebelum tes Pauli sehingga beban stres yang ditanggung
lebih ringan dibandingkan responden dengan jenis kelamin perempuan (lihat
Lampiran 3 Tabel 2) (24).
Hasil subtes Intelligenz Structure Test dikategorikan dalam enam kategori
yang sama dengan kategori pada kemampuan analisis. Subtes Analogien (AN),
dimana responden diberi soal mencari hubungan kalimat menunjukkan hasil
pengukuran terhadap aspek daya mengkombinasikan, fleksibilitas berpikir,
mentransfer hubungan, kejelasan dan konsekuensi dalam berpikir, dan analisa
yang bersifat dugaan. Subtes Zahlen Reihen (ZR), dimana responden diberi soal
deretan angka menunjukkan hasil pengukuran terhadap aspek berpikir teoritis
dalam berhitung, berpikir induktif angka, fleksibilitas berpikir dalam pemecahan
masalah, dan mengenali komponen ritmis. Subtes Form Auswahl (FA) , dimana
responden diberi soal menyusun bentuk menunjukkan hasil pengukuran terhadap
aspek kemampuan membayangkan, kemampuan mengamati, berpikir secara utuh
menyeluruh dan mengenali komponen konstruktif. Subtes Wurhel Aufgaben
(WU), dimana responden diberi soal kubus menunjukkan hasil pengukuran
terhadap aspek daya bayang ruang, mengenali konstruktif teknis, dan berpikir
analitis. Hasil menunjukan distribusi terbesar untuk nilai AN, FA, WU pada
responden penelitian adalah nilai dalam kategori Cukup sedangkan nilai ZR
memiliki distribusi terbesar pada kategori Sedang.
Berdasarkan distribusi didapatkan distribusi nilai AN terhadap 100
responden penelitian untuk kategori Baik sebesar 13%, distribusi nilai AN dalam

!25

kategori cukup sebesar 49%, dan distribusi nilai AN dalam kategori sedang
sebesar 38%. Distribusi nilai ZR terhadap 100 responden penelitian untuk
kategori Baik sebesar 19%, distribusi nilai ZR dalam kategori Cukup sebesar
36%, distribusi nilai ZR dalam kategori sedang sebesar 42%, distribusi nilai ZR
dalam kategori Kurang sebesar 3%. Distribusi nilai FA dalam kategori Baik
sebesar 7%, distribusi nilai FA dalam kategori Cukup sebesar 51%, distribusi nilai
FA dalam kategori Sedang sebesar 38%, distribusi nilai FA dalam kategori Sedang
sebesar 4%. Distribusi nilai WU dalam kategori Baik Sekali sebesar 1%, distribusi
nilai WU dalam kategori Baik sebesar 13%, distribusi nilai WU dalam kategori
Cukup sebesar 57%, distribusi nilai WU dalam kategori Sedang sebesar 28%,
distribusi nilai WU dalam kategori Kurang sebesar 1% (lihat Lampiran 3, Tabel
3).
Nilai ujian modul Biofisika menunjukkan sebagian besar responden
penelitian memiliki nilai B, yaitu sekitar 81 orang. Nilai modul Biofisika pada
mahasiswa semester 1 yang berjumlah 259 orang juga menunjukan bahwa sebesar
78% atau 202 mahasiswa yang mendapat nilai B, sedangkan hanya sebesar 16,3%
mahasiswa tidak lulus ujian. Hasil ini menunjukkan sebagian besar mahasiswa
semester 1 memiliki prestasi akademik yang tinggi.
Hasil penelitian dengan menggunakan uji Kendalls tau b menunjukan
nilai coefficient correlation 0,120 atau dalam simbol B = 0,120. Untuk
menentukan tidak adanya pengaruh kemampuan analisis terhadap nilai modul
Biofisika, peneliti menguji H0 dimana B = 0 dan H1 dimana kedua variabel
berkorelasi dan B 0 dengan demikian didapatkan kekuatan korelasi variabel

!26

yang didapatkan kurang kuat (semakin dekat nilai correlation coefficient ke angka
+1 atau -1 maka semakin kuat kekuatan korelasi). Berdasarkan hasil penelitian
juga didapatkan nilai p = 0,206, sehingga H0 tidak dibantah sebab variabel
dinyatakan tidak berkorelasi pada p > 0,05 (tidak signifikan). Hasil tersebut sesuai
dengan penilitian yang dilakukan Husain H (2012) pada mahasiswa Universiti
Kebangsaan Malaysia, dimana sebagian besar hasil kemampuan analisis
menunjukkan pada tingkat Sedang, walaupun mahasiswa tersebut memiliki
prestasi akademik yang tinggi. Berbeda dengan hasil penelitian Deary IJ (2007)
yang menunjukan korelasi yang kuat antara kemampuan kognitif secara umum
(kemampuan analisis merupakan salah satu kemampuan kognitif) dengan prestasi
belajar. Penelitian oleh Deary IJ yang dilakukan pada 70.000 anak yang bertujuan
untuk meneliti pengaruh kemampuan kognitif (khususnya inteligensi) pada umur
11 tahun terhadap prestasi belajar pada umur 16 tahun. Hasil menunjukkan
korelasi sebesar 0,81 (kekuatan korelasi kuat) yang berarti kemampuan kognitif
memiliki kontribusi yang besar terhadap kemampuan belajar secara umum(25).

!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!27

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menggunakan Intelligenz Structure Test (IST) untuk
mengukur kemampuan analisis pada mahasiswa angkatan 2013, hasil yang
didapatkan menunjukkan 8% mahasiswa dikategorikan dengan nilai Baik, 58%
dengan nilai Cukup, dan 34% dengan nilai Sedang. Hasil uji statistik
menunjukkan p > 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak dan menunjukkan
bahwa kemampuan analisis tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai modul
Biofisika walaupun sebagian besar nilai kedua variabel menunjukan jumlah di
atas rata-rata pada mahasiswa semester 1 angkatan 2013 Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian dengan responden penelitian yang lebih besar untuk
melihat pengaruh kemampuan analisis dan kemampuan kognitif lainnya
terhadap prestasi belajar mahasiswa pada beberapa mata kuliah.
2. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, hendaknya pada waktu pelaksanaan
tes inteligensi dilakukan pada saat dimana responden penelitian masih dalam
kondisi tubuh yang fit (dilakukan pada pagi hari) dan tidak dalam beban
pikiran atau stres.
3. Hendaknya nilai IQ atau nilai kemampuan analisis dapat digunakan sebagai
acuan seleksi masuk Fakultas Kedokteran.

!28

KEPUSTAKAAN
1. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter. Jakarta. Konsil
Kedokteran Indonesia. 2006

2. Konsil Kedokteran Indonesia. Rekapitulasi Penerbitan STR per Tahun sampai


dengan 31 Desember 2010. tersedia dalam: http://inamc.or.id/download/
Jumlah%20STR.pdf (diakses tanggal 13 Oktober 2013)

3. Ditjen Dikti Kemdikbud 2011. Potret Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga


Dokter. tersedia dalam: http://hpeq.dikti.go.id/v2/images/Produk/
Potret_Ketersediaan_Dan_Kebutuhan_Tenaga_Dokter.pdf (diakses tanggal 13
Oktober 2013)

4. Driver J, Haggard P, Shalice T. Mental Processes in the Human Brain. Phil


Trans R Soc B. 2007 May. 362: 757-60

5. Mellow GO, Woolis DD. Teetering between eras: higher education in a global,
knowledge networked world. On the Horizon 2010.18(4).308-319.

6. Zhang Z, Liu W, Han J, Guo S, Wu Y. A trial of patient-oriented problemsolving system for immunology teaching in China: a comparison with
dialectic lectures. BMC Medical Education. 2013. 13(11).

7. Smith EE, Kosslyn SM. Cognitive Psychology: Mind and Brain. Pearson.
2007

8. Strauss D F M. Reflections on the nature of analysis and some analytical


skills. SAJHE. 2008. 22(5): 1070-87

9. Heuer RJ. Psychology of Intelligence Analysis. Center for the Study of


Intelligence, Central Intelligence Agency. 1999

10. Sternberg, RJ, Sternberg K. Cognitive psychology. 6th ed. Belmont.


Wadsworth Cengage Learning. 2009

!
11. Costanzo LS. BRS Physiology. 5
!

th

ed. Lippincott Williams and Wilkins. 2010

12. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia.
Elsevier. 2006

13. Putz R, Pabst R, Weiglein AH, Taylor AN. Sobotta Atlas of Human Anatomy
Volume 1: Head, Neck, Upper Limb. 14thed. Munich. Urban & Fischer. 2001

29

14. Agur AMR, Dalley AF. Grants Atlas of Anatomy. 12th ed. Lippincott Williams
and Wilkins. 2008

15. Rohen JW, Ltjen-Drecoll E, Yokochi C. Color Atlas of Anatomy: A


Photographic Study of the Human Body. 7th ed. Lippincott Williams and
Wilkins. 2010

16. Nadvornik P, Bernadic M. The Physiological Conception of Thinking Based


on the Results of Psychostereotactic Operations. Bratisl Lek Listy. 2009.
110(10): 660-3

17. Stuss DT. Functions of the Frontal Lobes: Relation to Executive Function.
JINS. 2011. 17:759-65

18. Salthouse TA. Relations beetween cognitive abilities and measures of


executive functioning. Neuropsychology. 2005. 19(4): 532-45

19. Sirait, Dermika. Karakteristik Psikometri Wortauswahl (WA) pada Intelligenz


Struktur Test (IST). tersedia dalam: http://repository.usu.ac.id/handle/
123456789/29842 (diakses tanggal 27 Oktober 2013)

20. Liepman D, Beauducel A, Brocke B, Horn S. Intelligence Structure Test.


Oxford. University of Fribourg. tersedia dalam: http://www.unifr.ch/ztd/HTS/
inftest/WEB-Informationssystem/en/4en001/
e26fc99dd09a4acc98edd5dae56b0e94/hb.htm (diakses tanggal 27 Oktober
2013)

!
21. Urbina S. Essentials of Psychological Testing. 1 ed. Hoboken. Wiley. 2004
!
st

22. Groth-Marnat G. Handbook of Psychological Assessment. 4th ed. Hoboken.


Wiley. 2009

23. Husain H, Mokri SS, Hussain A, Samad SA, Majid RA. The Level of Critical
and Analysis Thinking Skills among Electrical and Electronics Engineering
Students, UKM. Asian Social Science. 2012. 8(16). 80-7

24. Reilly D. Gender, Culture, and Sex-Typed Cognitive Abilities. PLoS One.
2012. 7(7).

25. Deary IJ, Strand S, Smith P, Fernandes C. Intelligence and educational


achievement. Intelligence. 2008. 35(1): 13-21

!
!
!

30

Lampiran 1.

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN


(INFORMED CONCENT FORM)

!
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

Tempat/tanggal lahir :
Umur

Jenis kelamin

Alamat

Suku

Pekerjaan

No. telepon

!
Setelah mendapat keterangan secukupnya dengan menyadari manfaat
penelitian yang berjudul KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI
MODUL BIOFISIKA MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS
KEDOKTERAN UNSRAT, maka saya dengan sukarela menyetujui untuk
diikutsertakan dalam penelitian tersebut di atas dengan catatan bila suatu
waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, saya berhak membatalkan
persetujuan ini.

!
Manado,

Agustus 2013

!
Mengetahui,

Yang bersangkutan

Peneliti

!
!
Randy V. S. Kindangen

!
31

Lampiran 2.
Tabel 1.Nilai Analogien (AN), Zahlen Reihen (ZR), Form Auswahl (FA),
Wrfel Aufgaben (WU), Kemampuan Analisis dan Ujian Modul Biofisika
pada Responden Penelitian
No.

Nama

AN

ZR

FA

WU

KA

MB

RP

111

103

101

98

103.25

SK

93

95

101

96

96.25

TW

87

90

91

101

92.25

KL

97

106

96

102

100.25

YS

101

122

98

98

104.75

LP

98

110

118

109

108.75

MP

103

90

94

86

93.25

DT

119

112

112

126

117.25

SM

99

101

109

96

101.25

10

RP

92

91

94

105

95.5

11

PS

104

94

99

102

99.75

12

MR

119

107

109

104

109.75

13

KT

107

109

106

96

104.5

14

EN

115

99

107

115

109

15

EL

115

123

115

106

114.75

16

AB

107

116

106

114

110.75

17

PP

101

105

106

109

105.25

18

MB

98

86

101

101

96.5

19

GS

94

121

106

126

111.75

20

GE

103

103

106

101

103.25

21

MR

108

110

106

93

104.25

22

KP

94

116

111

111

108

23

AP

100

118

113

129

115

24

IG

104

99

114

111

107

25

FH

109

124

101

126

115

26

AP

119

100

115

115

112.25

27

BS

103

98

109

112

105.5

28

KV

99

94

81

108

95.5

29

VS

112

106

114

102

108.5

30

CE

112

111

101

107

107.75

31

HT

112

122

109

109

113

32

MW

108

115

98

104

106.25

Ket: AN, Analogien; ZR, Zahlen Reihen; RA, Rechen Aufgaben; WU, Wrfel Aufgaben; KA, Kemampuan
Analisis; MB, Nilai Modul Biofisika

32

No.

Nama

AN

ZR

FA

WU

KA

MB

33

DL

88

81

98

101

92

34

VS

97

89

89

102

98

35

RM

104

89

89

120

114.25

36

VZ

101

89

89

104

108

37

AK

121

89

89

132

116

38

SL

103

98

95

109

101.25

39

BN

104

116

109

117

111.5

40

CB

114

98

101

109

105.5

41

GS

104

116

116

105

110.25

42

AR

91

93

86

104

93.5

43

CL

114

100

101

117

108

44

EP

102

116

94

93

101.25

45

ST

101

86

109

101

99.25

46

AW

109

129

105

115

114.5

47

TT

118

129

116

112

118.75

48

JB

98

112

83

98

97.75

49

HS

113

113

99

86

102.75

50

RH

101

84

104

101

97.5

51

KS

92

96

101

105

98.5

52

WO

101

88

92

101

95.5

53

NP

94

99

94

99

96.5

54

GK

108

110

86

104

102

55

EK

102

99

94

93

97

56

RM

94

91

84

87

89

57

MT

108

98

109

104

104.75

58

KO

101

107

89

93

97.5

59

NR

89

101

101

111

100.5

60

KK

112

101

86

96

98.75

61

RT

102

96

94

114

101.5

62

IN

99

101

101

93

98.5

63

DS

104

116

113

103

109

64

LG

96

95

95

104

97.5

65

LG

98

91

89

104

95.5

66

MT

96

107

104

109

104

67

AA

93

86

101

101

95.25

Ket: AN, Analogien; ZR, Zahlen Reihen; RA, Rechen Aufgaben; WU, Wrfel Aufgaben; KA, Kemampuan
Analisis; MB, Nilai Modul Biofisika

33

No.

Nama

AN

ZR

FA

WU

KA

MB

68

AS

98

115

104

104

105.25

69

VP

108

103

101

101

103.25

70

MT

96

91

91

117

98.75

71

LP

101

100

95

104

100

72

AA

101

124

106

104

108.75

73

CM

104

94

106

102

101.5

74

KW

93

88

98

98

94.25

75

MW

119

103

112

104

109.5

76

CN

112

109

101

129

112.75

77

RA

96

95

115

93

99.75

78

CT

109

104

106

102

105.25

79

JM

122

114

96

96

107

80

FM

118

93

91

100

100.5

81

FL

99

116

109

96

105

82

91

91

86

90

89.5

83

RW

109

99

104

105

104.25

84

NA

98

98

95

101

98

85

MR

101

91

98

107

99.25

86

RK

118

98

97

90

100.75

87

LB

94

94

109

105

100.5

88

CL

92

94

96

111

98.25

89

NM

116

103

109

107

108.75

90

IT

102

99

101

96

99.5

91

ES

89

99

91

102

95.25

92

RB

102

101

84

96

95.75

93

AT

95

90

105

72

90.5

94

SS

86

91

99

102

94.5

95

MB

93

88

95

90

91.5

96

VM

94

76

99

90

89.75

97

PR

108

100

89

117

103.5

98

FK

108

105

112

96

105.25

99

DV

96

100

98

93

96.75

100

ES

119

107

98

107

107.75

Ket: AN, Analogien; ZR, Zahlen Reihen; RA, Rechen Aufgaben; WU, Wrfel Aufgaben; KA, Kemampuan
Analisis; MB, Nilai Modul Biofisika

!
!

34

Lampiran 3
Tabel 1.

Pengaruh Kemampuan Analisis terhadap Nilai Modul Biofisika


Mahasiswa Semester 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Nilai Modul
Biofisika

Kemampuan
Analisis

Nilai Modul
Biofisika

Correlation Coefficient
Sig. (2 tailed)
N

1,000
100

0,120
0,206
100

Kemampuan
Analisis

Correlation Coefficient
Sig. (2 tailed)
N

0,120
0,206
100

1,000
100

!
!

Tabel 2. Kemampuan Analisis Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin


Karakteristik

Kemampuan Analisis
Laki-laki

Perempuan

Minimum

92

89

Maximum

118,75

112,75

Mean

105,32

100,04

Std. Deviation

7,10335

5,58046

!
!

Tabel 3.

Distribusi Nilai Analogien, Zahlen Reihen, Form Auswahl,


Wrfel Aufgaben Responden Penelitian

Karakteristik

AN

ZR

FA

WU

Baik sekali
Baik
Cukup
Sedang
Kurang
Kurang Sekali

0
13
49
38
0
0

0
13
49
38
0
0

0
19
36
42
3
0

0
19
36
42
3
0

0
7
51
38
4
0

0
7
51
38
4
0

1
13
57
28
1
0

1
13
57
28
1
0

Total

100

100

100

100

100

100

100

100

!
!

35

Lampiran 4

!
!
!
!
!
!
!
!
!
!

Tes IST yang dilaksanakan di Aula


Kleak

Psikolog memberi penjelasan cara


kerja kepada responden

Mahasiswa angkatan 2010 mengawasi


selama pelaksanaan tes

Responden laki-laki mengerjakan


tes IST

Responden perempuan mengerjakan


tes daya atahan terhadap stres

Responden penelitian istirahat


sebelum pelaksanaan tes berikut

!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!

36

Randy Vincent Suhartono Kindangen dilahirkan di


Manado pada tanggal 18 Februari 1993 sebagai anak
kedua dari tiga bersaudara pasangan Dr. dr. H.S.
Siswosubroto, SpOG(K) dan dr. Esma Kindangen,
SpM. Menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di
TK Kat. St. Theresia Manado tahun 1998,
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Kat. Fr.
Don Bosco Manado tahun 2004, menyelesaikan
pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Kat. Fr.
Don Bosco Manado tahun 2007, menyelesaikan
pendidikan sekolah menengah atas di SMA Kat. Rex
Mundi Manado tahun 2010. Pada tahun 2010 diterima
di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri dengan nomor induk mahasiswa (NIM)
100111151. Pada bulan November 2013 sampai Januari 2014 mengikuti Kuliah
Kerja Terpadu (KKT) Satgas UNSRAT Angkatan 102 posko 11.

37

You might also like