Professional Documents
Culture Documents
HIPERTENSI
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Edward K Chung, 1995)
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
b. Pemeriksaan retina.
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal
dan jantung.
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa.
f. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
g. Foto dada dan CT scan.
6. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. (5) Prinsip pengelolaan
penyakit hipertensi meliputi : (2,8)
-
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1)
2)
3)
4)
5)
Menghentikan merokok.
6)
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
1)
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain.
2)
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220 umur.
3)
4)
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1)
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar
oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan
biofeedback
terutama
dipakai
untuk mengatasi
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
Step 1
Step 2
1)
2)
3)
c.
Step 3
1)
2)
d.
Step 4
1)
2)
Hal-hal yang
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna
kulit, suhu dingin
c. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, factor
stress multipel
e. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
f. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda : perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan
retinal optik
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen
h. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan, sianosis
Sitti Fatimah M. Arsad
10
i. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM , penyakit ginjal, faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone.
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
d.
Kurangnya
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurangnya
Intervensi Keperawatan
Diagnosa I
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi
iskemia miokard.
Hasil yang diharapkan :
-
11
Intervensi keperawatan :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
Diagnosa II
Sitti Fatimah M. Arsad
12
Intervensi keperawatan :
1) Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan.
2) Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
3) Batasi aktivitas.
4) Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
5) Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
6) Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,
posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.
Diagnosa III
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan
dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Hasil yang diharapkan :
-
Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.
Sitti Fatimah M. Arsad
13
2) Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia.
3) Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.
4) Amati adanya hipotensi mendadak.
5) Ukur masukan dan pengeluaran.
6) Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.
7) Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan
Diagnosa IV
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan diri.
Tujuan : Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi.
Hasil yang diharapkan :
- Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan
perawatan dini.
- Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan.
Intervensi :
1) Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur.
2) Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress.
3) Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan
efek samping atau efek toksik.
4) Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan
dokter.
5) Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan
dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
6) Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil.
Sitti Fatimah M. Arsad
14
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga: Konsep Teori, Proses dan Praktik
Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC.
Chung, Edward.K. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler Edisi III. Jakarta:
EGC.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien. Jakarta: EGC.
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.
Kodim, Nasrin. 2003. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan. tempointeraktif.com.
Marvyn, Leonard. 1995. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet. Jakarta:
Arcan.
Semple, Peter. 1996. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Arcan.
15
Smith, Tom. 1995. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya?.
Jakarta: Arcan.
Sobel, Barry J. 1999. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi. Jakarta:
Hipokrates.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Tucker, S M. 1998. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan
evaluasi Edisi V. Jakarta: EGC.
16