Professional Documents
Culture Documents
untuk
memperoleh
masukan-masukan
sebagai
bahan
BAB II
PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
Syahru Ramadhan Indra (1107114182)
10
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.2 Saluran transmisi (a) 230 kV, (b) 115 kV, (c) 44 kV
Konfigurasi bus yang digunakan pada PT. CPI adalah jenis ring bus dan satu
setengah breaker. Sistem ring bus digunakan apabila ada dua sumber yang menyuplai
beban. Konfigurasi ini memiliki tingkat keandalan yang tinggi. Saat kondisi normal
setiap breaker tertutup. Jika salah satu sumber mengalami gangguan maka sumber
yang lain akan melayani semua beban.
11
Sistem satu setengah breaker menggunakan tiga buah circuit breaker untuk
menghubungkan busbar satu dan busbar 2. Pada kondisi normal semua breaker
tertutup. Konfigurasi ini memiliki tingkat keandalan yang tinggi karena jika suatu
lokasi terjadi gangguan, tidak akan mempengaruhi bagian lain yang sedang
beroperasi.
12
13
14
Vf
Z 1 +Z f
(3.1)
Dimana:
I f 3
Vf
Z1
Zf
: impedansi gangguan ()
15
16
3V f
Z 1 + Z2 + Z 0+ 3 Z f
(3.2)
Dimana :
If
Vf
Z1
Z2
17
Zf
: impedansi gangguan ()
18
(3.3)
Syahru Ramadhan Indra (1107114182)
19
20
(a)
(b)
Gambar 3.12 (a) Gas circuit breaker, (b) Vacuum circuit breaker
3.3.4 Fuse
Fuse adalah peralatan proteksi yang berfungsi sebagai pengaman arus lebih.
Prinsip kerja dari fuse ini adalah jika arus yang melewatinya melebihi batas
kemampuannya maka fuse akan putus dan harus diganti dengan fuse baru. Karena
terbuat dari bahan kurva karakteristik fuse berbentuk pita seperti pada gambar 3.13.
21
22
23
BAB IV
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Syahru Ramadhan Indra (1107114182)
24
25
26
27
28
29
30
31
32
To
36CW52
36CT21
36CU25
Distance
3
4.5
4
Unit
km
km
km
Pada tabel 4.1 panjang saluran yang diketahui adalah jarak dari circuit breaker ke
recloser, sedangkan untuk jarak dari recloser ke beban penulis mengasumsikan
sepanjang 0,1 km. Untuk jarak feeder ke recloser yang tidak terdapat pada tabel 4.1
juga diasumsikan sepanjang 0,1 km.
4.3 Evaluasi Sistem Proteksi Distribusi
4.3.1 Simulasi gangguan tiga fasa
Simulasi gangguan tiga fasa dilakukan pada setiap feeder dengan tiga lokasi
gangguan seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.9. Setelah dilakukan simulasi
dihitung time difference antara komponen proteksi yang paling dekat dengan
gangguan dan komponen proteksi diatasnya.
33
Delta
1
89,00
34
Conditio
n
good
CKBSF2
A
CKBSF2
B
CKBSF3
A
CKBSF3
B
137,5
0
137,5
0
137,5
0
137,5
0
CKBSF4
CKBSF5
A
CKBSF5
B
CKBSF6
A
CKBSF6
B
62,00
not good
78,70
not good
31,10
not good
31,10
not good
not good
not good
not good
not good
0
194,0
0
194,0
0
194,0
0
194,0
0
334,5
0
656,9
0
577,7
0
298,4
0
298,4
0
not good
0
526,0
0
526,0
0
526,0
0
526,0
0
good
good
good
good
good
not good
not good
not good
good
good
good
good
Pada tabel 4.2 delta1 adalah perbedaan waktu operasi antara fuse dengan recloser
pada lokasi gangguan pertama. Delta2 adalah perbedaan waktu operasi antara
recloser dengan OCR yang ada di feeder pada lokasi gangguan kedua. Sedangkan
delta3 adalah perbedaan waktu operasi antara OCR di feeder dengan OCR di
transformator pada lokasi gangguan ketiga. Setiap nilai delta ini akan dilihat apakah
masih berada dalam batas yang diizinkan atau tidak yakni >200 ms. Penulis membuat
fungsi sederhana pada microsoft excel untuk mengetahui kondisi dari setiap time
difference di tiga lokasi gangguan. Kondisi good mengindikasi bahwa nilai time
difference masih dalam batas yang diizinkan, sedangkan kondisi not good
menandakan bahwa nilai time difference tidak berada pada batas yang diizinkan
sehingga perlu dilakukan setting improvement.
Pada feeder CKBSF4 hanya ada nilai delta2 dikarenakan pada feeder ini tidak
terdapat recloser sehingga time difference yang dapat dihitung adalah antara fuse dan
Syahru Ramadhan Indra (1107114182)
35
Delta
1
203,0
36
Conditio
n
good
CKBSF2
A
CKBSF2
B
CKBSF3
A
CKBSF3
B
0
200,5
0
200,5
0
200,5
0
200,5
0
CKBSF4
CKBSF5
A
CKBSF5
B
CKBSF6
A
CKBSF6
B
201,4
0
201,6
0
200,5
0
200,5
0
good
good
good
good
good
good
good
good
0
203,0
0
203,0
0
203,0
0
203,0
0
334,5
0
519,0
0
454,0
0
203,0
0
203,0
0
good
0
455,0
0
455,0
0
455,0
0
455,0
0
good
good
good
good
good
good
good
good
good
good
good
good
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai time difference di setiap feeder sudah
memenuhi standar yang diizinkan dengan nilai time difference yang paling kecil
adalah 200,50 ms dan nilai time difference yang paling besar adalah 526 ms.. Namun,
meskipun pada nilai delta3 sudah lebih besar dari 200 ms, hal ini berdampak buruk
pada peristiwa arc flash ketika terjadi gangguan yakni akan memperbesar waktu
pemutusan sehingga insiden energi yang diterima pekerja juga akan semakin besar.
4.3.3 Simulasi gangguan satu fasa ke tanah
Simulasi gangguan satu fasa ke tanah juga dilakukan pada setiap feeder
dengan tiga lokasi gangguan seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.9. Setelah
dilakukan simulasi dihitung time difference antara komponen proteksi yang paling
dekat dengan gangguan dan komponen proteksi diatasnya. Hasil perhitungan time
37
Delta
1
267,1
0
88,90
88,90
88,90
88,90
170,1
0
95,10
80,90
80,90
Conditio
n
good
good
good
good
good
Pada tabel 4.4 dapat dilihat untuk gangguan satu fasa ke tanah kondisi setiap feeder
pada lokasi gangguan kedua dan ketiga berada pada standar yang diizinkan. Oleh
karena itu, tidak penulis hanya perlu melakukan setting improvement untuk recloser
atau OCR pada lokasi gangguan pertama saja. Adapun besar arus gangguan satu fasa
ke tanah yang terjadi di setiap feeder pada transformator CKBSTX1 tidak
mengakibatkan OCR di transformator beroperasi karena nilainya masih berada di
Syahru Ramadhan Indra (1107114182)
38
CKBSF1
CKBSF2
A
201,90
CKBSF2B 201,90
CKBSF3
201,90
good
good
good
252,00
252,00
252,00
good
good
good
39
201,90
-
good
-
252,00
454,90
good
good
473,00
good
200,10
200,10
good
good
325,00
314,00
good
good
476,00
476,00
good
good
200,90
200,90
good
good
253,00
253,00
good
good
476,00
476,00
good
good
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai time difference di setiap feeder sudah
memenuhi standar yang diizinkan dengan nilai time difference yang paling kecil
adalah 200,10 ms dan nilai time difference yang paling besar adalah 476 ms.
4.3.5 Perbandingan time difference sebelum dan sesudah setting improvement
Perbandingan nilai time difference sebelum dan sesudah setting improvement
untuk gangguan hubung singkat tiga fasa dan satu fasa ke tanah dapat dilihat pada
tabel 4.6 dan tabel 4.7.
Tabel 4.6 Perbandingan time difference gangguan tiga fasa
Feeder
CKBSF1
CKBSF2
A
CKBSF2
B
CKBSF3
A
CKBSF3
B
CKBSF4
CKBSF5
A
Sebelum
Delta1 Delta2 Delta3
89,00 459,00 526,00
Sesudah
Delta1 Delta2 Delta3
203,00 344,00 526,00
137,50
194,00
526,00
200,50
203,00
455,00
137,50
194,00
526,00
200,50
203,00
455,00
137,50
194,00
526,00
200,50
203,00
455,00
137,50
-
194,00
334,50
526,00
-
200,50
-
203,00
334,50
455,00
-
62,00
656,90
201,40
519,00
40
78,70
577,70
201,60
454,00
31,10
298,40
200,50
203,00
31,10
298,40
200,50
203,00
Sebelum
Delta1 Delta2 Delta3
267,10 230,00
-
Sesudah
Delta1 Delta2 Delta3
267,10 230,00
-
88,90
364,00
201,90
252,00
88,90
364,00
201,90
252,00
88,90
364,00
201,90
252,00
88,90
-
364,00
454,90
473,00
201,90
-
252,00
454,90
473,00
170,10
355,00
476,00
200,10
325,00
476,00
95,10
420,00
476,00
200,10
314,00
476,00
80,90
372,00
476,00
200,90
253,00
476,00
80,90
372,00
476,00
200,90
253,00
476,00
Dari tabel 4.6 dan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa berubahnya nilai delta1 akan
mempengaruhi berubahnya nilai delta2. Hal ini dikarenakan penulis telah menggeser
kurva recloser ke atas sehingga mengakibatkan nilai delta2 menjadi semakin kecil.
Saat penulis menggeser kurva OCR di feeder juga akan mengakibatkan nilai delta3
semakin kecil seiring naiknya nilai delta2. Perubahan yang dilakukan ini diharapkan
tidak terlalu jauh dari standar yang telah ditetapkan.
Syahru Ramadhan Indra (1107114182)
41
42
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan kerja praktek ini
antara lain :
1. Perubahan setting yang direkomendasikan penulis untuk proteksi fasa OCR
adalah pada OCR2, OCR3 dan OCR 6 dengan mengubah time dial menjadi 0,63.
2. Perubahan setting yang direkomendasikan penulis untuk proteksi fasa recloser
adalah pada 36CW52, 100A, 100B, 101A, 101B, 36CT21, 36CU25, 36CY34 dan
35CW25.
3. Untuk proteksi ground OCR tidak direkomendasikan penulis untuk dilakukan
perubahan setting karena masih berada pada batas yang diizinkan.
4. Perubahan setting yang direkomendasikan penulis untuk proteksi ground
recloser adalah pada 100A, 100B, 101A, 101B, 36CT21, 36CU25, 36CY34 dan
35CW25.
5. Dalam melakukan setting improvement harus diperhatikan agar nilai time
difference tidak terlalu jauh dari 200 ms, karena hal ini akan mengakibatkan
waktu pemutusan yang lama sehingga berdampak buruk pada peristiwa arc flash.
5.2 Saran
Beberapa saran yang bisa penulis berikan untuk penyempurnaan laporan ini
antara lain :
Syahru Ramadhan Indra (1107114182)
44
45
DAFTAR PUSTAKA
Stevenson, W.D. (1996). Analisis Sistem Tenaga Listrik (4th ed.). Jakarta : Erlangga.
Lesmana, Rio dkk. (2011). Protection White Book, Power Generation &
Transmission PT. Chevron Pacific Indonesia. Indonesia : Duri.
Sutarti. 2005. Analisa Perhitungan Setting Arus dan Waktu pada Rele Arus Lebih
(OCR) sebagai Proteksi Trafo Daya di Gardu Induk Cawang Lama Jakarta.
Skripsi Sarjana, Sekolah Tinggi Teknologi Indragiri, Indonesia.
Syahrial dkk. 2013. Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele
Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II. Skripsi Sarjana, Institut
Teknologi Nasional, Indonesia.
46