Professional Documents
Culture Documents
PERBURUHAN
Desta Dwinanda H
SEJARAH HUKUM
PERBURUHAN
Pada awalnya hukum perburuhan termasuk dalam
hukum perdata yang diatur dalam BAB VII A buku III
KUHPERDATA tentang perjanjian kerja.
Setelah Indonesia merdeka, hukum perburuhan di
Indonesia mengalami perubahan dan penyempurnaan
yang akhirnya terbit UU No.1 tahun 1951 tentang
berlakunya UU No.12 tahun 1948 tentang kerja, UU
No.22 tahun 1957 tentang penyelesaian perselisihan
perburuhan, UU No.14 tahun 1969 tentang pokokpokok ketenagakerjaan
Terakhir sudah diganti dengan UU No. 13 Th. 2003
tentang Ketenagakerjaan
PENGERTIAN HUKUM
PERBURUHAN
TUJUAN HUKUM
KETENAGAKERJAAN
Dalam
pasal
4
UU
No.
13/2003
UU
ketenagakerjaan disebutkan bahwa tujuan
pengeturan ketenagakerjaanadalah untuk :
Memberdayakan & mendayagunakan tenaga kerja secara
optimal dan manusiawi.
Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan
penyediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
pembangunan nasional dan daerah.
Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam
mewujudkan kesejahteraan.
Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluargaan.
LANJUTAN 1
Kaedah Otonom adalah ketentuan ketentuan di bidang
perburuhan yang di buat di luar para pihak yang terikat
dalam suatu hubungan kerja. Pihak ketiga yang paling
dominan di sini adalah Pemerintah. Oleh karena itu
bentuk kaedah heteronom adalah semua peraturan
perundang undangan di bidang perburuhan yang
ditetapkan oleh pemerintah. Penyimpangan mungkin
terjadi dengan syarat bahwa penyimpangan tersebut
mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan nilai
ketentuan dalam kaedah heteronom itu sendiri. Nilai
lebih tinggi atau tidak tergantung pada apakah ketentuan
tersebut lebih menguntungkan kepada buruh atu tidak.
LANJUTAN 2
Lebih lanjut, permasalahan Hukum Perburuhan dapat dilihat
dari Ilmu Pengetahuan Hukum Perburuhan yang pada
hakekatnya mencakup hal hal tersebut di bawah ini :
1. Masyarakat Hukum
2. Hak dan Kewajiban Hukum
3. Hubungan Hukum
4. Peristiwa Hukum
5. Obyek Hukum
Masyarakat Hukum yang diatur oleh Hukum Perburuhan
merupakan masyarakat yang terdiri dari unsur unsur
sebagai berikut :
1. Buruh
2. Organisasi Perburuhan
3. Pengusaha
4. Pemerintah
Unsur Hukum
Perburuhan
1. Serangkaian peraturan,
2. Peraturan mengenai suatu kejadian,
3. Adanya orang yang bekerja pada
orang lain,
4. Adanya balas jasa yang berupa upah.
LANJUTAN
3. KEBIASAAN
Kebiasaan yang terjadi antara pekerja dan pemberi kerja yang
dilakukan berulang-ulang dan diterima masyarakat (para pihak baik
pekerja atau pemberi kerja). Contoh : perekretun pegawai tanpa pelatihan
terstruktur.
4. PUTUSAN/Yurispudensi
Semenjak diberlakukannya UU No. 02 tahun 2004 tentang
penyelesaiian perselisihan hubungan industrial maka putusan pengadilan
hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap akan
menjadi dasar hukum bagi hakim untuk memutus perkara serupa.
5. TRAKTAT/ Perjanjian
Perjanjian yang merupakan sumber hukum tenaga kerja ialaha
perjanjian kerja. Perjanjian kerja mempunyai sifat kekuatan hukum
mengikat dan berlaku seperti undang-undang pada pihak yang
membuatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Soepomo imam. Hukum Perburuhan Bidang
Hubungan Kerja. Jakarta: Djambatan. 1987
Undang undang No. 13 tentang
ketenagakerjaan.
Budino, Abdul Rachmat. Hukum perburuhan
di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 1995
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Perburuh
an