Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
psikologis
merupakan
latihan
yang
sangat
penting
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Imagery
reason
visualization/imagery
works
is
...
you
are
who have never performed a certain routine or move can after a few
weeks of specific visualization practice perform the move. As in
physical practice, mental practice makes perfect too.
Dalam proses visualisasi seorang individu melakukan latihan mental
dengan menggunakan kondisi precues (pra-isyarat). Kondisi pra-isyarat ini
melibatkan aspek konsentrasi dan dilandasi oleh tiga hal utama. Pertama,
hal yang divisualkan harus terlebih dahulu tertanam dalam ingatan
seseorang. Kedua, untuk memfungsikan perilaku sesuai dengan pra-isyarat
seseorang harus memusatkan perhatian secara sungguh-sungguh pada
sasaran perilaku, jika hal ini tidak dilakukan maka arah perilaku mungkin
akan menyimpang. Ketiga, perhatian harus berlangsung terus di dalam area
pra-isyarat hingga tercapainya sasaran perilaku, Eversheim dan Block
(Juriana, 2012: 14).
Metode visualisasi merupakan metode yang menyatukan aspek
kognitif dan perilaku. Informasi yang dimiliki seseorang dan gerakan yang
dilakukan oleh orang terebut merupakan dua hal yang berpasangan secara
erat. Dalam konteks olahraga, imagery digunakan untuk membantu atlet
membuat visualisasi yang lebih nyata berkaitan dengan pertandingan atau
kompetisi yang akan dijalaninya. Oleh karena itu, mereka menekankan
pentingnya kekhasan latihan visualisasi bagi masing-masing cabang
olahraga, bahkan nomor-nomor pertandingan yang bersifat spesifik atau
individual.
Dalam latihan visualisasi atlet harus berusaha melatih kepekaaan
penginderaannya. Meskipun penglihatan merupakan aspek dominan, namun
dalam proses visualisasi atlet juga perlu melatih kepekaan idera lainnya,
seperti pendengaran dan penciumannya. Atlet tidak hanya membayangkan
suasana pertandingan, tetapi juga membayangkan tepukan penonton,
teriakan supporter, udara dan aroma di gelanggang olahraga.
Selain itu, dalam proses visualisasi atlet juga harus mengembangkan
pola pikir positif. Dengan membayangkan diri dalam lingkungan yang baik,
adalah bentuk simulasi. itu adalah metode yang menggunakan semua indera
untuk membuat atau menciptakan sebuah pengalaman dalam pikiran, (Andy
Cale dan Roberto Forzoni, 2004:121).
Walter (seperti dikutip dalam Andy Cale dan Roberto Forzoni, 2004: 126127) menyatakan:
Imagery may be defined as using all the senses to recreate or
create an experience in the mind. This definition contains three keys to
understanding imagery, (1) Imagery as recreating or creating : Through
imagery we are able to recreate as well as create experience in our mind.
we recreate experiences all the time. (2) Imagery as a polysensory
experience : The second key to understanding imagery is realizing that
imgery can and should involve all the senses, or that it is a polysensory
experience. Althought imagery is often termed "visualization" or "seeing
with the mind's eye," sight is not the only significant sense. All of our
senses are important in experiencing events. Images can and should
include as many senses as possible including visual, auditory, olfactory,
gustatory, tactile, and kinesthetic senses. (3) Imagery as the absence of
eksternal stimuli : The third important characteristic of imagery is that it
requires no external stimulus antecedents. Imagery is a sensory
experience that occurs in the mind without any environmental props.
Artinya imagery dapat didefinisikan, menggunakan semua indera
untuk menciptakan atau membuat sebuah pengalaman dalam pikiran.
Definisi ini mengandung tiga kunci untuk memahami Imagery. (1) Imagery
sebagai sebuah proses menciptakan atau membuat : Melalui imagery kita
mampu menciptakan serta menciptakan pengalaman dalam pikiran kita. kita
menciptakan pengalaman setiap saat. (2) Imagery sebagai suatu pengalaman
polysensory : imagery sebagai suatu pengalaman polysensory : Kunci kedua
untuk memahami imagery adalah menyadari bahwa imagery dapat dan
harus melibatkan semua indera, dimana semua itu adalah pengalaman
polysensory. Imagery walaupun sering disebut "visualisasi" atau "melihat
10
10
11
11
menunjukkan
bahwa
imagery
mental
menggabungkan
12
12
cukup untuk
13
13
14
14
15
15
16
16
D. Tipe-tipe Imagery
17
17
General
Aplication
Specific
Cognitive
Motivational General-Mastery
(MG-M)
Motivational General-Arousal
(MG-A)
Gambar 1. Jenis-jenis imagery berdasarkan tujuan dan aplikasi
Berdasarkan gambaran tersebut maka imagery dapat dibagi menjadi
lima tipe yaitu sebagai berikut:
1. Motivational Specific (MS)
seorang
atlet
bola
basket
memikirkan
dirinya
18
18
atlet
melakukan
imagy
atau
membayangkan
dengan
keterampilan
taktik
dan
strategi
dalam
suatu
19
19
kepercayaan
diri,
memantapkan
strategi
persiapan
20
20
2.
3.
4.
5.
6.
7.
21
21
22
22
IMAGERY TYPE
OUT COME
imagery
dalam
olahraga and improved performance of skill and strategies
Training Gambar 2. Penggunaan
Motivational
Specific
Acquisition
Competition
Motivational General-Mastery
Modification of cognition
Rehabilitation
Motivational General-Arousal
Regulation of anxiety
Cognitive
Specific tersebut Imagery dapat digunakan sebelum
Senada dengan
pernyataan
Cognitive
General
dan sesudah latihan, sebelum
dan sesudah pertandingan, selama waktu istirahat
dalam latihan dan kompetisi, selama waktu pribadi di luar latihan resmi dan
selama pemulihan cedera.
Berikut merupakan gambaran bagaimana imagery digunakan dalam
berbagai situasi tersebut:
IMAGERY ABILITY
Kinesthetic
1. Sebelum dan Sesudah Latihan
Visual
Salah satu cara untuk menjadwalkan imagery secara sistematis
adalah untuk memasukkannya sebelum dan setelah setiap sesi latihan. Batasi
sesi ini sekitar 10 menit; sebagian besar atlet memiliki kesulitan
berkonsentrasi lebih lama tampa imagery. Untuk memusatkan konsentrasi
dan
bersiap-siap
sebelum
latihan,
atlet
harus
memvisualisasikan
23
23
Waktu dan batasan antara musim atau waktu kompetisi dan jeda
kompetisi sering kabur. Dalam banyak kasus, ada yang menyatakan waktu
jeda kompetisi adalah tidak ada, karena atlet harus tetap melakukan
pengkondisian kardiovaskular, beban, dan keterampilan khusus dalam
cabang olahraga selama waktu jeda kompetisi walaupun dengan
24
24
waktu
pemulihan
cedera
imagery
dilakukan
untuk
25
25
26
26
3. Tutup mata dan ciptakan gambaran yang jelas dan meyakinkan. Gambaran
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
ini bisa jadi merupakan gambaran dari peristiwa yang pernah dialami atau
bisa juga sesuatu yang diinginkan.
Jika tiba-tiba muncul gambaran lain yang mengganggu atau tiba-tiba
berfikir tentang sesuatu yang lain, segeralah sadari dan kembali ke
gambaran semula.
Fokuslah pada pernafasan jika kehilangan gambaran yang diinginkan tadi.
Pertahankan sikap yang positif.
Bayangkan penglihatan, suara-suara, rasa, perasaan, bahkan bau dari
pengalaman.
Catatlah detil-detil dari gambaran tersebut sebaik mungkin. Apa yang
dipakai, siapa saja yang ada disana, apa yang didengar, bagaimana
perasaan Anda?
Jika sesi latihan imagery itu tidak berjalan sesuai keinginan, maka bukalah
mata dan segera memulainya lagi yang diawali dengan pernafasan.
Selalu mengakhiri latihan Imagery dengan gambaran yang positif.
Berikut ini disajikan pelaksanaan latihan imagery yang dilakukan untuk
mengembangkan
kemampuan
teknis
dalam
cabang
olahraga,
yaitu
1. Duduk di tempat yang nyaman; kaki dan tangan jangan disilangkan. Setelah
mendapatkan posisi yang santai, tutup mata anda dan cobalah mengingat
suatu penampilan permainan olahraga yang ketat dan bagus dan anda
unggul. Bayangkan kejadian itu segamblang mungkin. Dimana waktu
pertandinganya, jam berapa, cuaca diwaktu itu, apa yang dilihat dan
didengar.
2. Bayangkan anda melakukan servis; dimulai dengan posisi kaki,
mengayunkan raket, memikirkan sasaran, jenis pukulan, saat perkenaan dan
masuk sesuai sasaran. Frekuensi 15 kali.
3. Bayangkan anda melakukan pukulan lob dimulai dengan posisi kaki yang
baik, mengayunkan raket, memikirkan sasaran, saat perkenaan dan masuk
sesuai sasaran. Frekuensi 15 kali.
27
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Imagery atau visualisasi merupakan bentuk kreasi mental yang dilakukan
secara sadar dan disengaja dan bertujuan untuk membentuk persepsi sesuatu
dengan jalan membentuk imaji kreatif di dalam benak seseorang.
2. imagery dapat dibagi atau diklasifikasikan menurut tujuan dan aplikasinya
sebagai berikut:
a. Motivational Specific (MS)
b. Motivational General-Mastery (MG-M)
c. Motivational General-Arousal (MG-A)
d. Cognitive Specific (CS)
e. Cognitive General (CG)
3. Latihan imagery jika dilakukan dengan program yang tepat dapat
bermanfaat untuk mempersiapkan olahragawan dalam melakukan suatu
28
28
29
29
Daftar Pustaka
Apreubo, Roxel. (2005). Sport Psycology. Manila, Philipine: UST Publishing
House.
Cale, Dr Andy &Forzoni Roberto. (2004). The Official FA Guide to Psychology
For Football. FA Learning Ltd. Hodder& Stoughton
Guillot, A., & Collet, C. (2008). Construction of the motor imagery integrative
model in sport: A review and theoretical investigations of motor imagery
use.
Gunarsa, Singgih. (2004) Psikologi Olahraga Prestasi
Holmes, P. & Collins, D. (2001).The PETTLEP approach to motor imagery. A
functional equivalence model for sport psychologists. Journal of Applied
Sport Psychology, 13, 60-83
Juriana. (2012). Peran pelatihan mental dalam meningkatkan kepercayaan diri
atlet renang sekolah ragunan. Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta.
Katono & Gulo (2000)
Komarudin. (2013). Psikologi olahraga. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lane, Andy. (2001). Sport and Exercise Psychology. London: Hodder Education.
30
30
Maksum, Ali. (2011). Pedoman dan materi pelatihan mental bagi olahragawan.
Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Murphy, S., & Jowdy, D. (1992). Imagery and mental practice. In T.S. Horn (Ed.)
Advances in sport psychology (pp. 221-250). Champaign, IL: Human
Kinetics.
Richard H. Cox. (2007). Sport and Psychology concept and applications. 6th
edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Rudy, Taylor & Wilson. (2005). Sport Psychology and Training. Champaign, IL:
Human Kinetics.
Sapta Kunta. (2013). Latihan imagery, Jurnal Iptek Olahraga, Vol. 1 No. 1. (3447). Jakarta: Bidang Sport Science & Penerapan Iptek Olahraga KONI
Pusat.
Singgih D. Gunarsa. (2001). Psikologi olahraga. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.
Sudibyo Setyobroto. (1993). Psikologi kepelatihan. Jakarta: CV Jaya Sakti.
Vealey & Greenleaf. (2006). Imagery in Sport Psychology Perspective. London:
Hope Education.
Weinberg, Robert S. & Gould, Daniel (2007). Foundations of Sport and Exercise
Psychology, 4th edition. Champaign, IL: Human Kinetics Publishers, Inc.
Weinberg, Robert S. & Gould, Daniel (1999). Foundations of Sport and Exercise
Psychology, 2nd edition. Champaign, IL: Human Kinetics Publishers, Inc.
31
31